Terbaru

6/recent/ticker-posts

Contoh Laporan PKP

BAB  I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran matematika di sekolah dianggap oleh sebagian siswa adalah  mata pelajaran yang sulit. Hal ini dapat berpengaruh pada perkembangan belajar matematika ditingkat lebih lanjut.
Sebagian anak didik masih ada yang belum menguasai bilangan kubik atau akar pangkat tiga, hal ini disebabkan karena sebagian siswa masih belum hafal perpangkatan. Aktifitas anak didikakan berkurang bila bahan pelajaran yang guru berikan kurang menarik perhatian.  Mereka akan kesulitan apabila soal–soal yang diberikan itu kurang diminati.
Oleh karena itu sering kali terjadi taraf ketuntasan pada pelajaran matematika rendah terutama pada pokok bahasan menentukan akar pangkat tiga suatu bilangan kubik. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran disetiap kelas yang terlihat masih kurang mendapat perhatian dari siswanya dan tergambar jelas pada tabel berikut :
Tabel 1.1.
Data ulangan harian matematika siswa kelas ***************
Jumlah siswa Ulangan  Harian Tuntas Belajar (%) Tidak Tuntas Belajar (%)

UH I UH II

Berdasarkan dari informasi guru sebelumnya dan dengan melihat hasil wawancara dari 4 siswa yang berbeda tingkat kecerdasannya dapat ditarik kesimpulan bahwa kelemahan mereka adalah menyangkut hal–hal sebagai berikut:
  1. Rendahnya aktivitas (keterlibatan)  siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
  2. Kurangnya minat mengerjakan soal – soal pada diri siswa.
  3. Proses kegiatan belajar mengajar yang tidak menarik siswa.
  4. Rendahnya tingkat ekonomi, sehingga tidak menunjang pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: ”Bagaimana upaya meningkatkan kemampuan siswa kelas*** dalam menentukan akar pangkat tiga suatu bilangan kubik dengan penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Teames Game Tournaments dalam pembelajaran Matematika ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Puenelitian ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) pada program S I PGSD.
2. Tujuan Khusus
Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran matematika diantaranya :
  1. Untuk mendiskripsikan penerapan metode Cooperative Learning dalam pembelajaran matematika.
  2. Memenuhi dan menganalisa efektifitas penerapan metode Cooperative Learning dalam pembelajaran matematika.
  3. Meningkatkan kreativitas siswa.
  4. Pemahaman siswa tentang bahan ajar Matematika mengenai ” Akar pangkat tiga suatu bilangan kubik ” berhasil dengan kisaran nilai 85 %.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikaut :
  1. Bagi siswa
Dapat meningkatkan kreatifitas dalam berpikir sehingga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemahaman dalam belajar materi pelajaran matematika, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
  1. Bagi Guru
    1. Meningkatkan motivasi guru untuk selalu menemukan dan menggali model pembelajaran yang lebih efektif dan efesien.
    2. Meningkatkan kemampuan guru untuk menciptakan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang menarik siswa dan dapat meningkatkan profesionalismenya.
  2. Bagi Sekolah
    1. Sekolah mendapat masukan tentang cara penelitian di dalam kelas.
    2. Dapat meningkatkan kompetensi sekolah untuk lebih maju dan berprestasi, sehingga menjadi sekolah yang didambakan masyarakat.
BAB  II
KAJIAN  PUSTAKA
  1. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) dalam pembelajaran.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar di suatu sekolah seorang guru tidak harus terpancang pada satu model pembelajaran saja. Guru sebaiknya juga menggunakan model yang bervariasi agar jalannya proses pembelajaran tidak membuat siswa menjadi bosan, melainkan menjadi menarik perhatian para siswa. Menurut Kresmen (1992) dalam Kurikulum 2004 (2003:2) suatu model pembelejaran terdapat ciri – ciri sebagai berikut :
  1. Adanya penjelasan teoristik, ilmiah dan penemuan.
  2. Adanya tujuan yang akan dicapai.
  3. Adanya tingkah laku guru dan siswa yang khusus.
  4. Dalam model pembelajaran di perlukan suatu kondisi yang khusus.
Oleh karena itu, seorang guru harus kompeten dalam menulis suatu model pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif atau cooperative sering mengacu pada pengajaran dimana siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu teknik intruksional yang diteliti secara cermat di Amerika Serikat yang banyak membawa keberhasilan. Ada banyak model, teori dan sumber dengan perspektif yang bermacam-macam dalam pembelajaran kooperatif. Buku- buku yang membahas masalah tersebut adalah Circle of Learning Together and None karya David dan Roger. Ditambah cooperative in the classroom, kemudian Spencer Kagan dalam bukunya Cooperative learning : Recowces for Teacher.
Menurut Johnson bersaudara komponen penting dari model Cooperatif Learning meliputi beberapa hal sebagai berikut :
  1. Pertanggungjawaban Individual
Keberhasilan kelompok didasarkan pada kemampuan setiap anggota untuk menunjukkan bahwa dia telah belajar materi-materi yang sangat dibutuhkan. Pencapaian siswa terlihat meningkat ketika diketahui keberhasilan kelompok yang didasarkan pada nilai kuis anggota kelompok yang digabungkan.
  1. Ketergantungan Positif
Keberhasilan kelompok didasarkan atas kemampuan kelompok itu dalam bekerja sama untuk meraih hasil yang diinginkan, misalnya pengakuan tingkatan penghargaan dalam ketenaran.
Ketika siswa mulai mempelajari ketrampilan-ketrampilan kooperatif, kelompok itu haruslah kelompok kecil yang terdiri dari 2 atau 4 anak. Menurut Slavin (dalam  Amin Suyitno), sejalan dengan perkembangan ketrampilan social, siswa diharapkan mulai mampu bekerja sama dalm kelompok yang lebih besar. Penting juga untuk melihat lamanya waktu kelompok itu dalam bekerja sama. Pertemuan kelompok yang teratur dalam jangka waktu tertentu akan dapat meningkatkan kesuksesan dari pada kelompok yang hanya sesekali saja bekerja sama.
Aktivitas pembelajaran kooperatif dapat memerankan banyak peran dalam pelajaran. Dalam skenario yang lain, kelompok kooperatif dapat juga digunakan untuk memecahkan sebuah masalah kompleks.
  1. Proses Pembelajaran Model Cooperative Learning Tipe TGT (Teams Games Tournaments) dalam Pembelajaran Matematika.
TGT (Teams Games Tournaments) merupakan model pembelajaran kooperatif yang sederhana dan mudah diterapkan dalam pembelajaran pada umumnya. Secara garis besar model ini terdiri dari 4 (empat) langkah yaitu :
  1. Penjelasan/informasi oleh guru.
Guru memberi informasi kepada siswa berkenaan dengan kegiatan yang dilakukan siswa serta relevansi kegiatan dengan materi pelajaran. Guru juga memberikan penyajian suatu materi pelajaran melalui metode ceramah, tanya jawab dan pengamatan atau membahas naskah teks.
  1. Kegiatan kelompok.
Pembentukan kelompok ditentukan oleh guru, guru lebih atau siswa mana yang pandai dan yang lemah. Guru membuat kelompok kecil yang dibentuk berdasarkan kinerja akademik tertentu atau penyebaran tingkat kecerdasan, setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa dan masing-masing mempunyai nama kelompok sendiri.
  1. Tournaments Games.
Guru memberikan suatu permainan matematika yang menyenangkan untuk dikerjakan semua tim. Permainan ini dapat berupa pemberian kuis pada setiap tim untuk dipecahkan bersama anggotanya dan hasilnya didiskusikan dengan kelompok lain.
  1. Penghargaan kelompok.
Guru dapat memberikan pujian atau penghargaan kepada kelompok yang berprestasi dengan melihat skor tiap tim. Sebagai penghargaan guru dapat memberikan hadiah kepada tim yang berprestasi tersebut. Tujuan pemberian hadiah untuk memacu semangat siswa untuk lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.
Skema pembagian kelompok pada metode TGT (Teams Games Tournaments) dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1.
Skema pembagian kelompok
Keterangan gambar :
A1, A2, A3, A4, A5   : Siswa dengan kemampuan tinggi.
B1, B2, B3, B4, B5    : Siswa dengan kemampuan sedang.
C1, C2, C3, C4, C5    : Siswa dengan kemampuan rendah.
Guru sebelum memberikan tugas harus melihat ketrampilan sosial yang diperlukan dalam kelompok itu agar dapat bekerja sama dalam kegiatan mereka. Sekali ketrampilan itu diterapkan maka akan sangat membantu siswa untuk dapat bekerja sama dengan orang lain secara efektif, disamping itu juga meningkatkan pencapaian akademik dan membangun ketrampilan-ketrampilan yang dianggap penting sepanjang hidup mereka.
Seperti halnya dengan Student Teams Achaiavement Division (STAD), TGT juga membagi siswa dalam tim belajar yang beranggotakan 4 orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin dan suku (Slavin 1994). Dalam metode Teams Games Tournaments siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.
Sesuai dengan skema diatas, proses pembelajaran model cooperative learning tipe TGT (Teams Games Tournaments) secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut :
  1. Sebelum membagi siswa dalam kelompok, guru memberikan penjelasan mengenai materi yang disampaikan dan dibahas pada pertemuan tersebut.
  2. Siswa dibagi dalam kelompok yang beranggotakan 4 anggota, atau disesuaikan dengan jumlah siswa dalam kelas yang berisi siswa dengan tingkat kinerja akademik yang berbeda.
  3. Membuat lembar kegiatan siswa (LKS) dan kuis pendek atau metode permainan untuk pelajaran yang akan diajarkan.
  4. Guru menyampaikan atau membaca tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh tim, pada saat tim telah dibentuk.
  • Meminta semua anggota tim bekerja sama mengatur bangku atau meja kursi mereka dan berikan kebebasan pada siswa untuk memilih nama kelompoknya.
  • Membagikan LKS atau materi pembelajaran lain.
  • Menganjurkan agar siswa bekerja sama dengan baik dalam timnya masing-masing.
  • Dalam kegiatan ini siswa dengan kemampuan tinggi pada tiap tim diharapkan membantu meningkatkan pemahaman dari siswa dengan kemampuan sedang atau rendah.
  • Memberi penekanan pada siswa bahwa mereka tidak boleh mengakhiri kegiatan belajar sampai mereka yakin bahwa semua anggota tim telah menyelesaikan LKS tersebut.
  • Apabila ada pertanyakan, mintalah untuk bertanya pada teman satu tim terlebih dahulu sebelum bertanya kepada guru.
  • Memberi penilaian/skor pada tiap tim dengan cara saling menukar LKS dengan tim yang lain.
  • Mendata skor siswa untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa, tuntas atau belum tuntas. Dinyatakan tuntas apabila memenuhi 75% dan belum tuntas apabila kurang dari 60%.
  • Memberi pujian kepada tim dengan tingkat pencapaian paling baik.
  1. Melakukan evaluasi dengan membagikan kuis secara individu untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa secara individu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pencapaian siswa dalam menyerap materi dari belajar secara tim.
  2. Membuat skor  tim dan skor individu.
  3. Memberi pengakuan kepada tim maupun individu yang berprestasi.
  4. Uraian Materi Akar Pangkat Tiga Suatu Bilangan.
Akar pangkat tiga suatu bilangan dilambangkan dengan 3Perhatikan bilangan kubik dasar dan akar pangkat tiga dari bilangan kubik dasar berikut ini:
Tabel 2.1
Tabel Bilangan Kubik Dasar
Bilangan kubik dasar (bilangan 1 sampai 10) Akar pangkat tiga dari Bilangan kubik dasar
13 = 1 31                                    = 1
23 = 8 38                                    = 2
33 = 27 327                                  = 3
43 = 64 364                                  = 4
53 = 125 3125                                = 5
63 = 216 3216                                = 6
73 = 343 3343                                = 7
83 = 512 3512                                = 8
93 = 729 3729                                = 9
103 = 1000 31.000                              = 10
Akar pangkat tiga dari suatu bilangan dapat digunakan untuk menentukan panjang rusuk kubus bila diketahui volumenya.
Rumus menentukan panjang rusuk kubus adalah :
R = 3volume kubus
Bilangan kubik dasar dan akar pangkat tiga dari bilangan kubik di atas, penting untuk dihafalkan siswa karena merupakan fakta dasar.
Perhatikan langkah-langkah menentukan akar pangkat tiga dari suatu bilangan yang terdiri dari empat angka hingga enam angka pada contoh berikut :
-   Tentukan hasil akar pangkat tiga dari 36.859 !
JAWAB :
Langkah-langkah penyelesaiannya adalah :
  1. Amatilah nilai ribuannya. Tentukan bilangan kubik yang nilainya tepat di bawah bilangan ribuan itu. Akar pangkat tiga bilangan kubik itu adalah nlai puluhannya.
  2. Amatilah bilangan satuannya. Akar pngkat tiga dari bilangan kubik dasar yang nilai satuannya sama dengan bilangan terakhir yang dimaksud adalah nilai satuan akar kubik.
36.859 = ………..
  • Pada bilangan 6.859, ribuannya = 6
Bilangan kubik tepat dibawah 6 adalah 1. sehingga 31 =1 .
1 adalah nilai puluhannya.
  • Pada bilangan 6.859, satuannya = 9
Bilangan kubik dasar yang satuannya 9 adalah 729. sehingga 3729 = 9.
9 adalah nilai satuannya.
Jadi, 36.859 = 19
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PENELITIAN
  1. A. Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan dikelas *************. Penelitian matematika dilaksanakan dengan rincian waktu sebagai berikut :
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Matematika
No Hari/Tanggal Kelas Kompetensi Dasar Siklus Waktu
1 2
3



I II
III

  1. B. Deskripsi Per Siklus
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus yang masing-masing melalui empat tahap, yaitu : tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengumpulan data dan tahap refleksi. Dengan skema pelaksanaan sebagai berikut :
Gambar 3.1
Skema Siklus I, II, III
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Adapun prosedur pelaksanaan dalam penelitihan ini peneliti diskripsikan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan .
Penelitian ini di mulai pada hari ************* diawali dengan mengindentifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah, menganalisis kurikulum yaitu dengan menetapkan standar kopetensi dan kopetensi dasar. Dalam tahap ini peneliti memilih kompetensi dasar ” menentukan akar pangkat tiga” sebagai bahan penelitiankarena tingkat pencapaaian ( ketuntasan ) siswa cukup rendah.
Langkah berikutnya adalah menyusun rencana pembelajaran, yaitu menentukan sekenario pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan ketrampilan proses, mempersiapkan sumber, bahan dan alat bantu pengajaran yang diperlukan, menyusun lembar kerja siswa dan format evaluasi, menunjuk dua teman sejawat yang akan bertugas sebagai pengamat serta berdiskusi dengan teman sejawat dalam mengembangkan format observasi pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Rencana pembelajaran yang telah disiapkan, peneliti melaksanakan pada hari ********** dengan dibantu teman sejawat, yaitu Fahmi dan Galan  Dalam pembelajaran peneliti tidak menggunakan alat peraga apapun karena siswa mampu berpikir abstrak tentang akar pangkat tiga .
Langkah pembelajaran adalah sebagai berikut :
  1. Guru menjelaskan tentang perpangkatan 3
  2. Guru memberikan soal-soal latihan tentang pangkat 3
  3. 23 =….
  4. 33 = ….
  5. Anak secara kelompok  mengerjakan soal-soal
  6. Pembahasan soal-soal tersebut
  7. Guru menjelaskan tentang akar pangkat tiga suatu bilangan dan cara pengerjaannya
  8. Guru memberikan soal-soal latihan
  9. Guru memberikan pujian pada kelompok yang nilainya baik
10.  Anak kembali ke tempat duduknya masing-masing.
c. Pengamatan / pengumpulan data
Pengumpulan data hasil tes formatif, penelitihan pada hari *****************dengan dibantu 2 orang teman sejawat. Data yang dikumpulkan berupa nilai prestasi belajar siswa.
Setelah mempelajari data-data yang telah terkumpul, kedua pengamat memberikan masukan-masukan pada peneliti yang kurang dan keberhasilan pada proses kegiatan belajar mengajar. Masukan tersebut sebagai pedoman untuk melaksanakan perbaikan pembelajarn siklus berikutnya.
d. Refleksi
Refleksi siklus I peneliti laksanakan pada hari *********dengan dibantu dua teman sejawat. Peneliti mengevaluasi langkah-langkah yang telah ditempuh dan mengevaluasi data-data yang telah terkumpul. Hasil evaluasi ini dikonsultasikan dengan pembimbing pada hari ***********8. hasil konsultasi dan hasil evaluasi data dipergunakan untuk menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran I (RPP I).
2. Siklus II
a. Perencanaan
Perencanaan siklus II peneliti laksanakan pada hari ************dengan dibantu 2 teman sejawat dan dosen pembimbing, yaitu dengan menentukan langkah-langkah, metode, alat yang akan digunakan oleh peneliti dalam proses selanjutnya nanti.
Berdasarkan refleksi hasil pembelajaran siklus I, maka untuk meningkatkan keberhasilan-keberhasilan dan untuk mengatasi kegagalan-kegagalan, maka peneliti perlu melakukan bergagai upaya seperti berikut, untuk kegagalan guru (peneliti) dalam proses pembelajaran maka akan peneliti atasi dengan mencari sumber atau referensi tentang penerapan metode Cooperative learning tipe TGT.
b. Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran I (siklus II) peneliti melaksanakan pada hari ************* dengan dibantu oleh 2 teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat dengan mengisi lembar pengamatan.
Langkah-langkah pembelajaran siklus II hampir mirip dengan langkah-langkah pembelajaran siklus I, bedanya hanya pada langkah perbaikan yang meliputi :
  • Siswa yang belum mampu menghitung akar pangkat tiga akan peneliti atasi dengan memperbaiki teknik penyampaian kompetensi (materi) yaitu mengganti cara-cara lama dengan cara-cara temuan baru. Karena menurut peneliti, cara-cara lama yang peneliti gunakan agaknya masih terlibat abstrak dan kurang konkret sehingga banyak siswa yang gagal dalam menyerap konsep ini.
c. Pengamatan/Pengumpulan Data
Dari hasil pelaksanaan siklus II peneliti kumpulkan pada tanggal ************. Dengan dibantu pengamat, peneliti mengevaluasi dan menganalisis data-data yang telah terkumpul. Data tentang prestasi belajar dikumpulkan melalui rekapitulasi nilai. Sedangkan data tentang proses pembelajaran dikumpulkan melalui lembar pengamatan seperti yang terlampir di bagian belakang. Data tentang kemampuan proses yang siswa diperoleh melalui lembar pengamatan kemampuan proses yang berisi indikator pembelajaran sebagai berikut :
  1. Kemampuan siswa dalam menghitung pangkat tiga suatu bilangan.
  2. Kemampuan siswa dalam menghitung bilangan kubik.
  3. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tentang akar pangkat tiga suatu bilangan.
  1. Kemampuan siswa dalam meyimpulkan dan menyelesaikan materi kelipatan dan factor bilangan.
d. Refleksi
Refleksi siklus II peneliti laksanakan pada tanggal *********888. Instrument yang dievaluasi meliputi :
  1. Penggunaan metode Cooperative learning tipe TGT.
  2. Rekapitulasi hasil lembar kerja siswa.
  3. Rekapitulasi hasil tes formatif siswa.
  4. Analisis hasil tes formatif siswa.
  5. Lembar pengamatan ketrampilan proses seluruh siswa (indikator keberhasilan).
  6. Lembar pengamatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
  7. Data aktifitas siswa yang relevan dengan pembelajaran.
  8. Data aktifitas siswa kurang relevan dengan pembelajaran.
Dengan berpijak dari evaluasi data, maka peneliti melakukan refleksi yaitu dengan mengidentifikasi kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi memperlihatkan bahwa :
  1. masih adanya siswa yang belum mampu menghitung pangkat tiga dari suatu bilangan.
  2. Masih terdapat siswa yang belum mampu menghitung akar pangkat tiga dari bilangan kubik.
  3. Masih adanya siswa yang belum mampu menghitung akar pangkat tiga dari suatu bilangan.
  4. Masih adanya siswa yang belum mampu menjelaskan dan menyelesaikan soal-soal tentang materi akar pangkat tiga.
3. Siklus III
a. Perencanaan
Tahap perencanaan perbaikan pada siklus III dilaksanakan pada hari ***********88 dengan membuat skenario Rencana Perbaikan Pembelajaran II (RPP II) dan berdiskusi dengan pengamat.
b. Pelaksanaan
pelaksanaan perbaikan pembelajaran II (siklus III), peneliti laksanakan pada hari $$$$$$$$$$$ dengan dibantu oleh 2 pengamat. Pada pelaksanaan kali ini posisi tempat duduk pengamat sama seperti pada proses pelaksanaan perbaikan I (siklus II) bedanya terletak pada pemindahan antar personal pengamat saja.
Skenario langkah-langkah pembelajaran pada pelaksanaan kali ini peneliti akan mengoptimalkan peran lembar kerja siswa sebagai alat belajar dan penerapan metode Cooperative learning sebagai metode pembelajaran. Kali ini peran peneliti hanya sebagai mediator, fasilisator dan motivator.
Berdasarkan refleksi hanya pembelajaran siklus II, maka untuk mengatasi kegagalan-kegagalan seperti yang disebut di atas, maka peneliti melakukan berbagai upaya seperti berikut :
  1. Untuk mengatasi kekuran mampuan siswa dalam menguasai materi tentang akar pangkat tiga suatu bilangan, maka peneliti akan meningkatkan intensitas dan kontinuitas dalam aktifitas pembelajaran. Misalnya dengan menunjuk ulang siswa atau dengan cara berpasangan dengan teman sebangku. Karena bis saja siswa merasa takut atau gerogi saat maju sendirian di depan kelas, sehingga konsep yang sudah diterima kurang utuh diterjemahkan ke dalam bentuk aktifitas peragaan.
  2. Untuk mengatasi kekurang mampuan siswa dalam menjelaskan dan menyelesaikan pengerjaan soal-soal tentang akar pangkat tiga suatu bilangan, maka peneliti akan mengantisipasinya dengan melakukan upaya dengan meningkatkan intensitas dan kontinuitas dalam aktifitas pembelajaran ditambah dengan mengadakan bimbingan terpadu pada waktu siswa melakukan diskusi dengan kelompoknya.
  3. Untuk mengatasi kekurang mampuan siswa dalam menyimpulkan cara penyelesaian materi tentang akar pangkat tiga suatu bilangan, maka peneliti akan melakukan upaya dengan mengadakan tanya jawab dengan memperhatikan ketrampilan bertanya (pemberian acuan, pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan) sehingga konsep yang diterima oleh siswa dapat dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan.
c. Pengamatan/Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dimulai pada hari $$$$$$$$$$$$$$$ dengan dibantu pengawas dan membahasnya dengan dosen pembimbing. Tugas pengamat adalah mengisi lembar pengamatan, berdiskusi dan memberi masukan kepada peneliti tentang kelemahan dan kekuatan selama proses pelaksanaan pembelajaran. Jenis data dan cara pengumpulan data yang dilakukan pada pembelajaran siklus III sama dengan jenis data dan cara pengumpulan data pada pembelajaran siklus II.
d. Refleksi
Refleksi siklus III peneliti laksanakan pada hari $$$$$$$$$$$$. Instrument yang dievaluasi meliputi :
  1. Rekapitulasi hasil lembar kerja siswa dan analisisnya.
Dengan hasil pencapaian rata-rata kelas sebesar 88,4 berarti dengan hasil tersebut sudah bisa dikatakan berhasil jika dilihat dari aspek kerja sama antar siswa dalam aktifitas belajar.
  1. Rekapitulasi hasil tes formatif siswa.
Dengan hasil pencapaian rata-rata kelas sebesar 88,6 berarti dengan hasil tersebut menandakan kalau tingkat penguasaan kompetensi tentang akar pangkat tiga suatu bilangan telah berhasil.
  1. Analisis hasil tes formatif siswa.
Dengan tingkat ketuntasan sebesar 100% berarti semua siswa tuntas dalam mengikuti pembelajaran. Hasil tersebut diperoleh dengan batasan KKM pada mata pembelajaran matematika pokok bahasan akar pangkat tiga suatu bilangan sebesar 60.
  1. Lembar pengamatan ketrampilan proses seluruh siswa (indicator keberhasilan). Dengan hasil pencapaian rata-rata kelas sebesar 76% berarti dengan hasil tersebut mengindikasikan bahwa kegagalan-kegagalan sudah dapat teratasi.
  2. Data aktifitas siswa yang relevan dengan pembelajaran.
Dengan hasil pencapaian rata-rata kelas sebesar 73% berarti dengan hasil tersebut berarti tingkat aktifitas belajar siswa sudah lebih baik.
  1. Data aktifitas siswa kurang relevan dengan pembelajaran.
Dengan hasil pencapaian rata-rata kelas sebesar 8,3% berarti dengan hasil tersebut berarti tngkat aktifitas belajr siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran mengalami penurunan.
DAFTAR PUSTAKA
 Sumber: http://techonly13.wordpress.com/2010/01/22/contoh-laporan-pkp-2/

Posting Komentar

0 Komentar