Sesuai dengan ketentuan umum dalam Undang-Undang NO. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1, bahwa : Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Guru : memiliki kekhususan yang menjadi ciri kualitas dan profesi yang mengandung makna kesediaan seseorang untuk mengabdikan dirinya dalam suatu bidang pekerjaan yaitu mendidik.
Sebagai profesi, guru :
~ memposisikan diri sebagai pelayan, yang mengutamakan pelayanan sosial lebih dari pada keuntungan pribadi.
~ memiliki pengetahuan yang khusus, dalam hal ini pengetahuan mendidik anak usia dini.
~ memiliki kreativitas intelektual dalam rangka menjawab tantangan profesi yang dihadapi.
~ mendapat pengakuan dan status yang tinggi dari masyarakat
~ memiliki otonomi yang tinggi yaitu kebebasan akademis didalam mengungkapkan kemampuan diri dan bertanggung jawab atas kemampuan dan kecakapannya.
Disamping sebagai profesi, guru juga memiliki rasa tanggung jawab. Tanggung jawab ini adalah konsekuensi logis dari sikap perilaku yang ditampilkan dalam menjalankan profesinya, secara mandiri dalam bertindak, sesuai dengan kaidah serta norma-norma yang berlaku, yaitu E T I K A . Dan etika yang dijalankan oleh seorang pendidik memiliki aspek-aspek tanggung jawab secara :
~ intelektual : dalam mengembangkan konsep-konsep berpikir secara logis dan sistematis dalam pengambilan berbagai keputusan.
~ sosial : yaitu kesediaan menanggung resiko sosial sebagai konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil.
Rasa kesejawatan merupakan salah satu ciri guru yang profesional karena memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi yang mengandung rasa aman dengan saling melindungi.
Rasa kesejawatan juga memupuk rasa kebersamaan, toleransi, dan solidaritas, yang perlu dikembangkan agar harkat dan martabat guru dijunjung tinggi baik oleh korps guru maupun masyarakat umum.
Peran Pendidik Anak Usia Dini
Pendidik anak usia dini adalah sosok individu yang memegang peranan penting dalam berbagai usaha yang terkait dengan pengembangan program pendidikan anak usia dini. Anak usia dini adalah anak usia emas yang memiliki kepribadian yang unik. Kepribadian ini ditandai dengan ciri-ciri dan sifat bawaan serta latar belakang kehidupan yang berbeda-beda. Oleh karena itu guru atau pendidik anak usia dini perlu dipersiapkan untuk mampu menghadapi berbagai problema anak yang terkait dengan masalah psikologis, fisiologis, psikososial, bahasa dan komunikasi, kognitif, dan kreativitas.
Dalam kaitan peran sebagai pembimbing, guru hendaknya mampu membantu anak dalam mengatasi berbagai problema yang dihadapinya.
Bantuan yang diberikan pada anak dilakukan dengan berbagai cara yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi anak.
Peran pendidik sebagai model ; Tindakan dan ucapannya dijadikan panutan dan contoh teladan bagi anak-anak peserta didiknya. Oleh karenanya, sikap perilaku guru hendaknya selalu dituntun oleh nilai-nilai nurani yang positif seperti kejujuran, kesabaran, kasih sayang, empati, berani, disiplin, dan sebagainya.
Sebagai anggota masyarakat guru berperan dalam membangun kehidupan sosial yang positif dan konstruktif. Peran ini dapat dilakukan guru melalui berbagai kegiatan dan tindakan yang dilakukan baik didalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, maupun ketika berkomunikasi dengan orang tua dan anggota masyarakat lainnya. Sebagai sosok yang berperan dalam kehidupan bermasyarakat, guru hendaknya peka terhadap berbagai masalah sosial dan memberikan kontribusi yang berarti dalam berbagai usaha pemecahan masalah sosial tersebut.
Berbagai peran yang multi fungsi dengan etika yang memadai dari seorang pendidik merupakan modal dasar yang sangat bermakna untuk membangun keterampilan berkomunikasi yang sangat efektif dalam pengendalian diri dan keberhasilan hubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi yang efektif disampaikan dengan keterampilan berbahasa yang efektif pula :
~ Keterampilan Mendengar : bahasa yang mudah dimengerti (receptive language), dan bahasa yang menunjukkan perasaan (expressive language).
~ Keterampilan Berbicara
~ Keterampilan Menulis
~ Keterampilan Membaca.
Peribahasa mengatakan : ” Bahasa menunjukkan bangsa.”
Bagaimana seorang guru bertuturkata, menyampaikan dan menerima pesan, sangat dapat dirasakan dan diukur oleh anak, orang tua, maupun orang lain yang mendengar dan melihatnya. Oleh sebab itu, marilah kita menjadi ”pendidik yang baik” bagi anak, orang tua, maupun anggota masyarakat lainnya, dengan bertuturkata yang santun, baik, dan benar.
Bagaimana ciri-ciri guru yang baik ?
1. Selalu bertanya apakah yang dilakukannya akan membantu pembentukan pribadi anak sesuai kebutuhan dan kondisinya.
Guru dapat berdiskusi dengan teman sejawat, dan dapat juga dilakukan dengan membuat instrumen ”self assesment”, yang selanjutnya dapat dipakai sebagai acuan untuk perbaikan kedepan.
2. Mengimplementasikan program sesuai dengan tujuan bagi anak.
Sangat diperlukan kemampuan guru untuk merancang program yang baik, terintegrasi, dan dapat mewarnai keragaman latar belakang anak didik, dengan memperhatikan keseimbangan kegiatan kognitif, psikomotor dan afektif, dengan prinsip ”belajar melalui bermain”.
3. Mengatur dan mengorganisasikan ruang kelas sesuai dengan kebutuhan anak.
Pengaturan ruang kelas adalah menempatkan perangkat di tempat yang tepat dalam hubungannya dengan rencana pembelajaran, dengan anak didik, dan dengan perangkat lainnya. Yang perlu diperhatikan, ditinjau dari segi keamanan untuk anak dan bagaimana posisi yang baik serta nyaman dipandang, sehingga menunjang seluruh proses pembelajaran.
Dengan penataan ruang kelas yang baik, dapat mendorong :
* Gerak dan interaksi anak
* Keasyikan anak dalam melakukan satu kegiatan
* Kemandirian dan kemampuan anak untuk memotivasi diri sendiri
* Rasa ingin tahu yang besar
* Peningkatan konsentrasi dan penguasaan keterampilan tertentu
* Kerjasama dengan teman sebaya
* Keterampilan memecahkan permasalahan.
4. Menentukan apakah pembelajaran dari hari ke hari berhasil atau tidak.
Setiap hari guru dapat mengevaluasi baik mengenai proses kegiatan belajar-mengajarnya, maupun terhadap anak didiknya.
5. Memiliki sikap perilaku yang mencerminkan rasa ingin tahu, semangat, kreatif, inovatif, empati, toleransi, pengertian, dan kasih sayang.
Karena guru adalah contoh panutan, maka guru harus memiliki kepribadian yang mantap, berwibawa, arif dan bijaksana.
6. Bersifat fleksibel
Luwes dalam mengambil berbagai keputusan yang akan dipakai sebagai acuan dalam bertindak, dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang ada pada saat yang tepat.
7. Mampu membina hubungan baik dengan semua pihak.
terutama dengan siswa, guru bersikap :
* akrab, santun dalam berkomunikasi, sopan.
* selalu menunjukkan perhatian
* sensitif terhadap segala perilaku anak dalam berinteraksi
* menghargai dan menanggapi semua komentar yang diungkapkan oleh anak.
* mampu berkomunikasi dengan bahasa anak tanpa menggunakan baha
sa bayi.
* menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi juga penting
* mengkomunikasikan dengan jelas kepada anak mengenai ekspektasi
guru dan dijalankan secara konsisten.
* memberikan petunjuk dengan kalimat sederhana dan tidak bertumpuk.
8. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi
* yakin akan apa yang dilakukan adalah demi kebaikan anak .
* dengan percaya diri guru akan mampu menghargai diri sendiri dan mencerminkan penghargaan kepada orang lain.
* diperlukan juga dalam menghadapi orang tua dan anggota masyarakat lainnya.
9. Mempunyai kemampuan untuk melibatkan setiap anak dalam setiap kegiatan yang terjadi.
* Merancang aktivitas yang beragam akan membuat anak tertarik mengikuti segala kegiatan.
* Terintegrasi antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain
* Mewahanai perbedaan setiap individu anak.
* Menunjukkan antusiasme yang tinggi
* Mampu memotivasi anak untuk mengikuti segala kegiatan.
10. Bersifat Pembelajar.
~ Guru terus belajar mengikuti perkembangan dunia pendidikan yang
terkini, memacu kreativitas dan inovasi. Kegiatan dengan topik tertentu sebaiknya tidak diulang-ulang terus, karena anak akan merasakan kejenuhan. Caranya dengan membaca lebih banyak buku, mengadakan observasi ke lembaga lainnya, dan belajar dari teman sejawat, atau bahkan dari anak sekalipun.
~ Berani mencoba hal-hal yang baru bila hal tersebut dianggap baik.
Terus berpikir bagaimana cara mengembangkannya, pertanyaan- pertanyaan yang diajukan, respon yang diberikan, dan bahkan masalah yang timbul berikut penanganannya.
11. Mampu berpikir kritis dan memecahkan permasalahan.
Memberikan kesempatan kepada setiap anak dengan hak yang sama, hindari untuk memiliki ”anak emas”, memberikan pujian yang terarah, tidak otoriter, sehingga dapat membangun rasa percaya diri pada anak untuk mau mencoba.
12. Hangat namun menyejukkan.
Guru adalah orangtua kedua bagi anak di sekolah. Melayani anak sesuai dengan kebutuhannya, dengan memperhatikan tumbuh kembang jasmani maupun rohaninya, adalah salah satu fungsi ibu yang harus dijalankannya.
13. Tidak takut mengatakan bahwa ia tidak tahu.
Kejujuran merupakan faktor utama dalam menunjang keberhasilan pendidikan. Dan guru adalah manusia biasa yang bisa lupa, atau bahkan tidak tahu. Anak akan mengerti bahwa tidak semua hal dapat diketahui oleh guru.
14. Sabar terutama kepada anak ketika membuat kesalahan .
Pembelajaran adalah proses bertumpuknya konsep, dan adakalanya seorang anak merasa tidak mampu mengikuti kegiatan tertentu karena belum paham akan konsep sebelumnya. Guru yang baik akan dapat mengidentifikasi dan menelusur ulang konsep yang belum dikuasai anak, memantapkannya, untuk kemudian bergerak maju.Menyadari bahwa kesalahan adalah wajar, dapat membuat segala sesuatu menjadi baik-baik saja dan tidak berdampak negatif terhadap anak. Jika anak dalam proses sudah nampak pemahamannya namun hasil akhir belum tepat, hal demikian hanya menyangkut ketelitian. Maka fokuskanlah penanganannya pada masalah ketelitian.
Pada dasarnya fokus pembelajaran harus berpusat kepada anak secara individu, bukan apa yang menurut orang dewasa harus dipahami oleh anak. Penilaian atas keberhasilan anak lebih dititik beratkan pada observasi yang mendalam, baik pengetahuan, keterampilan, maupun perilakunya.
Bagaimana guru dapat berkomunikasi dengan anak secara efektif ?
Mendidik anak usia dini membutuhkan perencanaan dan persiapan yang baik dari seorang guru, baik persiapan program secara tertulis, persiapan alat yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, maupun persiapan diri dari guru yang bersangkutan. Persiapan diri meliputi penampilan, cara guru berpakaian, berjalan, dan bagaimana guru berkomunikasi.
Komunikasi yang efektif terutama dengan anak didiknya, bertujuan agar ”pesan” yang disampaikan dapat memotivasi anak untuk dapat mengikuti semua aktivitas yang sudah dirancang untuknya.
1. Berbicara di depan anak dengan intonasi yang berbeda-beda sesuai kebutuhan, karena intonasi yang monoton membuat anak bosan, dan ”menolak”. Guru menggunakan suara bervolume sedang dan berbisik pada saat biasa, sedangkan pada saat dibutuhkan penekanan, gunakan suara yang lebih besar.
2. Posisikan badan pada posisi yang tepat, baik pada saat duduk maupun berdiri, sehingga pandangan guru dapat menjangkau seluruh anak di dalam kelas.
3. Guru harus dinamis, bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain.
4. Guru belum mulai bicara saat kelas masih gaduh. Timbulkan situasi yang mengajak anak memfokuskan diri pada guru.
5. Memonitor anak disetiap saat. Guru yang baik tidak akan membiarkan anak tanpa pengawasan.
6. Bersama anak guru menjalankan disiplin sesuai peraturan yang sudah disepakati bersama.
7. Tidak pernah menyalahkan anak di depan teman-temannya atau anak-anak yang lain.
8. Cepat tanggap bila ada anak yang sedang bermasalah. Tundukkan badan, sejajarkan mata dengan mata anak, untuk memotivasi agar anak mau mengungkapkan masalahnya.
Betapapun pendidikan anak usia dini sudah menjadi komitmen nasional, namun terwujud tidaknya komitmen tersebut sangat tergantung dari niat kita bersama di lapangan. Sekiranya kita semua menyadari bahwa ”dosa hukumnya” meninggalkan generasi yang lemah, tentu kita tidak akan keberatan untuk mau berkorban demi generasi penerus kita yang akan datang.
Menjadi guru dan pendidik yang baik bagi anak usia dini adalah andil yang tak ternilai pada pembangunan generasi penerus bangsa yang kita cintai ini.
Mari kita bangun generasi kita sejak usia dini.
Guru : memiliki kekhususan yang menjadi ciri kualitas dan profesi yang mengandung makna kesediaan seseorang untuk mengabdikan dirinya dalam suatu bidang pekerjaan yaitu mendidik.
Sebagai profesi, guru :
~ memposisikan diri sebagai pelayan, yang mengutamakan pelayanan sosial lebih dari pada keuntungan pribadi.
~ memiliki pengetahuan yang khusus, dalam hal ini pengetahuan mendidik anak usia dini.
~ memiliki kreativitas intelektual dalam rangka menjawab tantangan profesi yang dihadapi.
~ mendapat pengakuan dan status yang tinggi dari masyarakat
~ memiliki otonomi yang tinggi yaitu kebebasan akademis didalam mengungkapkan kemampuan diri dan bertanggung jawab atas kemampuan dan kecakapannya.
Disamping sebagai profesi, guru juga memiliki rasa tanggung jawab. Tanggung jawab ini adalah konsekuensi logis dari sikap perilaku yang ditampilkan dalam menjalankan profesinya, secara mandiri dalam bertindak, sesuai dengan kaidah serta norma-norma yang berlaku, yaitu E T I K A . Dan etika yang dijalankan oleh seorang pendidik memiliki aspek-aspek tanggung jawab secara :
~ intelektual : dalam mengembangkan konsep-konsep berpikir secara logis dan sistematis dalam pengambilan berbagai keputusan.
~ sosial : yaitu kesediaan menanggung resiko sosial sebagai konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil.
Rasa kesejawatan merupakan salah satu ciri guru yang profesional karena memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi yang mengandung rasa aman dengan saling melindungi.
Rasa kesejawatan juga memupuk rasa kebersamaan, toleransi, dan solidaritas, yang perlu dikembangkan agar harkat dan martabat guru dijunjung tinggi baik oleh korps guru maupun masyarakat umum.
Peran Pendidik Anak Usia Dini
Pendidik anak usia dini adalah sosok individu yang memegang peranan penting dalam berbagai usaha yang terkait dengan pengembangan program pendidikan anak usia dini. Anak usia dini adalah anak usia emas yang memiliki kepribadian yang unik. Kepribadian ini ditandai dengan ciri-ciri dan sifat bawaan serta latar belakang kehidupan yang berbeda-beda. Oleh karena itu guru atau pendidik anak usia dini perlu dipersiapkan untuk mampu menghadapi berbagai problema anak yang terkait dengan masalah psikologis, fisiologis, psikososial, bahasa dan komunikasi, kognitif, dan kreativitas.
Dalam kaitan peran sebagai pembimbing, guru hendaknya mampu membantu anak dalam mengatasi berbagai problema yang dihadapinya.
Bantuan yang diberikan pada anak dilakukan dengan berbagai cara yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi anak.
Peran pendidik sebagai model ; Tindakan dan ucapannya dijadikan panutan dan contoh teladan bagi anak-anak peserta didiknya. Oleh karenanya, sikap perilaku guru hendaknya selalu dituntun oleh nilai-nilai nurani yang positif seperti kejujuran, kesabaran, kasih sayang, empati, berani, disiplin, dan sebagainya.
Sebagai anggota masyarakat guru berperan dalam membangun kehidupan sosial yang positif dan konstruktif. Peran ini dapat dilakukan guru melalui berbagai kegiatan dan tindakan yang dilakukan baik didalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, maupun ketika berkomunikasi dengan orang tua dan anggota masyarakat lainnya. Sebagai sosok yang berperan dalam kehidupan bermasyarakat, guru hendaknya peka terhadap berbagai masalah sosial dan memberikan kontribusi yang berarti dalam berbagai usaha pemecahan masalah sosial tersebut.
Berbagai peran yang multi fungsi dengan etika yang memadai dari seorang pendidik merupakan modal dasar yang sangat bermakna untuk membangun keterampilan berkomunikasi yang sangat efektif dalam pengendalian diri dan keberhasilan hubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi yang efektif disampaikan dengan keterampilan berbahasa yang efektif pula :
~ Keterampilan Mendengar : bahasa yang mudah dimengerti (receptive language), dan bahasa yang menunjukkan perasaan (expressive language).
~ Keterampilan Berbicara
~ Keterampilan Menulis
~ Keterampilan Membaca.
Peribahasa mengatakan : ” Bahasa menunjukkan bangsa.”
Bagaimana seorang guru bertuturkata, menyampaikan dan menerima pesan, sangat dapat dirasakan dan diukur oleh anak, orang tua, maupun orang lain yang mendengar dan melihatnya. Oleh sebab itu, marilah kita menjadi ”pendidik yang baik” bagi anak, orang tua, maupun anggota masyarakat lainnya, dengan bertuturkata yang santun, baik, dan benar.
Bagaimana ciri-ciri guru yang baik ?
1. Selalu bertanya apakah yang dilakukannya akan membantu pembentukan pribadi anak sesuai kebutuhan dan kondisinya.
Guru dapat berdiskusi dengan teman sejawat, dan dapat juga dilakukan dengan membuat instrumen ”self assesment”, yang selanjutnya dapat dipakai sebagai acuan untuk perbaikan kedepan.
2. Mengimplementasikan program sesuai dengan tujuan bagi anak.
Sangat diperlukan kemampuan guru untuk merancang program yang baik, terintegrasi, dan dapat mewarnai keragaman latar belakang anak didik, dengan memperhatikan keseimbangan kegiatan kognitif, psikomotor dan afektif, dengan prinsip ”belajar melalui bermain”.
3. Mengatur dan mengorganisasikan ruang kelas sesuai dengan kebutuhan anak.
Pengaturan ruang kelas adalah menempatkan perangkat di tempat yang tepat dalam hubungannya dengan rencana pembelajaran, dengan anak didik, dan dengan perangkat lainnya. Yang perlu diperhatikan, ditinjau dari segi keamanan untuk anak dan bagaimana posisi yang baik serta nyaman dipandang, sehingga menunjang seluruh proses pembelajaran.
Dengan penataan ruang kelas yang baik, dapat mendorong :
* Gerak dan interaksi anak
* Keasyikan anak dalam melakukan satu kegiatan
* Kemandirian dan kemampuan anak untuk memotivasi diri sendiri
* Rasa ingin tahu yang besar
* Peningkatan konsentrasi dan penguasaan keterampilan tertentu
* Kerjasama dengan teman sebaya
* Keterampilan memecahkan permasalahan.
4. Menentukan apakah pembelajaran dari hari ke hari berhasil atau tidak.
Setiap hari guru dapat mengevaluasi baik mengenai proses kegiatan belajar-mengajarnya, maupun terhadap anak didiknya.
5. Memiliki sikap perilaku yang mencerminkan rasa ingin tahu, semangat, kreatif, inovatif, empati, toleransi, pengertian, dan kasih sayang.
Karena guru adalah contoh panutan, maka guru harus memiliki kepribadian yang mantap, berwibawa, arif dan bijaksana.
6. Bersifat fleksibel
Luwes dalam mengambil berbagai keputusan yang akan dipakai sebagai acuan dalam bertindak, dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang ada pada saat yang tepat.
7. Mampu membina hubungan baik dengan semua pihak.
terutama dengan siswa, guru bersikap :
* akrab, santun dalam berkomunikasi, sopan.
* selalu menunjukkan perhatian
* sensitif terhadap segala perilaku anak dalam berinteraksi
* menghargai dan menanggapi semua komentar yang diungkapkan oleh anak.
* mampu berkomunikasi dengan bahasa anak tanpa menggunakan baha
sa bayi.
* menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi juga penting
* mengkomunikasikan dengan jelas kepada anak mengenai ekspektasi
guru dan dijalankan secara konsisten.
* memberikan petunjuk dengan kalimat sederhana dan tidak bertumpuk.
8. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi
* yakin akan apa yang dilakukan adalah demi kebaikan anak .
* dengan percaya diri guru akan mampu menghargai diri sendiri dan mencerminkan penghargaan kepada orang lain.
* diperlukan juga dalam menghadapi orang tua dan anggota masyarakat lainnya.
9. Mempunyai kemampuan untuk melibatkan setiap anak dalam setiap kegiatan yang terjadi.
* Merancang aktivitas yang beragam akan membuat anak tertarik mengikuti segala kegiatan.
* Terintegrasi antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain
* Mewahanai perbedaan setiap individu anak.
* Menunjukkan antusiasme yang tinggi
* Mampu memotivasi anak untuk mengikuti segala kegiatan.
10. Bersifat Pembelajar.
~ Guru terus belajar mengikuti perkembangan dunia pendidikan yang
terkini, memacu kreativitas dan inovasi. Kegiatan dengan topik tertentu sebaiknya tidak diulang-ulang terus, karena anak akan merasakan kejenuhan. Caranya dengan membaca lebih banyak buku, mengadakan observasi ke lembaga lainnya, dan belajar dari teman sejawat, atau bahkan dari anak sekalipun.
~ Berani mencoba hal-hal yang baru bila hal tersebut dianggap baik.
Terus berpikir bagaimana cara mengembangkannya, pertanyaan- pertanyaan yang diajukan, respon yang diberikan, dan bahkan masalah yang timbul berikut penanganannya.
11. Mampu berpikir kritis dan memecahkan permasalahan.
Memberikan kesempatan kepada setiap anak dengan hak yang sama, hindari untuk memiliki ”anak emas”, memberikan pujian yang terarah, tidak otoriter, sehingga dapat membangun rasa percaya diri pada anak untuk mau mencoba.
12. Hangat namun menyejukkan.
Guru adalah orangtua kedua bagi anak di sekolah. Melayani anak sesuai dengan kebutuhannya, dengan memperhatikan tumbuh kembang jasmani maupun rohaninya, adalah salah satu fungsi ibu yang harus dijalankannya.
13. Tidak takut mengatakan bahwa ia tidak tahu.
Kejujuran merupakan faktor utama dalam menunjang keberhasilan pendidikan. Dan guru adalah manusia biasa yang bisa lupa, atau bahkan tidak tahu. Anak akan mengerti bahwa tidak semua hal dapat diketahui oleh guru.
14. Sabar terutama kepada anak ketika membuat kesalahan .
Pembelajaran adalah proses bertumpuknya konsep, dan adakalanya seorang anak merasa tidak mampu mengikuti kegiatan tertentu karena belum paham akan konsep sebelumnya. Guru yang baik akan dapat mengidentifikasi dan menelusur ulang konsep yang belum dikuasai anak, memantapkannya, untuk kemudian bergerak maju.Menyadari bahwa kesalahan adalah wajar, dapat membuat segala sesuatu menjadi baik-baik saja dan tidak berdampak negatif terhadap anak. Jika anak dalam proses sudah nampak pemahamannya namun hasil akhir belum tepat, hal demikian hanya menyangkut ketelitian. Maka fokuskanlah penanganannya pada masalah ketelitian.
Pada dasarnya fokus pembelajaran harus berpusat kepada anak secara individu, bukan apa yang menurut orang dewasa harus dipahami oleh anak. Penilaian atas keberhasilan anak lebih dititik beratkan pada observasi yang mendalam, baik pengetahuan, keterampilan, maupun perilakunya.
Bagaimana guru dapat berkomunikasi dengan anak secara efektif ?
Mendidik anak usia dini membutuhkan perencanaan dan persiapan yang baik dari seorang guru, baik persiapan program secara tertulis, persiapan alat yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, maupun persiapan diri dari guru yang bersangkutan. Persiapan diri meliputi penampilan, cara guru berpakaian, berjalan, dan bagaimana guru berkomunikasi.
Komunikasi yang efektif terutama dengan anak didiknya, bertujuan agar ”pesan” yang disampaikan dapat memotivasi anak untuk dapat mengikuti semua aktivitas yang sudah dirancang untuknya.
1. Berbicara di depan anak dengan intonasi yang berbeda-beda sesuai kebutuhan, karena intonasi yang monoton membuat anak bosan, dan ”menolak”. Guru menggunakan suara bervolume sedang dan berbisik pada saat biasa, sedangkan pada saat dibutuhkan penekanan, gunakan suara yang lebih besar.
2. Posisikan badan pada posisi yang tepat, baik pada saat duduk maupun berdiri, sehingga pandangan guru dapat menjangkau seluruh anak di dalam kelas.
3. Guru harus dinamis, bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain.
4. Guru belum mulai bicara saat kelas masih gaduh. Timbulkan situasi yang mengajak anak memfokuskan diri pada guru.
5. Memonitor anak disetiap saat. Guru yang baik tidak akan membiarkan anak tanpa pengawasan.
6. Bersama anak guru menjalankan disiplin sesuai peraturan yang sudah disepakati bersama.
7. Tidak pernah menyalahkan anak di depan teman-temannya atau anak-anak yang lain.
8. Cepat tanggap bila ada anak yang sedang bermasalah. Tundukkan badan, sejajarkan mata dengan mata anak, untuk memotivasi agar anak mau mengungkapkan masalahnya.
Betapapun pendidikan anak usia dini sudah menjadi komitmen nasional, namun terwujud tidaknya komitmen tersebut sangat tergantung dari niat kita bersama di lapangan. Sekiranya kita semua menyadari bahwa ”dosa hukumnya” meninggalkan generasi yang lemah, tentu kita tidak akan keberatan untuk mau berkorban demi generasi penerus kita yang akan datang.
Menjadi guru dan pendidik yang baik bagi anak usia dini adalah andil yang tak ternilai pada pembangunan generasi penerus bangsa yang kita cintai ini.
Mari kita bangun generasi kita sejak usia dini.
0 Komentar