Terbaru

6/recent/ticker-posts

Materi Pelajaran Multimedia SMK; Mengenal Operasional dan Perawatan Kamera Foto




Kompetensi
Kompetensi :

Mengoperasikan kamera foto digital

Indikator :
  1. Siswa mampu menyebutkan Defenisi Kamera Digital
  2. Siswa mampu menyebutkan Bagian-Bagian Dari Kamera Digital
  3. Siswa mampu menyebutkan fungsi masing-masing Bagian-Bagian Dari Kamera Digital
  4. Siswa Mampu Mengoperasikan Kamera Digital

Materi

Konsep Kamera Digital
Kamera Analog Kamera Digital
Bagi seorang pemula menggunakan kamera analog sering menemukan kendala baik dalam proses pemotretan maupun dari kualitas foto yang dihasilkan. Misalnya : gambar yang kurang sempurna, kesulitan dalam menentukan fokus suatu objek, serta gambar objek yang tak langsung terlihat seperti hasil foto yang sebenarnya. Belum lagi proses pencetakan yang memerlukan ruang gelap dan hasil foto yang tidak bisa diperbaiki/diedit.

Sedangkan apabila anda memotret dengan menggunakan Kamera Digital, anda akan dimudahkan. Dengan menggunakan fasilitas yang ada, Anda dapat menggunakannya dengan mudah, walau anda bukan seorang fotografer profesional. Materi ini akan memperkenalkan kepada anda tentang konsep Kamera Digital, bagian-bagian dan teknik pengoperasiannya.
  1. Pengertian Kamera Digital


    Dilihat dari proses dan hasil perekaman gambar pada Kamera Digital dapat didefenisikan bahwa Kamera Digital merupakan perangkat perekam gambar yang menyimpan data gambar dalam format digital. Kamera Digital termasuk produk teknologi digital (perangkat digitizer) dengan kemampuan mengambil input data analog berupa frekuensi sinar dan mengubahnya ke bentuk mode digital elektronis.


    Cara kerja Kamera Digital hampir sama dengan Kamera Analog. Perbedaan yang mendasar dapat dilihat dari tabel berikut :
  2. Media Penyimpanan Foto

    Kamera analog (kamera biasa) menggunakan lensa untuk mentransfer hasil foto ke dalam negative film dari cahaya yang ditangkap. Negative film ini merupakan media penyimpannya, dan sangat sensitif terhadap cahaya.






    Pada kamera digital perekam gambar menggunakan sensor CCD (Charge Coupled Device) atau CMOS (Complemetary Metal Oxidane Silicon) yang kemudian hasilnya direkam dalam format digital ke dalam media penyimpanan digital semacam Compact Flash, Secure Digital, Memory Stick, dsb. Karena hasil disimpan dalam format digital akan memudahkan untuk ditransfer ke pengolah foto digital semacam komputer, untuk keperluan editing berupa perubahan pada warna, ketajaman, kecerahan dan latar belakang objek.
  3. Megapixel Kamera Digital

    Kamera digital saat ini sudah memiliki sensor penangkap gambar CCD lebih dari jutaan pixel. Semakin banyak pixel yang bisa ditangkap akan semakin detail dan semakin halus gambar yang dihasilkan. Misalnya : untuk memotret gambar ukuran pos card , Anda cukup membeli kamera digital dengan kapasitas sensor 1 Mega pixel. Kamera dengan kapasitas sensor 1 Mega Pixel ini juga masih mencukupi untuk keperluan gambar di website. Akan tetapi untuk keperluan gambar yang jauh lebih detail maka diperlukan kamera dengan kapasitas sensor 2 Mega Pixel atau lebih. Bagi fotografer profesional kini sudah tersedia kamera berkapasitas 5-10 Mega pixel.

    Yang perlu diingat adalah semakin banyak sel-sel sensitif foto yang ditampung dalam chip CCD semakin banyak gangguan-gangguan elektronik yang dihasilkan. Hanya pembuat sirkit elektronik yang cerdik dan canggih yang mampu menangani persoalan ini. Dan sekarang ini memang menjadi persoalan serius, karena belum terlihat siapa penghasil chip CCD terbaik saat ini.
  4. Perbedaan CCD dan CMOS
    CCD
    CMOS

    Saat ini banyak kamera digital murah yang menggunakan sensor CMOS dari pada CCD. Apa kelebihan dan kekurangan CMOS dibanding CCD ? CMOS memiliki keunggulan dimana ongkos produksi murah sehingga harga kamera lebih terjangkau. Sedangkan CCD memiliki keunggulan dimana sensor lebih peka terhadap cahaya sehingga pada kondisi redup (sore/malam) tanpa bantuan lampu blitz / Flash masih bisa menangkap objek dengan baik, sedangkan pada CMOS hasil perekaman objek sangat buram.

Bagian-bagian Kamera Digital
Banyak sekali jenis dan merk Kamera Digital yang ada dipasaran yang merupakan produk dari beberapa perusahaan kamera. Misalnya : Canon, HP, Olympus, Genius , Nikon dan lain-lain dengan keunggulan produk masing-masing. Namun secara umum Kamera Digital mempunyai bagian-bagian yang tidak jauh berbeda antara satu dengan yang lainnya. Untuk lebih jelasnya mari Kita lihat contoh kamera digital HP Photosmart 730 series.
Bagian Sisi Depan dan Sisi Bawah Kamera Digital

Pada bagian sisi depan dan sisi bawah kamera digital memiliki beberapa bagian anatara lain :
Untuk melihat fungsi dari masing-masing bagian sisi depan dan sisi bawah kamera digital adalah sebagai berikut :
  1. Video/Self Timer Light pada modus video akan berwarna merah ketika melakukan perekaman movie, dan pada modus kamera akan berwarna merah berkelap-kelip (blinking red) saat Self Timer diaktifkan.
  2. Microphone merupakan sarana perekaman audio clips pada perekaman movie.
  3. Flash berfungsi menghasilkan kilatan cahaya untuk membantu mendapatkan gambar yang jelas jika kondisi obyek gelap atau kurang cahaya. Misalnya : Malam hari, dalam ruangan. Disamping itu Kamera Digital memiliki Sensor Flash untuk menentukan tingkat pencahayaan secara otomatis. Flash hanya berfungsi pada modus kamera.
  4. Power Adapter Connector berfungsi untuk menyambungkan kamera dengan listrik AC jika tidak menggunakan battery.
  5. USB Connector merupakan konektor penghubung kamera ke komputer atau printer untuk transfer data melalui USB Cable Data.
  6. TV Connector merupakan konektor penghubung kamera ke TV yang berfungsi sebagai pengganti layar (Image Display) dari kamera.
  7. Speaker berfungsi untuk sarana output suara kamera atau audio clips
  8. Tripod Mount merupakan tempat pemasangan tripod kamera
  9. Camera Dock Connector adalah konektor penghubung dengan dok kamera yang memiliki konektor USB, konektor audio visual dan konektor power adapter AC.
  10. Battery Door tempat memasukkan battery kamera.
  11. Lens (Lensa) berfungsi untuk menangkap gambar objek yang ada dihadapan kamera ( objek yang dipotret). Cover Lens (Penutup Lensa) merupakan penutup lensa otomatis berfungsi untuk pengaman lensa ketika kamera tidak digunakan.
Bagian Sisi Atas
Bagian Sisi Atas Kamera Digital

Pada bagian sisi atas kamera digital memiliki beberapa bagian anatara lain :
Fungsi dari masing-masing bagian sisi depan dan sisi bawah kamera digital adalah sebagai berikut :
  1. Flash Button berfungsi untuk menyeting apakah flash aktif atau tidak aktif. Secara default flash dalam keadaan tidak aktif.
  2. Image Quality Button berfungsi untuk menentukan kualitas image yamg dihasilkan. Ada 3 tingkatan kualitas image pada kamera digital dimulai dari yang paling rendah yaitu : Good ditandai dengan *, Better ditandai dengan ** dan Best ditandai dengan ***.
  3. Mode Button berfungsi untuk memilih fitur-fitur yang ada seperti : Self Timer, Macro, Burst atau Exposure Settings.
  4. Status LCD berfungsi menampilkan setting kamera dan setting yang sedang aktif.



    Icon-icon yang tertera pada Status LCD disamping mengindikasikan/menandakan bahwa :
    1. Resolusi Image dipilih adalah best (high resolution)
    2. Setting Night Mode (Modus Malam) sedang aktif
    3. Auto Flash (pencahayaan otomatis) kamera aktif
    4. Flash dalam keadaan Off
    5. Setting Red-Eye Reduction aktif
    6. Perkiraan sisa daya tampung penyimpanan pada memory card berdasarkan jumlah image atau durasi video.
    7. AC Power Adapter sedang terpasang di kamera.
    8. Kondisi Battery penuh, jika battery lemah (low battery) akan dimunculkan peringatan pada Image Display.
    9. Memory Card sedang terpasang dikamera
    10. Perekam audio sedang aktif
    11. Perekam video sedang aktif.
    12. F-stop kamera disetting pada F2.6 atau F4.9 pengaturan aperture kamera.
    13. Mode portrait kamera digital sedang aktif untuk pemotretan jarak 60 s.d 100 cm.
    14. Mode landscape kamera digital sedang aktif.
    15. Mode aksi/sport sedang aktif berfungsi untuk memotret benda bergerak.
    16. Setting Macro sedang aktif untuk pemotretan jarak sekitar 20 cm.
    17. Setting Burst Mode / Multi Snap sedang aktif untuk pengambilan beberapa gambar dalam satu snapshot. Biasanya sampai 5 gambar
    18. Setting Self Timer sedang aktif untuk pemotretan tanpa menekan Shutter Button.
  5. Shutter Button merupakan tombol perekam gambar. Jika ditekan separo akan mengunci fokus dan exposure, kemudian tekan penuh untuk mengambil gambar objek.
  6. Video Button merupakan tombol perekam movie. Jika ditekan pertama kali berarti proses perekaman movie dimulai dan jika ingin menghetikannya tekan video button sekali lagi.

Bagian Sisi Belakang
Pada bagian sisi belakang kamera digital memiliki beberapa bagian antara lain :
Fungsi dari masing-masing bagian sisi belakang kamera digital adalah sebagai berikut :
  1. Optical Viewfinder di kenal juga dengan Jendela Pelihat, berupa jendela kecil pada kamera untuk melihat objek yang akan di ambil oleh fotografer, objek yang tampak pada Optical Viewfinder sesuai dengan kenyataan, dan hasil yang tampak pada Optical Viewfinder pula yang akan terekam pada memory card kamera digital. Pada kamera fotografi profesional, pada Optical Viewfinder juga terdapat titik fokus dan pengukuran cahaya sehingga fotografer dapat melihat apakah gambar yang di hasilkan memiliki cahaya yang cukup dan ketajaman gambar yang pas. Optical Viewfinder juga berfungsi dalam perekaman movie/video
  2. Video Viewfinder Light akan menyala dengan warna merah pada saat perekaman movie/video dan akan berkelap-kelip (blinking red) apabila self timer pada modus kamera diaktifkan atau saat terjadi kesalahan (error).
  3. Auto Focus Viewfinder Light akan menyala dengan warna hijau saat kamera siap untuk pengambilan gambar objek. Saat itu fokus dan exposure objek terkunci dengan ditekannya Shutter Button separonya sebelum perekaman gambar dilakukan kamera. Apabila kamera tidak bisa fokus atau dalam kondisi Long Exposure atau terjadi error maka Auto Focus Viewfinder Light akan berkelap-kelip (blinking green).
  4. ON/OFF Switch merupakan swicth untuk menghidupkan atau mematikan komputer.
  5. Zoom Button untuk proses Zooming (Zoom out/Zoom in) ialah memperbesar gambar objek yang posisinya jauh sehingga tidak perlu mendekati objek untuk memperoleh ukuran yang diinginkan. Perpaduan Optical Zoom dan Digital Zoom menghasilkan zoom yang berlipat
  6. Memory/USB Light akan menyala dengan warna orange apabila Memory Card telah terpasang dengan benar. Memory/USB Light akan berkelap-kelip (blinking orange) pada saat kamera dihidupkan, pengisian ulang battery (charging battery), mengirim dan menerima data melalui USB Connector dan saat membaca dan menyimpan data pada Memory Card.
  7. Memory Card door tempat untuk memasang memory card atau mencabutnya.
  8. Wrist Strap Mount tempat pemasangan tali kamera.
  9. Arrow Button adalah tombol untuk memilih menu yang tampil pada Image Display ke dua arah yaitu atas dan bawah, dan menu tersebut diakses dengan cara menekan OK Button.
  10. Image display berfungsi untuk menampilkan objek yang tertangkap lensa kamera, menampilkan menu-menu yang tersedia, ataupun menampilkan hasil rekaman kamera / movie yang sudah tersimpan pada memory card.
  11. HP Instant Share Button berfungsi mengaktifkan dan menonaktifkan menu yang muncul pada Image Display.
  12. Playback button berfungsi untuk menampilkan dan menutup hasil rekaman yang dimunculkan pada Image display.
  13. Live View Button berfungsi untuk mengaktifkan atau menonaktifkan fasilitas live view yaitu menjadikan Image Display berfungsi sebagai Optical Viewfinder untuk pengambilan gambar yang lebih akurat, namun berdampak pemborosan dalam penggunaan battery.

Peralatan Tambahan
  1. Memory card berfungsi untuk menyimpan data dari hasil pemotretan.

    Ada beberapa type memory card yang tersedia untuk kamera digital, diantaranya SD,MMC (Multi Media Card), SDC, CF, MD, MS, MSPRO dengan beberapa merk memory card yang ada dipasaran seperti : ULTRA, VGEN, KINGSTON, SONY dengan kapasitas daya tampung yang beragam. Misalnya : 16 Mb, 32 Mb, 64 Mb, 128 Mb, 256 MB, 512 MB, 1GB, 2 GB, bahkan ada yang sudah mencapai 4 Gb. Dalam pemilihan memory card hendaklah disesuaikan dengan type dan kemampuan dari Kamera Digital yang dimiliki.
  2. Kabel Data (Data Cable)

    Kabel Data merupakan penghubung antara kamera foto digital dengan komputer, TV dan Printer. Fungsinya memindahkan (transfer) data foto yang ada pada memory card ke komputer untuk keperluan pengeditan atau mencetak foto, menampilkan hasil foto di TV dan untuk mencetak langsung hasil foto ke printer.

    USB Cable Data penghubung kamera dengan komputer atau printer melalui USB PortAudio Visual Cable penghubung kamera dengan TV. Kabel data kamera biasanya hanya bisa untuk kamera yang sejenis.
    sedangkan
  3. Tripod
















    Tripod
    berfungsi membantu dalam proses pemotretan. Untuk pengambilan gambar yang berkualitas diperlukan ketenangan atau minimnya getaran/goyangan kamera saat menekan shutter button sehingga kamera tidak kehilangan fokus. Untuk itu tripod sangat membantu sekali apalagi untuk fotografer tingkat pemula.

  4. Monopod


    Monopod
    mirip tripod, tapi berkaki satu. Lebih mudah dibawa. Hanya dapat menghilangkan goyangan vertikal
  5. Filter berfungsi untuk menyaring cahaya yang masuk. Ada beberapa jenis yaitu :
    1. Filter UV (Ultra Violet)



      Filter UV menyaring cahaya Ultra Violet agar tidak terjadi hazy pada foto-foto landscape, sering digunakan untuk melindungi lensa dari debu.
    2. PL/CPL (Polarizer/Circular Polarizar)


      Filter PL/CPL berfungsi untuk mengurangi bayangan pada permukaan non logam. Bisa juga untuk menambah efek kontras pada foto langit.


Pengoperasian Kamera Digital
Apabila anda ingin melakukan pemotretan sebuah objek maka sebaiknya lakukan persiapan-persiapan sebagai berikut :

Persiapan Awal


Pertama kali untuk keamanan kamera, maka Anda hendaknya memasang tali kamera.


Kemudian periksa battery kamera, jika masih kosong atau battery lemah hendaklah masukkan battery yang masih baru.


Kemudian periksa juga memory card, jika belum terpasang maka silakan dipasang pada slot memory card yang disediakan
Teknik Dasar Pemotretan
Setelah melakukan persiapan awal, berikutnya anda sudah dapat melakukan pemotretan dengan teknik dasar sebagai berikut :

          
  1. Nyalakan kamera dengan menekan ON/OFF Switch. Jika lampu menyala dan tutup lensa kamera terbuka berarti kamera siap untuk digunakan.
  2. Peganglah kamera dengan dua tangan agar kamera tidak goyang saat Anda menekan Shutter Button.
  3. Berikutnya arahkan kamera pada objek dan lihat hasilnya pada tampilan objek (Image Display) atau bisa melihat langsung melalui Optical Viewfinder kamera.
  4. Setelah lensa kamera bisa menangkap objek pada posisi yang tepat maka tekan tombol shutter. Jangan langsung menekan habis Shutter Button untuk memberikan kesempatan cahaya lebih banyak masuk karena secanggih apapun kamera , tetap perlu waktu untuk bekerja. Jika lampu hijau dekat Optical Viewfindermemory card. menyala/berkelip segera tekan penuh Shutter Button untuk mengambil gambar, setelah terdengar bunyi beep berarti pemotretan sudah selesai dan gambar sudah tersimpan pada
Kualitas Image dan Ukuran File
Disamping teknik dasar pemotretan yang perlu anda ketahui adalah tentang hubungan antara kualitas image dengan besarnya ukuran file gambar.

Besar file dan kualitas gambar tergantung dari setting pixel pada saat kamera mengambil gambar dan memprosesnya untuk direkam ke dalam media penyimpanan. Misalnya pada kamera dengan kemampuan 4 Mbit, dengan setting maksimum, tiap gambar akan mencapai ukuran sebesar 9 sampai 15 mega bytes. Ini merupakan ukuran yang sangat besar! Coba bandingkan dengan ukuran disk drive kecil yang hanya menampung 1.4 mega bytes saja.

Untuk menanggulangi hal tersebut, di tiap kamera dilengkapi fasilitas kompresi gambar secara otomatis. Anda tidak perlu pusing dengan bagaimana cara memprosesnya dan settingnya, kamera akan mengaturnya secara otomatis. Mudah saja. Yang perlu Anda ketahui adalah bagaimana cara pengaturannya dan seberapa besar rasio pengkompresian tersebut.

Ada 3 jenis kompresi yang perlu Anda ketahui sebagai pertimbangan sebelum melakukan pemotretan yaitu : kompresi rasio rendah, kompresi rasio tinggi dan tidak ada kompresi
Tidak ada kompresi
Rasio kompresi tinggi
Rasio kompresi rendah
nilai gambar sangat tinggi mutu gambar rendah mutu gambar tinggi
ukuran file sangat besar ukuran file kecil ukuran file besar
filename.tif filename.gif filename.jpg
Gambar cocok untuk dicetak ukuran besar dan liflet Gambar cocok untuk image pada design web Gambar cocok untuk designed multi media

Coba perhatikan gambar di atas. Bila gambar diperbesar beberapa kali akan terlihat perbedaan kualitas. Dengan kompresi tinggi, beberapa titik gambar akan dihilangkan atau dibuat rata dengan seadanya. Akhirnya akan membuat gambar terkotak-kotak dan seakan-akan "pecah" seperti pada gambar bibir di tengah. Dengan kompresi rasio rendah, mutu gambar dapat dipertahankan sehingga gambar akan terlihat lebih alami seperti gambar bibir di sebelah kanan.

Disamping tingkat kompresi, resolusi gambar juga berpengaruh terhadap kualitas image. Semakin besar ukuran resolusi semakin halus kualitas gambar yang dihasilkan, dan sebaliknya semakin kecil resolusi semakin kasar kualitas gambar.

Setting Kamera Digital
Sebelum melakukan pemotretan maka Anda sebaiknya melakukan setting kamera digital sesuai dengan kondisi objek dan hasil yang Anda inginkan. Secara umum fitur-fitur yang biasa disetting pada kamera digital antara lain :
  1. Flash On/Off



    Untuk mengaktifkan flash atau menonaktifkan dilakukan dengan mengakses menu kamera. Default flash kamera dalam keadaan off. Penggunaan flash disesuaikan dengan tingkat pencahayaan yang ada.
  2. Self Timer



    Pada kamera digital self timer merupakan fasilitas untuk mangatur waktu pemotretan yang ditandai dengan nyalanya Self Timer Light yang bisa mencapai 10 detik. Selain memudahkan untuk memotret gambar diri, fitur ini juga berguna untuk mengambil gambar dalam keadaan cahaya yang kurang, karena bisa mengurangi guncangan saat menekan Shutter Button.
  3. Sharpness


    Sharpness merupakan fasilitas untuk mengatur tingkat ketajaman gambar (lebih lembut atau lebih terang) yang akan menimbulkan efek yang berbeda pada image.
  4. White Balance
    Setting White Balance meliputi :
    1. Auto White Balance



      Settingan ini adalah settingan otomatis. Fotografer mempercayakan sepenuhnya kepada kehebatan kamera dan biasanya kamera akan mencari settingan white balance yang paling natural, sama seperti aslinya.
    2. Day Light



      Seperti namanya, settingan ini akan menormalisasi gambar yang berada pada lighting yang berlebihan seperti misalnya dalam kondisi outdoor yang bermandikan cahaya matahari. Warna yang diperkuat adalah kuning kecokelatan.
    3. Tungsten



      Tungsten digunakan untuk menormalisasi gambar yang berada di bawah lampu tungsten. Jika digunakan dalam lingkungan yang normal, maka efek yang dihasilkan menjadi kebiru-biruan. Tidak seperti filter CPL yang membirukan warna biru, tungsten membuat keseluruhan gambar menjadi mayoritas berwarna biru.
    4. Fluorescent



      Settingan ini digunakan untuk menormalisasi gambar yang berada di bawah lampu fluorescent atau yang lebih umum disebut neon warna putih atau lampu TL. Lampu TL adalah salah satu lampu yang paling tidak artistik, karena terlalu banyak menyemprotkan warna putih dan memudarkan warna yang lain. Untuk membuatnya lebih natural, bisa dipakai filter fluorescent.
  5. Picture Resolution



    Pada kamera digital picture resolution merupakan fasilitas untuk mangatur resolusi dari image. Ada 3 jenis resolusi image pada kamera digital yaitu :
  6. Night Mode




    Night Mode berfungsi untuk pemotretan dimalam hari saat cahaya redup/intensitas cahaya rendah
  7. Exposure

    Exposure
    adalah jumlah cahaya yang masuk ke kamera yang mempunyai efek terhadap foto yang dihasilkan. Pencahayaan berlebih akan menyebabkan hasil foto washed-out (lazim disebut over-exposure/OE) dan pencahayaan kurang akan menyebabkan hasil foto gelap (lazim disebut under-exposure/UE). Lalu bagaimana mendapatkan cahaya yang tepat? Anda mengenal apa yang disebut lightmeter dalam dunia fotografi. Lightmeter ada yang built-in di dalam bodi kamera dan ada pula yang handheld. Anda menggunakan lightmeter untuk mengukur cahaya reflektif yang masuk ke dalam lensa dan prosesor kamera akan menentukan apakah sudah sesuai dengan stelan iso kamera Anda. Pada modus auto atau programmed auto, secara otomatis kamera akan mencarikan kombinasi yang tepat antara Aperture dan Shutter Speed. Pada modus Aperture Priority (A/Av) kamera akan menggunakan Aperture yang Anda pilih dan menentukan Shutter Speed yang cocok. Sebaliknya, pada modus Shutter Speed priority (S/Tv) kamera akan menggunakan Shutter Speed yang Anda pilih dan menentukan Aperture yang tepat. Pada modus manual (M) Anda akan harus menentukan kombinasi yang tepat dipandu oleh meter kamera tersebut.
  8. Meter kamera adalah ukuran intensitas cahaya yang masuk itu. Jika meter menunjukkan kekurangan cahaya maka Anda bisa memperkecil Aperture atau memperlambat Shutter Speed. Sebaliknya jika meter menunjukkan kelebihan cahaya maka Anda bisa memperbesar Aperture atau mempercepat Shutter Speed. Perlu diingat bahwa semakin lambat Shutter Speed maka semakin besar peluang obyek kabur karena gerakan tangan, getaran kamera, atau gerakan obyek itu sendiri.
    1. Shutter Speed

      Fungsi dari shutter speed adalah untuk mengatur cahaya yang masuk selama proses pengambilan gambar. Jika memotret objek diam maka shutter speed disetting diangka yang rendah, sedang untuk memotret objek yang bergerak shutter speed disetting diangka lebih tinggi. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk shutter tersebut terbuka akan sangat mempengaruhi "kecerahan" gambar (exposure) dan bagaimana gerakan yang mungkin terjadi akan terekam pula. Banyak orang kadang menyebutnya dengan kecepatan bukaan diafragma. Shuttershutter

      Misalnya : Anda ingin mengambil foto jalanan yang ramai, sehingga terlihat kesan lampu mobil seperti garis-garis merah yang memenuhi jalan. Teknik ini dinamakan Long Exposure.

      Ini bisa dilakukan dengan permainan efek Shutter Speed. Mari Anda lihat contoh di bawah:


      Pada gambar paling kiri Shutter Speed di set pada kecepatan 1/250 detik. Sangat cepat! Dalam hal ini, kamera otomatis akan menentukan kecepatan Shutter Speed sehingga didapatkan hasil yg akurat. Akan tetapi, kadang Anda ingin menampilkan efek seolah-olah objek bergerak seperti kincir angin tersebut bergerak. Hal tersebut bisa didapat dengan mengeset Shutter pada angka yg lebih tinggi. Misalnya pada contoh ini, shutter speed yg digunakan adalah 0,8 detik. Dengan kata lain lensa akan terbuka selama 0,8 detik dan semua yg bergerak akan terekam saling tindih. Akibatnya akan terjadi blur
      dengan kecepatan rendah akan memberikan jatah cahaya yang masuk ke lensa lebih lama. Akibatnya gambar yang terekam seakan-akan lebih lembut dan terang. Sebaliknya, untuk dengan kecepatan tinggi, cahaya yang masuk akan sedikit dan gambar yang dihasilkan akan lebih gelap. di daerah kincir angin. Efek ini akan menimbukan kesan hidup pada foto. Perlu diingat, dengan bukaan yg lebih lama, Anda perlu menggunakan tripod. Sebab tangan Anda sendiri bergerak, yang akan mengakibatkan semua gambar jadi blur. Jadi seandainya tangan Anda bergerak, gerakan tersebut tidak seimbang dengan kecepatan 1/250 detik. Pada kamera, biasanya setting untuk shutter speed bisa ditemui dengan angka sebagai berikut: 1/1000, 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30, 1/15, 1/8, 1/4, 1/2, 0.2, 0.3, 0.6, 1, 1.5, dan seterusnya. 1/250 berarti 250 miliseconds, dan 1.5 berarti satu setengah detik.
    2. Aperture


      Aperture
      atau bukaan rana merupakan lebarnya lubang yang dibuka oleh kamera untuk mengizinkan cahaya masuk. Biasanya disimbolkan dengan angka f/stop. Semakin besar angkanya semakin kecil bukaannya. Apabila memotret diruang yang intesitas cahaya rendah maka dept of file disetting harus lebih lama/besar dengan angka semakin kecil, dan sebaliknya apabila memotret benda diruang yang terang maka dept of file disetting lebih cepat. Karena itu biasa ditulis sebagai penyebut pecahan seperti f/1.4, f/2, f/2.8, f/4, f/5.6, f/8, f/11, f/16, f/22, dst. Aperture ini juga berkaitan dengan DoF (Depth of Field) atau ruang tajam yang bisa Anda definisikan sebagai ruangan di depan dan belakang obyek yang masih masuk dalam jangkauan focusBerikut adalah contoh efek dari setting aperture :


    3. Setting ISO (Sensitivitas Cahaya)
      Pada kamera analog sensitivitas film dikenali lewat angka ASA seperti : ASA 100, ASA 200, sedangkan sensitivitas kamera digital diatur lewat setelan standar ISO. ISO (International Organization for Standardization) mengeluarkan standar untuk sensitivitas cahaya yang disebut ISO 5800. Jenis setelan ISO pencahayaan standar adalah 100, 200, 400 dan 800. Pada kamera yang lebih canggih, tersedia ISO 200 sampai 1600. ISO tinggi mampu menghasilkan gambar yang sempurna dalam ruangan tertutup, namun bisa menghasilkan efek negatif berupa noise (tampilan titik atau goresan pada gambar).
    4. Zooming
      zooming akan menyebabkan perubahan f/stop menjadi lebih lambat (angka besar). Ini tentunya akan berpengaruh pada obyek yang ingin difoto. Penggunaan zoom pada kamera biasanya dibarengi dengan penggunaan zoom head pada flash. Lensa tele/zoom akan mempersempit sudut cakupan lensa dan zoom head pada flash akan mempersempit dispersi cahaya flash itu, yang dengan kata lain menambah intensitasnya sehingga bisa menjangkau lebih jauh. Zoom head pada posisi tele dgn lensa pada posisi wide akan menyebabkan ada bagian foto yang tidak mendapat cahaya atau Anda kenal dengan istilah vignet. Zoom head pada posisi wide dan lensa pada posisi tele akan menyebabkan cahaya flash tidak bisa menjangkau obyek yang jauh.

Posting Komentar

0 Komentar