Terbaru

6/recent/ticker-posts

PTK BI SD KELAS I: UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA PERMULAAN DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU KATA PADA SISWA KELAS I SD

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar membaca permulaan melalaui penggunaan media pembelajaran kartu kata  siswa kelas I SD Negeri Karangmojo 01 Kecamatan Weru , Sukoharjo Semester I Tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini disebut penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian adalah semua siswa kelas I SD Negeri Karangmjo 01 Kecamatan Weru , Sukoharjo Semester I Tahun ajaran 2013/2014, sejumlah 26 siswa. Teknik prngumpulan data yang digunakan adalah Observasi langsung yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung adalah observasi partisipatif agar hasilnya obyektif, selain itu observasi juga dilakukan untuk mengamati siswa dalam mengikuti pembelajaran dan Tes yang dilaksanakan pada awal penelitian untuk mengetahui sejauh mana kemampuan membaca anak dan pada akhir setiap siklus untuk mengetahui prestasi belajar membaca anak. Teknik analisis data adalah deskriptif komparatif. hasil penelitian ini, penggunaan kartu kata sebagai media dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar membaca permulaan pada siswa kelas I SD Negeri Karangmojo 01 Kecamatan Weru , Sukoharjo Semester I Tahun ajaran 2013/2014. Hasil belajar dari kondisi awal kesiklus III terjadi peningkatan nilai ketuntasan dari  15,38% menjadi 92,3% meningkat 76,92. Nilai rata dari 59 menjadi 78,5 meningkat 19,5.

Kata Kunci: prestasil belajar.  Membaca Permulaan. Media kartu kata

PENDAHULUAN
Pembelajaran membaca permulaan di kelas I SD merupakan pembelajaran membaca tahap awal. Kemampuan membaca yang diperoleh pada membaca permulaan akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca berikutnya. Kemampuan membaca permulaan benar-benar memerlukan perhatian dari guru, karena jika dasar itu tidak kuat maka akan berpengaruh pada tahap membaca lanjut, sebab siswa akan mengalami kesulitan untuk dapat memiliki kemampuan membaca yang mahir. Oleh sebab itu, bagaimanapun guru kelas I SD harus berusaha sungguh-sungguh agar ia dapat memberikan dasar kemampuan yang baik kepada anak didiknya. Membaca permulaan sebagai kemampuan dasar membaca siswa merupakan alat bagi siswa untuk mengetahui makna dari isi mata pelajaran yang dipelajari di sekolah. Makin cepat siswa dapat membaca makin besar peluang untuk memahami makna isi pelajaran di sekolah. Meskipun guru sudah bekerja keras mengajar membaca permulaan pada siswa, namun pada akhir tahun pelajaran masih juga terdapat siswa yang belum dapat membaca.
Kenyataan di lapangan pada beberapa sekolah, masih ditemukan siswa-siswa baik yang masih sekolah maupun yang telah lulus, namun tetap belum dapat membaca dengan baik dan benar, meskipun hanya membaca kata-kata sederhana. Hal tersebut juga menjadi permasalahan serius di kelas I SD Negeri Karangmojo 01 Kecamatan Weru , Sukoharjo semester I tahun ajaran 2013/2014 siswa sulit membaca ditahap permulaan. Penyebabnya adalah siswa kesulitan membedakan bentuk huruf dan sulit membaca huruf konsonan yang ada di belakang. Siswa sering terbalik membedakan antara huruf “n” dan huruf “m”, huruf “b” dan huruf “d”, dan seterusnya. Tahap awal sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan observasi di kelas I. Hasil dari observasi sebelum diadakan penelitian adalah: keaktifan siswa sedang, nilai yang dicapai siswa rendah, tingkat ketertarikan siswa terhadap pelajaran rendah, tingkat keantusiasan rendah, keaktifan membaca permulaan rendah, kemampuan membedakan huruf sedang, dan kemampuan membaca permulaan rendah. Prestasi belajar membaca permulaan jga masih rendah berdasarkan hasil ulangan harian kondisi awal dari 26 siswa yang mencapai nilai tuntas di atas KKM baru ada 4 siswa (15,78&) yang belum tuntas 20 siswa (84,22) dengan nilai rata-rata 59.
Untuk mengatasi masalah kesulitan membaca permulaan dalam belajar mengajar, sangat berhubungan dengan faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pembelajaran. Faktor-faktor yang berpengaruh yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang diperoleh dari luar diri siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa di antaranya adalah motivasi belajar. Faktor yang berasal dari luar diri siswa di antaranya adalah kelengkapan peralatan/media dalam pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti berusha mencari alternatif yang dapat membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran di kelas yaitu dengan media pembelajaran kartu atau Flash Cards merupakan salah satu media pembelajaran visual yang sederhana untuk mempermudah cara belajar peserta didik, media ini dibuat dengan biaya yang relatif murah, mudah dipahami dan dimengerti, namun sangat diperlukan sebagai alat bantu yang dapat merangsang motivasi belajar dalam membaca permulaan. Menurut Wibawa (2001:30) ”media kartu atau flash cards biasanya berisi kata-kata, gambar atau kombinasi dan dapat digunakan mengembangkan perbendaharaan kata-kata dalam mata pelajaran bahasa pada umumnya dan pada bahasa asing pada khususnya”.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Menurut Miraso(dalam Hernawan, 2008:11). Perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya indra, hambatan jarak geografis dapat diatasi dengan pemanfaatan media pembelajaran
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah penggunaan media pembelajaran kartu kata dapat meningkatkan prestasi belajar membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri Karangmojo 01 Kecamatan Weru , Sukoharjo Semester I Tahun ajaran 2013/2014?
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar membaca permulaan melalaui penggunaan media pembelajaran kartu kata  siswa kelas I SD Negeri Karangmojo 01 Kecamatan Weru , Sukoharjo Semester I Tahun ajaran 2013/2014.
Manfaat penelitian bagi siswa, dengan penggunaan media pembelajaran kartu kata diharapkan dapat mengatasi permasalahan siswa kelas I  dalam pembelajaran membaca permulaan. Manfaat bagi guru, membantu memecahkan permasalahan dan meningkatkan pembelajaran serta mencari strategi pembelajaran membaca permulaan.
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
Tinjauan Kesulitan Belajar
Menurut Winkel (1996:36) menyatakan bahwa belajar adalah aktivitas mental ( psikis ) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Menurut Slameto (1995:2) menyatakan belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya.
Selanjutnya menurut NLCLD (The National Joint Committee For Learning Disabilities) dalam Mulyono Abdurrahman (2003:6) kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis dan menalar, atau kemampuan dalam bidang studi.
Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini yang dimaksud kesulitan belajar adalah suatu kejadian atau peristiwa yang menunjukkan bahwa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, ada sejumlah siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai secara tuntas bahan atau materi pelajaran yang diberikan.
Secara umum sebab-sebab kurang lancarnya membaca dapat berasal dari beberapa faktor. Djamarah (2002:201) mengelompokkannya ke dalam dua kategori, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor penyebab yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Penyebab yang muncul dari dalam diri antara lain bisa bersifat : 1) Kognitif ( ranah cipta ), seperti: rendahnya kapasitas intelektual/ intelegensi siswa. 2) Afektif (ranah rasa), seperti: labilnya emosi dan sikap, dan 3) Psikomotor (ranah karsa), seperti: terganggunya alat-alat indra penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga). Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar, yang meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yangn tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi : 1) Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara kedua orang tua, dan rendahnya kondisi ekonomi keluarga. 2) Lingkungan masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh dan teman sepermainan yang nakal. 3) Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk, seperti dekat pasar, kondisi guru, serta alat-alat belajar yang kurang memadai.
Kurang lancarnya membaca secara khusus dikatakan Abdurrahman (1999: 206), akan menjadi faktor penghambat dalam kegiatan membaca.Hal ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: 1) Siswa kurang mengenal huruf, bunyi bahasa ( fonetik ), dan bentuk Kalimat; 2) Siswa tidak memahami makna kata yang dibacanya; 3) Adanya perbedaan dialek siswa dengan pengucapan bahasa Indonesia yang baku; 4) Siswa terlalu cepat membaca karena kemungkinan perasaannya tertekan; 5) Siswa bingung meletakkan posisi kata; 6) Siswa bingung dengan membaca huruf yang bunyinya sama, seperti:bunyi huruf /b/ dan /p; .7) Siswa kurang mengerti tentang arti tanda baca, maka tanda baca tidak perlu diperhatikannya dan 8) Terjadinya keragu-raguan dalam membaca.
Komponen-komponen kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan siswa menurut Lovit dalam Abdurrahman (2003:71) adalah perhatian, ingatan, persepsi, berfikir, dan bahasa. Kesulitan dalam berbahasa sangat banyak ditemukan pada siswa yang mengalami kesulitan belajar membaca dan menulis permulaan (MMP), terutama yang berkesulitan dalam membaca permulaan di kelas I SD. Akibatnya siswa mengalami kesulitan dalam berbicara dan tidak dapat merespon terhadap suatu perintah atau pernyataan verbal seperti yang dilakukan siswa yang lain..
Tinjauan Tentang Membaca Permulaan
Menurut Hudgson (dalam Supraptiningsih, 2005:3) memberikan batasan ”membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis”.. Membaca adalah ”suatu kegiatan komunikasi interaktif yang memberi kesempatan kepada pembaca dan penulis untuk membawa latar belakang, dan hasrat masing-masing”. menurut Ahmad Slamet Hardjasujana, 1987 dalam Supraptiningsih, (2005: 4). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:72), ”Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati”
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa membaca adalah suatu proses kegiatan melihat, memahami serta melafalkan apa yang tertulis dengan media kata-kata untuk mendapat informasi yang terkandung didalamnya.a
Jenis-jenis membaca sebagai berikut: (1) membaca nyaring); (2) membaca dalam hati; (3) ) membaca ekstensif; (4) membaca intensif. Jenis membaca di atas maka jenis membaca yang penulis adakan penelitian adalah jenis membaca nyaring karena merupakan suatu tataran kegiatan membaca yang paling rendah. Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan mengeluarkan suara atau kegiatan melafalkan lambang-lambang bunyi bahasa dengan suara yang keras (Supraptiningsih, 2005 : 8). Pada tataran yang paling rendah, misalnya siswa kelas I SD yang baru belajar membaca tentu saja pengertian semacam itu tidaklah salah,
karena membaca yang diajarkan di kelas-kelas rendah adalah menekankan pada upaya guru untuk menjadikan anak-anak melek huruf, artinya mendidik anak agar dapat mengenali dan mengubah lambanglambang tertulis menjadi bunyi-bunyi yang bermakna.
Dalam pembelajaran membaca permulaan telah dikenal adanya berbagai metode yang bisa digunakan, yaitu metode suara, metode abjad, metode suku kata, metode kata lembaga, metode global, metode SAS.
Ada beberapa tujuan pembelajaran yang diharapkan dalam membaca permulaan Supraptiningsih, (2005:1- 2) sebagai berikut: (1) memupuk dan mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami dan melaksanakan cara membaca permulaan dengan baik dan benar;( 2) melatih mengembangkan kemampuan siswa untuk mengenal huruf-huruf sebagai tanda bunyi dan suara: (3) melatih dan mengembangkan kemampuan siswa agar terampil mengubah tulisan menjadi bersuara;(4) mengenal dan melatih siswa untuk dapat memahami kata-kata yang dibaca dan mengingat artinya dengan baik; (5) melatih keterampilan siswa untuk dapat memahami kata-kata yang dibaca dan mengingat artinya dengan baik; (6) melatih keterampilan siswa untuk dapat menentukan arti kata tertentu dari sebuah kata dalam konteks kalimat.
Tinjauan Tentang Prestasi Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:787), ”prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan, ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru ”. MenurutTirtonegoro (2001:43). “Prestasi belajar adalah pencapaian hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”. Berdasarkan dua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar hasil yang telah dicapai siswa dengan bekerja keras, ulet, tekun sehingga dapat memberikan kepuasan dan pemenuhan hasrat ingin tahu siswa yang dinyatakan dengan angka, simbol maupun huruf.
Prestasi belajar yang dicapai oleh seseorang individu merupakan suatu hasil interaksi antara beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berupa faktor internal (dalam diri individu) dan faktor eksternal (luar diri individu). Pengenalan terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting untuk diketahui dalam rangka membantu anak untuk mencapai prestasi belajar yang terbaik.
Tinjauan Tentang Media Pembelajaran Kartu
 Media adalah perantara atau pengantar pesan dari penerima pesan. Cukup banyak batasan yang dibuat orang Asosiasi Teknologi Pendidikan mengatakan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/ informasi. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa”.Dilihat dari jenisnya, media pembelajaran dapat dibagi menjadi 3, Zain (1997:140-141) sbagai bberikut: (1) media Auditif; (2) media Visual; (3) media audiovisual.
Media Pembelajaran sangat bermanfaat untuk menunjang proses pembelajaran, menurut Burhanudin (2005:5-8) sebagai berikut: (1) media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa; (2) media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas misalnya obyek yang terlalu luas, gerakan-gerakan yang terlalu kecil, gerakangerakan yang terlalu cepat, obyek yang terlalu kompleks; (3) media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antar siswa dan lingkungannya; (4) media pembelajaran menghasilkan keseragaman pengamatan karena dilakukan oleh siswa bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang penting yang dimaksudkan oleh guru; (5) media pembelajaran dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realitas; (6) media pembelajaran membangkitkan motivasi dan rangsangan anak untuk giat belajar; (7) Media pembelajaran membangkitkan keinginan dan minat guru karena horizon pengalaman anak semakin luas, persepsi semakin tajam dan konsep-konsep semakin lengkap; (8) media pembelajaran memberikan pengalaman yang integral atau menyeluruh dari yang konkrit sampai hal yang bersifat abstrak.
Sebelum memutuskan untuk menggunakan media tertentu dalam suatu pembelajaran, seorang guru perlu memahami prinsip-prinsip atau faktor-faktor yang haus dipertimbangkan dalam pemilihan suatu media. Adapun prinsip-prinsip pemilihan media adalah sebagai berikut: (1) menentukan jenis media dengan tepat, artinya sebaiknya guru memilih lebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan; (2) menetapkan atau memperhitungkan subyek dengan tepat, perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan kemampuan anak didik; (3) menyajikan media dengan tepat, artinya teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran haruslah disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan sarana yang ada; (4) menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat, artinya kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan.
Media Pembelajaran Kartu atau flash cards menurut Wibawa (2001:30) adalah ”biasanya berisi kata-kata, gambar atau kombinasi dan dapat digunakan mengembangkan perbendaharaan kata-kata dalam mata pelajaran bahasa pada umumnya dan pada bahasa asing pada khususnya”. Begitu pula menurut House (1997:54) adalah ”berukuran 12 x 8 cm, sangat bagus dan ukuran dapat di atur”. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran kartu adalah kartu yang berukuran 12 x 8 cm yang berisi kata, gambar atau kombinasinya. Media Pembelajaran Kartu Kata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alat bantu untuk anak agar cepat belajar membaca, yang terdiri lembaran-lembaran kertas berbentuk persegi panjang dan di atasnya berisi macam-macam gambar dan atau bertuliskan macam-macam kata/ kalimat mulai dari nama binatang, benda-benda di sekitar kita atau yang lainnya.
Menurut Wibawa (2001:29), media pembelajaran kartu sebagai media visual yang mempunyai kelebihan sebagai berikut: (a) umumnya murah harganya; (b) mudah didapat; (c) dapat memperjelas suatu masalah; d) lebih realitas;  (e) dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan;  (f) dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
Dari uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa kelebihan media pembelajaran kartu jika dibandingkan dengan media pembelajaran lainnya adalah harganya murah, mudah digunakan dalam kegiatan pembelajaran, mudah untuk mendapatkannya serta dapat digunakan untuk mengatasi keterbatasan indera pengamatan
Kerangka Berpikir
Beberapa upaya agar pembelajaran di kelas dapat mencapai tujuan yang dirumuskan diantaranya penggunaan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa, sehingga menumbuhkan semangat, minat dan motivasi untuk belajar. Dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat dan menarik perhatian siswa diharapkan dapat memperkuat daya ingat siswa. Hal ini akan terlihat jika seseorang secara terus menerus melihat dan memegang suatu benda yang menarik perhatiannya, sehingga ia akan hafal dan ingat dengan sendirinya, walaupun ketika tidak melihat. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan menarik akan membuat siswa termotivasi untuk belajar dan apa yang telah diterimanya akan melekat dalam ingatan sehingga meningkatkan prestasi belajarnya.
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan sebelumnya maka diperoleh alur kerangka pemikiran dalam penelitian yang dapat digambarkan sebagai berikut.





    Guru menngajar membaca permulaan
Dengan berceramah ( tidak menggunakan media kartu )
    Siswa malas dan bosan
    Siswa berpikir dan membayangkan sesuatu yang abstrak.
    Siswa Mengalami kesulitan membaca permulaan.





    Guru Mengajar denganmenggunakan
      media gambar/kartu.
    Target Siklus I: Siswa menngenali bentuk huruf-huruf.
    Target Siklus II: Siswa berlatih membaca permulaan dengan berlatih suku kata.
    Target Siklus III: Siswa mampu membaca kata/ kalimat sederhana.







    Siswa mengenali dan membedakan bentuk  huruf-huruf.
    Siswa tidak kesulitan membaca tulisan.
    Siswa mampu membaca  lancar.
    Siswa mampu melihat benda-benda konkrit dan bisa menggunakan dari media pembelajaran yang disediakan.



Gambar 1: Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis Tindakan
Perumusan hipotesis tindakan yang penulis rumuskan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah ”Penggunaan media pembelajaran kartu kata dapat meningkatkan prestasi belajar membaca permulaan pada siswa kelas I SD Negeri Karangmojo 01 Kecamatan Weru , Sukoharjo Semester I Tahun ajaran 2013/2014”.






METODE PENELITIAN
Tempat penelitian di kelas I SD Negeri Karangmojo 01 Kecamatan Weru , Sukoharjo Semester I Tahun ajaran 2013/2014.Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2013/2014 bulan Agustus sampai dengan bulan Nopember 2013. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa dan guru kelas I SD Negeri Karangmojo 01 Kecamatan Weru , Sukoharjo Semester I Tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 26 siswa .
Data penelitian yang dikumpulkan adalah data tentang prestasi belajar siswa kelas I SD Negeri Karangmojo 01 Kecamatan Weru , Sukoharjo Semester I Tahun ajaran 2013/2014 baik arsip buku laporan pendidikan, nilai pre test, nilai post test pada setiap siklus maupun data pengamatan selama pembelajaran membaca permulaan di kelas dengan menggunakan media pembelajaran kartu kata. Teknik pengumpulan data yang dipilih adalah dengan obsevasi langsung, dan tes.
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data-data hasil pembelajaran membaca permulaan dengan media pembelajaran kartu kata adalah deskriptif komparatif. Peneliti membandingkan hasil prestasi belajar membaca permulaan sebelum diberi tindakan dengan hasil prestasi belajar sesudah diberi tindakan (penggunaan media pembelajaran kartu kata) pada setiap siklus I, siklus II, dan siklus III.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus yang setiap siklus terdiri empat langkah: tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (acting), tahap observasi (observing), dan tahap refleksi (refleksing).
I. Demikian juga untuk siklus III dan selanjutnya sampai prestasi belajar membaca permulaan meningkat secara signifikan.
Yang menjadi tolok ukur keberhasilan setiap siklus adalah tercapainya indikator-indikator sebagai berikut: Adanya peningkatan kemampuan membaca suku kata, kata/kalimat 
     dengan lancar dan lafal yang tepat dan terercapainya  nilai KKM yang telah ditentukan yaitu rata-rata 67 serta prosentase  pencapaian nilai KKM  itu minimal  80 %  dari  jumlah siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Kondisi awal
   Tabel 1. Ulangan Harian Kondisi awal
No    Uraian    Hasil kondisi awal
1
2
3    Nilai rata-rata
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar    59
4
15,38%

 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan mengunakan media kartu kata  diperoleh nilai rata-rata  adalah 59 dan ketuntasan belajar baru ada 4 siswa (15,38) dari 26 siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada kondisi awal secara klasikal siswa belum tuntas belajar.
Deskrisi Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan selama 1 minggu mulai tanggal 17 September 2013  sampai 10 September  2013. Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan, baru 6 siswa yang sudah mulai menunjukkan adanya peningkatan. Kelima siswa tersebut sudah mulai mampu membedakan bentuk huruf dan sedikit-sedikit mampu melengkapi kata yang hurufnya kurang lengkap.
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, siswa cukup aktif memperhatikan apa yang disampaikan guru dan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Kemampuan siswa dalam membedakan bentuk huruf, pada siklus I menunjukkan perubahan yang belum berarti, karena nilai rata-rata kelas hanya mencapai 62, dan siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sebanyak 6 siswa (23,1 %) dari 26 siswa kelas
Pembelajaran berhasil apabila prestasi belajar siswa mencapai nilai rata-rata kelas lebih dari KKM (67) dan siswa yang memperoleh nilai KKM mencapai 90 %. Dengan demikian nilai rata-rata kelas yang mencapai 62 dan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 23,1 % menunjukkan bahwa pembelajaran yang menggunakan media gambar pada siklus I yang dilakukan belum berhasil, jadi perlu dilakukan penelitian lagi pada siklus Presentase nilai test hasil belajar  pada siklus 1 sebagai berikut.
   Tabel 2. Ulangan Harian Siklus I
No    Uraian    Siklus 1
1
2
3    Nilai rata-rata
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar    62
6
23.1%

Deskrisi Siklus II  
Tindakan pada siklus II dilaksanakan pada minggu II bulan Oktober 2013. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut.
Mengingat hasil analisis siklus I, sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan membaca suku kata/ kata dengan lafal yang tepat, maka rencana penelitian pada siklus II ini adalah peneliti menggunakan media gambar dan kartu suku kata. Pada siklus I rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 62, dan pada siklus II rata-rata nilai siswa meningkat lagi menjadi 68,5 dapat kita lihat pada table  di bawah ini.
 Tabel 3. Ulangan Harian Siklus II
No    Uraian    Siklus II
1
2
3    Nilai rata-rata
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar    68,5
16
%

Pada pelaksanaan siklus II ini, masih terdapat 10 siswa yang nilainya di bawah batas KKM. Untuk mentuntaskan 10 siswa tersebut agar nilainya mampu di atas batas KKM, maka peneliti akan melanjutkan penelitian kembali pada siklus III guna mengetahui bagian mana yang masih dianggap sulit oleh10 siswa tersebut.

4. Siklus III
Tindakan pada siklus III dilaksanakan pada minggu II bulan Nopember 2013.Hasil analisis data dan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan media pembelajaran kartu kata pada siklus III dapat digunakan untuk melihat kondisi dari masing-masing siswa. Hasil refleksi pada siklus III selengkapnya dapat diuraikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Ulangan Harian Siklus III
No    Uraian    Siklus III
1
2
3    Nilai rata-rata
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar    78,5
24
92,3%

Presentase aktivitas atau partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat. Para siswa lebih banyak memperhatikan dan menjawab pertanyaan guru, lebih berinisiatif dan kreatif. Kemampuan membaca permulaan siswa meningkat, yang tentunya berpengaruh terhadap kemampuan dalam mengeja, membaca kata, dan mampu membuat kalimat sederhana semakin meningkat, suasana kelas pun menjadi hidup dan lebih menyenangkan.
Dari analisis hasil test pada siklus III ini diketahui bahwa nilai rata-rata kelas mencapai 78,5 dan siswa yang memperoleh nilai di atas batas KKM adalah sebanyak 24 siswa atau 92,3 % sedang  yang belum dapat mencapainya 2 siswa atau 7,7 % Hasil ini sangatlah memuaskan dan penelitian ini dikatakan berhasil. Dari penelitian ini pembelajaran dikatakan berhasil apabila partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat. Selain itu hasil yang dicapai siswa melalui test akhir pembelajaran mencapai nilai rata-rata kelas di atas KKM, yaitu 78,5 dan nilai batas KKM 67. Presentase siswa yang memperoleh nilai di atas KKM mencapai 92,3 %. Atas dasar ketentuan tersebut dan melihat hasil yang diperoleh pada masing-masing siklus, maka pembelajaran yang menggunakan media gambar yang dilaksanakan pada siklus III dikatakan berhasil, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Namun guru harus tetap melaksanakan bimbingan belajar untuk perbaikan prestasi belajar siswa yang mendapatkan di bawah rata-rata kelas dan melaksanakan pengayaan untuk siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata kelas sebagai tindak lanjut.
Pembahasan
Dalam proses pembelajaaran dari kondis awal ke siklus III terjadi peningakatan aktivitas belajar membaca permulaan antara lain: siswa lebih aktif memperhatikan penjelasan guru, rasa ingin tahu dan keberanian siswa meningkat dalam membaca dan siswa lebih aktif dalam pembelajaran di kelas sehingga tercipta suasana kelas yang menyenangkan untuk belajar.
Berdasarkan hasil ulangan harian dari kondisi awal ke siklus III terjadi peningkatan. Perbandingan hasil kondisi awal ke siklus III dapat dilihat dalam tabel berikut.
              Tabel 5. Perbandingan Nilai dari Pra tindakan sampai siklus III
Uraian    Kondisi Awal    SIKLUS I    SIKLUS II    SIKLUS III

Nilai rata-rata

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Persentase ketuntasan belajar    59


4


15,38%
    62


6


23,1%    68,5


16


61,53%    78,5


24


92,3%
        Berdasarkan hasil penelitian sejak kondisi awal sampai siklus III dengan penerapan media kartu kata dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas satu dalam  membaca permulaan mengalami peningkatan nilai rata-rata kelasnya dari 59, setelah diadakan tindakan  yaitu mengajar dengan menggunakan media gambar, pada siklus 1 nilai rata-ratanya naik menjadi 62. Pada siklus I ini masih terdapat 16 siswa yang nilainya belum mencapai KKM, maka peneliti melanjutkan penelitian siklus II. Pada siklus II ini, nilai rata-rata kelas naik menjadi 68,5. keadaan tersebut belum dikatakan berhasil, karena masih terdapat 10 siswa yang nilainya belum mencapai KKM. Tahap selanjutnya peneliti melakukan siklus yang ke III. pada siklus III ini, peneliti bisa dikatakan berhasil. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila sudah mencapai 90 % siswa yang berhasil. Pada siklus III ini, presentase siswa yang sudah berhasil pembelajaran membaca permulaannya adalah sebanyak 92,3 % dengan nilai rata-rata 78,5 %. Pada penelitian ini, masih terdapat 2 siswa yang nilainya belum mencapai KKMMengajar dengan menggunakan kartu kata ini mampu menumbuhkan siswa lebih mudah mengingat bentuk huruf, cara mengucapkan huruf, cara mengeja suku kata, dan cara membaca suatu kata, sehingga siswa menjadi lebih termotivasi dan tertarik dalam pelajaran membaca permulaan.
Dalam rangka untuk meningkatkan prestasi belajar membaca permulaan pada siswa, maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut : Kepada siswa perlu diberi pemahaman bahwa media pembelajaran kartu yang digunakan oleh guru merupakan benda contoh yang dapat dilihat sehari-hari, menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negatif sehingga mengganggu jalannya proses pembelajaran di kelas. Tanamkan disiplin diri pada siswa sehingga akan tercipta suasana kelas yang konduksif dan efektif untuk belajar
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, penggunaan kartu kata sebagai media dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar membaca permulaan pada siswa kelas I SD Negeri Karangmojo 01 Kecamatan Weru , Sukoharjo Semester I Tahun ajaran 2013/2014. Hasil belajar dari kondisi awal kesiklus III terjadi peningkatan nilai ketuntasan dari  15,38% menjadi 92,3% meningkat 76,92. Nilai rata dari 59 menjadi 78,5 meningkat 19,5.
 Saran
Dalam rangka untuk meningkatkan prestasi belajar membaca permulaan pada siswa, maka penulis menyampaikan saran-saran kepada siswa sebagai berikut  sesuai dengan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, maka dapat dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut. Saran kepada siswa siswa perlu diberi pemahaman bahwa media pembelajaran kartu yang digunakan oleh guru merupakan benda contoh yang dapat dilihat sehari-hari, menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negatif sehingga mengganggu jalannya proses pembelajaran di kelas. Tanamkan disiplin diri pada siswa sehingga akan tercipta suasana kelas yang konduksif dan efektif untuk belajar.  Saran kepada guru SD khususnya guru kelas I hendaknya lebih kreatif dalam memilih metode dan media dalam pembelajaran membaca permulaan. Salah satunya adalah dalam penggunaan media gambar. Saran kepada sekolah seharusnya sekolah sebagai penentu kebijakan untuk menganjurkan para guru kelas rendah, khususnya guru kelas I menggunakan media kartu kata dalam proses pembelajaran membaca permulaan. Hal ini dimaksudkan agar prestasi belajar membaca permulaan siswa dapat maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Aswan Zain & Syaiful Bahri Djamarah, (1995) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta
Basuki Wibawa & Farida Mukti. 2001. Media Pengajaran. Bandung: Maulana Elita Burhanudin. 2005. Media Pembelajaran Bahasa : Makalah disampaikan dalam Diklat Guru Bahasa Indonesia Pendidikan Luar Biasa. Jakarta.Depdiknas
House. 1997. An Intoduction to Teaching English to Children. London: Ricmond  Publishing
Kamus Besar bahasa Indonesia. 1999. Jakarta. Balai Pustaka Depdikbud Moh Amin, 1995. Ortopedagogik Tuna Grahita. Bandung: Depdikbud Dikti. Proyek Peningkatan Tenaga Guru

Supraptiningsih. 2005. Pembelajaran Keterampilan Membaca : Makalah disampaikan dalam Diklat Guru Bahasa Indonesia Penidikan Luar Biasa .Jakarta. Depdiknas
-------, 2005, Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan di Sekolah Dasar : Makalah disampaikan dalam Diklat Guru Bahasa Indonesia Pendidikan Luar Biasa .Jakarta. Depdiknas
Sutratinah Tirtonegoro, 2001. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta : Gramedia
Winkel, WS, 2001. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia



Posting Komentar

0 Komentar