Edisi Agustus Tahun 2011
Upaya
Peningkatan Kompetensi Menulis Karangan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dengan Model Paikem Bagi Siswa Kelas V
SD Negeri Banaran 01 Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011
Khosyiatun
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas, kreativitas, efektivitas, suasana belajar dan kompetensi
menulis karangan dalam pembelajaran bahasa Indonesia
dengan model Paikem bagi siswa kelas V SD Negeri Banaran 01 semester I tahun ajaran 2010/2011.
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan September 2010
sampai dengan bulan Nopember 2010. Penelitian dilakukan pada waktu itu karena
materi yang berhubungan dengan kompetensi
menulis karangan untuk siswa kelas V masuk materi program
semester 1 tahun ajaran 2010/2011. Adapun Yang menjadi subyek penelitian
tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri Banaran 01 UPTD Pendidikan
Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo, dengan jumlah siswa 16 yang terdiri dari 9 laki-laki dan 7 perempuan.
Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4
tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Analisis
data, data kualitatif hasil pengamatan proses pembelajaran dianalisis
menggunakan analisis diskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dengan
siklus II, sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif) dari hasil
belajar siswa dianalisis menggunakan deskriftif komparatif yaitu membandingkan
nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II, kemudian
direfleksi.
Hasil penelitian melalui model Paikem kompetensi menulis karangan dalam pembelajaran
bahasa Indonesia dengan model
Paikem bagi siswa kelas V SD Negeri Banaran 01 semester I
tahun ajaran 2010/2011 meningkat Dari siklus I
ke siklus II,
terdapat peningkatan Dari kategori cukup aktif menjadi aktif. Aspek Kreatifitas
Meningkat dari kategori cukup kreatif menjadi kreatif; Aspek efektivitas
meningkat dari kategori cukup efektif
menjadi efektif .Aspek suasana belajar
meningkat dari kategori cukup menyenangkan menjadi
menyenangkan. Sedangkan
hasil belajar Dari kondisi
awal ke siklus II mengalami peningkatan
yaitu dari 4 siswa (25 %)
yang mendapat nilai tuntas menjadi 16 (100%)
meningkat 12 (75 %).
Nilai rata-rata dari 60,31 menjadi 76,25 meningkat sebesar 15,94
Kata Kunci : Kompetensi
Menulis Karangan. Model Paikem.
PENDAHULUAN
Latar
Belakang Masalah
Mengarang merupakan salah satu kompetensi yang harus dukuasai oleh
siswa. Kegiatan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui tulisan. Keterampilan
menulis merupakan kegiatan produktif yang sebaiknya dimiliki oleh seseorang. Pengetahuan serta
keterampilan menulis dapat dimiliki melalui bimbingan dan latihan yang
intensif, yaitu dimulai sejak di SD. Dengan memiliki kemampuan menulis peserta
didik dapat mengkomunikasikan ide, penghayatan dan pengalamananya kepada berbagai
pihak. Melalui pembelajaran menulis peserta didik dapat memperoleh pengetahuan
yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, emosional, serta
berpikir kritis dan kreatif. Berdasarkan pengalaman di sekolah pembelajaran
menulis khususnya mengarang masih mengalami kesulitan, ketika mendengar istilah
menulis dan mengarang, bayangannya terkait pada sesuatu yang tidak menarik,
menjemukan, dan bahkan memfrustasikan, yang mengakibatkan kompetensi menulis
karangan siswa kelas V SD Negeri Banaran 01 Semester I tahun ajaran 2010/2011 masih
rendah. Dari 16 siswa yang mendapat nilai
tuntas di atas KKM 63 hanya ada 4 (25 %)
siswa dan yang mendapat nilai di bawah KKM ada 12 (75
%) siswa, dengan nilai rata-rata kelas 60,31. Sedangkan dilihat dari
kreativitas mengarang siswa juga masih rendah, dimana saat siswa membuat
karangan belum sistimatis pokok pikiran yang disusun masih tumpang tindih.
Kalimat-kalimat dalam paragraf yang disusun masih kacau, tidak pas, sering
terjadi pengulangan kata dan kalimat satu dengan kalimat lain dan satu paragraf
tidak nyambung.
Rendahnya kompetensi menulis karangan disebabkan karena
guru masih berpandangan paradigma lama
yaitu mengajar berpusat pada guru, dimana guru bertindak sebagai sumber
informasi yang akan mentrasfer informasi kepada siswa, guru banyak menerapkan
metode ceramah dan tugas, serta penyajian pelajaran yang monoton membuat
suasana pembelajaran menjadi menjenuhkan dan
kurang dapat memotivasi siswa untuk lebih menyukai menulis karangan.
Ketrampilan yang seharusnya dilatih dan dikembangkan kepada siswa justru
didominasi oleh guru sendiri, sehingga ketrampilan mengarang terabaikan. Materi
yang diberikan kepada siswa belum kontekstual atau belum sesuai dengan
kehidupan nyata sehari-hari bagi siswa. Siswa hanya pasif menunggu datangnya
informasi. Proses belajar mengajar seperti ini menyebabkan siswa pasif, yang hanya memiliki pola belajar
yang terkenal dengan DDCH ( Datang Duduk Catat, dan Hafal), atau D4 ( Datang
Duduk Dengar, dan Diam).
Diharapkan
guru perpandangan terhadap paradigma yang baru belajar diartikan sebagai proses
membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses ini
bisa dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama dengan dengan orang lain.
Mengingat belajar adalah kegiatan aktif siswa yaitu membangun pemahaman dari
berbagai sumber informasi, maka partisipasi guru jangan sampai merebut otoritas
atau hak siswa dalam membangun gagasannya. Dengan kata lain, partisipasi guru
harus selalu menempatkan pembangunan pemahaman adalah tanggung jawab siswa,
bukan guru, maka diharapkan guru
menerapkan model Paikem.
Rumusan
Masalah
Melalui
penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah melalui model Paikem
aktivitas dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang kompetesi menulis
karangan bagi siswa kelas V SD Negeri Banaran 01 semester I tahun pelajaran 2010/2011 meningkat?
2.
Apakah melalui model Paikem
kreativitas dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang kompetesi menulis
karangan bagi siswa kelas V SD Negeri Banaran 01 semester I tahun pelajaran 2010/2011 meningkat?
3.
Apakah melalui model Paikem
efektivitas dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang kompetesi menulis
karangan bagi siswa kelas V SD Negeri Banaran 01 semester I tahun pelajaran 2010/2011 meningkat?
4.
Apakah melalui model Paikem
suasana dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang kompetesi menulis karangan
bagi siswa kelas V SD Negeri Banaran 01 semester I tahun pelajaran 2010/2011
menyenangkan?
5.
Apakah melalui model Paikem hasil
kompetensi menulis karangan dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa
kelas V SD Negeri 01 semester I tahun pelajaran 2010/2011 meningkat?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan khusus
dalam penelitian tindakan kelas dibawah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui peningkatan aktivitas dalam pembelajaran bahasa
Indonesia tentang kompetesi menulis karangan bagi siswa kelas V SD Negeri
Banaran 01 semester I tahun pelajaran 2010/2011.
2.
Untuk
mengetahui peningkatan kreativitas dalam pembelajaran
bahasa Indonesia tentang kompetesi menulis karangan bagi siswa kelas V SD
Negeri Banaran 01 semester I tahun pelajaran 2010/2011.
3.
Untuk
mengetahui peningkatan efektivitas dalam pembelajaran
bahasa Indonesia tentang kompetesi menulis karangan bagi siswa kelas V SD
Negeri Banaran 01 semester I tahun pelajaran 2010/2011.
4.
Untuk
mengetahui suasana dalam pembelajaran bahasa Indonesia
tentang kompetesi menulis karangan bagi siswa kelas V SD Negeri Banaran 01
semester I tahun pelajaran 2010/2011
5.
Untuk
mengetahui peningkatan hasil kompetensi menulis karangan
dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa kelas V SD Negeri Banaran 01 semester I
tahun pelajaran 2010/2011.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam
penelitian tindakan kelas dibawah ini adalah sebagai berikut:
a.
Manfaat bagi siswa, memberikan
pengalaman belajar yang aktif, inovatif, kreatif dalam suasana pembelajaran
yang menyenangkan.
b.
Manfaat bagi guru, memberikan
langkah dan arah yang jelas kepada guru dalam mengimplementasikan model PAIKEM
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia serta memberikan masukan yang sangat penting bagi guru untuk
memperluas pandangan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan model PAIKEM
sehingga siswa dapat belajar lebih efektif dan efisien.
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Pembelajaran
Menulis Karangan di Sekolah Dasar
Hakikat Menulis Karangan
Secara
umum pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
bernalar, berkomunikasi, mengungkapkan pikiran, perasaan, serta membina
persatuan dan kesatuan bangsa. Khusus di SD pembelajaran lebih mengutamakan
khusus untuk pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia sederhana melalui
kegiatan membaca dan menulis atau mengarang (Depdiknas, 2010: 195).
Pada
hakikatnya belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu
pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berfikir
dan sikap berbahasa baik secara lisan maupun secara tertulis. Sedangkan pembelajaran
menulis secara khusus membimbing peserta didik agar mampu menggunakan gagasan,
pendapat, pengalaman, pengalaman maupun pesan secara tertulis.
Teori
menulis atau mengarang memang mudah dan gampang dihafal. Tetapi, menulis atau
mengarang bukanlah sekedar teori melainkan ketrampilan. Mengarang pada
hakikatnya adalah mengungkapkan atau menyampaikan gagasan dengan bahas tulis
(Suparno, 2008:3). Gagasan dapat diungkapkan dengan kata, kalimat, paragraf dan
ketrampilan yang utuh. Ketrampilan menulis yang dimiliki seseorang tidak datang
secara otomatis, tetapi harus dipelajari dan diasah terus menerus melalui
pelatihan secara nyata dalam bentuk praktik langsung menulis bukan teori. Tanpa
dilibatkan langsung dalam kegiatan dan latihan menulis, seseorang tidak akan
pernah mampu menulis dengan baik. Dia harus mencoba dulu berlatih dengan
berulang kali dalam memilih topik, menentukan tujuan, mengenali pembaca,
mencari informasi pendukung, menyusun kerangka karangan, suka menulis dan
menuangkan ide-idenya secara runtut dan tuntas dalam rincian bahasa yang
terpahami.
Tahap-Tahap Penulisan Karangan
Sesuai dengan
tahapan itu, tahap prapenulisan merupakan tahap kegiatan yang paling awal.
Tahap perancangan karangan meliputi: penentuan topik karangan, penentuan tujuan
penulisan karangan, dan penyusunan kerangka karangan.
Penentuan Topik Karangan
Agar kegiatan
menulis dapat berlangsung secara efektif dan berhasil guna seperti yang
diharapkan seorang penulis hendaknya memiliki pengetahuan tentang teknik-teknik
atau cara-cara menulis dengan seksama sehingga diharapkan tulisan yang
dituangkannya menjadi baik dan berbobot. Berkaitan dengan itu White (dalam Iim
Rahma, 1997: 3) berpendapat bahwa seorang penulis yang baik harus dapat memilih
dan menentukan isi pikiran yang akan dituangkannya ke dalam tulisan yang berupa
topik.
Topik
adalah suatu hal yang dibahas di dalam paragraf. Topik inilah yang sebelumnya
berperan sebagai faktor pemersatu padu terhadap keberadaan sejumlah kalimat
yang ada di dalam paragraf tersebut (Nuriadi, 2008: 144). Suparno ,(2008: 3.3) menjelaskan
tentang istilah topik karangan dapat diartikan sebagai hal pokok yang
dituliskan atau diungkapkan dalam karangan. Topik karangan berbeda dengan tema karangan. Tema karangan
adalah gagasan dasar yang mendasari sebuah karangan. Dengan demikian, tema
manjadi gagasan dasar tempat beradanya topik. Dalam proses penulisan karangan,
tema merupakan gagasan dasar yang menjadi tumpuan topik karangan. Topik
karangan menjadi hal pokok yang digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan
tema.
Penentuan
Tujuan Penulisan
Menurut Wahyudi (2010: 69), setiap tulisan
memiliki tujuan, beberapa tujuan yang dikandung oleh tulisan yaitu:
memberitahukan atau mengajar, meyakinkan atau mendesak, menghibur atau
membahagiakan, dan mengutarakan perasaan dan emosi yang berapi-api. Tulisan
bertujuan memberitahu atau mengajar disebut wacana informative. Tulisan yang
bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif. Tulisan yang
bertujuan menghibur atau membahagiakan disebut wacana kesastraan, tulisan
literer. Sedangkan tulisan yang bertujuan untuk mengekspresikan perasaan dan
emosi disebut wacana ekspresif.
Penyusunan
Rancangan Karangan
Penyusunan rancangan karangan adalah
langkah prapenulisan setelah penulisan topik.
Kerangka
karangan (out line) adalah kerangka tulis yang menggambarkan
bagian-bagian atau butir-butir isi karangan dalam tatanan yang sistematis.
Dalam kerangka karangan akan tampak butir-butir isi karangan yang menggambarkan
(1) sub-topik karangan, dari segi jumlah dan jenisnya, (2) urutan sub-topik isi
karangan, dan (3) hubungan antar sub-topik dalam karangan. Dengan sifatnya yang
sistematis, kerangka karangan menggambarkan organisasi isi karangan (Suparno,
2008: 3.8)
Model Penilaian Hasil Karangan
Nurgiyantoro (1995: 303) menyebutkan model
penilaian analitis dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: (1) model penilaian
tugas menulis mempergunakan skala, (2) model penilaian tugas menulis dengan
pembotan masing-masing unsur, dan (3) model penilaian tugas menulis model skala
interval.
Dalam aktivitas
menulis tersebut, yang pertama menekankan unsur bahasa, sedangkan yang kedua
gagasan. Kedua unsur tersebut dalam tugas-tugas menulis yang dilakukan di
sekolah hendaknya diberi penekanan yang sama. Artinya, walaupun tugas itu
diberikan dalam rangka mengukur kemampuan berbahasa, penilaian yang dilakukan
sebaiknya mempertimbangkan ketepatan bahasa dalam kaitannya dengan konteks dan
isi. Jadi, penilaian ditekankan pada kemampuan siswa mengorganisasikan dan
mengemukakan gagasan dalam bentuk bahasa secara tepat ( Nurgiyantoro, 2001:
298).
Jenis-jenis Tes Pembelajaran
Menulis
Sugito (2009:7.9) menyatakan beberapa tes
yang biasa digunakan dalam pembelajaran menulis adalah:1). Tes Pratulis; 2).
Tes Menulis Terpadu; 3) tes menulis bebas
Lebih
lanjut, Nurgiantoro (1995:302) mengungkapkan bahwa penilaian terhadap karangan
bebas mempunyai kelemahan pokok, yaitu rendahnya kadar objektivitas. Dalam hal
ini, unsur subjektivitas penilai pasti berpengaruh. Sebuah karangan yang
dinilai oleh dua orang atau lebih biasanya tidak akan sama skornya. Bahkan,
sebuah karangan dinilai oleh hanya seorang penilai pun kondisinya berlainan.
Ada kemungkinan skor yang diberikan berbeda. Masalah yang perlu dipikirkan
adalah bagaimana cara memilih model penilaian yang memungkinkan penilai untuk
memperkecil kadar subjektivitas dirinya.
Sementara
itu, Zaini Machmoed (dalam Nurgiyantoro, 2001:303) menyatakan bahwa penilaian yang bersifat
holistik memang diperlukan. Akan tetapi, agar guru dapat menilai secara lebih
objektif dan dapat memperoleh informasi yang lebih memerinci tentang kemampuan
siswa untuk keperluan diagnostik-edukatif, penilaian hendaknya sekaligus
disertai dengan penilaian yang bersifat analitis. Penilaian dengan pendekatan
analisis merinci karangan ke dalam aspek-aspek atau kategori-kategori tertentu.
Memerinci karangan ke dalam kategori-kategori tersebut antara karangan yang
satu dengan yang lain dapat berbeda tergantung jenis karangan itu sendiri.
Walaupun pengkategorian itu bervariasi hendaknya kategori tersebut meliputi 5
pokok, yaitu: (1) kualitas dan ruang lingkup isi, (2) organisasi dan penyajian
isi, (3) gaya dan bentuk bahasa, (4) mekanik: tata bahasa, ejaan, tanda baca,
kerapian tulisan, dan kebersihan, dan (5) respon afektif guru terhadap karya
tulis.
Hakikat Model Paikem
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa
dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang
menyenangkan. Learning is fun
merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah
menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara
diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya
kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada
yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau
mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan
kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan
fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental,
diantaranya membangun rasa percaya diri siswa. Kreatif dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu
curah perhatiannya (“time on task”) tinggi. <http://www.2lisan.com/rss/pengertian-paikem-menurut-para-ahli> (diakses 12 Agustus 2010)
Sufanti
(2010: 38) menjelaskan
PAIKEM adalah pembelajaaran yang diciptakan oleh guru yang mampu membuat siswa
aktif belajar, munculnya inovasi-inovasi yang terus menerus, mengembangkan
kreativitas siswa, mampu mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan tetapi
dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan.
Perencanaan model Paikem
dalam Pembelajaran Menulis Karangan
Perencanaan pembelajaran atau biasanya disebut Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang
akan diterapkan guru dalam pembelajran di kelas. ( Muslich.2009: 53) perencanaan
pembelajaran atau biasa disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam
pembelajaran di kelas.
Budimansyah.dkk. (2010: 149-150) menjelaskan untuk mempersiapkan proses
pembelajaran dengan pendekatan PAKEM, pendidik mempersiapkan beberapa langkah
kegiatan sebagai berikut : (1) telah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) baik sebagai gagasan sendiri pendidik maupun minimal dengan mengembangkan
dan atau memberikan pengayaan RPP yang telah dibuat oleh koleganya. (2)
berdasarkan RPP tersebut, pendidik kemudian menyiapkan sarana dan prasarana
yang diperlukan, seperti sumber belajar (buku pelajaran, kamus atau
ensiklopedia, koran dan majalah), media dan alat peraga yang digunakan. (3)
memilih dan memperhitungkan dengan mantap bahwa strategi dan metode yang sesuai
dengan RPP yang telah dikembangkan, (4) jika akan dilanjutkan dengan penilaian,
maka lembar soal ataupun instrument penilaian yang akan digunakan telah
disiapkan dengan baik dan lengkap. (5) siap dengan niat kuat untuk melaksanakan
proses pembelajaran bersama peserta didik.
Pelaksanaan Model Paikem
dalam Pembelajaran Menulis Karangan
Langkah-langkah proses
pembelajaran menggunakan model PAIKEM yaitu melalui langkah persiapan, pelaksanaan, dan refleksi. Menurut Rohmadi. (2009: 7) seorang guru bahasa
Indonesia harus memahami betul strategi mengajarkan empat keterampilan
berbahasa dengan terintegrasi satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, akan
diperoleh kemampuan untuk menggunakan bahasa tersebut dalam kehidupan
sehari-hari.
Pengajaran menulis berbasis PAIKEM dapat dilakukan dengan urutan
sebagai berikut: (a) penjelasan tujuan pembelajaran keterampilan menulis kepada
para siswa; (b) mempersiapkan media pembelajaran (topik-topik) yang akan
digunakan bahan untuk berlatih keterampilan menulis untuk para siswa; (c) para
siswa diminta berpasangan membentuk kelompok 4-5 siswa kemudian diberi nama
kelompok, atau bisa juga secara individu bergantung pada topiknya; (d) kemudian
masing-masing kelompok diberi topik untuk diamati dan dijadikan inspirasi; (e)
kemudian para siswa atau secara berurutan kelompok-kelompok tadi
memperentasikan hasil kelompoknya; (f) mintalah satu kelompok untuk
mengomentari atau menanggapi kelompok lain; (g) perhatikan anak-anak yang tidak
ada respon atau apresiasi dalam menulis atau diam saja.,teliti ada masalah apa
anak tersebut tidak mau menulis; (h) kemudian berikan simpulan, penguatan,
refleksi, dan tidak lanjut. ( Rohmadi dkk., 2009: 10-11).
Penilaian
model Paikem
Penilaian
pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didi (Depdiknas.2007: 4). Penilaian pendidikan adalah proses untuk mendapatkan
informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik. Hasil penilaian
digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap ketuntasan belajar peserta didik
dan efektivitas proses pembelajaran.
Penilaian yang sesuai dengan
pembelajaran model PAIKEM adalah penilaian otentik yang merupakan proses
pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian
pembelajaran peserta didik melalui beberapa teknik yang mampu mengungkapkan
membuktikan atau menunjukkan secara tepat
bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Untuk
melakukan penilaian berbasis PAIKEM dalam pembelajaran, ada baiknya guru
memperhatikan sungguh-sungguh tentang beberapa hal yaitu: aktivttas, kreativitas, efektivitas, dan
menyenangkan. Proses penilaian
Paikem harus benar-benar objektif dan sesuai realitas yang ada. Jangan sampai
ada yang ditutup-tutupi, karena hanya akan menghambat proses pengembangan
selanjutnya. Dengan objektivitas yang tinggi. Evaluasi akan berjalan dengan
baik dan efektif.
Kerangka Berpikir
Beradasarkan pada landasan
teori yang diuraikan di atas dapat dijelaskan kerangka berpikir dalam
penelitian sebagai berikut :
|
||||||
|
|
|
Skema Kerangka Berpikir
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian
dan kerangka berfikir di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :
1.
Melalui
model Paikem dapat meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang kompetesi menulis
karangan bagi siswa kelas V SD Negeri Banaran 01 semester I tahun pelajaran 2010/2011.
2.
Melalui
model Paikem dapat meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang kompetesi
menulis karangan bagi siswa kelas V SD Negeri Banaran 01 semester I tahun pelajaran 2010/2011.
3.
Melalui
model Paikem dapat meningkatkan efektivitas dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang kompetesi
menulis karangan bagi siswa kelas V SD Negeri Banaran 01 semester I tahun pelajaran 2010/2011.
4.
Melalui
model Paikem dapat meningkatkan suasana belajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang kompetesi menulis karangan
bagi siswa kelas V SD Negeri Banaran 01 semester I tahun pelajaran 2010/2011.
5.
Melalui
model Paikem dapat meningkatkan hasil kompetensi menulis karangan dalam pembelajaran bahasa Indonesia
bagi siswa kelas V SD Negeri 01 semester I tahun pelajaran 2010/2011.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Waktu dan Subyek Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan
yaitu bulan September 2010 sampai dengan bulan Nopember 2010. Penelitian
dilakukan pada waktu itu karena materi yang berhubungan dengan permasalahan
menulis karangan untuk siswa kelas V
masuk materi program semester 1 tahun ajaran 2010/2011.
Yang
menjadi subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri Banaran 01 UPTD Pendidikan
Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo, dengan jumlah siswa 16 yang terdiri dari 9
laki-laki dan 7 perempuan.
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data pada penelitian tindakan kelas
ini ada dua yaitu data yang berasal dari subyek penelitian dan dari bukan
subyek. Sumber data dari subyek penelitian merupakan sumber data primer yaitu
tentang proses dan hasil belajar siswa.
Sedangkan teknik pengumpulan data
sebagai berikut :
Alat Pengumpulan Data
1.
Dokumen yang berupa daftar nilai/
laporan penilaian, pengolahan dan analisis hasil belajar siswa yang digunakan
untuk mendapatkan data tentang hasil belajar kondisi awal siswa.
2.
Penugasan digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa yang
berupa lembar tugas.
3.
Pengamatan, menggunakan lembar
penilaian yaitu untuk mengetahui proses belajar mengajar tentang aktivitas, kreativitas, efektivitas dan suasana belajar siswa.
Validitas Data dan Analisis
Data
Untuk memperoleh data yang valid mengenai kompetensi
menulis karangan
siswa kelas V SD Negeri Banaran
01 semester I tahun
ajaran
2010/2011 yaitu :
1. Proses pembelajaran siswa (pengamatan) divalidasi dengan melalui
trianggulasi sumber yaitu data yang berasal dari siswa, guru, dan kolaborasi
teman sejawat. Data kualitatif hasil pengamatan menggunakan analisis deskriftif
kualitatif berdasarkan pengamatan dan refleksi dengan membandingkan proses siklus I dan siklus II.
2. Produk yang berupa hasil karangan
divalidasi adalah lembar tugas dengan content validity diperlukan
kisi-kisi kompetensi menulis karangan. Data yang berupa angka (data
kuantitatif) menggunakan analisis deskriptif komperatif yaitu membandingkan
hasil nilai ketrampilan mengarang kondisi awal, nilai tes siklus I, dan nilai
tes siklus II kemudian direfleksi).
Analisis
data yaitu data kualitatif hasil pengamatan proses pembelajaran dianalisis menggunakan
analisis diskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dan siklus II.
Sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif) dari hasil belajar siswa
dianalisis menggunakan diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes
kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setalah siklus II,
kemudian direfleksi.
Prosedur Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2
siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap
tindakan, tahap pengamatan/observasi dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Diskripsi Kondisi Awal
Hasil tes kondisi awal
sebelum dilaksanakan tindakan dapat dilihat tabel dibawah ini :
Nilai
Ulangan Harian dan Ketuntasan belajar Kondisi Awal
NO
|
Interval
Nilai
|
Frekuensi
|
Prosentase
(%)
|
Keterangan
|
1
|
41-50
|
1
|
6,25
|
Belum Tuntas
|
2
|
51-60
|
11
|
68,75
|
Belum Tuntas
|
3
|
61-70
|
4
|
25
|
|
Jumlah
|
16
|
100
|
Sumber : Data September
2010
Berdasarkan dari
tabel diatas tentang hasil nilai pembelajaran menulis karangan siswa kelas V SD
Negeri Banaran 01 Semester I tahun
ajaran 2010/2011 ada 12 siswa atau 75 % dinyatakan belum tuntas, dan 4 siswa atau 25 % dinyatakan tuntas. nilai yang masih dibawah
KKM 63 yaitu
terdiri dari 1 siswa memperoleh nilai antara 41-50, 11 siswa yang memperoleh nilai antara 51-60,
dan 4 siswa memperoleh nilai antara 61-70. Nilai rata-rata
ulangan kondisi awal yaitu: 60,31.
Deskripsi Siklus I
Hasil pengamatan tentang proses
pembelajaran siswa dan guru, kreativitas proses pembelajaran siswa dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Prosentase
Proses Pembelajaran Siklus
I
Aspek
|
Jumlah
Skor
|
Rata-rata
|
Prosentase
|
Keterangan
|
|
1
|
Aktivitas
|
43
|
2,68
|
53,75
|
Cukup
Aktif
|
2
|
Kreativitas
|
44
|
2,75
|
55
|
Cukup
Kreatif
|
3
|
Efektivitas
|
42
|
2,62
|
52,5
|
Cukup
Efektif
|
4.
|
Susasana Belajar
|
40
|
2,5
|
50
|
Cukup
Menyenangkan
|
Hasil belajar siswa pada
siklus I dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel Nilai Ulangan Harian dan Ketuntasan Belajar
Siklus I
NO
|
Interval Nilai
|
Frekuensi
|
Prosentase (%)
|
Keterangan
|
1
|
51-60
|
5
|
31,25
|
Belum Tuntas
|
2
|
61-70
|
7
|
43,75
|
Tuntas
|
3
|
71-80
|
4
|
25
|
Tuntas
|
Jumlah
|
16
|
100
|
Sumber : Data Oktober
2010
Berdasarkan dari
tabel diatas tentang hasil nilai pembelajaran menulis karangan siswa kelas V SD
Negeri Banaran 01 Semester I tahun
ajaran 2010/2011 ada 5 siswa atau 31,25 % dinyatakan belum
tuntas, dan 11 siswa atau 68,75 % dinyatakan tuntas. nilai yang masih dibawah KKM 63 yaitu terdiri dari 5 siswa yang memperoleh
nilai antara 51-60, 7
siswa memperoleh nilai antara 61-70,
dan 4 siswa memperoleh nilai antara71-80. Nilai rata-rata
ulangan siklus I yaitu: 69,06.
Deskripsi Siklus II
.Hasil pengamatan tentang proses pembelajaran siswa dan
guru, kreativitas proses pembelajaran siswa dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel Perolehan Proses Pembelajaran Siklus II
No
|
Aspek
|
Jumlah Skor
|
Rata-rata
|
Prosentase
|
Keterangan
|
1
|
Aktivitas
|
58
|
3,62
|
72,5
|
Aktif
|
2
|
Kreativitas
|
57
|
3,56
|
71,25
|
Kreatif
|
3
|
Efektivitas
|
57
|
3,56
|
71,25
|
Efektif
|
4.
|
Susasana Belajar
|
60
|
3,75
|
75
|
Menyenangkan
|
Tabel
Nilai Ulangan Harian dan Ketuntasan Belajar Siklus II
NO
|
Interval Nilai
|
Frekuensi
|
Prosentase (%)
|
Keterangan
|
1
|
61-70
|
6
|
37,5
|
Tuntas
|
2
|
71-80
|
6
|
37,5
|
Tuntas
|
3
|
81-90
|
4
|
25
|
Tuntas
|
Jumlah
|
16
|
100
|
Berdasarkan dari
tabel diatas tentang hasil nilai pembelajaran menulis karangan siswa kelas V SD
Negeri Banaran 01 Semester I tahun
ajaran 2010/2011 seluruh siswa dinyatakan tuntas, 16
siswa mendapatkan nilai diatas KKM 63. yaitu terdiri dari 6 siswa yang siswa
memperoleh nilai antara 61-70, dan
6 siswa memperoleh nilai antara71-80. Dan 4 siswa memperoleh nilai
antara 81-90. Nilai rata-rata ulangan siklus II yaitu: 76,25.
Pembahasan/Diskusi
Dalam pembahasan ini ada 3
hal yang akan dibahas, yaitu meliputi tindakan, aktivitas proses pembelajaran,
dan hasil belajar siswa.
1.
Tindakan
No
|
Kondisi Awal
|
Siklus I
|
Siklus II
|
1
|
Belum menggunakan Model
Paikem
|
Menggunakan Model Paikem dilaksanakan
di dalam kelas
|
Menggunakan Model Paikem dilaksanakan di luar kelas
|
2.
Aktivitas Proses Pembelajaran
No
|
Kondisi Awal
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Refleksi
|
1
|
Siswa :
Aktivitas, kreativitas, efektivitas, suasana belajar
siswa dalam pembelajaran menulis karangan masih kurang.
Aktivitas Kinerja Guru :
Pembelajaran terpusat pada guru dan penyampaian
materi bersifat monoton tanpa variasi serta belum dapat menciptakan suasana
belajar yang menarik dan menyenangkan
|
Aktivitas:
Jumlah skor : 43
Nilai rata-rata : 2,68
Prosentase : 53,75 %
Katagori : Cukup Aktif
Kreativitas:
Jumlah skor : 44
Nilai rata-rata : 2,75
Prosentase : 55 %
Katagori : Cukup Kreatif
Efektivitas:
Jumlah skor : 42
Nilai rata-rata : 2,62
Prosentase : 52,5%
Katagori : Cukup Efektif
Suasana Belajar:
Jumlah skor : 40
Nilai rata-rata : 2,5
Prosentase : 50%
Katagori : Cukup Menyenangkan
Aktivitas Kinerja Guru:
Jumlah skor : 39
Nilai rata-rata: 3,00
Prosentase: 60,00%
Katagori : Kurang Baik
|
Aktivitas:
Jumlah skor : 58
Nilai rata-rata : 3,62
Prosentase : 72,5 %
Katagori :
Aktif
Kreativitas:
Jumlah skor : 57
Nilai rata-rata : 3,56
Prosentase : 71,25
%
Katagori : Cukup Kreatif
Efektivitas:
Jumlah skor : 57
Nilai rata-rata : 3,56
Prosentase : 71,25
%
Katagori : Cukup Efektif
Suasana Belajar:
Jumlah skor : 60
Nilai rata-rata : 3,75
Prosentase : 75 %
Katagori : Menyenangkan
Aktivitas Kinerja Guru :
Jumlah skor : 60
Nilai rata-rata: 4,61
Prosentase: 92,30 %
Katagori : Kurang Baik
|
Dari siklus I ke siklus II, terdapat peningkatan
aktivitas, dari jumlah skor 43 menjadi 58 meningkat 15, rata-rata 2,68
menjadi 3,62, meningkat 0,94 prosentase 53,7 % menjadi 72,5%. Meningkat 18,88 Dari kategori cukup aktif menjadi
aktif
Dari siklus I ke siklus II, terdapat peningkatan
Kreatifitas, dari jumlah skor 44 menjadi 57 meningkat 13, rata-rata 2,75
menjadi 3,56, meningkat 0,81
prosentase 55 % menjadi 71,25%. Meningkat 16,25 Dari kategori cukup kreatif menjadi kreatif
Dari siklus I ke siklus II, terdapat peningkatan
efektivitas dari jumlah skor 42
menjadi 57 meningkat15, rata-rata 2,62 menjadi 3,56, meningkat 0,94 prosentase 52,5 % menjadi 71,25%. meningkat
18,75.Dari kategori cukup efektif menjadi efektif
Dari siklus I ke siklus II, terdapat peningkatan
suasana belajar , dari jumlah skor 40
menjadi 60 meningkat 20,
rata-rata 2,5 menjadi 3,75 meningkat
1,25, prosentase 50 % menjadi 75%. meningkat 25 % Dari kategori cukup menyenangkan
menjadi menyenangkan
Aktivitas kinerja guru siklus I dan siklus II
terdapat peningkatan. Jumlah skor 39 menjadi 60 meningkat 21. Nilai rata-rata
3,00 menjadi 4,61 meningkat 1,61. Persentase 60,00% menjadi 92,30 % naik
32,30 %. Dari katagori kurang baik menjadi baik
|
3.
Hasil Belajar Siswa
No
|
Kondisi Awal
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Refleksi Kondisi Awal ke Siklus II
|
1
|
Dari 16 siswa yang mendapat nilai
:
Tuntas 4 siswa (25%), dan siswa yang belum
tuntas 12 siswa
(75%)
nilai rata-rata 60,31
|
Dari 16 siswa yang mendapat nilai
:
Tuntas 11 siswa (68,75%), dan siswa yang belum
tuntas 5 siswa
(31,25%)
nilai rata-rata 69,06
|
Dari 16 siswa yang mendapat nilai
:
Tuntas 16 siswa (100%), dan nilai
rata-rata 76,25
|
Dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan
yaitu dari 4 siswa (25 %) yang mendapat nilai
tuntas menjadi 16 (100%) meningkat 12 (75 %). Nilai rata-rata dari 60,31 menjadi 76,25 meningkat sebesar 15,94.
|
0 Komentar