Terbaru

6/recent/ticker-posts

Sulitnya Menentukan KKM


Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan bagian dari kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru memegang peranan penting dalam proses belajar di sekolah. Indikasi kesuksesan guru dalam proses pembelajaran dapat diukur dengan keberhasilan peserta didik dalam memahami dan menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Semakin banyak prosentase siswa yang dapat mencapai tingkat pemahaman dan penguasaan materi maka semakin tinggi keberhasilan dari proses pembelajaran tersebut.
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan belajar dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Penetapan KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimal dibuat setiap awal tahun ajaran berlangsung dan mempunyai beberapa prosedur yang harus dilaksanakan oleh satuan pendidikan ( sekolah ). Akan teapi banyak guru yang tidak menyadari akan hal ini, atau mungkin tidak tergerak hatinya untuk mempelajarinya dan mencermati sehingga tidak muncul keinginan dan pada akhirnya tidak menentukan KKM.
Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM dapat menjadi acuan bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tua atau wali murid. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (Raport) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.
Kriteria penetapan KKM dapat diukur dari beberapa kriteria, diantaranya;
1. Kompleksitas Indikator (Kesulitan dan Kerumitan). Dalam menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal, guru harus memperhatikan berbagai macam aspek dan faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran.
2. Daya Dukung (Sarana/ prasarana, kemampuan guru, lingkungan, dan biaya). Ketuntasan siswa dalam proses pembelajaran bergantung dari tempat dimana siswa itu belajar. Sarana dan prasarana belajar di sekolah dengan fasilitas lengkap akan berbeda dengan kualitas pembelajaran pada sekolah yang hampir tidak memiliki prasarana yang memadai. Demikian pula dengan kualitas dan semangat guru sering kali tidak begitu mendukung dalam terciptanya pembelajaran yang berkualitas.
3. Intake Siswa (Masukan dari kemampuan siswa). Guru sebagai pendidik harus benar-benar memahami kondisi peserta didik dalam proses pembelajaran. Kondisi peserta dari berbagai macam latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda tentu memiliki perbedaan dalam menerima materi pelajaran. Dalam hal ini, guru harus jeli dalam menetapkan KKM.

Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh BSNP maka rambu-rambu yang harus diperhatikan oleh guru atau kepala sekolah sebelum ditetapkan KKM di sekolah, yaitu;
1. KKM harus ditetapkan pada awal tahun pembelajaran.
2. KKM ditetapkan oleh forum MGMP sekolah.
3. KKM dinyatakan dalam bentuk prosentasi berkisar antara 0 dan nilai kektuntasan maksimal adalah 100.
4. KKM yang ideal untuk masing-masing indikator adalah 75 .
5. Sekolah dapat menetapkan KKM dibawah kreterian ideal ( KKM setiap sekolah dapat berbeda KKM tergantung kondisi siswa)
6. Dalam menentukan KKM haruslah dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas indikator, serta kemampuan sumber daya pendudkung.
7. KKM dapat dicantumkan dalam LHBS (Laporan Hasil Belajar Siswa).
Dalam proses penentuan KKM menuntut kinerja guru yang kompeten dan mengatahui latar belakang siswa sehingga dalam tahap pelaksanaan pembelajaran tidak merugikan peserta didik. Guru harus mampu memahami kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif mutlak harus dimiliki dalam proses pembelajaran.

Menetapkan KKM
Untuk memudahkan analisis setiap indikator, perlu dibuat skala penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran. Contoh aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian
Kompleksitas Tinggi : Tinggi = 50-60
Sedang = 65-80
Rendah = 81-100
Daya Dukung : Tinggi = 81-100
Sedang = 65-80
Rendah = 50-64
Intake Siswa Tinggi : Tinggi = 81-100
Sedang = 65-80
Rendah = 50-64

Setelah KKM ditetapkan, maka selanjutnya KKM itu dimasukkan pada Laporan Hasil Belajar Siswa. Dari KKM inilah kita nantinya akan dapat mengetahui apakah siswa tuntas atau tidak tuntas dalam pencapaian Kompetensi Dasar serta indikator yang diharapkan.
Kalau nilai yang diperoleh siswa berada dibawah KKM maka diartikan bahwa siswa itu belum tuntas, dan begitu juga sebaliknya bila nilai siswa berada diatas KKM maka siswa tersebut dinyatakan tuntas dalam pencapaian kompetensi dasar serta indikator-indikator yang dilaksanakan oleh guru.
Untuk itu, sebelum melaksanakan penilaian maka terlebih dahulu harus ditetapkan KKM (Kreteria Ketuntasan Minimal ) terlebih dahulu. Keberhasilan sebuah pendidikan karena telah direncanakan dengan matang terlebih dahulu.

SRI HARTANTI, S.Pd
KEPALA SEKOLAH
SD NEGERI PUNDUNGAN, JUWIRING

Posting Komentar

0 Komentar