Terbaru

6/recent/ticker-posts

Contoh PTK MATEMATIKA SD



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika salah satu ilmu dasar telah berkembang pesat baik materi maupun kegunaannya. SD merupakan lembaga pendidikan pertama bagi peserta didik untuk belajar membaca, menulis dan berhitung. Kecakapan Calistung merupakan landasan pokok yang harus dikuasai peserta didik untuk menggali dan menimba pengetahuan lebih lanjut. Tanpa penguasaan yang mantap terhadap kemampuan tersebut tentu ilmu yang lain tak dapat dikuasai.



Mengingat pentingnya peran guru dalam pendidikan maka guru harus berusaha meningkatkan kemampuan profesinya. Guru merencanakan, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi, menganalisis hasil evaluasi dengan baik. Saat menganalisis peneliti menemukan masalah. Sebagai guru yang profesional mempunyai sifat responsif terhadap masalah siswanya demi mencapai keberhasilan.
Peneliti telah merencanakan, melaksanakan pembelajaran matematika di kelas VI SD................................. pada Standar Kompetensi.3.2 Menentukan hubungan antara satuan waktu, satuan panjang dan satuan berat. Indikator 3.2.2Menentukan hubungan antar satuan panjang. Setelah melaksanakan pembelajaran tersebut di kelas VI hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan. Dari ........ siswa hanya .............. siswa yang berhasil tuntas dalam belajar mendapat nilai dari ........ maka masih ......... siswa yang belum tuntas. Sedangkan penguasaan materi secara klasikal masih sangat rendah yaitu ............ Dari hasil analisis yang telah dilakukan, peneliti merasa adanya permasalahan. Maka peneliti berusaha melakukan perbaikan melalui “Penelitian Tindakan Kelas”.
B. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
a. Meningkatkan prestasi siswa tentang melakukan operasi hitung satuan panjang.
b. Memperbaiki proses pembelajaran Matematika di SD.
2. Manfaat Hasil Penelitian
a. Bagi siswa
1) Meningkatkan prestasi siswa.
2) Melatih siswa terampil, berpola fikir matematis yang logis, kritis dan sistematis.
b. Bagi Peneliti
Dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas
1) Menambah wawasan.
2) Meningkatkan profesionalisme.
3) Mengenal tentang pengetahuan penelitian.
4) Meningkatkan citra sekolah.
c. Bagi Sekolah
1) Meningkatkan citra sekolah.
2) Meningkatkan SDM.
C. Proses Penulisan Laporan dan Jumlah Siklus Perbaikan
Laporan penelitian disusun setelah peneliti membuat catatan selama merancang dan melaksanakan perbaikan, melakukan observasi, refleksi, dan diskusi dengan teman sejawat dan supervisor.
Pelaksanaan perbaikan peneliti lakukan dalam 3 siklus yang berkesinambungan.
Siklus 1 dilaksanakan pada hari ...............
Siklus 2 dilaksanakan pada hari ..................
Siklus 3 dilaksanakan pada hari ...........................
D. Gambaran Umum Isi Laporan
Laporan perbaikan pembelajaran ini disusun dengan sistematika pendahuluan, perencanaan perbaikan pembelajaran, pelaksanaan perbaikan pembelajaran temuan dan hasil yang diperoleh, kesimpulan dan saran tindak lanjut daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB II
PEENCANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Identifikasi Masalah
Peneliti telah melaksanakan perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi hasil pembelajaran matematika tentang Satuan panjang di kelas VI SD ................... Dari hasil evaluasi hasilnya masih jauh dari yang diharapkan. Rata-rata kelas hanya..........................
Berdasarkan refleksi peneliti, diskusi dengan teman sejawat, dan Kepala Sekolah maka masalah rendahnya prestasi siswa adalah:
1. Minat siswa kurang terhadap pelajaran matematika.
2. Prestasi yang dicapai rendah dalam materi satuan panjang.
B. Analisis dan Perumusan Masalah
Melalui refleksi peneliti dan diskusi dengan teman sejawat dan Kepala Sekolah
1. Mengapa siswa kurang aktif dalam pembelajaran matematika, operasi hitung satuan panjang ?
2. Mengapa penguasaan materi tentang operasi hitung dengan satuan panjang rendah?
Berdasarkan hal di atas peneliti dibantu supervisor merumuskan masalah yang menjadi perbaikan. “Bagaimana upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika tentang operasi hitung satuan panjang ”
C. Rencana Perbaikan
1. Kerangka Teoritik dan Hipotesis Tindakan
a. Kerangka Teoritik
Menurut Piaget (dalam Yusron Irman 2003:2) anak yang berumur 7-11 tahun termasuk dalam tahap berpikir kongkrit mereka akan lebih memahami konsep jika dihadapkan pada benda real yang mereka coba dan amati.
Menurut Y Padmono (1998:10) bahwa metode latihan merupakan suatu metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih melakukan suatu ketrampilan tertentu berdasarkan petunjuk guru.
Menurut Udin S. Winataputra (2005 : 3-14) bahwa metode latihan dapat memperkuat terhadap pemilikan informasi siswa.
Menurut William Broenell (1935:1.22) bahwa belajar pada hakekatnya merupakan proses yang bermakna. Ia mengemukakan bahwa belajar matematika merupakan belajar bermakna dan pengertian.
Menurut Robert I. Havighurt (1995:71) anak usia SD memiliki karakteristik senang bermain, senang bergerak, senang belajar/bekerja dalam kelompok dan senang melakukan atau melaksanakan sesuatu sacara langsung karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus dapat merancang model pembelajaran yang memiliki unsurpermainan, bergerak/bekerja dan belajar kelompok dan terlihat secara aktif.
b. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritis yang peneliti uraikan diatas maka bersama supervisor peneliti tentukan hipotesis tindakan sebagai berikut : “Penggunaan Alat peraga yang tepat dapat meningkatkan minat dan prestasi siswa”
2. Analisis Kelayakan Hipotesis
Untuk mengetahui apakah mungkin rencana tindakan tersebut dilaksanakan, peneliti mencoba melakukan analisis kelayakan hipotesis. Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan adalah :
a. Kemampuan dan komitmen peneliti sebagai aktor pelaksana.
b. Kemampuan dan kondisi fisik siswa dalam mengikuti tindakan tersebut.
c. Ketersediaan sarana/fasilitas yang diperlukan.
d. Alokasi dan estimasi waktu
e. Iklim belajar dan iklim bekerja di sekolah.
Setelah melalui pertimbangan dan konsultasi dengan kepala sekolah, peneliti mengambil keputusan, hipotesis yang diajukan layak diteliti.
3. Indikator dan Kreteria Keberhasilan
Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan adalah tercapainya ketuntasan belajar jika siswa telah mengusai 75% dari materi. Keaktifan siswa meningkat dapat dilihat dari keberhasilan siswa selama proses pembelajaran siswa berlangsung.
Kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat keaktifan dan prestasi belajar siswa adalah :
1. Prestasi belajar siswa tuntas jika memperoleh nilai alt="clip_image002[2]" width="13" height="16" /> 80 secara klasikal.
2. Peningkatan keaktifan dalam perbaikan pembelajaran dikatakan berhasil jika 90 %terlibat aktif dalam pembelajaran.
4. Data, Teknis Pengumpulan dan Analisis Data
a. Jenis data meliputi :
1) Data kualitatif berupa data tentang keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
2) Data kuantitatif data tentang nilai siswa dari hasil tes formatif.
b. Alat pengumpul data meliputi :
1) Lembar pengamatan.
2) Alat tes (penilaian)
c. Teknik pengumpulan data meliputi :
1) Data kuantitatif dikumpulkan melalui lembar pengamatan keterlibatan siswa pada pembelajaran.
2) Data kuantitatif dikumpulkan dari hasil ulangan siswa pada tiap akhir siklus.
d. Analisis Data
Analisis-analisis data dilakukan dengan membandingkan tingkat keterlibatan dan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah melaksanakan perbaikan.
5. Rancangan Perbaikan Pembelajaran
Rencana perbaikan pembelajaran tentang melakukan operasi hitung satuan panjang di kelas................................., akan peneliti lakukan melalui 3 siklus tindakan.
a. Siklus Pertama
1) Perencanaan
a) Peneliti dan observer berkolaborasi membuat rencana perbaikan pembelajaran tentang melakukan opersi hitung dengan satuan panjang mengunakan alat peraga .
b) Mempersiapkan lembar kerja siswa.
c) Menyiapkan lembar evaluasi untuk akhir tindakan.
2) Pelaksanaan
Dengan dilandasi oleh pendapat Piaget dalam Yusron Rahman 2003 : 2. Anak yang berumur 7-11 tahun termasuk dalam tahap berfikir konkrit akan lebih paham jika dihadapkan pada benda real yang mereka coba da amati dan menurut Robert I Havighurt 1995 : 71 anak usia SD memiliki karakteristik senang bermain, senang bergerak, melakukan sesuatu sacara langsung serta dikaitkan dengan hasil prestasi siswa pada studi pendahuluan belum tuntas belajar, maka peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran yang tepat dengan cara menyelaraskan antara materi dengan pendekatan belajar yang dimungkinkan ceramah, demostrasi ,penugasan, langkah-langkah sebagai berikut :
Fase I : Orientasi siswa pada masalah.
Kegiatan guru memotivasi siswa.
Fase II : Mengorganisasikan siswa untuk belajar.
Kegiatan guru menjelaskan cara mengoperasikan media pembelajaran yang akan dilakukan siswa.
Fase III : Membimbing siswa individu/kelompok untuk
menyelesaikan lembar kerja.
Fase IV : Menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah.
3) Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti besama dengan observer menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan dan dilaksanakan selama pembelajaran.
4) Refleksi
Apabila pada siklus pertama keaktifan dan nilai siswa belum memenuhi batas ketuntasan belajar siswa, pada siklus kedua perlu ditanggulangi dengan lebih mengintensifkan bimbingan dan menambah alat peraga yang dapat memperjelas.
b. Siklus Kedua
1) Perencanaan
a) Membuat perencanaan perbaikan bersama observer dan supervisor.
b) Mempersiapkan lembar observasi.
c) Mempersiapkan lembar kerja siswa.
d) Menyiapkan lembar evaluasi.
2) Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran pada siklus kedua masih menggunakan metode ceramah,demostrasi, penugasan,. Upaya tambahan yang dilakukan adalah membimbing siswa cara mengoperasikan media
3)Observasi
Observasi tetap dilakukan oleh peneliti bersama dengan observer selama pembelajaran.
3) Refleksi
Setelah melaksanakan perbaikan siklus kedua, peneliti kembali melakukan refleksi jika pada siklus kedua ini belum mencapai kreteria yang ditentukan, proses pembelajaran dilanjutkan pada siklus ketiga ditanggulangi dengan bimbingan individual dan menambah alat peraga yang tepat.
c. Siklus
1) Perencanaan
a) Peneliti dengan observer berkolaborasi membuat rencana perbaikan pembelajaran tentang operasi hitung satuan panjang.
b) Mempersiapkan lembar observasi.
c) Mempersiapkan pelaksanaan observasi.
d) Mempersiapkan lembar kerja siswa.
e) Mempersiapkan lembar evaluasi untuk akhir tindakan siklus ketiga.
2) Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran pada siklus ketiga masih menggunakan metode ceramah,demotresi, penugasan tambahan yang dilakukan adalah membimbing siswa secara individu cara mengoperasikan media pembelajaran
Observasi
Observasi tetap dilakukan oleh peneliti bersama dengan observer selama pembelajaran.
3) Refleksi
Setelah melaksanakan perbaikan siklus ketiga, peneliti kembali melakukan refleksi dan diskusi dengan observer. Jika hasil perbaikan sudah dianggap memenuhi harapan tindakan dihentikan. Pembelajaran dilanjutkan pada materi berikutnya dan bagi anak tertentu yang dianggap belum memenuhi harapan diberi bimbingan secara individual

Posting Komentar

0 Komentar