BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Matematika di SD tidak terlepas dari operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian serta pembagian. Operasi hitung tersebut senantiasa memungkinkan siswa untuk selalu menggunakan bilangan atau angka dalam penghitungannya. Dengan menguasai semua opoerasi hitung bilangan, diharapkan siswa dapat melakukan penghitungan pengukuran, salah satu materinya yang terdapat di kurikulum Matematika Kelas IV SD adalah pengukuran berat.
Untuk memudahkan siswa dalam memahami pengukuran berat tersebut, seharusnya digunakan contoh atau media pembelajaran yang nyata atau konkrit sehingga siswa lebih jelas dan mengerti. Karena fase perkembangan otak atau masa berfikir siswa SD pada umumnya bersifat operasional konkrit. Menurut Jean Piaget ( Dalam Muchtar A. Karim, 1996:20) bahwa:
“ Tahap operasi konkrit (7-12 Tahun). Selama tahap ini anak mengembangkan konsep dengan menggunakan benda-benda konkrit untuk menyelidiki hubungan dan model-model abstrak”. Menurut Richard Skemp ( Dalam Muchtar A. Karim, 1996:23) bahwa “ Dengan memanipulasi benda-benda akan memberikan basis bagi siswa untuk belajar lebih lanjut dan menghayati ide-ide”. Jadi siswa sebaiknya diajak memanipulasi benda atau manipulatif (permainan).
Dalam pembelajaran matematika di SD khususnya materi pengukuran berat, siswa sulit memahami dan menerima pelajaran materi tersebut yang disebabkan bermacam-macam faktor penyebabnya. Berdasarkan data awal yang penulis teliti di SDN 2 Bungko Lor, pada pelajaran Matematika kelas IV, nilai rata-rata pokok bahasan pengukuran berat kurang dari 60. Hal ini disebabkan oleh:
1. Siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran dan terkesan pasif.
2. Tidak ada media pembelajaran yang menarik
3. Latar belakang orang tua siswa yang pada umumnya memiliki pekerjaan sebagai buruh nelayan, sehingga tidak ada motivasi belajar siswa baik dirumah atau di sekolah. Padahal materi pengukuran berat penting untuk dipahami siswa karena sering dijumpai dalam aktifitas hidup sehari-hari. Misalnya dilingkungan rumah atau pasar, yang kebanyakan mata pencehariannya sebagai nelayan, tentu melakukan pengukuran berat atau penimbangan hasil tambak atau tangkapan nelayan di laut. Karena itu, penulis melakukan upaya agar pemehaman siswa tentang pengukuran berat semakin meningkat dan dapat bermanfaat bagi siswa.
Konstruktivisme mengajarkan bahwa belajar adalah membangun pemahaman atau pengetahuan (constructing understanding or knowledge), yang dilakukan dengan cara mencocokkan fenomena, ide atau aktivitas yang baru dengan pengetahuan yang telah ada dan sudah pernah dipelajari. Konsekuensi dari konsep belajar seperti itu adalah siswa dengan sungguh-sungguh membangun konsep pribadi (mind concept) dalam sudut pandangan belajar bermakna dan bukan sekedar hafalan atau tiruan.
Peranan guru tidak semata-mata hanya memberikan ceramah yang sifatnya teksbook (book oriented) kepada siswa, melainkan guru harus mampu merangsang/memotivasi siswa agar mampu membangun pengetahuan dalam pikirannya. Cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan membangun jaring-jaring komunikasi dan interaksi belajar yang bermakna melalui pemberian informasi yang sangat bermakna dan relevan dengan kebutuhan siswa.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam penulisan laporan yaitu pada pembelajaran matematika materi pengukuran berat :
a. Apakah media tangga satuan berat dapat memahamkan siswa tentang pengukuran berat?
b. Apa saja hambatan dalam penggunaan media tangga satuan berat?
C. Identifikasi Masalah
Sebagai guru yang profesional hendaknya dapat memecahkan atau menyelesaikan masalah yang terjadi saat pembelajaran. Juga hasil yang akan dicapai pada pembelajaran dapat diperoleh nilai yang baik dan siswa menjadi lebih mengerti. Adapun tujuan yang diharapkan dari penulisan laporan ini adalah:
a. Dengan media tangga satuan berat, siswa diharapkan lebih paham dan memudahkan siswa pada materi pengukuran berat khususnya di SD 2 Bungko Lor.
b. Mengetahui hambatan yang muncul pada pembelajaran dengan menggunakan media tangga satuan berat
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitain
Tujuan dari penelitian matematika adalah agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan, Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Menggunakan penalaran pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;
Manfaat yang ingin di peroleh dari penulisan laporan ini yaitu:
1. Bagi Siswa
a. Menarik minat dan motivasi siswa pada pembelajaran materi pengukuran berat .
b. Meningkatkan aktifitas pembelajaran Matematika
2. Bagi Guru
a. Mengembangkan kreatifiatas dalam mengemas pembelajaran mengguanakan media tangga satuan berat
b. Melakukan upaya penerapan metode pembelajaran yang menarik dengan maju setiap orang agar pelajaran Matematika
3. Bagi Sekolah
Laporan hasil penelitian ini dapat dikembangkan pada pembelajaran dengan penggunaan media dan metode diskusi yang menarik.
E. Hipotsis
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
a. Memperbaiki proses belajar mengajar dalam pelajaran Matematika di SD N 2 Bungko lor
b. Mengembangkan kualitas guru dalam mengajarkan Matematika
c. Menggunakan Media Tangga sebagai bantuan belajar Matematika
d. Menciptakan rasa senang belajar dan semangat siswa dalam belajar Matematika
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Fungsi Matematika
Pelajaran Matematika di SD merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit dan ditakuti oleh siswa. Padahal matematika adalah pelajaran yang sangat penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Kesulitan siswa karena konsepnyayang pasti dan bersifat eksak serta melibatkan rumus-rumus angka dan bilangan. Guru yang profesional seharusnya dapat mengemas materi dalam pembelajaran matematika agar lebih menarik minat dan motivasi belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Pembelajaran SD kelas IV semester I tentang pengukuran berat berdasarkan KTSP 2006 adalah salah satu cakupan dari materi pengukuran. Standar Kompetensi yang digunakan adalah menggunakan pengukuran sudut, panjang dan berat dalam pemecahan masalah. Dengan Kompetensi Dasar adalah menentukan hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat.
Jadi berdasarkan KTSP 2006 dalam pembelajaran matematika, siswa diharapkan dapat menentukan kesetaraan hubungan antar satuan berat dan menggunakan pengukuran berat dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika merupakan alat yang efisien yang sangat diperlukan oleh semua ilmu pengetahuan dan tanpa bantuan matematika semuanya tidak akan mendapat kemajuan yang berarti. ( Sujono dan Hayati, 2006:1).
2. Tujuan Matematika
Berdasarkan KTSP 2006, tujuan dari pelajaran matematika adalah agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah;
b. Menggunakan penalaran pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; dan
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
3. Hakikat Pengukuran Berat
Pengertian pengukuran pada dasarnya adalah membandingkan agar siswa lebih menguasai konsep yang berkaitan dengan pengukuran, maka siswa harus memahami dulu artinya membandingkan. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain.
Konsep pengukuran dan satuan berat juga harus dipahami oleh siswa. Ukuran satuan digunakan dalam membandingkan dua keadaan atau dua hal. Ukuran satuannya juga dapat dipilih pada waktu menanamkan konsep mengukur pada siswa secara sendiri. Misal saat pertama kali menjelaskan bagaimana membandingkan dua keadaan atau dua hal. Tetapi, satuan baku pun diperlukan untuk menyatakan ukuran berat hasil pengukuran suatu benda.
Jadi hakekat dasar pengukuran berat adalah membandingkan sesuatu berat dengan sesuatu berat yang lain yang sudah diketahui. Hubungan kesetaraan antar satuannya adalah misalnya kilogram, hektogram (ons), gram dan sebagainya.
4. Pengertian Media Pembelajaran
Media atau alat peraga pembelajaran adalah alat bantu atau perlengkapan yang dipergunakan guru dalam berkomunikasi dengan para siswa. Alat peraga dapat berupa benda atau prilaku. Benda dapat berupa benda langsung, misalnya daun-daunan, bunga atau pensil. Atau juga dapat berupa benda tidak langsung misalnya kapur, papan tulis, dan sebagainya. Maksud semua benda-benda tadi bukan untuk menggantikan peran guru dalam mengajar, tetapi membantu siswa dalam mempelajari suatu materi sehingga berhasil dalam belajar. (Dalam Engkoswara dan Rachman, 1979:28).
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membengkitkan keinginan dan minat yang beru, memebangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelejaran akan sangat memebantu kefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu, selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data engan menarik dan percaya, memudahkan penafsiran data, an mendapatkan informasi (dalam yunus dan hamalik1942:78)
5. Tujuan Penggunaan Media Tangga Satuan Berat dalam Pembelajaran Matematika
Kegiatan pembelajaran matematika tentang Pengukuran Berat dengan menggunakan media tangga satuan berat dilakukan untuk meningkatkan aktifitas siswa, sehingga siswa tidak hanya diam dan mendengarkan ceramah penjelasan guru. Dengan keaktifan siswa ikut terlibat dalam memanipulasi media sehingga dapat menjadi lebih mengerti dan memahaminya. Karena dengan penggunaan benda-benda konkrit siswa akan merasakan dan mencoba langsung dalam memecahkan soal sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai siswa.
6. Gambaran Penggunaan Media
Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media tangga siswa satuan berat untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pengukuran berat, pertama-tama disiapkan media tangga satuan berat terdiri dari 7 tanggamulai dari satuan Kg, Hg (ons), Dag, Gram, Dg, Lg, dan Mg. Media tangga satuan berat terbuat dari Stereoform dengan 7 tingkatan. Dengan rumus ingatan, nilai jarak antar tingkatan adalah 10. jika turun ke bawah harus dikali dan jika naik keatas harus dibagi. Media tersebut di tempel di papan tulis, lalu guru mendemontrasikan dengan memberi contoh soal, misalkan 2 Kg=.....ons. Maka ambil kartu angka 2 dan diletakan di samping kiri tangga Kg lalu tandai Hg dan ternyata 1 tingkatan ke bawah, maka 2 x 10 = 20 Hg (ons). Lalu siswa maju mendemonstrasikan dengan beberapa contoh.
Dengan penggunaan media tangga siswa lebih aktif terlibat dan dapat memahami, sehingga hasil pembelajaran lebih baik
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Identitas Sekolah
Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di SDN 2 Bungko Lor Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon yang berbatasan dengan pemukiman nelayan. Kelas yang digunakan sebagai subjek penelitian adalah kelas IV yang berjumlah 37 siswa, 21 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Jumlah seluruh siswa SDN 2 Bungko Lor adalah 243 siswa. Peneliti melaksanakan penelitian ini juga sekaligus sebagai guru kelas IV, jadi lebih mudah dan kondusif karena sesuai dengan tugas mengajar. Bangunan SDN 2 Bungko Lor terdiri dari 2 lokal, local pertama terdapat 1 ruang kantor kepala sekolah dan guru, ruang kelas III, I dan kamar mandi. Lokal lainnya adalah bangunan yang baru direhab dan cukup efektif untuk pembelajaran terdapat ruang kelas II, IV, V, dan VI. SDN 2 Bungko Lor memiliki lapangan upacara, kantin dan lapangan olahraga.
2. Keadaan Guru
SDN 2 Bungko Lor memiliki 1 Kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama, 2 guru penjas, 1 guru mulok serta 1 penjaga sekolah.
Berikut ini tabel personalia / tenaga pendidik dan kependidikan.
Tabel 3.1
Daftar Personalia / Tenaga Pendidik dan Kependidikan
No Nama/Tempat tanggal lahir L/P Pendidikan Jabatan
1 Samadyo, S.Pd
Cirebon, 13-10-1955 L S.1 Kepala Sekolah
2 Rd. Toto Sudarto, S.Pd
Cirebon, 13-12-1964 L S.1 Guru Penjas
3 Umi Kulstum
Cirebon, 11-12-1956 P D2 PAI Guru PAI
4 Tamjid, S.Pd
Cirebon, 05-10-1955 L S.1 Guru Kelas VI
5 Sukenti
Cirebon, 07-01-1971 P SGO Guru Kelas I
6 Jua Aprilianingsih, A.Ma
Cirebon, 23-04-1982 P D2 PGSD Guru Kelas II
7 Rohaeni, A.Ma
Cirebon, 20-04-1985 P D2 PGSD Guru Kelas IV
8 Yanti, A.Ma
Cirebon, 03-07-1981 P D2 PGSD Guru Kelas III
9 Yogie Firmansyah, A.Ma
Cirebon, 03-01-1986 L D2 PGSD Guru Kelas V
10 Syahria, A.Ma
Cirebon, 08-09-1983 L D2 Penjas Guru Penjas
11 Yudi Pramono
Cirebon, 02-05-1985 L D2 PGSD Guru Mulok
12 Faridi
Cirebon, 12-10-1987 L SLTP Penjaga Sekolah
3. Waktu dan Jadwal Perbaikan Pembelajaran
Waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah selama 2 minggu dengan 4 kali pertemuan untuk 2 mata pelajaran eksak dan non eksak. Setiap mata pelajaran dilakukan dalam jangka waktu 2 pertemuan atau 2 siklus pembelajaran. Satu kali pertemuannya hanya 1 jam pelajaran yaitu 1 x 35 menit. Berikut adalah tabel jadwal perbaikan per siklus mata pelajaran.
Tabel 3.2
Jadwal Perbaikan Pembelajaran
Mata Pelajaran Matematika (Eksak)
No Waktu Siklus Fokus Perbaikan
1 Jum’at, 1 Desember 2009 1 Mengobservasi/mengetahui pembelajaran Matematika tentang pengukuran berat tanpa media pembelajaran.
2 Jum’at, 12 Desember 2009 2 Meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika tentang pengukuran berat dengan penggunaan media tangga satuan berat.
4. Prosedur Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Prosedur dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini meliputi 2 siklus masing-masing untuk setiap mata pelajaran, baik eksak (Matematika) maupun non-eksak. Proses kegiatan pembelajaran antara siklus 1 dan siklus II merupakan rangkaian yang berhubungan karena dengan mengetahui hasil perbaikan siklus 1 maka kita akan lebih memperbaiki pada siklus II.
Dalam proses setiap siklus melalui 4 tahapan yaitu:
1. Tahap perencanaan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Observasi/Pengamatan
4. Tahap Refleksi
B. Deskripsi Siklus
1. Rencana
Langkah-langkah perencanaan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi dengan Kepala SD, Teman Sejawat selaku pengamat dan guru SDN 2 Bungko Lor .
b. Menentukan lingkungan sekitar yang akan dijadikan penelitian.
c. Menyusun persiapan pembelajaran
d. Menyiapkan media pembelajaran.
e. Mengkondisikan siswa di kelas.
f. Menentukan instrumen penelitian
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran, peneliti melakukan sesuai perencanaan. Pelaksanaan tersebut dimaksudkan terjadi perubahan dan peningkatan hasil belajar siswa. Proses pelaksanaan pembelajaran ini diamati oleh teman sejawat yang bertugas memberi masukan kekurangan atau kelebihan dalam proses pembelajaran.
Proses perbaikan pembelajaran Matematika terdiri dari 2 siklus diantaranyaakan diuraikan di bawah ini:
a. Mata Pelajaran Matematika
1) Siklus 1
a) Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang berat badan siswa
b) Guru menyampaikan pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu tentang pengukuran berat
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d) Guru memberi motivasi belajar siswa
e) Siswa menyimak penjelasan guru tentang pengukuran berat tanpa menggunakan media tangga
f) Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi
g) Guru memberikan penugasan latihan
h) Siswa maju ke depan menjawab tugas menulis di papan tulis
i) Siswa bersama guru menyimpulkan materi
2) Siklus II
a) Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab “siapa yang pernah membeli beras? berapa banyak?”
b) Guru menyampaikan pokok bahasan Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c) Guru memberi motivasi belajar siswa
d) Guru menugaskan siswa mendemonstrasikan berat pasir
e) Siswa menyimak penjelasan guru tentang pengukuran berat tanpa menggunakan media tangga
f) Siswa bergiliran maju ke depan
g) Siswa dan guru menyimpulkan materi
h) Siswa mengerjakan evaluasi
3. Pengumpulan Data
Untuk mengetahui perkembangan perbaikan pembelajaran siswa, peneliti merancang pengumpulan data dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah cara yang dilakukan untuk mengamati suatu keadaan atau kondisi yang sedang berjalan. Obsevasi dilakukan secara langsung ketika proses pembelajaran . ketika proses pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa berjalan. Dalam melakukan observasi ini, peneliti di bantu oleh teman sejawat. Tugas teman sejawat ini adalah mengamati proses pembelajaran berlangsung. Setelah mengamati, teman sejawat ini memberi masukan kepada guru dalam proses pembelajaran telah dilakukan
b. Tes Hasil Belajar
Setelah proses pembelajaran berjalan, dalam tahap kegiatan akhir dilakukan tes hasil belajar. Tes hasil belajar siswa bertujuan untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa selama mengikuti pembelajaran. Tes hasil belajar ini menggambarkan sejauh mana siswa dapat menyerap proses pembelajaran. Tes yang digunakan adalah tes siswa secara individu.
4. Refleksi
Pada pembelajaran matematika, upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media tangga satuan berat akan merangsang siswa untuk mengembangkan potensinya dalam materi pengukuran berat, selain itu dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Mata Pelajaran Matematika
a. Siklus 1
1) Deskripsi
Pembelajaran matematika pada siklus 1 diawali dengan membuat rencana perbaikan pembelajaran tentang materi pengukuran berat. Pelaksanaannya pada hari Jum’at, 1 Desember 2009
Kegiatan awal dimulai dengan mengucap salam, membaca do’a dan guru mengabsen siswa. Guru mengadakan apersepsi tentang berat badan siswa. Kemudian guru menyampaikan pokok bahasan, tujuan pembelajaran dan memberi motivasi belajar siswa.
Kegiatan inti, guru menjelaskan materi pengukuran berat hanya dengan metode ceramah dan tanya jawab. Siswa sebagian besar hanya diam dan mendengarkan, bahkan ada siswa yang ngobrol dan tidak memperhatikan. Guru lalu menasehatinya dan kembali mendengarkan penjelasan guru. Siswa dan guru melakukan tanya jawab. Guru memberikan penugasan latihan. Siswa maju ke depan menjawab tugas latihan.
Kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi.
2. Analisis
Berdasarkan hasil pengamatan dan tes belajar siswa pada perbaikan pembelajaran matematika siklus 1 ternyata di peroleh gambaran peningkatan hasil belajar siswa rata-ratanya 66.
Tabel 4.1
Daftar Nilai Perbaikan Mata Pelajaran Matematika Siklus 1
No Nama Siswa Nilai
Pra Siklus Siklus 1
1 Kariatun S 60 80
2 Musni A 40 60
3 Laela P.M. 60 80
4 Kartini 80 100
5 Ahmad F 80 80
6 Abdul A 60 80
7 Antoni 60 80
8 Aldi 40 60
9 Boma 40 60
10 Diki 40 60
11 Deden 40 60
12 Halimatus S. 80 100
13 Jayani 40 40
14 Karina 80 100
15 Kardini 40 60
16 Ken Arok 40 40
17 Musna 60 60
18 Masdona 20 40
19 Marina 80 100
20 Mega N. 60 80
21 Padli 20 60
22 Ruslani 20 40
23 Siti R 60 100
24 Sumarno 40 60
25 Sukron 20 60
26 Suwiyatno 40 60
27 S. Maryam 40 80
28 Suyanto 20 40
29 Sugono 60 60
30 Syahrul 80 100
31 Sri Erawati 40 60
32 Suwarto 20 40
33 Tutut S. 60 60
34 Tita 20 40
35 Toriko 20 20
36 Umiyati 40 80
37 M. Fikran 40 60
JUMLAH 1720 2440
RATA-RATA 46 66
2) Refleksi
Refleksi dari kegiatan perbaikan pembelajaran yang telah diamati dan dilakukan berdasarkan hasil observasi dan tes hasil belajar siswa tentang pengukuran berat pada pelajaran matematika di peroleh gambaran bahwa sudah ada kenaikan rata-rata siswa. Tetapi siswa masih ada yang tidak memperhatikan, sedangkan siswa lain hanya diam dan mendengarkan.
b. Siklus II
1) Deskripsi
Pembelajaran matematika pada siklus II diawali dengan menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran tentang pengukuran berat. Pelaksanaannya pada hari Jum’at, 1Desember 2009
Kegiatan awal dimulai dengan mengucap salam, membaca do’a dan guru mengabsen siswa. Guru melakukan apersepsi tanya jawab yang berkaitan dengan materi “ siapa yang pernah membeli beras?”. Guru menyampaikan pokok bahasan, tujuan pembelajaran dan memberi motivasi belajar siswa.
Kegiatan inti, guru menugaskan siswa mendemonstrasikan media pasir. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa. Guru menjelaskan materi menggunakan media tangga satuan berat. Siswa terlihat tertarik dengan penggunaan media, meskipun pada awalnya siswa terlihat aneh dan tidak terbiasa menggunakan media. Siswa bergantian maju dengan menggunakan media.
Kegiatan akhir, guru menyimpulkan materi bersama siswa. Siswa mengerjakan evaluasi.
2) Analisis
Berdasarkan hasil observasi dan tes belajar siswa tentang pengukuran berat mata pelajaran matematika siklus II di peroleh gambaran bahwa dengan penggunaan media tangga satuan berat terasa ada peningkatan pemahaman siswa dengan kenaikan rata-rata 76.
Tabel 4.2
Daftar Nilai Perbaikan Mata Pelajaran Matematika Siklus II
No Nama Siswa Nilai
Pra Siklus Siklus 1 Siklus II
1 Kariatun S 60 80 80
2 Musni A 40 60 80
3 Laela P.M. 60 80 80
4 Kartini 80 100 100
5 Ahmad F 80 80 100
6 Abdul A 60 80 100
7 Antoni 60 80 60
8 Aldi 40 60 60
9 Boma 40 60 60
10 Diki 40 60 80
11 Deden 40 60 60
12 Halimatus S. 80 100 80
13 Jayani 40 40 80
14 Karina 80 100 100
15 Kardini 40 60 60
16 Ken Arok 40 40 60
17 Musna 60 60 80
18 Masdona 20 40 60
19 Marina 80 100 100
20 Mega N. 60 80 80
21 Padli 20 60 80
22 Ruslani 20 40 60
23 Siti R 60 100 80
24 Sumarno 40 60 80
25 Sukron 20 60 60
26 Suwiyatno 40 60 80
27 S. Maryam 40 80 100
28 Suyanto 20 40 60
29 Sugono 60 60 80
30 Syahrul 80 100 100
31 Sri Erawati 40 60 80
32 Suwarto 20 40 60
33 Tutut S. 60 60 60
34 Tita 20 40 60
35 Toriko 20 20 60
36 Umiyati 40 80 80
37 M. Fikran 40 60 80
JUMLAH 1720 2440 2820
RATA-RATA 46 66 76
Dan Diagram Nilai Rata-rata Matematika Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II dapat dilihat di bawah ini :
Diagram Nilai Rata-rata Matematika Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II
3) Refleksi
Refleksi yang diperoleh dari temuan siklus 1 dan siklus II pada materi pengukuran berat pelajaran matematika berdasarkan hasil observasi dan tes belajar siswa maka nilai siswa mengalami peningkatan dari nilai pra siklus 46, kemudian siklus 1 yaitu 66 dan siklus II meningkat lagi menjadi 76. Pemahaman siswa pun lebih meningkat dan menarik minat dalam proses pembelajaran. Siswa ikut terlibat tidak hanya diam dan mendengarkan.
B. Pembahasan
1. Mata Pelajaran Matematika
a. Siklus I
Pelaksanaan perbaikan untuk meningkatkan tes hasil belajar siswa pada pelajaran matematika tentang pengukuran berat dapat meningkatkan pemahaman siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata saat pra siklus 46 menjadi 66 pada siklus I.
b. Siklus II
Perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan media tangga satuan berat tentang materi pengukuran berat menekankan pemahaman siswa dapat lebih meningkat. Minat siswa juga lebih tertarik dalam pembelajaran dengan mendemontrasikan dan memanipulasi benda konkrit. Meskipun pada awalnya siswa tampak aneh dengan penggunaan media selain itu, dengan media satuan berat dapat meningkatkan pemahaman siswa yang terlihat dari peningkatan siklus II menjadi 74.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam penyusunan laporan perbaikan pembelajaran Matematika yang telah melalui rangkaian proses pengamatan dan pelaksanaan, akhirnya penulis dapat mengambil kesimpulan:
5. Pelajaran Matematika (Eksak)
a. Dengan penggunaan media tangga satuan berat dapat memudahkan dan memahamkan siswa dalam pengukuran berat pada pembelajaran matematika.
b. Hambatan yang muncul pada waktu penggunaan media tangga satuan berat dalam pembelajaran, siswa merasakan sesuatu hal yang baru dan aneh karena tidak terbiasa menggunakan dan memanipulasi media, sehingga pada awal pembelajaran kurang tangggap. Tapi setelah dilatih/ didiriil terus akhirnya siswa terbiasa.
B. Saran
1. Bagi Guru
a. Dapat lebih kreatif dalam menyusun pembelajaran yang menarik bagi siswa
b. Dapat menciptakan model pembelajaran dengan penggunaan metode atau media yang cocok
2. Bagi Siswa
Dengan penggunaan media dan penerapan metode pembelajaran yang diciptakan guru diharapkan dapat meningkatkan minat, keaktifan dan pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan.
Lampiran –lampiran
Lampiran 1
FORMAT PENILAIAN KELOMPOK
No.
Nama.
Keberanian Kerjasama Penguasaan Materi Ketepatan Jawaban
5 7 9 5 7 9 5 7 9 5 7 9
1 Kariatun S √ √ √ √
2 Musni A √ √ √ √
3 Laela P.M. √ √ √ √
4 Kartini √ √ √ √
5 Ahmad F √ √ √ √
6 Abdul A √ √ √ √
7 Antoni √ √ √ √
8 Aldi √ √ √ √
9 Boma √ √ √ √
10 Diki √ √ √ √
11 Deden √ √ √
12 Halimatus S. √ √ √ √
13 Jayani √ √ √ √ √
14 Karina √ √ √ √
15 Kardini √ √ √ √
16 Ken Arok √ √ √ √
17 Musna √ √ √ √
18 Masdona √ √ √ √
19 Marina √ √ √ √
20 Mega N. √ √ √ √
21 Padli √ √ √ √
22 Ruslani √ √ √ √
23 Siti R √ √ √ √
24 Sumarno √ √ √ √
25 Sukron √ √ √ √
26 Suwiyatno √ √ √ √
27 S. Maryam √ √ √ √
28 Suyanto √ √ √ √
29 Sugono √ √ √ √
30 Syahrul √ √ √ √
31 Sri Erawati √ √ √
32 Suwarto √ √ √
33 Tutut S. √ √ √
34 Tita √ √ √ √
35 Toriko √ √ √ √
36 Umiyati √ √ √ √
37 M. Fikran √ √ √ √
Lampiran 2
RENCANA PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD Negeri 2 Bungko Lor
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : I V SD
Semester : 11 (satu)
Waktu : 1 X 35 menit (1 x pertemuan)
Kompetensi Dasar : Mengenal dan mngerti satuan berat dalam kegiatan sehari-hari
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat memahami satuan berat dalam kegiatan sehari-hari
B. Materi Ajar
Perhitungan satun berat:
a. Menentukan hubungan satuan berat
b. Menentukan masalah yang berhubungan dengan satuan berat
c. Ualangan harian
C. Media/Metode Pembelajaran
a. . sterevom
b. Alat tulis
c. Mengukur berat benda
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Langkah Pembelajaran 1 (Apersepsi):
a. Melakukan pembelajaran pemahaman satuan berat dengan menggunakan media tangga dari sterevom
b. Menghitung soal-soal satuan berat
Kegiatan Inti:
a. Kegiatan awal dimulai dengan mengucap salam, membaca do’a dan guru mengabsen siswa.
b. Guru melakukan apersepsi tanya jawab yang berkaitan dengan materi “ siapa yang pernah membeli beras?”.
c. Guru menyampaikan pokok bahasan, tujuan pembelajaran dan memberi motivasi belajar siswa.
d. guru menugaskan siswa mendemonstrasikan media pasir.
e. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa.
f. Guru menjelaskan materi menggunakan media tangga satuan berat.
g. Siswa bergantian maju dengan menggunakan media.
Kegiatan akhir, guru menyimpulkan materi bersama siswa. Siswa mengerjakan evaluasi.
Kegiatan Akhir:
Penilaian
Data kemajuan belajar siwa diperoleh dari:
a. Pemahaman siswa
b. Lembar kerja soal siswa
c. Semangat siswa dalam perhtungan
d. Hasil laporan siswa terhadap kasus yang dibahas
e. Lembar pengamatan/skala sikap
f. Sikap dan perilaku selama belajar
Catatan:
Dilakukan refleksi diakhir pembelajaran:
• 1. Bertanya kepada siswa apakah senang dengan kegiatan belajar yang baru saja diikuti?
• 2. Apakah melalui kegiatan belajar demikian anda lebih memahami satuan berat
0 Komentar