Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan (Sardiman, 2001: 71). Berawal dari kata motif itu maka motivasi dapat diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan perasaan tidak suka itu (Sardiman A. M, 1996 : 75).
Beberapa ahli psikologi mengungkapkan bahwa motivasi seseorang dapat muncul dari dua sumber, yaitu dari dalam diri dan dari luar diri siswa. Oemar Hamalik (2003 : 162) menyatakan bahwa motivasi itu meliputi motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti keinginan untuk mendapatkan mengembangkan sikap. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijasah, hukuman dan sebagainya.
Joni (dalam Sri Anitah W 2008:1.24) mengemukakan bahwa strategi adalah ilmu atau kiat dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dimyati dan Soedjono (dalam Sri Anitah W 2008:1.24) mengemukakan bahwa strategi dalam pembelajaran adalah kegiatan guru memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara sapek-aspek dari komponen pembentukan sistem pembelajaran.
Strategi pembelajaran pada dimensi perencanaan mengacu pada upaya upaya secara strategis dalam memilih, menetapkan dan merumuskan komponen-komponen pembelajaran. Acuan utama dalam penentuan strategi pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran, dimana dalam penelitian ini strategi digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
0 Komentar