
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, semua lembaga pendidik dan tenaga kependidikan (LPTK) menyatakan siap dengan metode pengajaran multigrade teaching ini. Berdasarkan data, jumlah LPTK di Tanah Air saat ini mencapai 374 lembaga,yang terdiri atas 32 negeri dan 342 lembaga swasta. Nuh mengatakan, dengan metode multigrade teaching ini, guru tidak hanya dapat mengajar Matematika, namun juga Fisika.
Multigrade juga mampu menjawab isu kekurangan guru. “Multigrade teaching ini juga akan mampu menjawab persyaratan mengajar 24 jam yang diwajibkan untuk sertifikasi. Selain itu, juga merembet ke bentuk penghematan anggaran miliaran rupiah yang dapat dialihkan untuk beasiswa dan penambahan fasilitas,” tandas Nuh saat berorasi ilmiah di hadapan mahasiswa baru Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) kemarin.
Dengan metode ini nantinya, ujarnya, maka guru dituntut tidak hanya mengajar pada satu kurikulum saja. Melainkan, harus bisa mengajar di dua atau bahkan tiga kurikulum yang berbeda. Guru, harus menguasai dan menambah ilmunya. Mendikbud mengatakan, pada 2015 Indonesia hanya membutuhkan 180.000 guru. Dengan demikian, dengan jumlah 2,9 juta guru di Indonesia yang ada saat ini dinilai sudah lebih dari cukup.
“Saya jamin Indonesia tidak akan kekurangan guru. Guru kita sudah terlampau banyak, sebab dengan model distribusi ini saja pada 2015 nanti pemerintah hanya butuh 180.000 guru,” ungkap Nuh. Bahkan, jika jumlah guru yang ada saat ini dikawinkan dengan program multigrade teaching atau satu guru harus mengajar dua mata pelajaran, kebutuhan guru hanya 150.000 orang.
“Karena itu, tidak perlu lagi melakukan pengangkatan guru. Jika pengangkatan guru tetap dilakukan di daerah yang kekurangan maka dikhawatirkan tidak akan menyelesaikan masalah. Justru jumlah guru secara nasional semakin membengkak,” tandasnya. Mendikbud menyatakan metode pengajaran baru ini akan membutuhkan LPTK yang berasrama. Dia memastikan semua kampus pencetak guru sudah memiliki asrama.
Mantan menkominfo ini menambahkan, ada tiga lapis calon guru yang akan diasramakan, yakni para mahasiswa semester tujuh atau delapan akan diasramakan terlebih dulu, baru tahap kedua mahasiswa semester lima dan enam,dan tahap selanjutnya adalah mahasiswa semester satu dan dua.
Mahasiswa pada lapis pertama itu akan disiapkan untuk mengisi kekosongan guru yang terjadi dalam waktu dekat. “Nanti ketika tes ini sudah kita lakukan dan mereka masuk ke asrama,mereka juga akan diberikan beasiswa,”ungkap Nuh Rektor UNY Rochmat Wahab mengatakan,UNY sebagai salah satu LPTK pencetak guru berkontribusi signifikan bagi kemajuan pendidikan di DIY dan Jawa Tengah.
Hal ini ditunjukkan dengan hampir 60–70% mahasiswa UNY berasal dari kedua kota tersebut. Untuk tahun ini saja, paparnya, dari 6.191 mahasiswa baru, ada 1.125 mahasiswa di Fakultas Ilmu Pendidikan, sedangkan untuk jurusan Bahasa dan Seni (1.090), Matematika dan IPA (718), Ilmu Sosial (743),Teknik (1.180),Keolahragaan (6.350), dan Ekonomi (700).
Sekretaris Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2012 ini juga meminta pemerintah membatasi jumlah LPTK yang ada. Dia khawatir jumlah LPTK akan semakin menjamur seiring dengan euforia sertifikasi guru. Jika tidak segera dibatasi, terangnya, maka LPTK tidak akan mendukung kebutuhan riil yang berbeda di setiap daerah. LPTK, ujarnya, sebaiknya harus memiliki program studi yang lengkap. Dia mengungkapkan, hanya ada 12 LPTK yang telah memiliki program studi lengkap,yakni di Medan, Padang,Jakarta,Bandung,Yogyakarta, Bali, Makassar, dan Gorontalo.
Anggota Komisi X DPR Rohmani berpendapat,sebelum pemerintah membuat metode pengajaran baru, seharusnya pemerintah membuat peta persoalan distribusi guru.“ Saya khawatir pemerintah pusat pun tidak memiliki data yang valid tentang persebaran guru,terutama distribusi guru berdasarkan mata pelajaran,”tandasnya.
Kualitas guru, ujarnya, juga ditentukan oleh kompetensi pedagogik sang guru.Karena itu, Kemendikbud juga harus mampu melatih mereka sesuai mata pelajaran yang diampunya
0 Komentar