Terbaru

6/recent/ticker-posts

PTK Bhs Indonesia Kelas 3 SD: PAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN METODE ROLE PLAY PADA SISWA KELAS IV SDN ......................... KECAMATAN ....................... TAHUN 201.......................


UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI  PENERAPAN  METODE  ROLE PLAY PADA SISWA KELAS IV
 SDN .........................  KECAMATAN  .......................
TAHUN 201.......................
                                         Oleh ......................

     Abstrak
Tujuan penelitian ini yaitu 1) mengetahui peningkatan keterampilan berbicara siswa setelah mengikuti pembelajaran  menggunakan metode  role play, dan 2) mengetahui perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran keterampilan berbicara menggunakan metode  role play.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini meliputi dua siklus. Tiap-tiap siklus dilakukan secara berdaur yang terdiri atas empat tahap, yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Data penelitian diambil melalui tes dan nontes. Alat pengambilan data tes yang digunakan berupa instrumen tes perbuatan yang berisi aspek-aspek kriteria penilaian keterampilan berbicara. Alat pengambilan data nontes yang digunakan berupa pedoman observasi, wawancara, jurnal, dokumentasi foto, rekaman pita, , dan sosiometri. Selanjutnya, data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
Berdasarkan analisis data penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa dengan menggunakan media boneka, keterampilan bercerita siswa meningkat sebesar sebesar 7,8%. Pada siklus I, nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 73,4%, sedangkan pada siklus II, hasil yang dicapai sebesar 81,2%. Perilaku yang ditunjukkan siswa pun berubah setelah diberikan tindakan. Siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran, bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya, tidak gugup atau grogi dan semakin percaya diri ketika bercerita di depan kelas.
Dari hasil penelitian tersebut, saran yang dapat direkomendasikan antara lain 1) para guru Bahasa  Indonesia hendaknya mencoba menggunakan media boneka sebagai pemilihan variasi strategi pembelajaran bercerita agar siswa tidak merasa jenuh dalam mengikuti pembelajaran; 2) antar guru   saling bekerja sama dalam menggabungkan kompetensi dasar yang ada, seperti halnya yang telah dilakukan peneliti yaitu menggabungkan antara pelajaran bahasa Indonesia dan SBK; 3) para  praktisi bidang pendidikan  dapat melakukan penelitian yang sejenis dengan teknik pembelajaran yang berbeda, misalnya bercerita menggunakan media komik, bercerita menggunakan media gambar dan lain sebagainya, sehingga didapatkan berbagai alternatif teknik pembelajaran keterampilan bercerita untuk menambah khazanah ilmu bahasa.
Kata Kunci: keterampilan berbicara,metode role play.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang                                                                     bersifat produktif, artinya suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menyampaikan gagasan, pikiran atau perasaan sehingga gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran pembicara dapat dipahami orang lain. Berbicara berarti mengemukakan ide atau pesan lisan secara aktif melalui lambang-lambang bunyi agar terjadi kegiatan komunikasi antara penutur dan mitra tutur.
Namun pada kenyataannya pembelajaran berbicara di sekolah-sekolah belum bisa dikatakan maksimal, sehingga keterampilan siswa dalam berbicara pun masih rendah. Permasalahan dalam kemampuan berbicara juga terjadi pada siswa kelas IV SDN Inpres BTN Silae Kecamatan Palu Barat. Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil dari dua kali tugas berbicara siswa pada semester 1.
B. Rumusan Masalah
a. Apakah penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN Inpres BTN Silae Kecamatan Palu Barat tahun ajaran 2010/2011?
b. Apakah penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan kualitas hasil
     pembelajaran keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN Inpres BTN Silae Kecamatan Palu Barat tahun ajaran 2010/2011?
C. Tujuan Penelitian                              
a. Mengetahui apakah penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan
      kualitas proses pembelajaran keterampilan berbicara siswa kelas IV.
b. Mengetahui apakah penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan
      kualitas proses pembelajaran keterampilan berbicara siswa kelas IV .
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
a. Hakikat Berbicara
Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Menurut Suharyanti (1996: 5), berbicara merupakan pemanfaatan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia untuk memberi tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang dapat dilihat (visible) agar maksud dan tujuan dari gagasan-gagasan pembicara dapat tersampaikan. Ini berarti bahwa berbicara merupakan sebuah kegiatan/aktivitas kebahasaan yang berfungsi sebagai sarana komunikasi secara lisan.
b. Pembelajaran Keterampilan Berbicara di SD
Pembelajaran keterampilan berbicara merupakan satu dari empat aspek keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis) yang diajarkan disekolah-sekolah. Kurikulum berbicara untuk kelas IV dijabarkan dalam bentuk standar kompetensi yang harus dikuasai siswa, yaitu: mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan/kunjungan atau wawancara, mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan bermain drama (Depdiknas, 2006: 327-328).Secara rinci, penilaian berbicara siswa dapat diamati dengan lembar observasi sebagai berikut.
Tabel 1. Pedoman Penilaian Keterampilan Berbicara
No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Skor
I
II
III
IV
V
VI












Keterangan:
I. Lafal, II. Intonasi/tekanan; III. Tata Bahasa; IV. Struktur;V. Kelancaran/kewajaran; VI. Pemahaman
1. Nilai setiap unsur yang dinilai dalam berbicara berkisar antara 1 sampai dengan 5. Nilai 5 berarti baik sekali, nilai 4 berarti baik, nilai 3 berarti sedang, nilai 2 berarti kurang, dan nilai 1 berarti kurang sekali.
2. Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap unsur penilaian yang diperoleh siswa.
3. Nilai akhir siswa diolah dengan menggunakan rumus:
Total nilai
X Skor Ideal        = Nilai
Skor Maksimum                                       (100)
(30)
4. Persentase ketuntasan pembelajaran berbicara dapat dihitung dengan menggunakan rumus:


Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 60
                                                                X 100%=Persentase tingkat  keberhasilan
Jumlah siswa

c. Pengertian Metode (Bermain Peran )Role play
Istilah metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu methodos yang berarti cara atau jalan sehingga dapat dikatakan bahwa metode adalah cara yang digunakan untuk memahami sebuah objek sebagai bahan ilmu yang bersangkutan, dikutip dari pendapat Moch. Zamroni (2006). Sedangkan menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2005: 1), metode adalah cara yang tepat untuk malakukan sesuatu. Senada dengan pendapat di atas, Herman J. Waluyo (2002: 171) memberikan pengertian tentang metode, yaitu prosedur atau langkah-langkah yang dijabarkan ke dalam teknik mengajar yang benarbenar dilakukan guru di dalam kelas.
1. Tahapan Bermain Peran
Shaffel dan Shaffel (dalam Herman J. Waluyo, 2002: 189) mengemukakan tahapan pembelajaran bermain peran meliputi :1) menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik; 2) memilih peran; 3) menyiapkan pengamat; 4) menyusun tahap-tahap peran; 5) tahap pemeranan (pentas di depan kelas); 6) diskusi dan evaluasi tahap I; 7) pemeranan ulang, diskusi dan evaluasi tahap II, serta pemecahan masalah; 8) membagi pengalaman dan pengambilan keputusan.
c. Organisasi Bermain Peran
Berdasar dari pendapat Hisyam Zaini, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani (2007: 107-119), pada umumnya role play cenderung dibagi pada tiga fase yang berbeda, yaitu: (1) perencanaan dan persiapan, (2) interaksi, (3) refleksi dan evaluasi.
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa kemampuan berbicara dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SDN Inpres BTN Silae masih tergolong rendah. Adapun penyebab rendahnya kemampuan berbicara siswa antara lain sebagai berikut: (1) sikap dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran keterampilan berbicara rendah, (2) siswa kurang terampil berbicara sehingga saat disuruh tampil berbicara di depan kelas siswa merasa takut dan malu, (3) kurangnya pengetahuan guru mengenai metode atau strategi dalam melakukan pembelajaran keterampilan berbicara, dan (4) pembelajaran berbicara yang dilakukan guru dapat dikatakan masih sederhana dan konvensional karena masih bertumpu dari buku pelajaran.
  Kemampuan Berbicara
Siswa rendah

      Penerapan metode
        Role Play dalam KBM

             Minat,keaktifan dan kemampuan
           Berbicara siswa  meningkat

                                         Gambar  1.  Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Dengan penerapan metode bermain peran dalam pembelajaran keterampilan berbicara akan membantu meningkatkan kemampuan berbicara siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas IV SDN Inpres BTN Silae  tahun ajaran 2010/2011.
METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Inpres BTN Silae yang beralamat di kelurahan silae kecamatan Palu Barat, Palu Sulawesi Tengah.
Penelitian ini dilakukan selama enam bulan, yaitu mulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan bulan Maret 2011. Tahap perancanaan dan persiapan dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2010. Tahap pelaksanaan pada bulan Januari sampai dengan Februari 2011. Sedangkan tahap penyusunan dan pelaporan dilaksanakan pada bulan Maret 2011.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Inpres BTN Silae tahun ajaran 2010/2011, dengan jumlah siswa 24 anak .
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Hopkins (dalam Rochiati Wiriaatmadja, 2007: 11) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
D. Sumber Data Penelitian
1. Peristiwa, yaitu kegiatan berbicara yang berlangsung di dalam kelas
   dengan penerapan metode bermain peran.
2. Informan, dalam penelitian ini menggunakan informan guru dan siswa  
    kelas IV SDN Inpres BTN Silae.
3. Dokumen yang berupa catatan wawancara dengan guru dan siswa
E. Teknik Pengumpulan Data
Ada empat teknik pengumpulan data yang digunakan: 1. Teknik in dept interview (wawancara mendalam), 2. Obsevasi atau pengamatan, 3. Angket, 4. Tes
F. Indikator Kinerja
Untuk mengukur ketercapaian tujuan penelitian, dirumuskan indikator indikator sebagai berikut:
          Tabel 3. Indikator Kinerja
Aspek
Pencapaian
Cara Mengukur
Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran berbicara
90 %
Diamati saat pembelajaran dan diukur dari jumlah siswa yang menyampaikan ketertarikan dan kesusungguhan dalam pembelajaran berbicara.
Keaktifan siswa dalam  mengikuti pembelajaran berbicara.
90 %
Diamati saat pembelajaran berlangsung dan dihitung  dari jumlah siswa yang dapat mengikuti pembelajaran berbicara secara aktif Sering bertanya,mampu mengungkapkan pendapat, dan  melakukan praktek berbicara dengan baik ).
Kemampuan siswa dalam melakukan aktifitas berbicara
90 %
Diukur dari  hasil tes kemampuan berbicara secara lesan  dan dihitung dari jumlah ketuntasan belajar siswa.

G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, sehingga mekanisme kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus (direncanakan 3 siklus), yang dalam setiap siklusnya tercakup 4 kegiatan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisi dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Observasi dilakukan untuk melihat proses pembelajaran berbicara di kelas pada hari Senin, 27 Oktober 20010. Adapun hasil observasi yang telah dilakukan peneliti menunjukkan keadaan sebagai berikut:
1. Siswa terlihat kurang berminat mengikuti pelajaran berbicara.
2. Siswa terlihat kurang aktif selama mengikuti pelajaran.
3.Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dan tampak takut.
4. Pembelajaran berbicara dengan metode   bersifat konvensional 
5. Posisi guru saat mengajar   kurang berinteraksi dengan siswa.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Siklus Pertama (I)
Berdasarkan pengamatan , secara garis besar diperoleh gambaran tentang jalannya kegiatan belajar mengajar (KBM) sebagai berikut:
    1. Sebelum mengajar, guru telah mempersiapkan rencana pembelajaran yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar.
    2. Pelaksanaan tindakan siklus I yang berlangsung dalam dua kali pertemuan.
    3.Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran berbicara dengan cukup baik .
   4.Saat guru menyampaikan materi, sebagian besar siswa tampak antusias dan beberapa siswa lainnya tampak kurang berminat, tampak malas, melamun, mengganggu teman, dan beraktivitas sendiri.
   5. Setelah guru memberikan cukup penjelasan, selanjutnya siswa diberi tugas berbicara, yaitu diskusi.
   6. Kelima kelompok tampil secara berurutan, dan di saat satu kelompok tampil, tugas siswa lain dan guru adalah menjadi pengamat yang akan memberikan komentar di akhir penampilan tersebut.
   7. Saat tahap evaluasi dan refleksi, jumlah siswa yang mau memberikan komentar hanya beberapa saja (5 orang),
8.Ketuntasan hasil belajar mencapai sekitar 62% . Hal ini terlihat dari hasil praktik berbicara (bentuk diskusi) dan dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 60 (batas ketuntasan) ke atas, yaitu sebanyak 15 siswa.
Tabel 4. Perolehan Nilai Tes Berbicara pada Siklus I
No
Nama siswa
Aspek penilaian
Nilai
Ketuntasan
I
II
III
IV
V
VI
1
Abd Mughni
3
2
2
3
2
2
46,7
Tidak
2
Djamali
3
2
2
2
2
2
43,3
Tidak
3
Agus Pratama
4
3
4
4
3
2
66,7
Ya
4
Andika  setiawan
3
3
3
3
2
2
53,3
Tidak
5
Andri
4
3
3
3
2
2
56,7
Tidak
6
Fajar
4
4
4
3
3
3
66,7
Ya
7
Irfan
3
3
3
2
3
2
56,7
Tidak
8
Moh. Fikri
3
3
4
4
4
4
66,7
Ya
9
Moh. Dandi
3
3
3
2
3
2
56,7
Tidak
10
Retna
3
4
3
4
4
4
66,7
Ya
11
Syahrul Yahya
4
4
3
3
4
2
63,3
Ya
12
Prayuda
4
4
4
4
4
3
70
Ya
13
Padli
4
4
4
5
4
4
80
Ya
14
Anggriani
4
3
4
3
4
4
70
Ya
15
Delsya Putri
2
3
3
2
2
3
46,7
Tidak
16
Emawati
4
4
4
4
3
3
66,7
Ya
17
Ifnawati
3
4
3
4
4
4
66,7
Ya
18
Nabila Khusnul
3
3
3
3
3
3
60
Ya
19
Noviani Ramadhan
4
3
4
3
4
3
63,3
Ya
20
Nurhikma
2
3
2
3
3
3
50
Tidak
21
Salsa
4
3
3
3
4
3
63,3
Ya
22
Tiara A. Maharani
3
3
3
4
4
4
60
Ya
23
Ayuningtyas
3
3
3
4
2
2
56,7
Tidak
24
Nurmaida
3
4
4
4
4
3
66,7
Ya
     Nilai  rata-rata
60,9
<60=9
     Ketuntasan belajar =  62 %
>60=15

Posting Komentar

0 Komentar