Sedangkan pandangan menurut ilmu jiwa siswa diibaratkan kertas putih kosong yang siap ditulis, unsur luar yang menulis adalah guru (Sardiman, 2007: 98). Dalam hal ini terserah kepada guru mau dibawa kemana dan diapakan siswa tersebut. Karena guru yang memberi dan mengatur, dengan demikian aktivitas guru akan melebihi aktivitas siswa. Guru mendominasi aktivitas dalam pembelajaran, sehingga siswa cenderung pasif. Walaupun sebenarnya siswa tidak pasif secara mutlak, hanya saja proses pembelajaran seperti ini tidak mendorong siswa berfikir dan beraktivitas. Hal ini jelas bertentangan dengan hakikat siswa sebagai subjek belajar.
Sedangkan aliran jiwa yang tergolong modern yang mengungkapkan bahwa jiwa manusia yang merupakan suatu yang dinamis, memiliki potensi dan energi sendiri (Sardiman, 2007:99). Siswa dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi untuk berkembang. Dalam hal ini siswa lebih aktif melakukan aktivitas, sedangkan guru bertugas untuk membimbing dan menyediakan fasilitas agar siswa tersebut dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dengan demikian hakikat siswa sebagai subjek belajar dapat terpenuhi, sebab siswalah yang beaktifitas.
Sedangkan aliran jiwa yang tergolong modern yang mengungkapkan bahwa jiwa manusia yang merupakan suatu yang dinamis, memiliki potensi dan energi sendiri (Sardiman, 2007:99). Siswa dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi untuk berkembang. Dalam hal ini siswa lebih aktif melakukan aktivitas, sedangkan guru bertugas untuk membimbing dan menyediakan fasilitas agar siswa tersebut dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dengan demikian hakikat siswa sebagai subjek belajar dapat terpenuhi, sebab siswalah yang beaktifitas.
0 Komentar