Terbaru

6/recent/ticker-posts

Laporan PTK Bahasa Inggris SMP: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS PADA SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER “DRAMA” DI SMP NEGERI 14 OKU LUBUK RAJA




BAB 1
PENDAHULUAN

Bahasa Inggris adalah bahasa international yang digunakan di semua bidang. Banyak bidang pekerjaan yang mensyaratkan kemampuan berbahasa Inggris, selain itu di era teknologi komunikasi yang berkembang pesat seperti sekarang ini, kemampuan bahasa Inggris yang baik memberikan nilai tambah bagi peserta didik.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan keragaman seni dan budaya. Dengan kemampuan bahasa Inggris yang baik diharapkan siswa dapat menjadi menjadi duta wisata.
Mata Pelajaran Seni bahasa Inggris (English Art) berkaitan dengan kemampuan mengkomunikasikan peran, apresiasi sastra dan pementasan drama. http://www.smamaterdei.com/akademik/kurikulum.html
Tujuan pemilihan English Artsebagai kegiatan ekstrakurikuler adalah agar peserta didik lebih menguasai bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi internasional baik dalam dunia kerja maupun pergaulan serta pengetahuan.
Dari uraian tersebut, penulis tertarik untuk melaksanakan suatu observasi yang berkenaan dengan kegiatan ekstrakurikuler drama sebagai media pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan bahasa Inggris pada jenjang SMP Negeri 14 OKU.

Berdasarakan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:


Drama merupakan salah satu seni yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran di dalam bahasa Inggris. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan observasi ini adalah:
Dari hasil observasi diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat antara lain:








BAB II
LANDASAN TEORI

                 Ada beberapa pengertian bahasa yang dijelaskan dalam buku-buku linguistik dan kamus-kamus. Menurut Santoso (1990:1)bahasa adalah sistem yang teratur berupa lambang-lambang bunyi yang digunakan untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran bahasa tersebut.
Dari pengertian bahasa menurut Santoso di atas, kita dapat mengambil hal-hal sebagai berikut sebagai berikut:
Bahasa adalah sistem, artinya tunduk kepada kaidah-kaidah tertentu baik fonetik, fonemik, dan gramatik. Dengan kata lain bahasa itu tidak bebas tetapi terikat kepada kaidah-kaidah tertentu.
Sistem ini berlaku secara umum dan merupakan peraturan yang mendasar. Sebagai contoh: ada beberapa bahasa yang memulai kalimat dengan kata benda seperti bahasa Inggris, dan ada bahasa yang mengawali kalimatnya dengan kata kerja dan seseorang tidak dapat menolak aturan-aturan tersebut baik yang pertama maupun yang kedua. Jadi tidak tunduk kepada satu dialek tertentu.
Manusia sudah menggunakan bahasa lisan sebelum bahasa lisan seperti halnya anak belajar berbicara sebelum belajar menulis. Di dunia banyak orang yang bisa berbahasa lisan, tetapi tidak dapat menuliskannya. Jadi bahasa itu pada dasarnya adalah bahasa lisan. Adapun menulis adalah bentuk bahasa kedua. Dengan kata lain bahasa itu adalah ucapan dan tulisan itu merupakan lambang bahasa.


Bahasa merupakan symbol, sebagaimana hakekat manusia yang terdiri dari dimensi lahir dan batin, bahasa pun demikian halnya. Manusia disebut mahluk lahir karena ia memang tampak, dapat dikenali dan diidentifikasi. Sebaliknya disebut makhluk batin, karena apa yang tampak dari manusia hanyalah pencerminan belaka dari hakekat dirinya yang tersembunyi (batin atau metafisik). Seperti juga hakekat kedirian manusia ini, bahasa manusia pun pada dasarnya adalah simbol bagi dunia makna.Misalnya kata ”rumah” menggambarkan hakikat sebuah rumah. Jadi bahasa itu adalah lambang-lambang tertentu. Pendengar atau pembaca meletakkan simbol-simbol atau lambang-lambang tersebut secara proporsional.
Jadi fungsi bahasa adalah tidak hanya mengekspresikan pikiran saja. Peranan bahasa terlihat jelas dalam mengekpresikan estetika, rasa sedih senang dalam interaksi sosial. Dalam hal ini mereka mengekspresikan perasaan dan bukan pikiran. Oleh sebab itu bahasa itu mempunyai peranan sosial, emosional disamping berperan untuk mengemukakan ide. Gorys Keraf (1994:1) memberikan pengertian bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Bahasa juga mencakup dua bidang, yaitu bunyi vokal dan arti atau makna. Bahasa sebagai bunyi vokal berarti sesuatu yang dihasilkan oleh alat ucap manusia berupa bunyi yang merupakan getaran yang merangsang alat pendengar. Sedangkan bahasa sebagai arti atau makna berarti isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan orang lain.
Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian bahasa mencakup hal-hal sebagai berikut:
Menurut Mahmudah dan Ramlan (2007:2) fungsi bahasa pada dasarnya merupakan alat yang dihunakan di dalam melakukan komunikasi antaranggota masyarakat.
Bahasa juga menunjukkan perbedaan antara satu penutur dengan penutur lainnya, tetapi masing-masing tetap mengikat kelompok penuturnya dalam satu kesatuan sehingga mampu menyesuaikan dengan adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat. Selain itu, fungsi bahasa juga melambangkan pikiran atau gagasan tertentu, dan juga melambangkan perasaan, kemauan bahkan dapat melambangkan tingkah laku seseorang.
Gorys Keraf (2001:3-8) menyatakan bahwa ada empat fungsi bahasa, yaitu:
Bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita.
Bahasa merupakan saluran perumusan maksud yang melahirkan perasaan dan memungkinkan adanya kerjasama antarindividu.
Bahasa merupakan salah satu unsure kebudayaan yang memungkinkan manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman tersebut, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain.
Bahasa merupakan alat yang dipergunakan dalam usaha mempengaruhi tingkah laku dan tindak tanduk orang lain. Bahasa juga mempunyai relasi dengan proses-proses sosialisasi suatu masyarakat.

Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal. Simbol merupakan makna yang diberikan kepada sesuatu yang dapat diserap panca indera. Bahasa bukanlah sejumlah unsur yang terkumpul secara tak beraturan, oleh karena itu, bahasa memiliki karakteristik-karakteristik tantara lain sebagai berikut:

Menurut Degeng (1989:33)pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa. Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien.
Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran.
Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi.
Menurut Gilstrap dan Martin (1975:66)peran pengajar lebih erat kaitannya dengan keberhasilan pebelajar, terutama berkenaan dengan kemampuan pengajar dalam menetapkan strategi pembelajaran.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan dengan kurikulum 2006 bahwa kompetensi pebelajar bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan. Menurut Basiran (1999),
tujuan pembelajaranadalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi.Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.

Untuk mencapai tujuan di atas, pembelajaran bahasa harus mengetahui prinsip-prinsip belajar bahasa yang kemudian diwujudkan dalam kegiatan pembelajarannya, serta menjadikan aspek-aspek tersebut sebagai petunjuk dalam kegiatan pembelajarannya. Prinsip-prinsip belajar bahasa dapat disarikan sebagai berikut.
Menurut Aminuddin (1994:33)Pebelajar akan belajar bahasa dengan baikapabila:

            Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan program kokurikuler dan intrakurikuler. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut. Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para siswa.
                      Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri. Memperluas diri ini dapat dilakukan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan sikap atau nilai-nilai.
Menurut Harmoko (2002:291) ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa”.
                 Kegiatan ekstrakurikuler sendiri dilaksanakan di luar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberi keleluasaan waktu dan memberikan kebebasan pada siswa, terutama dalam menentukan jenis kegiatan yang sesuai dengan bakat serta minat mereka. Menurut Rusli Lutan (1986:72),
ekstrakurikuler adalah Program ekstrakurikuler merupakan bagian internal dari proses belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler sesungguhnya tidak dapat dipisahkan, bahkan kegiatan ekstrakurikuler perpanjangan pelengkap atau penguatkegiatan intrakurikuler untuk menyalurkan bakat atau pendorong perkembangan potensi anak didik mencapai tarap maksimum.
Sehubungan dengan penjelasan tersebut, dapat penulis kemukakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang menekankan kepada kebutuhan siswa agar menambah wawasan, sikap dan keterampilan siswa di luar jam pelajaran wajib serta kegiatannya yang dilakukan di dalam dan di luar sekolah.
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari aspek tujuan. Hal ini disebabkan suatu kegiatan yang diakukan tanpa jelas tujuannya, maka kegiatan itu akan sia-sia. Adapun tujuan kegiatan dalam ekstrakurikuler dijelasken oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995:2) sebagai berikut:

Dari penjelasan di atas pada hakeketnya tujuan kegiatan ekstrakurikuler yang ingin dicapai adalah untuk kepentingan siswa. Dengan kata lain, kegiatan ektrakurikuler memiliki nilai-nilai pendidikan bagi siswa dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya.

Kegiatan ekstrakurikuler tentu beberapa jenis yang berbeda, karena banyak hal yang tentu berkaitan dengan kegiatan siswa selain dari kegiatan inti. Dengan beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang ada, siswa dapat memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing. Beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan di sekolah dijelaskan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995:3) sebagai berikut:

Kegiatan ekstrakurikuler tersebut berbeda-beda sifatnya, ada yang bersifat sementara dan ada pula yang berkelanjutan. Kegiatan yang bersifat sementara seperti karyawisata dan bakti sosial, itu hanya dilakukan pada waktu sementara dan alokasi waktu yang terbatas sesuai dengan kebutuhan, sedangkan yang sifatnya berkelanjutan maksudnya kegiatan tersebut tidak hanya untuk hari itu saja, melainkan kegiatan tersebut telah diprogramkan sedemikian rupa sehingga dapat diikuti terus sampai selesai kegiatan sekolah.

Adapun prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut:
Dalam setiap kegiatan ekstrakurikuler tentunya memiliki format-format kegiatan yang berbeda. Namun secara umum format kegiatan kstrakurikuler adalah sebagai berikut:
Di dalam suatu kegiatan harus ada suatu perencanaan yang benar dan terstruktur, demikian halnya pada kegiatan ekstrakurikuler.Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada jenis-jenis kegiatan yang memuat unsur-unsur sebagai berikut:
Suatu kegiatan yang telah disusun dengan baik namun tanpa didukung dengan pelaksana yang profesional dibidangnya, maka kegiatan tersebut tidak akan dapat berjalan dengan maksimal. Di dalam kegiatankstrakurikuler, yang bertindak sebagai pelaksana kegiatan adalah pendidik dan atau tenaga kependidikan sesuai dengan kemampuan dan kewenangan pada substansi kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud.

Kegiatan kstrakurikuler bermacam-macam, hal ini sudah tentu prosedur pelaksanaannya pun berbeda. Berikut adalah bentuk-bentuk pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.

Pada umumnya Sutau kegiatan tanpa pengawasan yang ketat akan bejalan tidak maksimal, oleh karena itu, di dalam kegiatan ekstrakurikuler memiliki beberapa tekhnik pengawasan kegiatan:
Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah/madrasah.
Hasil dan proses kegiatan ekstrakurikuler dinilai secara kualitatif dan dilaporkan kepada pimpinan sekolah/madrasah dan pemangku kepentingan lainnya oleh penanggung jawab kegiatan.
Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya.Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama.
Dalam bahasa Belanda, drama adalah toneel, yang kemudian oleh PKG Mangkunegara VII dibuat istilah Sandiwara.
Drama (Yunani Kuno) adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “aksi”, “perbuatan”. Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera.

Unsur-unsur intrinsik drama adalah unsur-unsur pembangunan struktur yang ada di dalam drama itu sendiri. Unsur-unsur intrinsik drama menurut Akhmad Saliman  (1996:23) ada 8 yaitu: alur, amanat, bahasa, dialog, latar, petunjuk teknis, tema, tokoh.
                 Menurut Akhmad Saliman (1996:24), alur adalah jaringan atau rangkaian yang membangun atau membentuk suatu cerita sejak awal hingga akhir. Urutan alur terdiri atas 5 fase, yaitu : 1. Perkenalan, 2. Awal masalah, 3. Menuju klimaks, 4. Klimaks, 5. Penyelesaian.
                 Amanat adalah segala sesuatu yang ingin disampaikan pengarang, yang ingin ditanakannya secara tidak langsung ke dalam benak para penonton dramanya. Menurut Harimurti Kridalaksana (1999:183),
amanat merupakan keseluruhan makna konsep, makna wacana, isi konsep, makna wacana, dan perasaan yang hendak disampaikan untuk dimengerti dan diterima orang lain yang digagas atau ditujunya.
Amanat dalam drama ada yang diungkapkan secara langsung dan tidak langsung, pada umumnya sengaja disembunyikan oleh penulis naskah drama yang bersangkutan. Hanya penonton yang profesional yang mampu menemukan amanat implisit tersebut.
Menurut Akhmad Saliman (1996:68), bahasa yang digunakan dalam drama sengaja dipilih pengarang dengan titik berat fungsinya sebagai sarana komunikasi.
Setiap penulis drama mempunyai gaya sendiri dalam mengolah kosa kata sebagai sarana untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Selain berkaitan dengan pemilihan kosa-kata, bahasa juga berkaitan dengan pemilihan gaya bahasa (style).
Bahasa yang dipilih pengarang untuk kemudian dipakai dalam naskah drama tulisannya pada umumnya adalah bahasa yang mudah dimengerti (bersifat komunikatif), yaitu ragam bahasa yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang berkaitan dengan situasi lingkungan, sosial budaya dan pendidikan.
Bahasa yang digunakan dipilih sedemikian rupa dengan tujuan untuk menghidupkan cerita drama, dan menghidupkan dialog-dialog yang terjadi di antara para tokoh ceritanya. Demi pertimbangan komunikatif ini seorang pengarang drama tidak jarang sengaja mengabaikan aturan aturan yang ada dalam tata bahasa baku.

Menurut Akhmad Saliman (1996:98) dialog adalah mimetik (tiruan) dari kehidupan keseharian.
Dialog drama ada yang realistis komunikatif, tetapi ada juga yang tidak realistis (estetik, filosopis, dan simbolik). Diksi dialog disesuaikan dengan karekter tokoh cerita.
Menurut Akhmad Saliman (1996:66) latar adalah tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah drama. Latar tidak hanya merujuk kepada tempat, tetapi juga ruang, waktu, alat-alat, benda-benda, pakaian, sistem pekerjaan, dan sistem kehidupan yang berhubungan dengan tempat terjadinya peristiwa yang menjadi latar ceritanya.
Petunjuk teknis adalah rambu-rambu yang sengaja dicantumkan oleh seorang penulis naskah drama sebagai penuntun penafsiran bagi siapa saja yang ingin mementaskannya.
Petunjuk teknis dalam naskah drama bisa berupa paparan tentang adegan demi adegan, profil tokoh cerita, latar cerita (tempat adegan) tata lampu, tata musik, tata panggung, dan daftar properti yang harus disiapkan.
Mursal Esten (1990:26) berpendapat tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran atau sesuatu yang menjadi persoalan di dalam suatu drama atau karya sastra.
Seorang pengarang drama, sadar atau tidak sadar pasti menyampaikan amanat dalam dramanya. Amanat bersifat kias, subjektif, dan umum. Setiap orang dapat saja saling berbeda pendapat dalam menafsirkan amanat yang disampaikan pengarang drama.
Tokoh dalam drama disebut tokoh rekaan yang berfungsi sebagai pemegang peran watak tokoh. Itulah sebebanya istilah tokoh juga disebut karakter atau watak. Istilah penokohan juga sering disamakan dengan istilah perwatakan atau karakterisasi (tidak sama dengan karakteristik) (Saliman: 1996:32). Menurut Akhmad Saliman (1996:25-27),
berdasarkan peranannya di dalam alur cerita tokoh dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu : 1. Antagonis, tokoh utama berprilaku jahat, 2. Protagonis, tokoh utama berprilaku baik, 3. Tritagonis, tokoh yang berperanan sebagai tokoh pembantu. Sedangkan, berdasarkan fungsinya di dalam alur cerita tokoh dapat diklasifikasi menjadi 3 macam juga, yaitu : 1. Sentral, tokoh yang berfungsi sebagai penentu gerakan alur cerita, 2. Utama, tokoh yang berfungsi sebagai pendukung tokoh antagonis atau protagonis, 3. Tokoh pembantu, tokoh yang berfungsi sebagai pelengkap penderita dalam alur cerita.

Masih berkaitan dengan tokoh ini, ada istilah yang lajim digunakan yaitu penokohan dan teknik penokohan. Penokohan merujuk kepada proses penampilan tokoh yang berfungsi sebagai pembawa peran watak tokoh cerita dalam drama. Sedangkan teknik penokohan adalah teknik yang digunakan penulis naskah lakon, sutradara, atau pemain dalam penampilan atau penempatan tokoh-tokoh wataknya dalam drama. Menurut Hamdani (1996:33),
teknik penokohan dilakukan dalam rangka menciptakan citra tokoh cerita yang hidup dan berkarakter. Watak tokoh cerita dapat diungkapkan melalui salah satu 5 teknik di bawah ini. 1. Apa yang dipikirkan, dirasakan, atau dikehendaki tentang dirinya atau tentang diri orang lain. 2. Lakuan, tindakan, 3. Cakapan, ucapan, ujaran, 4. Kehendak, perasaan, pikiran, 5. Penampilan fisik.

Tokoh watak atau karakter dalam drama adalah bahan baku yang paling aktif dan dinamis sebagai penggerak alur cerita. Para tokoh dalam drama tidak hanya berfungsi sebagai penjamin bergeraknya semua peristiwa cerita, tetapi juga berfungsi sebagai pembentuk, dan pencipta alur cerita. Tokoh demikian disebut tokoh sentra.
Penokohan, gerak, dan cakapan adalah tiga komponen utama yang menjadi dasar terjadinya konflik (tikaian) dalam drama. Pada hakekatnya, konflik (tikaian) merupakan unsur instrinsik yang harus ada di dalam sebuah drama. Menurut Suyono (1989:55),
Tokoh cerita dalam drama dapat diwujudkan dalam bentuk 3 dimensi, meliputi . 1. Dimensi fisiologi, yaitu ciri-ciri fisik yang bersifat badani atau ragawi, seperti usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, ciri wajah, dan ciri-ciri fisik lainnya. 2. Dimensi psikologi, yaitu ciri-ciri jiwani atau rohani, seperti mentalitas, temperamen, cipta, rasa, karsa, IQ, sikap pribadi, dan tingkah laku. 3. Dimensi sosiologis, yaitu ciri-ciri kehidupan sosial, seperti status sosial, pekerjaan, jabatan, jenjang pendidikan, kehidupan pribadi, pandangan pribadi, sikap hidup, perilaku masyarakat, agama, ideologi, sistem kepercayaan, aktifitas sosial, aksi sosial, hobby pribadi, organisasi sosial, suku bangsa, garis keturunan, dan asal usul sosial.

Agar lebih mudah untuk memahami tentang hakikat suatu drama perlu diketahui perbedaan secara mendalam antara prosa, fiksi, dan puisi. Menurut Semi (1997:42) ada beberapa perbedaan antara drama dengan jenis karya sastra yang lainnya anatara lain:






BAB III
KEGIATAN DI TEMPAT PPLK

                 Tugas pokok mahasiswa PPLK disekolah adalah melaksanakan kegiatan mengajar dikelas dan melaksanakan program individu, sesuai dengan program kerja dan jadwal kegiatan yang telah ditentukan.
                 Sebelum kegiatan praktek mengajar dimulai terlebih dahulu diadakan penjelasan dari guru pamong masing-masing mengenai pembagian tugas mengajar, cara mengajar, cara pemakaian alat-alat pengajaran dan sebagainya. Pembagian praktek mengajar dan mengenai jadwal terlampir.
                 Untuk mencapai pengajaran yang efektif tidaklah semudah kita bayangkan. Kita harus melakukan beberapa persiapan yang diperlukan untuk mengajar, diantaranya sebagai berikut.

                 Proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya perencanaan dan persiapan yang baik, maka agar terlaksana sesuai dengan apa yang dirumusakan, perlu adanya persiapan dalam mengajar, diantaranya sebelum mengajar guru harus tahu keadaan dan situasi kelas, lingkungan sekitar dan lain-lain. Rencana pembelajaran yang dibuat setiap pertemuan atau persub pokok bahasan yang telah dikonsultasikan dengan guru pamong terhadap materi apa yang akan diajarkan nantinya.
                 Adapun yang mencangkup dalam rencana pembelajaran ini adalah menetapkan tujuan pembelajaran khusus, materi yang akan diajarkan serta menentukan alat penilaian yaitu berupa soal-soal latiahan yang bertujuan untuk tes bagi siswa, terhadap materi yang telah disampaikan.


                 Setiap materi yang akan  diajarkan dan telah disetujui oleh guru kelas harus ditetapkan tujuan yang ingin dicapai, yang disesuaikan dengan kemampuan siswa saat melakukan praktek, dengan kejelasan tujuan ini mahasiswa yang praktek mendapat petunjuk mengenai arah yang akan dilalui serta tujuan akhir yang akan dicapai.

Setelah menetapkan tujuan, maka selanjutnya menyiapkan bahan ajar yang akan diajarkan dan dikonsultasikan dengan guru pamong karena dia mempunyai wewenang menentukan materi yang akan diajarkan dikelas nantinya. Agar kegiatan mengajar dapat hidup maka bahan yang disiapkan harus efektif dan mempunyai ilustrasi, contoh-contoh perbandingan dan sebagainya.

Mahasiswa PPLK diharapkan pada setiap pertemuan untuk menggunakan metode yang sesuai dengan materi ajar, dengan mempertimbangkan berbagai aspek kognitif, efektif, psikomotor, yang sebelumnya telah dikonsultasikan kepada guru pamong dan guru bidang studi. Metode yang telah dilaksanakan oleh penulis selama kegiatan PPLK berlangsung antara lain: metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan.

Sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung, mahasiswa PPLK diharapkan mempersipkan alat peraga yang akan digunakan. Setiap mahasiswa PPLK diharapkan agar alat peraga yang digunakan sesuai dengan metode dan tujuan yang telah ditetapkan dan berdasarkan arahan guru pamong. Dalam hal ini, penulis berusaha memilih bahan ajar yang mudah dan menarik, seperti gambar.



Pada setiap akhir belajar mengajar, penulis juga telah menyiapkan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
                 Adapun pelaksanaan kegiatan mengajar yang penulis laksanakan di SMP Negeri 14 OKU sebagai berikut.
Pertemuan Pertama
Materi Pembelajaran           : Menulis – Short Message
Hari/ Tanggal                      : Kamis, 4 November 2010
Kelas                                   : VII.C
Jam                         : 3-4
RPP                                    : Terlampir
Pada  pertemuan pertama ini, penulis mengajar di kelas VII.C  yang di awali perkenalan dengan siswa. Selanjutnya penulis melaksanakan proses belajar mangajar dengan materi yang telah ditentukan oleh guru pamong yaitu Short Message.
 Adapun hambatan yang dialami oleh penulis pada pertemuan ini adalah menghadapi keadaan siswa yang sangat ribut dan tidak memperhatikan pelajaran yang sedang dijelaskan.
 Solusi yang dilakukan penulis di dalam kelas memberikan teguran, menenangkan suasana kelas dengan  mengajak dan mengarahkan siswa pada materi pelajaran, kemudian penulis memberikan penjelasan materi yang lebih rinci, agar lebih menarik minat belajar siswa penulis menggunakan media dalam menjelaskan materi. Kemudian setelah itu penulis mengadakan tanya jawab dengan siswa mengenai materi. Hasil yang dicapai yaitu siswa memperhatikan materi yang disampaikan penulis dan kondisi kelas lebih tenang.



Pertemuan Kedua
Materi Pembelajaran           : Menulis – Pengumuman
Hari/ Tanggal                      : Kamis,  November 2010
Kelas                                   : VII.C
Jam                         : 3-4
RPP                                    : Terlampir
        Pada pertemuan kedua ini hambatan yang dihadapi penulis adalah sulitnya siswa menerima materi pelajaran karena mereka  usai melakukan pembersihan kelas.
        Solusi yang dilakukan oleh penulis adalah memberikan teguran, menenangkan suasana kelas, dan membuat suasana kelas lebih menyenangkan dengan menawarkan kepada siswa untuk  berpantun dan menyanyi dalam bahasa Inggris. Setelah dilakukan beberapa rangkaian kegiatan yang bersifat menyegarkan fikiran, hasil yang dicapai adalah siswa memperhatikan pelajaran yang dijelaskan  penulis, siswa antusias, dan suasana kelas lebih tenang.

Pertemuan Ketiga
Materi Pembelajaran           : Menulis – Memberi Saran
Hari/ Tanggal                      : Kamis, November 2010
Kelas                                   : VII.C
Jam                         : 3-4
RPP                                    : Terlampir
Pada pertemuan ini pembelajaran berjalan lancar. Siswa antusias mengikuti kegiatan di kelas.

Pertemuan Keempat
Materi Pembelajaran           : Menulis – Apostrophe S ( ‘S )
Hari/ Tanggal                      : Kamis, November 2010
Kelas                                   : VII.C
Jam                         : 3-4
RPP                                    : Terlampir
Pada pertemuan ini siswa sedikit kesulitan ketika menambahkan Apostrophe S ( ‘S ) pada kata-kata yang berakhiran dengan huruf “s”. Namun setelah penulis menjelaskan kembali dengan rinci akhirnya siswa dapat memahaminya.hal ini dapat dilihat ketika siswa mengerjakan latihan di papan tulis.
Pertemuan Kelima
Materi Pembelajaran           : Menulis – Kartu Ucapan Ulang Tahun
Hari/ Tanggal                      : Kamis, Desember 2010
Kelas                                   : VII.C
Jam                         : 3-4
RPP                                    : Terlampir
Pada pertemuan ini proses kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik. Siswa sangat antusias memperhatikan penulis ketika menjelaskan materi. Dan ketika sesi Tanya jawab siswa sangat aktif mengikutinya sehingga keadaan kelas terasa menyenangkan.
Pertemuan Keenam
Materi Pembelajaran           : Berbicara – memberi/meminta pendapat
Hari/ Tanggal                      : Kamis, Januari 2011
Kelas                                   : VIII.A
Jam                         : 7-8
RPP                                    : Terlampir
Pada pertemuan ini tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal tanpa ada hambatan.
                 Kegiatan non mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di luar waktu praktek mengajar di kelas yang telah ditentukan. Adapun kegiatan non mengajar yang dilaksanakan oleh penulis antara lain:
Dalam pelaksanaan ujian semester ganjil, penulis dan peserta PPLK lainnya telah membantu yang didampingi oleh guru SMP N 14 OKU.
Penulis juga telah membentuk kegiatan ekstrakurikulerseni yang dituangkan dalam bentuk English Drama. Kegiatan tersebut di bawah koordinasi Guru Pembina seni. English Drama akan dijelaskan lebih lanjut pada sub judul pembahasan masalah.

Pada umumnya sekolah atau kampus memiliki beberapa kegiatan ekstrakurikuler atau yang disingkat denganekskul yang diizinkan sekolah dengan siswa sekolah atau mahasiswa perguruan tinggi tersebut sebagai anggotanya.
Manfaat, fungsi dan tujuan diadakannya kegiatan ekskul baik di sekolah maupun di kampus adalah sebagai wadah penyaluran hobi, minat dan bakat para siswa/mahasiswa secara positif yang dapat mengasah kemampuan, daya kreativitas, jiwa sportivitas, meningkatkan raa percaya diri, dan lain sebagainya.
Akan lebih baik apabila mampu memberikan prestasi yang gemilang di luar sekolah sehingga dapat mengharumkan nama sekolah atau kampus kita. Walaupun secara akademis nilai dari ekstrakurikuler tidak masuk secara langsung ke nilai rapot, namun kegunaannya jauh lebih bermanfaat daripada tidak melakukan banyak hal di luar jam belajar.
Dalam hal ini, penulis telah melakukan observasi mengenai kegiatan ekstra kuriluler yang telah berjalan di SMP N 14 OKU. Berikut daftar kegiatan ekstra kuriluler yang telah diadakan di SMP N 14 OKU:

Table. 3.1. Daftar kegiatan  ekstrakurikuler SMP Negeri 14 OKU Lubuk Raja
NO
NAMA KEGIATAN
KETERANGAN
1
Sepak Bola
Aktif
2
Bola Voli
Aktif
3
Tenis Meja
Aktif
4
Tarian
Aktif
5
Palang Merah Remaja / PMR
Aktif
6
Pramuka
Aktif
7
Pasukan pengibar bendera (PASKIBRA)
Aktif
8
Rohani Islamiyah
Tidak Aktif
Sumber: TU SMP N 14 OKU
Dengan melihat kondisi kegiatan ekstrakurikuler yang telah ada pada SMP N 14 OKU, terlihat bahwa kegiatan ekskul lebih dominan pada aspek olahraga. Oleh karena itu, penulis melakukan koordinasi dengan guru Pembina seni dimana yang bertujuan untuk membuat suatu kegiatan ekskul yang meliputi aspek seni namun menunjang dalam bidang akademis. Dengan demikian drama bahasa Inggris (English Drama) sebagai pilihan yang tepat untuk itu.

Perencanaan kegiatan yang telah penulis susun meliputi beberapa unsur antara lain:
                 Kegiatan ekstrakurikuler drama ini ditujukan kepada siswa SMP Negeri 14 OKU, khususnya siswa kelas VII (A,B,C,D).
Pelaksana kegiatan drama bahasa Inggris ini merupakan mahasiswa PPLK II, namun selanjutnya akan diambil alih guru bidang studi bahasa Inggris SMP Negeri 14 OKU. Struktur koordinasi dari kegiatan drama ini adalah di bawah naungan guru pembina seni.
Di dalam menentukan waktu kegiatan disesuaikan berdasarkan kesepakatan antara pendidik dan peserta didik, sedangkan tempat yang digunakan adalah ruang kelas VII.



Sarana dan prasarana dalam kegiatan drama ini adalah terfokus pada saat pementasan, misalnya pakaian seragam sesuai peran dan perlengkapan audio.
                 Kegiatan drama pada prinsipnya merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang dikonsep sebagai kegiatan yang menyenangkan, dalam artian prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukaidan mengembirakan peserta didik, dimana peserta didik diberi keleluasaan untuk berpartisipasi menggunakan bahasa secara komunikatif. Hal ini sesuai dengan teori pembelajaran bahasa yang dikemukakan oleh Aminuddin (1994:45) yang menyatakan bahwa,Pebelajar akan belajar bahasa dengan baikapabila diberi kesempatan berpartisipasidalam penggunaan bahasa secara komunikatif dalam berbagai macam aktivitas.
                 Bentuk formasi kegiatan yang dilaksanakan oleh penulis adalah kelompok. Hal ini disesuaikan dengan keadaan di lapangan, dilihat dari siswa kelas VII ( A, B, C, D )  tidak seluruhnya yang ikut sebagai peserta di kegiatan drama tersebut dalam tiap kelasnya.
Hasil dan proses kegiatan ekstrakurikuler dinilai secara kualitatif secara berkala yang dilaporkan oleh pendidik kepada Guru Pembina Seni SMP 14 OKU.

Berdasar pada observasi yang yang telah penulis laksanakan di SMP Negeri 14 OKU Lubuk Raja diketahui bahwa keterampilan berbicara bahasa Inggrispeserta didik kelas VII masih rendah. Rendahnya keterampilan berbicara peserta didik ditandai dengan peserta didik kurang percaya diri dan dengan suara yang sangat pelan ketika diminta berbicara, selama mengikuti pembelajaran bahasa Inggris.
Guna meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris peserta didik perlu metode yang tepat disertai dengan media pembelajaran yang mendukung dan sesuai karakteristik anak. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode bermaindrama. Pemilihan metode  bermain drama lebih tepat karena media drama pada dasarnya lebih menekankan pada kemampuan berbicara.
Namun penulis mempertimbangkan waktu apabila penggunaan metode bermain drama tersebut dilaksanakan pada jam pelajaran wajib di dalam kelas. Oleh sebab itu, penulis memilih metode tersebut untuk kegiatan ekstrakurikuler. Model kegiatan tersebut adalah implementasi pembelajaran bahasa inggris yang aktif, kreatif, efektif dan Menyenangkan (PAKEM).
Upaya yang telah dilakukan penulis terdiri dari dua siklus, yaitu:
Pada siklus awal ini, siswa mendapatkan pembinaan sikap percaya diri. Sikap tidak percaya diri identik dengan sikap pemalu dan apabila ini tidak dihindari maka kegiatan drama tersebut tidak akan berjalan maksimal. Oleh Karen itu, penulis memberikan motivasi-motivasi kepada siswa pada setiap pertemuan sebelum melakukan latihan agar mereka dapat menghilangkan rasa malu mereka karena menurut pengamatan penulis siswa peserta sebagian besar juga dipengaruhi oleh sikap malu yang timbul karena tidak adanya sikap percaya diri.
Selain pembinaan terhadap sikap percaya diri, pada siklus awal ini, penulis juga memperkenalkan metode permainan drama. Di dalam tahap ini, penulis menjelaskan materi tentang sejarah permainan drama baik perkembangannya di dalam negeri maupun di luar negeri, seperti sejarah permainan drama di negeri eropa, dengan memberikan materi tersebut diharapkan siswa tidak hanya mampu bermain drama namun juga memahami ilmu pengetahuan tentang drama itu sendiri.
Pada siklus kedua, tahap yang dilaksanakan penulis  adalah peningkatan keterampilan/kemampuan berbahasa inggris pada siswa dan kepandaian dalam bermain drama, pada tahap ini pebelajar dibina untuk meningkatkan level keterampilannya. Hal ini dilakukan penulis dengan cara memberikan naskah drama dan siswa dibagi kedalam kelompok dengan jumlah anggota sesuai dengan jumlah peran di dalam drama. Tahap berikutnya adalah penulis mengajarkan cara membaca teks naskah drama yang telah dibagikan dan memainkan drama yang ada pada teks tersebut. Pada tahap berikutnya siswa berkumpul berdasarkan kelompok masing-masing dan memainkan drama tersebut. Tahap tersebut dilaksanakan hingga siswa lancar dalam memainkan drama tersebut dan yang terpenting adalah pelafalan kosa-kata teks drama tersebut benar. Pada tahap berikutnya, penulis meminta siswa untuk tampil di depan dengan disaksikan para siswa yang lain dan penulis juga memberikan beberapa perbaikan apabila terjadi kesalahan.

Kegiatan ekstrakurikuler drama yang penulis adakan di SMP Negeri 14 OKU tidaklah semudah yang dilihat. Banyak hambatan yang telah dihadapi oleh penulis. Hal ini disebabkan bahasa yang digunakan dalam kegiatan tersebut adalah bahasa Inggris.
Seperti yang kita ketahui bersama, bahasa Inggris merupakan pelajaran yang sangat ditakuti oleh para siswa dan hal ini terbukti ketika penulis mengumumkan kepada siswa tentang pendaftaran untuk mengikuti kegiatan drama bahasa Inggris tersebut. Namun penulis tidak putus, berbagai cara penulis lakukan agar siswa bersedia untuk bergabung di kegiatan ini, misalnya dengan memberikan penjelasan mengenai metode latihan yang menguatamakan kondisi “have fun” serta menjelaskan mengenai keuntungan apabila mengikuti kegiatan tersebut.
Namun terlepas dari masalah-masalah di atas, penulis juga telah mendapati masalah yang ada pada siswa ketika melaksanakan latihan, yaitu pola mental siswa, misalnya malu. Guna mengatasi masalah ini, penulis menggunakan metode dengan membuat suasana latihan lebih akrab dan tidak formal misalnya dengan memilih tempat latihan di halaman sekolah. 
Setelah dilakukan beberapa motivasi oleh penulis dan juga dari guru Pembina seni hasilnya lebih baik banyak siswa yang bersedia bergabung di kegiatan ekstrakurikuler ini.

Berdasarkan topik yang diambil oleh penulis yaitu “Upaya Peningkatan Kemampuan Bahasa Inggris pada Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler  “Drama”, maka beberapa catatan yang dapat disimpulkan oleh penulis antara lain:











BAB IV
  PENUTUP

Adapun kesimpulan dari program ini bahwa kegiatan ekstrakurikuler seni yang berbentuk drama sangatlah baik karena kegiatan ini dapat melatih siswa di dalam mengaplikasikan bahasa Inggris sehingga mereka terbiasa untuk menggunakannya.
Sebagaimana kita ketahui bahasa Inggris merupakan bahasa international yang digunakan diberbagai bidang dan sebagian besar bidang pekerjaan mensyaratkan kemampuan berbahasa Inggris, selain itu diera teknologi komunikasi yang berkembang pesat seperti sekarang ini, kemampuan bahasa Inggris yang baik memberikan nilai tambah bagi peserta didik.
Selain itu juga kegiatan ekstrakurikuler ini memberikan banyak nilai positif dalam melatih mental siswa untuk tampil di umum.

Dari uraian pembahasan pada bab-bab sebelumnya, penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut:
Dari hasil kegiatan ekstrakurikuler drama yang telah dilaksanakan oleh penulis, ada beberapa saran untuk para siswa SMP khususnya siswa SMP Negeri 14 OKU.

Dari hasil yang telah penulis dapat dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler drama di SMP Negeri 14 OKU, maka penulis dapat memberikan beberapa saran kepada guru di SMP Negeri 14 OKU, khususnya kepada guru pemegang bidang studi bahasa Inggris.


Posting Komentar

0 Komentar