Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tidak dapat dipungkiri bahwa model pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan yang dikembangkan dan diterapkan oleh guru di sekolah dasar sangat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
Kegiatan pembelajaran yang masih dilakukan secara klasikal dengan model yang banyak diwarnai dengan ceramah dan bersifat guru sentris menyebabkan siswa kurang aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu pembelajaran bahasa Indonesia pada hakekatnya adalah belajar untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara lisan dan tertulis dengan menggunakan bahasa Indonesia di segala fungsinya.
Berdasarkan uraian di atas maka kiranya perlu diterapkan suatu metode belajar yang menjadikan siswa aktif dan menyenangkan sehingga prestasi belajarnya meningkat maka dari itu diadakan penelitian tentang bagaimana proses belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan dan apakah melalui pembelajaran tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI sekolah dasar.
Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif yaitu metode yang tidak menguji hipotesis melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti.
Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar anak.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Pada hakekatnya pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Indonesia yaitu belajar berkomunikasi dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis serta untuk mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa Indonesia dalam segala fungsinya yaitu sebagai sarana berpikir atau bernalar.
Di lembaga pendidikan yang bersifat formal seperti sekolah, keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari hasil belajar siswa dalam prestasi belajarnya. Kualitas dan keberhasilan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru memilih dan menggunakan metode pengajaran.
Kenyataan di lapangan, khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, kegiatan pembelajarannya masih dilakukan secara klasikal. Pembelajaran lebih ditekankan pada model yang banyak diwarnai dengan ceramah dan bersifat guru sentris. Hal ini mengakibatkan siswa kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan siswa hanya duduk, diam, dengar, catat dan hafal. Kegiatan ini mengakibatkan siswa kurang ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran yang cenderung menjadikan mereka cepat bosan dan malas belajar.
Melihat kondisi demikian, maka perlu adanya alternatif pembelajaran yang berorientasi pada bagaimana siswa belajar menemukan sendiri informasi, menghubungkan topik yang sudah dipelajari dan yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat berinteraksi multi arah baik bersama guru maupun selama siswa dalam suasana yang menyenangkan dan bersahabat. Salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagaimana yang disarankan para ahli pendidikan adalah pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan.
Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan pada anak untuk bekerja sama dengan tugas-tugas terstruktur (Lie, 1999:12). Melalui pembelajaran ini siswa bersama kelompok secara gotong royong maksudnya setiap anggota kelompok saling membantu antara teman yang satu dengan teman yang lain dalam kelompok tersebut sehingga di dalam kerja sama tersebut yang cepat harus membantu yang lemah, oleh karena itu setiap anggota kelompok penilaian akhir ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Kegagalan individu adalah kegagalan kelompok dan sebaliknya keberhasilan siswa individual adalah keberhasilan kelompok. Sedangkan bercerita berpasangan merupakan salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif. Yang membedakan tipe bercerita berpasangan dengan lainnya adalah dalam tipe ini guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Dalam kegiatan ini, siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana proses belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan di kelas VI Sekolah Dasar?
2. Apakah keuntungan dan kelemahan penerapan pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VI Sekolah Dasar?
C. Tujuan Penulisan
Melalui penulisan ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui bagaimana proses belajar mengajar Bahasa Indonesia dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan di kelas VI Sekolah Dasar.
2. Mengetahui keuntungan dan kelemahan penerapan pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas VI Sekolah Dasar.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diperoleh dari hasil penulisan ini adalah :
1. Bagi penulis atau mahasiswa PGSD, dapat dijadikan sebagai salah satu modal pembelajaran yang nantinya dapat diterapkan pada saat terjun langsung di masyarakat.
2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif pembelajaran di sekolah guna meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Bagi siswa, dapat memotivasi siswa dalam beraktifitas atau berpikir secara optimal dalam metode kooperatif agar siswa tidak jenuh dan bosan.
E. Batasan Masalah
Agar dalam pembahasan penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan maka :
1. Penelitian ini hanya membatasi pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan.
2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan mendengarkan berita.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Kooperatif
Sistem pembelajaran kooperatif bisa didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk dalam struktur ini adalah lima unsur pokok yaitu saling ketergatungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama dan proses kelompok. Metode pembelajaran kooperatif disebut juga metode pembelajaran gotong royong. Ironisnya model pembelajaran kooperatif belum banyak diterapkan dalam pendidikan, walaupun orang Indonesia sangat membanggakan sifat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat. Kebanyakan pengajar enggan menerapkan sistem kerja sama di dalam kelas karena beberapa alasan. Alasan yang utama adalah kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam grup. Selain itu, banyak orang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan kerja sama atau belajar dalam kelompok.
Menurut Bannet (1991), cooperative learning adalah kerja kelompok, tetapi tidak semua kerja kelompok merupakan pembelajaran kooperatif. Unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah :
1. Ketergantungan yang positif
2. Akuntabilitas individual
3. Interaksi tatap muka
4. Ketrampilan sosial
5. Prosesing
Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan :
a. Saling ketergantungan positif
b. Tanggung jawab perseorangan
c. Tatap muka
d. Komunikasi antar anggota
e. Evaluasi proses kelompok
a. Saling ketergantungan positif
Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk mencapai kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa, sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka.
Penilaian juga dilakukan dengan cara yang unik. Setiap siswa mendapat nilainya sendiri dan nilai kelompok. Nilai kelompok dibentuk dari “sumbangan” setiap anggota. Untuk menjaga keadilan, setiap anggota menyumbangkan poin di atas nilai rata-rata mereka. Misalnya nilai rata-rata si A adalah 65 dan kali ini dia mendapat 72, maka dia akan menyumbangkan 7 poin untuk nilai kelompok mereka. Dengan demikian, setiap siswa akan bisa mempunyai kesempatan untuk memberikan sumbangan. Beberapa siswa yang kurang mampu tidak akan merasa minder terhadap rekan-rekan mereka karena toh mereka enggan memberikan sumbangan. Malahan merasa terpacu untuk meningkatkan usaha mereka dan dengan demikian menaikkan nilai mereka. Sebaliknya, siswa yang lebih pandai juga tidak akan merasa dirugikan karena rekannya yang kurang mampu juga telah memberikan bagian sumbangan mereka.
b. Tanggung jawab perseorangan
Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode pembelajaran kooperatif adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya. Masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.
c. Tatap muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja. Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil masing-masing kelompok. Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi.
d. Komunikasi antar anggota
Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.
e. Evaluasi proses kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Format evaluasi bisa bermacam-macam tergantung pada tingkat pendidikan siswa.
Tujuan pembelajaran kooperatif antara lain dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa, menumbuhkan sikap saling menghormati dan bekerja sama, menumbuhkan sikap tanggung jawab, meningkatkan rasa percaya diri, dapat belajar memecahkan masalah dengan cara yang lebih baik.
Pembelajaran kooperatif terdapat berbagai teknik/tipe yang dapat diterapkan antara lain :
a. Mencari Pasangan (make a match), dikembangkan oleh Lorna Curran (1994).
b. Bertukar Pasangan
c. Berpikir – Berpasangan – Berempat, dikembangkan oleh Frank Lyman (Think – Pair – Share) dan Spencer Kagan Think – Pair – Square).
d. Berkirim Salam dan Soal
e. Kepala Bernomor (Numbered Heads), dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992).
f. Kepala Bernomor Terstruktur
g. Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Guests), dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992).
h. Keliling Kelas
i. Lingkaran Kecil Lingkaran Besar
j. Tari Bambu
k. Jigsaw, dikembangkan oleh Aronsol et al.
l. Bercerita Berpasangan
Menurut Savage (1996:222) dalam pembelajaran kooperatif diperlukan keputusan dari guru untuk mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan topik yang akan digunakan dalam kerja kelompok.
b. Membuat keputusan tentang ukuran dan komposisi kelompok.
c. Menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan.
d. Memantau kerja siswa dalam kelompok.
e. Memberikan saran penyelesaian masalah yang cocok.
f. Evaluasi serta memberikan saran-saran.
Dalam metode pembelajaran kooperatif siswa juga bisa belajar dari sesama teman. Guru lebih berperan sebagai fasilitator. Tentu saja, ruang kelas juga perlu ditata sedemikian rupa, sehingga menunjang pembelajaran kooperatif. Tentu saja, keputusan guru dalam penataan ruang kelas harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi ruang kelas dan sekolah. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah :
a. Ukuran ruang kelas
b. Jumlah siswa
c. Tingkat kedewasaan siswa
d. Toleransi guru dan kelas sebelah terhadap kegaduhan dan lalu lalang siswa
e. Toleransi masing-masing siswa terhadap kegaduhan dan lalu lalang siswa
f. Pengalaman guru dalam melaksanakan metode pembelajaran gotong royong
g. Pengalaman siswa dalam melaksanakan pembelajaran gotong royong.
Seperti telah diungkapkan, tidak semua kerja kelompok bisa dianggap sama dengan model pembelajaran kooperatif. Pengelolaan kelas model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk membina pembelajar dalam mengembangkan niat dan kiat bekerja sama dan berinteraksi dengan pembelajar lainnya. Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas model pembelajaran kooperatif yaitu pengelompokkan, semangat kooperatif, dan penetaan ruang kelas.
B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Bercerita Berpasangan
Teknik mengajar Bercerita Berpasangan (Paired Storylelling) dikembangkan sebagai pendekatan interaktif antara siswa, pengajar, dan bahan pelajaran (Lie, 1994). Teknik ini bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun bercerita. Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Bahan pelajaran yang palin cocok digunakan dalam teknik ini adalah bahan yang bersifat naratif dan deskriptif. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan dipakainya bahan-bahan yang lainnya.
Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Dalam kegiatan ini, siswa diransang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan kemampuan berimajinasi. Buah-buah pemikiran mereka akan dihargai, sehingga siswa merasa makin terdorong untuk belajar. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi. Bercerita berpasangan bisa digunakan untuk suasana tingkatan usia anak didik.
Tahap-tahap pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan antara lain :
1. Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi dua bagian.
2. Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru. Dalam kegiatan ini, pengajar perlu menekankan bahwa memberikan tebakan yang benar bukanlah tujuannya. Yang lebih penting adalah kesiapan mereka dalam mengantisipasi bahan pelajaran yang akan diberi hari itu.
3. Siswa dipasangkan.
4. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama. Sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua.
5. Kemudian siswa disuruh mendengarkan atau membaca bagian mereka masing-masing.
6. Sambil membaca/mendengarkan, siswa disuruh mencatat dan mendaftar beberapa kata/frasa kunci yang ada dalam bagian masing-masing. Jumlah kata/frasa bisa disesuaikan dengan panjang teks bacaan.
7. Setelah selesai membaca, siswa saling menukar daftar kata/frasa kunci dengan pasangan masing-masing.
8. Sambil mengingat-ingat/memperhatikan bagian yang telah dibaca/didengarkan sendiri, masing-masing siswa berusaha untuk mengarang bagian lain yang belum dibaca/didengarkan (atau yang sudah dibaca/didengarkan pasangannya) berdasarkan kata-kata/frasa-frasa kunci dari pasangannya. Siswa yang telah membaca/mendengarkan bagian yang pertama berusaha untuk menuliskan apa yang terjadi selanjutnya. Sedangkan siswa yang membaca/mendengarkan bagian yang kedua menuliskan apa yang terjadi sebelumnya.
9. Tentu saja, versi karangan sendiri ini tidak harus sama dengan bahan yang sebenarnya. Tujuan kegiatan ini bukan untuk mendapatkan jawaban yang benar, melainkan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar dan mengajar. Setelah selesai menulis, beberapa siswa bisa diberi kesempatan untuk membacakan hasil karangan mereka.
10. Kemudian, pengajar membagikan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa. Siswa membaca bagian tersebut.
11. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilaksanakan antara pasangan atau dengan seluruh kelas.
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, yaitu metode yang tidak menguji hipotesis melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti.
Penulisan karya ini termasuk penelitian dengan pendekatan kualitatif yang datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau apa adanya (naturalistik), tidak diubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan dengan maksud untuk menemukan kebenaran dibalik data yang objektif dan cukup. Penelitian ini lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada nalisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. Hal ini bukan berarti pendekatan kualitatif sama sekali tidak menggunakan dukungan data kuantitatif akan tetapi penekanannya tidak pada pengujian hipotesis melainkan pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-cara berpikir formal dan argumentatif. Banyak penelitian kualitatif merupakan penelitian sampel kecil.
Data atau informasi yang diajring penelitian kualitatif dapat terbentuk gejala yang sedang berlangsung, reproduksi ingatan, pendapat yang bersifat teoritis atau praktis dan lain-lainnya. Data tersebut baik berupa kata atau tindakan, oleh karena itu analisis isi lebih penting.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumenter. Istilah dokumenter atau dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis. Alat pengumpul datanya disebut form dokumen atau form pencatatan dokumen. Sedangkan sumber datanya berupa catatan atau dokumen. Metode dokumenter dengan demikian berarti upaya pengumpulan data dengan menyelidiki benda-benda tertulis. Benda tertulis tersebut dapat berupa catatan resmi seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, dan lain-lainnya, atau catatan tidak resmi, berupa catatan ekspresif seperti catatan harian, bibliografi dan lain sebagainya.
Analisis data kualitatif menurut Lexy J. Moleong (1994:196) sebagai berikut:
a. Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber.
b. Reduksi data.
c. Menyusun data hasil reduksi ke dalam satuan-satuan.
d. Melakukan kategorisasi terhadap satuan-satuan data sambil membuat kodig.
e. Uji keabsahan data.
f. Penafsiran data dalam mengubah hasil sementara menjadi teori substantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu.
g. Penarikan kesimpulan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dari hasil analisis buku-buku yang berkaitan dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VI Sekolah Dasar, penulis dapat menyusun rencana pembelajaran yang sesuai.
Di bawah ini adalah contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menerapkan pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VI Sekolah Dasar
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / semester : VI / I
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 2. Memberikan informasi dan tanggapan secara lisan
Kompetensi Dasar : 2.1. Menyampaikan pesan/informasi yang diperoleh dari berbagai media dengan bahasa yang runtut, baik dan benar
Indikator : 1. Mencatat pokok-pokok isi berita televisi atau radio yang didengarkan.
2. Menuliskan pokok-pokok isi berita ke dalam satu kalimat atau lebih.
3. Menyampaikan hasil karangan yang berasal dari perbandingan catatan sendiri dengan catatan teman satu kelompok.
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
• Siswa dapat mencatat pokok-pokok isi berita televisi atau radio yang didengarkan.
• Siswa dapat menuliskan pokok-pokok isi berita ke dalam satu kalimat atau lebih.
• Siswa dapat menanggapi dan menyimpulkan isi berita yang didengar.
• Siswa dapat menyampaikan hasil karangan mereka.
II. MATERI POKOK
Berita televisi atau radio
III. METODE PEMBELAJARAN
• Metode pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan
IV. LANGKAH PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Awal
Menciptakan lingkungan : salam pembuka dan berdo’a§
Tanya jawab mengenai berita§
Mengulang sepintas materi yang lalu yang berhubungan dengan materi hari ini.§
B. Kegiatan Inti
Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 2 orang siswa (berpasangan).§
Sebelum memberikan tugas kepada siswa, guru menjelaskan materi dan langkah pengerjaan tugas.§
Guru membagi berita menjadi 2 bagian.§
Siswa pertama pada tiap kelompok mendengarkan berita bagian pertama, siswa kedua mendengarkan berita bagian kedua.§
Siswa mendengarkan bagian berita mereka masing-masing kemudian menuliskan pokok-pokok isi berita mereka.§
Setelah selesai mendengarkan siswa saling menukar pokok-pokok isi berita dengan pasangan masing-masing.§
Kemudian siswa yang telah mendengarkan bagian pertama berusaha untuk§ menuliskan apa yang terjadi selanjutnya. Sedangkan siswa yang mendengarkan bagian kedua menuliskan apa yang terjadi sebelumnya berdasarkan pokok-pokok isi berita yang berasal dari pasangannya.
Setelah selesai membuat karangan, guru meminta sebagian siswa membacakan hasil karangan mereka.§
Guru membagikan bagian berita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa.§
C. Kegiatan Akhir
Setiap pasangan berdiskusi dengan pasangan lain atau dengan seluruh kelas tentang berita yang dikerjakan tadi.§
Guru membuat kesimpulan dari kegiatan pada pertemuan inti.§
Guru melakukan tes dengan memberi pertanyaan lisan kepada siswa.§
Guru memberi tugas rumah kepada siswa untuk menuliskan pokok-pokok berita televisi.§
V. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
• Naskah berita radio atau televisi
• Buku paket Bahasa Indonesia kelas VI Sekolah Dasar
• KTSP
• Cinta Bahasa Kita 6, Ganeca Exact, 2004.
VI. PENILAIAN
• Tes lisan : Tanya jawab
• Penilaian proses : Dilakukan melalui pengamatan saat peserta didik melakukan kegiatan.
• Tes perbuatan : Diskusi
Surabaya, Juni 2007
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru
Keuntungan dan kelemahan strategi belajar mengajar menggunakan teknik kerja kelompok antara lain :
Keuntungan :
a. Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya dan membahas sesuatu masalah.
b. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan ketrampilan berdiskusi.
c. Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
d. Dapat memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat orang lain; hal mana mereka telah saling membantu kelompok dalam usahanya mencapai tujuan bersama.
e. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta kebutuhannya belajar.
Kelemahan :
a. Menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda-beda pula.
b. Keberhasilan strategi kerja kelompok ini tergantung kepada kemampuan siswa memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri.
B. Pembahasan
Berdasarkan dari hasil analisis data yang diperoleh dari analisis dokumen, penulis sudah dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VI Sekolah Dasar. Pengajaran yang dilakukan oleh guru adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan seperti itu memberikan kesempatn kepada siswa untuk berdiskusi, bertanya, maupun mengeluarkan pendapat, serta berinteraksi dengan siswa yang menjadikan siswa aktif dalam kelas. Dengan demikian peran guru di dalam kelas bukan lagi sebagai satu-satunya sumber belajar tetapi lebih bersifat sebagai penggerak atau pembimbing siswa untuk memperoleh pengetahuannya sendiri. Pengetahuan yang diperoleh siswa sendiri akan lebih melekat lebih lama di pikiran dan menjadikan prestasi belajar siswa meningkatkan. Pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Oleh karena itu pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan sangat cocok untuk pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan merangsang siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan kemampuan berimajinasi. Buah-buah pemikiran siswa akan dihargai, sehingga siswa merasa semakin terdorong untuk belajar. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi. Di samping itu situasi kelas menjadi menyenangkan dan bersahabat.
Penerapan pembelajaran kooperatif ini tergolong masih relatif baru dan belum banyak diterapkan di kelas-kelas. Oleh karena itu dalam menerapkan pembelajaran kooperatif ini menemukan berbagai kendala di antaranya yaitu kesulitan mengkoordinasikan siswa kepada situasi yang dikehendaki tipe bercerita berpasangan. Siswa-siswa sebagian besar masih belum mengerti dan banyak bertanya tentang apa yang harus dilakukan, sehingga banyak menyita waktu dan perhatian guru. Di samping itu guru juga harus mengatur tempat duduk yang berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda-beda pula.
Untuk mengatasi kendala tersebut yang dilakukan oleh guru adalah memberikan pengertian dan penjelasan berulang mengenai segala sesuatu yang harus dilakukan oleh siswa agar sesuai dengan prosedur yang diinginkan. Karena yang dihadapi adalah anak usia SD maka guru sebaiknya menggunakan langkah pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan yang sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa.
Kemudian untuk masalah tempat duduk siswa, guru dapat mengatur penetaan bangku yang berbeda-beda misalnya dengan meja tapal kuda, meja panjang, penataan tapal kuda, meja laboratorium, meja kelompok, klasikal, bangku individu dengan meja tulisnya, meja berbaris.
Pengalaman guru dan siswa pada pembelajaran kooperatif juga turut menentukan keberhasilan dalam pembelajaran.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif atau kerja sama antar kelompok yang anggota kelompok saling membantu antar teman yang satu dengan teman yang lain dalam kelompok tersebut, sehingga di dalam kerja kelompok atau pembelajaran kooperatif, siswa yang lebih pandai dapat membantu siswa yang lemah.
Dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan siswa dapat lebih aktif untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan kemampuan berimajinasi. Di samping itu pembelajaran ini juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk diskusi, bertanya, maupun mengeluarkan pendapat serta berinteraksi dengan siswa yang menjadikan siswa aktif dalam kelas.
Penerapan pembelajaran kooperatif memiliki kendala di antaranya kesulitan mengkoordinasikan siswa kepada situasi yang dikehendaki. Dan juga terdapat kelemahan pada teknik belajar kelompok misalnya mengatur penataan bangku yang berbeda-beda dan model/gaya mengajar yang berbeda-beda pula.
B. Saran
Bertitik tolak dari hasil pembahsan, maka dapat dikemukan saran-saran yang kiranya berguna dalam proses pembelajaran :
a. Mengingat metode pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan untuk meningkatkan prestasi belajar, maka hendaknya guru menerapkan metode pembelajaran ini di kelas sebagai selingan metode-metode belajar yang sudah ada.
b. Pembelajaran ini hendaknya diterapkan secara kontinu baik untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia maupun pelajaran yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Depdiknas. 2006. Kurikulum SD/MI Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdiknas.
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta : Gramedia.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Rofi’uddin, Ahmad, dkk. 1999. Pendidikan Bahasa Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta : Depdikbud.
Rostiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Wibowo, Teguh. 2004. Cinta Bahasa Kita 6. Jakarta : Ganeca Exact.
Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa Strategi Pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).
metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian. Teknik Pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Taktik Pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat), Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan
Model Pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut:
B. JENIS- JENIS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
1. Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia
1) Metode Audiolingual Metode audiolingual sangat mengutamakan drill (pengulangan). Metode itu muncul karena terlalu lamanya waktu yang ditempuh dalam belajar bahasa target. Padahal untuk kepentingan tertentu, perlu penguasaan bahasa dengan cepat. Dalam audiolingual yang berdasarkan pendekatan struktural itu, bahasa yang diajarkan dicurahkan pada lafal kata, dan pelatihan pola-pola kalimat berkali-kali secara intensif. Guru meminta siswa untuk mengulang-ulang sampai tidak ada kesalahan.
Langkah-langkah yang biasanya dilakukan adalah
(a) penyajian dialog atau teks pendek yang dibacakan guru berulang-ulang dan siswa menyimak tanpa melihat teks yang dibaca,
(b) peniruan dan penghafalan teks itu setiap kalimat secara serentak dan siswa menghafalkannya,
(c) penyajian kalimat dilatihkan dengan pengulangan,
(d) dramatisasi dialog atau teks yang dilatihkan kemudian siswa memperagakan di depan kelas, dan
(e) pembentukan kalimat lain yang sesuai dengan yang dilatihkan.
2) Metode Komunikatif Desain yang bermuatan komunikatif harus mencakup semua keterampilan berbahasa. Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikkan ke dalam tujuan konkret yang merupakan produk akhir. Sebuah produk di sini dimaksudkan sebagai sebuah informasi yang dapat dipahami, ditulis, diutarakan, atau disajikan ke dalam nonlinguistis. Sepucuk surat adalah sebuah produk. Demikian pula sebuah perintah, pesan, laporan, atau peta, juga merupakan produk yang dapat dilihat dan diamati. Dengan begitu, produk-produk tersebut dihasilkan melalui penyelesaian tugas yang berhasil.
3) Metode Produktif Metode produktif diarahkan pada berbicara dan menulis. Siswa harus banyak berbicara atau menuangkan gagasannya. Dengan menggunakan metode produktif diharapkan siswa dapat menuangkan gagasan yang terdapat dalam pikirannya ke dalam keterampilan berbicara dan menulis secara runtun. Semua gagasan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa yang komunikatif.
3) Metode Produktif Metode produktif diarahkan pada berbicara dan menulis. Siswa harus banyak berbicara atau menuangkan gagasannya. Dengan menggunakan metode produktif diharapkan siswa dapat menuangkan gagasan yang terdapat dalam pikirannya ke dalam keterampilan berbicara dan menulis secara runtun. Semua gagasan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa yang komunikatif.
2) Strategi Pembelajaran Cooperative Learning Cooperative Learning adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses kerja sama dalam suatu kelompok yang biasa terdiri atas 3 sampai 5 orang siswa untuk mempelajari suatu materi akademik yang spesifik sampai tuntas. Strategi pembelajaran Cooperative Learning mulai populer akhir-akhir ini. Melalui Cooperative Learning siswa didorong untuk bekerja sama secara maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya. Kerja sama di sini dimaksudkan setiap anggota kelompok harus saling bantu. Yang cepat harus membantu yang lambat karena penilaian akhir ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Kegagalan individu adalah kegagalan kelompok, dan sebaliknya keberhasilan individu adalah keberhasilan kelompok.
3. Strategi Pembelajaran Problem Solving Mengajar memecahkan masalah berbeda dengan penggunaan pemecahan masalah sebagai suatu strategi pembelajaran. Mengajar memecahkan masalah adalah mengajar bagaimana siswa memecahkan suatu persoalan, misalkan memecahkan soal-soal matematika. Sedangkan strategi pembelajaran pemecahan masalah adalah teknik untuk membantu siswa agar memahami dan menguasai materi pembelajaran dengan menggunakan strategi pemecahan masalah.
4) Strategi Mengulang
Strategi mengulang sederhana digunakan untuk sekedar membaca ulang materi tertentu untuk menghafal saja. Contoh lain dari strategi sederhana adalah menghafal nomor telepon, arah tempat, waktu tertentu, daftar belanjaan, dan sebagainya.
5) Strategi Elaborasi Strategi elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Dengan strategi elaborasi, pengkodean lebih mudah dilakukan dan lebih memberikan kepastian. Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi baru dari memori di otak yang bersifat jangka pendek ke jangka panjang dengan menciptakan hubungan dan gabungan antara informasi baru dengan yang pernah ada.
C. RANGKUMAN
Ada perbedaan yang mendasar antara pengertian pendekatan, metode, teknik, dan strategi. Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Jenis-jenis pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia: pendekatan Whole Language, kontekstual, komunikatif, dan integratif. Jenis-jenis metode pembelajaran bahasa Indonesia: metode audiolingual, komunikatif, produktif, langsung, partisipatori, membaca, tematik, kuantum, diskusi, dan kerja kelompok kecil (small-group work). Jenis-jenis strategi pembelajaran: langsung (direct instruction), cooperative learning, problem solving, mengulang, elaborasi, dan organisasi.
D. DAFTAR PUSTAKA
- Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja.
- Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.
- Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
- Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
- Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdiknas. - - _______________. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 --- ____________. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
- Prenada Media Group Metodologi Pembelajaran – KKG 35
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Yulius Pekei
DAFTAR SMK SE-KODYA YOGYAKARTA
SMK NEGERI SMK ISLAM SMK KRISTEN &
KATOLIK
SMK NASIONAL
SMKN 1 SMK PIRI 1 SMK MARSUDI LUHUR 1 SMK TAMAN IBU
SMKN 2 SMK PIRI 2 SMK MARSUDI LUHUR 2 SMK PERKEBUNAN
SMKN 3 SMK PIRI 3 SMK BOPKRI 1 SMK PERINDUSTRIAN
SMKN 4 SMK ISLAM SMK BOPKRI 2 SMK KOPERASI
SMKN 5 SMK MUHAMMADIYAH 1 SMK BOPKRI 4 SMK TAMAN SISWA
SMKN 6 SMK MUHAMMADIYAH 2
SMK TAMAN SISWA IP
SMKN 7 SMK MUHAMMADIYAH 3
SMK PANCA SAKTI
SMK MUHAMMADIYAH 4
7 8 5 7
Berdasarkan data di atas, diambil sampel dari populasi tersebut:
SMK NEGERI : 7
SMK ISLAM : 8
SMK KRISTEN & KATOLIK : 5
SMK NASIONAL : 7
Sampel diambil sebanyak +/- 23%
SMK NEGRI : 7 x 23% = 1,61 ( 2 sekolah)
SMK ISLAM : 8 x 23% = 1,84 (2 sekolah)
SMK KRISTEN & KATOLIK : 5 x 23% = 1,15 (1 sekolah)
SMK NASIONAL : 7 x 23% = 1,61 (2 sekolah)
KUISIONER INDIKATOR MEMBACA
Berikan tanda √ pada kolom, sesuai dengan jawaban Anda!
Keterangan:
1 = tidak pernah
2 = jarang
3 = kadang-kadang
4 = sering
5 = selalu
PERTANYAAN JAWABAN
1 2 3 4 5
Apakah Anda berusaha keras untuk mendapatkan bacaan yang Anda inginkan?
Apakah Anda menyediakan waktu khusus untuk membaca?
Apakah Anda memanfaatkan waktu luang untuk membaca?
Apakah Anda membawa bahan bacaan kemana pun Anda pergi?
Apakah Anda ingin memperbaharui sumber bacaan?
Apakah Anda ingin menceritakan isi bacaan yang telah Anda baca kepada orang lain (teman, keluarga, dll)?
Apakah Anda mengunjungi perpustakaan?
Apakah Anda mengunjungi toko buku?
Apakah Anda mengalokasikan dana khusus untuk membeli buku?
Apakah Anda tidak puas dengan sedikit referensi bacaan dalam menulis karya ilmiah?
Apakah Anda membaca bahan bacaan yang disarankan orang lain?
Apakah Anda membaca bahan bacaan di luar bidang ilmu yang Anda tekuni?
Apakah Anda berlangganan media masa (surat kabar, majalah, dll)?
Apakah Anda mengoleksi buku?
Apakah Anda merindukan karya terbaru dari pengarang tertentu?
Buatlah tugas itu berdasarkan enam tahap dibawah ini.
KAIN
Siapa diantara kita yang mengenal kain? Rasanya tidak ada, mengingat kain merupakan salah satu kebutuhan hidup kita sehari-hari. Menurut kamus ada dua arti kain yaitu: (1) baran tenunan pada umumnya;dan (2) baran tenunan yang dikenakan untuk pakaian atau untuk maksud lain (KBI 2:903).
Namun tampaknya, barang yang kita kenakan setiap hari itu tidak terlalu banyak macamnya yang kita ketahui dengan baik. Jika ingin bukti,seberapa jauh pengenalan anda terhadap barang itu cobalah kerjakan reka bahasa kali ini.
1. 1. peribahasa kain basah kering di pinggang digunakan untuk menggambarkan orang yang…
1. a. sangat miskin ..
2. b. hilang kekayaanya
3. c. ( perempuan ) berbuat jahat(masum) dengan sembunyi-sembunyi
4. d. Sudah hamper meninggal
BANTAL
Salah satu perlengkapan tidur yang penting adalah bantal,yaitu sejenis pundit-pundi yang di isi dengan barang yang empuk ( seperti kapuk, sabut) untuk galang kepala, lapik duduk, sandaran punggung, dan sebagainya (KBI 1: 182). Kalau ada yang teristimewa pada keterangan itu, tentulah keterangan yang menyamakan bantal sebagai pundi-pundi !
1. 2. Seketiduran adalah salah satu makna kata:
1. a. bantalan
b.membantalkan
c. memperbantal
d. berbantal lengan..
BANTAL
Salah satu perlengkapan tidur yang penting adalah bantal,yaitu sejenis pundit-pundi yang di isi dengan barang yang empuk ( seperti kapuk, sabut) untuk galang kepala, lapik duduk, sandaran punggung, dan sebagainya (KBI 1: 182). Kalau ada yang teristimewa pada keterangan itu, tentulah keterangan yang menyamakan bantal sebagai pundi-pundi !
3. kata lain untuk bantal-bantal, adalah
a. bantalan ..
b. bantal seraga
c. bantal golek
d. bantal kursi
Pekerja Berharap Upah Minimum Rp 750. 000
Yogyakarta, kompas serikat pekerja seluruh indonesia, berharap upah minimum propinsi 2010 disamakan dengan angka kebutuhan hidup layak yang mencapai RP 750.000, bagi pekerja upa minimum merupakan standar untuk menjamin kesejatraan sehingga mereka bisa hidup dengan layak.
Ketua pimpinan daerah konfederasi serikat pekerja seluruh indonesia (spsi), DIY Ms Sjamsudimuljo menyatakan berdasarkan rapat dewan pengupahan,pengusaha dan pekerja, muncul kesepakatan bahwa upah minimum provinsi (ump) DIY 2010 mencapai RP 735.000,- meski begitu, pihaknya begitu berharap gubernur DIY selaku pengambil keputusan bisa mempertimbangkan angka kebutuhan hidup layak ( khl). “ katanya saat ditemui, selaa (13/10).
Naik tiap tahun
Secara terpaksah. Ketua dewan pengupahan diy hendarto budiyono mengatakan, ump diupayakan untuk naik setiap tahun kenaikan tersebt perluh mengingat biyaya hidup dan harga kebutuhan pekerja meningkat.
Dalam rapat sabtu lalu, seluruh anggota pengupahan telah mengetujui angka ump 2010 sebesar rp 735.000. Sebagai bentuk persetujuuan, wakil dari pengusaha dan pekerja telah membubukan tanda tanganya. Jadi ini kesepakatanya bulat penuh, tidak anggota sat pun, anggota dewan penggupahan yang yang keberatan dengan angka tersebut, ucap hendarto.
4. Apa makna yang tersirat dalam teks diatas ini ...
A. Pekerja inggin supaya bisa mencukupi kebutuhan hidup ..
B. Untuk menjamin kesejatraan
C. agar supaiya gajinya sama rata dengan upa minimum provinsi
D. a,b dan,c benar.
Pekerja Berharap Upah Minimum Rp 750. 000
Yogyakarta, kompas serikat pekerja seluruh indonesia, berharap upah minimum propinsi 2010 disamakan dengan angka kebutuhan hidup layak yang mencapai RP 750.000, bagi pekerja upa minimum merupakan standar untuk menjamin kesejatraan sehingga mereka bisa hidup dengan layak.
Ketua pimpinan daerah konfederasi serikat pekerja seluruh indonesia (spsi), DIY Ms Sjamsudimuljo menyatakan berdasarkan rapat dewan pengupahan,pengusaha dan pekerja, muncul kesepakatan bahwa upah minimum provinsi (ump) DIY 2010 mencapai RP 735.000,- meski begitu, pihaknya begitu berharap gubernur DIY selaku pengambil keputusan bisa mempertimbangkan angka kebutuhan hidup layak ( khl). “ katanya saat ditemui, selaa (13/10).
Naik tiap tahun
Secara terpaksah. Ketua dewan pengupahan diy hendarto budiyono mengatakan, ump diupayakan untuk naik setiap tahun kenaikan tersebt perluh mengingat biyaya hidup dan harga kebutuhan pekerja meningkat.
Dalam rapat sabtu lalu, seluruh anggota pengupahan telah mengetujui angka ump 2010 sebesar rp 735.000. Sebagai bentuk persetujuuan, wakil dari pengusaha dan pekerja telah membubukan tanda tanganya. Jadi ini kesepakatanya bulat penuh, tidak anggota sat pun, anggota dewan penggupahan yang yang keberatan dengan angka tersebut, ucap hendarto.
5. Apa makna yang tersurat dalam teks diatas ini....
A. Dewan menyepakati kenaikan upah dari 735.000,- menjadi 750.000.- ...
B. Dewan sudah menyetujui angka ump 2010 sebesar rp 735.000.-
C. Dewan tidak menyetujui kenaikan upah dari 735.000,
D. A.b dan, c benar
PAKU
Paku adalah sebuah homonim dengan dua makna, yaitu: (1) pasak dari logam yang berkepala (untuk dipalu) dan berujung rucing;dan (2) pakis (KBI 2:1502). Dari kedua jenis paku itu yang pertama menurungkan berbagai kemungkinan gabungan kata ; sementara kedua dikenal paling paling sebagai tumbuhan yang sering juga dijadikan sayur atau lalab.
6. paku jamur adalah paku...
a. yang kepalanya pipih bundar seperti payung..
b. penyambung dua bilah logam
c. yang cara memasukannya diputar memakai obeng
d. sangat besar
PAKU
Paku adalah sebuah homonim dengan dua makna, yaitu: (1) pasak dari logam yang berkepala (untuk dipalu) dan berujung rucing;dan (2) pakis (KBI 2:1502). Dari kedua jenis paku itu yang pertama menurungkan berbagai kemungkinan gabungan kata ; sementara kedua dikenal paling paling sebagai tumbuhan yang sering juga dijadikan sayur atau lalab.
7. terpaku mengandung makna kiasan ini, kecuali:
a. diam berdiri tempat
b. melekat
c. tertuju
d. mengikat..
Penulis Muda Belum Memperoleh Perhatian
Potensi menulis anak-anak dan generasi muda belum banyak memperoleh perhatian. Padahal, potensi kreatif di bidang ini sangat besar dan bisa menjadi jembatan untuk memecahkan berbagai permasalahan remaja. besarnya potensi ini terlihat dari karya tulis anak-anak dan generasi muda yang diterbitkan di media massa. Menurut pantauan persahabatan wartawan cilik yogyakarta (pwcy), setiap bulan anak-anak yogyakarta menghasilkan antara 30-50 karya tulisan yang tersebar di berbagai media massa baik nasional maupun daerah.
8. makna tersirat pada teks diatas ini adalah…
a. Ingin supaiya pemerintah dan masyarakat harus memberikan apresiasi kepada penulis muda..
b. Memberi peratian kusus kepada penulis muda
c. ingin untuk memberikan dorongan kepada penulis muda
d. A,b dan c benar
Ancaman kelas dunia
Menurut Brian Atwater, paleoseismolog dari United States Geological Survey (USGS), ancaman bencana Patahan Lembang termasuk kategori kelas dunia karena patahan itu berada di dekat kawasan kota yang sangat padat. Hal yang jarang terjadi di dunia.Di lokasi terlihat, di sekitar patahan itu telah berdiri banyak perumahan dan vila mewah. Kawasan Observatorium Bosscha yang menjadi warisan astronomi dunia juga dilintasi patahan ini.
Gede Suantika, peneliti Pusat Studi Vulkanologi dan Bencana Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan, berdasarkan puluhan pengamatan terakhir, gempa di Patahan Lembang jumlahnya sedikit—sesekali dalam lima tahun.Menurut dia, potensi ancaman gempa yang lebih besar justru muncul dari patahan Baribis di utara Subang. Sesar yang belum banyak dikaji ini tidak jarang menciptakan gempa skala sedang. Sesar ini secara imajiner juga tersambung dengan Patahan Cimandiri.Isamu Kuboki, Koordinator Proyek Pengurangan Bahaya Multidisiplin Gempa dan Vulkanik di Indonesia, mengatakan, salah satu tantangan terbesar bagi Indonesia adalah menyosialisasikan potensi gempa dari patahan. Mengingat, kebanyakan di sekitar patahan di Indonesia, justru menjadi pusat ekonomi masyarakat. Salah satunya, di Lembang.
9. teks diatas ini bersifat apa …
a. bersifat mengajak
b. bersifat pengumuman
c.bersifat pemberitahuan .
d. bersifat ajakan
Penulis Muda Belum Memperoleh Perhatian
potensi menulis anak-anak dan generasi muda belum banyak memperoleh perhatian. Padahal, potensi kreatif di bidang ini sangat besar dan bisa menjadi jembatan untuk memecahkan berbagai permasalahan remaja.besarnya potensi ini terlihat dari karya tulis anak-anak dan generasi muda yang diterbitkan di media massa. Menurut pantauan persahabatan wartawan cilik yogyakarta (pwcy), setiap bulan anak-anak yogyakarta menghasilkan antara 30-50 karya tulisan yang tersebar di berbagai media massa baik nasional maupun daerah.
Pada peringatan sumpah pemuda 2009 yang berlangsung 24 - 28 oktober tersebut , pcwy dengan dukungan dinamika edukasi dasar, pemerintah daerah diy, dan kabupaten sleman berusaha menghimpun sekitar 30 penulis generasi muda dari yogyakarta yang sudah pernah menerbitkan karyanya. Usia mereka berkisar dari 10-20 tahun atau dari kelas IV sehingga mahasiswa tingkat pertama. Sutrisno mengatakan, rumah budayawan YB Mangunwijaya, sj dipilih sebagai lokasi kegiatan dengan maksud untuk menularkan nilai-nilai tokoh yang telah menghasilkan ratusan tulisan tersebut. Ke depan, kegiatan ini diharap bisa menjadi awal gerakan menulis di kalangan generasi muda. " untuk kali pertama ini kami ingin menularkan kesederhanaan dan proses kreatif penulisan tokoh besar tersebut," ujarnya.
1. makna tersurat pada teks diatas ini adalah
1. potensi anak-anak dan generasi muda belum banyak memperoleh perhatian
2. kompetensi menulis anak DIY tahun ke tahun selalu meningkat
3. kompetensi menulis anak-anak DIY tahun ke tahun selalu meningkat.
4. A,b, dan c salah
Penulis Muda Belum Memperoleh Perhatian
Pada peringatan sumpah pemuda 2009 yang berlangsung 24 - 28 oktober tersebut , pcwy dengan dukungan dinamika edukasi dasar, pemerintah daerah diy, dan kabupaten sleman berusaha menghimpun sekitar 30 penulis generasi muda dari yogyakarta yang sudah pernah menerbitkan karyanya. Usia mereka berkisar dari 10-20 tahun atau dari kelas IV sehingga mahasiswa tingkat pertama.
11. kata edukasi pada teks diatas mengandung arti...
1. “perihal”pendidikan..
2. Bersifat mendidik
3. Bersifat didik
4. Perihal permohonan
TANGAN
Tangan merupakan angota badan dari siku sampai ke ujung jari atau dari pergelangan sampai ke ujung jari ( KBI 2: 2157), rasanya secara umum sudah kita sepakati bersama. Disamoing itu, sebagai kiasan tanggan diartikan sebagai barang yang gunanya atau rupanya seperti tangan, ternyata cukup banyak ungkapan, gabunggan kata, dan peribahasa yang mengunakan kata tangan sebagai salah satu unsurnya.
12. orang yang malas bekerja atau suka menolong, biasanya digambarkan sebagai orang yang ...
1. panjang tangan
2. berat tangan ..
3. cepat tangan
4. ringan tangan
TANGAN
Tangan merupakan angota badan dari siku sampai ke ujung jari atau dari pergelangan sampai ke ujung jari ( KBI 2: 2157), rasanya secara umum sudah kita sepakati bersama. Disamoing itu, sebagai kiasan tanggan diartikan sebagai barang yang gunanya atau rupanya seperti tangan, ternyata cukup banyak ungkapan, gabunggan kata, dan peribahasa yang mengunakan kata tangan sebagai salah satu unsurnya.
13 . peribahasa bertepuk sebelah tangan belarti…
a. siapa bersalah harus berani menerima hukuman
b. ada yang menolong
c. kebaikan yang hanya sebelah pihak..
d. berganti pemilik
14. Antusiasme peserta terlihat saat mereka dengan semangat menari di depan para juri.
Makna kata antusiasme dalam kalimat tersebut adalah …
1. gairah
2. semangat ()
3. minat
4. keinginan
15. Sabtu (02/05), UKM Grisadha menyelenggarakan “Perlombaan Tari Kresai Baru Tingkat Sekolah Dasar se-DIY”. Kegiatan yang diikuti oleh 22 peserta dari seluruh SD yang ada di Yogyakarta ini, bertempat di ruang K.18 lantai dua kampus I Mrican. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari jadi Grisadha yang ke-4.
Makna tersurat yang terdapat dalam paragraph di atas adalah …
1. UKM Grisadha menyelenggarakan “Perlombaan Tari Kreasi Baru Tingkat Sekolah Dasar se-DIY”. ()
2. UKM Grisadha bertempat di ruang K.18.
3. Lomba diikuti oleh anggota UKM Grisadha.
4. UKM Grisadha menyelenggarakan peringatan hari jadinya.
16. Lomba yang berpanitiakan hamper semua putrid ini, dalam memulai acara harus molor 45 menit dari waktu yang telah ditentukan. Acara yang pada mulanya dijadwalkan pukul 10.00 WIB menjadi 10.45 WIB. Namun, hal itu tidak mematahkan semangat para peserta.
Makna tersirat dalam paragraph di atas adalah …
1. Panitia lomba semuanya putri.
2. Acara dimulai pukul 10.00 WIB.
3. Peserta lomba tetap semangat meskipun acara acara dimulai tidak tepat waktu.()
4. Perlombaan hanya berlangsung 45 menit.
17. Antusiasme peserta mengikuti perlombaan terlihat saat mereka dengan semangat menari di depan para juri. Bahkan, sering terlihat tingkah laku dan celoteh lucu yang dipadukan dengan riasan yang mereka kenakan.
Kesimpulan paragraf diatas adalah ...
1. Antusias peserta mengikuti lomba.
2. Peserta lomba menari dengan semangat.
3. Peserta lomba semuanya lucu-lucu.
4. Peserta lomba bersemangat mengikuti perlombaan dan sering menunjukkan tingkah laku dan celoteh yang lucu. ()
18. Acara yang dipandu oleh dua MC, yaitu Andri kurniawan dan Lusia Yeni ini diawali dengan sambutan WR III Paulus Kuswandono, S.Pd, M.Pd dan Ketua Panitia.
Penulisan nama Andri kurniawan dan gelar WR III pada kalimat tersebut salah, yang benar adalah ...
1. andri kurniawan dan paulus kuswandono, Spd, Mpd
2. Andri Kurniawan dan Paulus Kuswandono. S.Pd. M.Pd.
3. Andri Kurniawan dan Paulus Kuswandono, S.PD., M.Pd. ()
4. Andri Kurniawan dan Paulus Kuswandono S.PD., M.Pd.
19. Dalam lomba ini, juara pertama disabet oleh Chintya Andina Citra Sari, ...
Makna kata disabet pada penggalan kalimat tersebut adalah ...
1. diterima
2. dibawa
3. diraih
4. dimenangkan ()
20. Acara yang dipandu oleh dua MC, yaitu Andri kurniawan dan Lusia Yeni ini diawali dengan sambutan WR III Paulus Kuswandono, S.Pd, M.Pd dan Ketua Panitia. Dewan juri dalam kegiatan tersebut yakni Rahmad Santoso S. Sn., Rumiyati, dan Agus.
Makna tersirat yang terkandung dalam paragraf tersebut adalah ...
1. Pemberian sambutan dan dewan juri dalam „Perlombaan Tari Kreasi Baru Tingkat Sekolah Dasar se-DIY“.()
2. Andri Kurniawan dan Lusia Yeni memberikan sambutan dalam perlombaan.
3. WR III dan Ketua Panitia termasuk juri dalam lomba.
4. Paulus Kuswandono adalah WR III sekaligus Ketua Panitia lomba.
21. Dalam lomba ini, juara pertama disabet oleh Chintya Andina Citra Sari, juara dua jatuh pada Yoka Larasati, dan Clara menduduki juara ke tiga.
Penulisan peringkat ke tiga pada kalimat tersebut salah, yang benar adalah ...
1. ke3
2. ke-III
3. ketiga ()
4. ke tiga (3)
22. Antusiasme peserta mengikuti perlombaan terlihat saat mereka dengan semangat menari di depan para juri. Bahkan, sering terlihat tingkah laku dan celoteh lucu yang dipadukan dengan riasan yang mereka kenakan.
Makna tersurat paragraf tersebut adalah ...
1. Antusiasme dan semangat peserta lomba.()
2. Peserta lomba semuanya lucu-lucu.
3. Celotehan peserta lomba selalu lucu.
4. Antusiasme peserta lomba disukai oleh dewan juri.
23. ....
Lomba yang berpanitiakan hamper semua putrid ini, dalam memulai acara harus molor 45 menit dari waktu yang telah ditentukan. Acara yang pada mulanya dijadwalkan pukul 10.00 WIB menjadi 10.45 WIB. Namun, hal itu tidak mematahkan semangat para peserta.
Antusiasme peserta mengikuti perlombaan terlihat saat mereka dengan semangat menari di depan para juri. Bahkan, sering terlihat tingkah laku dan celoteh lucu yang dipadukan dengan riasan yang mereka kenakan.
....
Prediksi yang bisa terjadi setelah paniti lomba membaca penggalan teks di atas adalah ...
1. Jika akan mengadakan lomba, panitia putra dan putri harus seimbang.
2. Akan melaksanakan/memulai lomba seperti yang telah dijadwalkan (tidak molor). ()
3. Memajukan jadwal memulai lomba.
4. Memundurkan jadwal memulai lomba.
Nurcholish Madjid kecil. Demikian orang sering menyebut Yudi Latif. Perhatian Yudi terhadap Islam dan kebangsaan serta kemampuannya menggabungkan ilmu politik, sejarah, filsafat, dan sastra dalam melihat suatu fenomena memang akan langsung mengingatkan orang pada sosok Nurcholish Madjid.
Namun, berbagai kemampuan itu tidak hanya didapat Yudi dari pergaulannya yang intensif dengan Cak Nur, demikian Nurcholish Madjid sering dipanggil, setelah mereka bertemu muka untuk pertama kalinya pada tahun 1994, tetapi juga dibentuk oleh sejarah hidup Yudi sendiri.
24. Berdasarkan kutipan di atas, hal yang menyebabkan Yudi Latif sering disebut Nurcholish Madjid kecil adalah:
1. Pergaulannya yang intensif dengan Nurcholish Madjid
2. Sejarah hidup yang serupa dengan Nurcholish Madjid
3. Perhatian dan kemampuannya menggabungkan berbagai bidang ilmu.
4. Pertemuan Yudi Latif dan Nurcholish Madjid pertama kalinya pada tahun 1994.
Nurcholish Madjid kecil. Demikian orang sering menyebut Yudi Latif. Perhatian Yudi terhadap Islam dan kebangsaan serta kemampuannya menggabungkan ilmu politik, sejarah, filsafat, dan sastra dalam melihat suatu fenomena memang akan langsung mengingatkan orang pada sosok Nurcholish Madjid.
Namun, berbagai kemampuan itu tidak hanya didapat Yudi dari pergaulannya yang intensif dengan Cak Nur, demikian Nurcholish Madjid sering dipanggil, setelah mereka bertemu muka untuk pertama kalinya pada tahun 1994, tetapi juga dibentuk oleh sejarah hidup Yudi sendiri.
25. Berdasarkan kutipan di atas, yang merupakan nama sapaan adalah:
1. Cak Nur dan Nurcholish Madjid
2. Yudi Latif dan Nurcholish Madjid
3. Nurcholish Madjid kecil dan Yudi Latif
4. Nurcholis Madjid kecil dan Cak Nur
Ayah Yudi, yaitu Utom Mulyadi, yang merupakan tokoh Nadhatul Ulama, dan ibunya, Yuyun Mustika, yang nasionalis, telah mengajarkannya sejak kecil tentang Islam dan kebangsaan.
Garis pemikirannya makin dilengkapi oleh pengalamannya saat mondok di Pondok Pesantren Modern Gontor, Jawa Timur, petualangannya sebagai aktivis saat kuliah di Universitas Padjajaran, Bandung, serta kehidupan dan pemikiran modern yang didapatnya ketika belajar di Australia.
26. Berdasarkan kutipan di atas, pernyataan berikut yang sesuai adalah:
1. Ayah Yudi merupakan tokoh Nadhatul Ulama.
2. Ibu dari Yuyun Mustika adalah seseorang yang nasionalis.
3. Ibu Yudi merupakan tokoh nasional.
4. Yudi menjadi aktivis di Bandung dan di Australia.
Garis pemikirannya makin dilengkapi oleh pengalamannya saat mondok di Pondok Pesantren Modern Gontor, Jawa Timur, petualangannya sebagai aktivis saat kuliah di Universitas Padjajaran, Bandung, serta kehidupan dan pemikiran modern yang didapatnya ketika belajar di Australia.
27. Kata mondok pada kutipan di atas memiliki makna:
1. dirawat inap karena sakit
2. mengungsi selama beberapa lama
3. mengaji dan sembahyang
4. menetap sementara karena belajar
Matangnya pemikiran Yudi membuat Cak Nur pada tahun 1996 mempercayainya sebagai salah satu pembuat rencana induk Universitas Paramadina.
“Cak Nur lebih tertarik membuat kelompok yang kritis meski itu hanya berjumlah kecil dibandingkan massa yang besar sebab kelompok yang kecl ini yang akhirnya mewarnai wacana di public. Sebagai universitas swasta, Cak Nur berharap Paramadina harus memiliki nilai tertentu, yaitu kekritisan, terutama di bidang kebangsaan dan Islam,” ungkap Yudi tentang tujuan Universitas Paramadina yang akhirnya berdiri pada tahun 1997/1998.
28. Berdasarkan kutipan di atas, “Matangnya pemikiran Yudi ... ” berarti:
1. Yudi memiliki pemikiran yang baik seperti orang dewasa.
2. Yudi memiliki pemikiran yang dapat dipertanggungjawabkan dan bijaksana.
3. Yudi memiliki pemikiran yang luas, banyak ilmu yang dapat dikuasai, serta menjunjung tinggi nilai persatuan.
4. Yudi memiliki pemikiran yang didasarkan pengalamannya dalam membuat rencana induk Universitas Paramadina.
“Cak Nur lebih tertarik membuat kelompok yang kritis meski itu hanya berjumlah kecil dibandingkan massa yang besar sebab kelompok yang kecil ini yang akhirnya mewarnai wacana di publik. Sebagai universitas swasta, Cak Nur berharap Paramadina harus memiliki nilai tertentu, yaitu kekritisan, terutama di bidang kebangsaan dan Islam,” ungkap Yudi tentang tujuan Universitas Paramadina yang akhirnya berdiri pada tahun 1997/1998.
29. Penggunaan istilah yang tepat untuk menggambarkan maksud yang disampaikan pada kalimat bercetak tebal di atas adalah:
1. kuantitas memiliki otoriter
2. kuantitas lebih baik dari pada kualitas
3. kualitas lebih baik dari pada kuantitas
4. otoriter menyebabkan kualitas
Globalisasi telah memperbaiki apresiasi terhadap demokrasi dan hak asasi manusia. Namun, pada saat yang sama, globalisasi juga membangkitkan etnosentrisme.
30. Kata bercetak tebal di atas merupakan kata serapan yang berasal dari dua kata, yaitu:
1. techno dan three
2. ethnic dan centric
3. technique dan centro
4. ethnocent dan trism
Rivalitas yang melibatkan agama dan etnis makin menguat di Indonesia. Bahkan, dalam politik saat ini perlu diwaspadai munculnya anggapan bahwa agar identitasku ada, yang lain harus ditiadakan.
31. Kata yang bercetak tebal di atas sama artinya dengan:
1. persaingan
2. perlawanan
3. pergerakan
4. perpecahan
Indonesia sebenarnya telah memiliki prasyarat dan modal untuk menjadi negara demokrasi, yaitu adanya persatuan nasional dan persepsi tentang satu bangsa.
Namun, modal itu perlu dijamin dan dipupuk, antara lain dengan mewujudkan keadilan sosial. Tiadanya jaminan yang kuat ini membuat sebagian elemen kecil dari masyarakat terpancing untuk beralih dari politik nasional ke radikalisme agama atau etnis.
32. Kesimpulan yang dapat diambil dari kutipan di atas adalah:
1. Indonesia telah memiliki prasyarat dan modal yang harus dimiliki suatu bangsa, sehingga persatuan nasional, keadilan sosial, serta radikalisme agama atau etnis terjamin.
2. Keadilan sosial merupakan prasyarat dan modal bagi bangsa Indonesia untuk menjamin elemen masyarakat kecil agar tidak terpancing untuk beralih dari politik nasional.
3. Indonesia perlu menjamin persatuan nasional dan persepsi tentang satu bangsa, agar masyarakat tidak terpancing untuk beralih ke radikalisme agama atau etnis.
4. Politik nasional Indonesia perlu dipupuk dan dijamin agar persatuan nasional dan persepsi tentang satu bangsa dapat menjadi prasyarat dan modal untuk menjadi negara demokrasi.
Indonesia sebenarnya telah memiliki prasyarat dan modal untuk menjadi negara demokrasi, yaitu adanya persatuan nasional dan persepsi tentang satu bangsa.
Namun, modal itu perlu dijamin dan dipupuk, antara lain dengan mewujudkan keadilan sosial. Tiadanya jaminan yang kuat ini membuat sebagian elemen kecil dari masyarakat terpancing untuk beralih dari politik nasional ke radikalisme agama atau etnis.
Kemunculan radikalisme ini juga dipicu oleh belum adanya upaya yang komprehensif untuk menyelesaikan hingga tuntas sejumlah memori kekerasan, khususnya pada masa Orde Baru.
Kondisi makin diperparah oleh masalah global, seperti dominasi ekonomi oleh dunia barat, dan berbagai peristiwa di sejumlah negara, seperti Afganistan dan Irak.
33. Berdasarkan kutipan di atas, yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada adalah:
1. Menjamin dan memupuk persatuan dan persepsi nasional, mengadalan upaya yang kemprehensif dalam menuntaskan sejumlah memori kekerasan, dan menurunkan dominasi ekonomi oleh dunia barat.
2. Menjamin dan memupuk radikalisme bangsa Indonesia, menyelesaikan memori kekerasan, dan turut membantu menyelesaikan berbagai permasalahan di sejumlah negara, seperti Afganishthan dan Irak.
3. Mengatasi berbagai permasalahan global yang melanda Indonesia agar bangsa Indonesia mampu menyelesaikan permasalahan yang ada sejak Orde Baru.
4. Tidak terpancing untuk beralih dari politik nasional ke radikalisme agama atau etnis, dan mendominasi ekonomi dari negara timur seperti Afganistan dan Irak. Meskipun sebagian wilayah DI Yogyakarta masih termasuk rural atau pedesaan. sedikitnya 36 persen responden yng berdomisili di lima kabupaten atu kota berminat melewatkan liburan di kampung.
Kata responden berarti …
1. menjawab
2. dijawab
3. jawaban
4. penjawab
35. Hingga akhir tahun 2008, sedkitnya 41 desa di Sleman, Bantul, dan Gunung Kidul menyatakan wilayahnya sebgai desa wisata dan siap menerima kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Arti kata wisatawan pada kalimat di atas adalah …
1. gaet
2. pengunjung
3. pelancong
4. pendatang
1. Berlibur ke kampung atau desa tak hanya diminati orang kota saja. Sebaliknya, tak semua orang yang tinggal di kota memilih “dolan” ke kota besar saat liburan. Secara sederhana, sikap sebagian masyarakat Yogyakarta tersebut terekam dalam hasil jajak pendapat ini.
Makna tersurat yang terkandung dalam paragraf di atas adalah …
1. a. Berlibur ke kampung hanya diminati orang kota.
2. Berlibur saja ke kampung saat liburan.
1. c. Jajak pendapat yang dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta.
3. Tak semua orang kota memeilih “dolan” ke kota besar saat liburan.
1. Maraknya desa wisata bisa jadi merupakan salah satu pembobot ketertarikan sebagian masyarakat DIY untuk “kembali” berlibur ke kampung. Namun, sds pula sebagian responden yang tidak tertarik liburan ke desa karena merasa sudah tinggal di kampung.
Jika kita cermati isi paragraph di atas, makna tersirat yang terkandung di dalamnya adalah …
1. Desa wisata di DIY semakin marak dan ramai dikunjungi orang dari kota.
2. Sebagian besar masyarakat DIY suka berlibur ke luar kota.
3. Masyarakat tidak tertarik berlibur ke kampung. karena sudah merasa tinggal di kampung.
4. Sebagian besar responden memilih berlibur ke kota.
1. Memasuki liburan akhir tahun, “orang kota” berbondong – bondong mengunjungi sejumlah desa wisata yang terdapat di Yogyakarta. Mereka datang untuk menghirup kesederhanaan dan kesegaran yang semakin langka dalam kehidupan kota.
Kesimpulan yang dapat kita ambil setelah membaca teks di atas adalah …
1. Menghirup kesegaran liburan di pedesaan.
2. Kesederhanaan dan kesegaran alam desa sebagai daya tarik wisata.
3. Kesederhanaan masyarakat desa semakin langka kita temui.
4. Potensi wisata desa perlu dikembangkan.
1. Walaupun tak menolak berlibur, pada natal dan tahun baru kali ini. Sebagian besar rersponden tak berencana memanfaatkan liburan ke luar kota. Mereka berniat menikmati liburan di rumah saja atau sekedar jalan-jalan di sekitar kota. Hanya sebagian kecil responden saja yang sudah bersiap sap melewatkan liburan natal dan tahun baru ke luar kota.
Makna tersurat yang terkandung dalam teks di atas adalah …
1. Liburan ke luar kota menjadi pilihan sebagian besar masyarakat.
2. Hasil jajak pendapat, banyak masyarakat tidak tertarik berlibur ke kampung.
3. Sebagian masyarakat memiliki rencana liburan ke luar kota.
4. Di rumah adalah salah satu pilihan untuk mengisi liburan.
1. Cermati kalimat di bawah ini !
Berbagai konsep desa wisata, mulai dari yang berbasis pertanian, bentang alam, agro wisata, hingga budidaya perikanan dan peternakan, berkembang di tiga kabupaten tersebut.
Penulisan kata yang digaris bawahi adalah …
1. agrowisata
2. a gro wisata
3. agrow wisata
4. agrouwisata
1. Sejumlah desa wisata mebawarkan ciri khas desa masing – masing daya tariknya, mulai dari pertanian hingga aktivitas seni masyarakat setempat. Desa Candran Bantul, misalnya, menawarkan peternakan itik sebagai ciri khasnya. Desa ini menjadi lokasi latihan pem\buatan telur asin.
Makna tersirat yang terkandung dalam teks di atas adalah …
1. Setiap desa wisata mekiliki ciri khas masing – masing.
2. Pembuatan telur asin bukanlah daya tarik wisata.
3. Pemerintah ikur memajukan pariwisata desa wisata Candran.
4. Masyarat Bantul memilki aktivitas seni yang sangat menarik.
5. Meskipun sebagian wilayah DI Yogyakarta masih termasuk rural atau pedesaan, sedikitnya 36 persen responden yang berdomisili dilima kabupaten atau kota berminat melewatkan liburan di kampung. Tak heran liburan di desa menjadi menarik, sebab di DIY konsep tersebut dikemas secara apik dan menarik dalam konteks desa wisata. Hingga akhir tahun 2008, sedikitnya 41 desa di Sleman, Bantul, dan Gunung Kidul menyatakan wilayahnya sebagai desa wisata dan siap menerima kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Bagi pemerintah DI Yogyakarta, setelah membaca teks di atas diperkirakan akan melakukan tindakan …
1. Masa bodoh dengan desa wisata di DIY.
2. Ikut memajukan desa wisata dengan mengadakan promosi.
3. Memberikan biaya masuk yang mahal bagi pengunjung luar kota.
4. Memberikan pinjaman modal untuk meningkatkan kemajuan desa wisata.
43. Berlibur ke kampung atau desa tak hanya diminati orang kota saja. Sebaliknya, tak semua orang yang tinggal di kota memilih “dolan” ke kota besar saat liburan. Secara sederhana, sikap sebagian masyarakat Yogyakarta tersebut terekam dalam hasil jajak pendapat ini.
Dari paragraph di atas dapat diambil kesimpulan …
1. Kampung merupakan salah satu tempat yang diminati banyak orang untuk menghabiskan waktu berlibur.
2. Liburan ke kamoung sangat menyenangkan.
3. Dari hasil jajak pendapat kampung merupakan salah satu tempat berlibur yang menyenangkan.
4. Selain ke kampung banyak orang yang juga dolan ke luar kota.
0 Komentar