Terbaru

6/recent/ticker-posts

IMPLEMENTASI PBAS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DALAM MENGANALISA DATA PERCOBAAN GLB DAN GLBB SERTA PENERAPANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI BAGI PESERTA DIDIK KELAS VII C SEMESTER 2 SMP NEGERI 1 PRAMBANAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

IMPLEMENTASI PBAS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DALAM MENGANALISA DATA PERCOBAAN GLB DAN GLBB SERTA PENERAPANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI BAGI PESERTA DIDIK KELAS VII C SEMESTER 2 SMP NEGERI 1 PRAMBANAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011*

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk 1). mendeskripsikan proses pembelajaran Fisika dalam menganalisis data percobaan GLB dan GLBB serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pada peserta didik kelas VII C semester 2 SMP Negeri 1 Prambanan tahun pelajaran 2010/2011, 2). mendeskripsikan keaktifan peserta didik pada pembelajaran Fisika dalam menganalisis data percobaan GLB dan GLBB serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan menerapkan metode PBAS pada kelas VII C semester 2 SMP Negeri 1 Prambanan tahun pelajaran 2010/2011 dan 3). untuk mendeskripsikan pengaruh metode PBAS untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam menganalisis data percobaan GLB dan GLBB serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pada kelas VII C semester 2 SMP Negeri 1 Prambanan tahun pelajaran 2010/2011.
Penelitian ini mengambil peserta didik kelas VII C semester 2 SMP Negeri 1 Prambanan  sebagai subjek penelitian. Teknik pengumpulan data melalui tes, dan non tes (teknik observasi, wawancara dan dokumen). Triangulasi dipergunakan untuk validasi data, terdapat 3 jenis teknik trianggulasi untuk menguji keabsahan data, yaitu triangulasi teori, triangulasi metode dan triangulasi sumber. Analisis data kualitatif penelitian ini terdapat tiga kegiatan utama yang saling berkaitan dan terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan penerapan metode PBAS dalam kegiatan pembelajaran Fisika berpengaruh pada meningkatnya hasil belajar fisika bagi peserta didik kelas VII C Semester 2 SMP Negeri 1 Prambanan Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini terlihat dari hasil observasi peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia, dimana lebih dari 80% peserta telah aktif dalam melakukan pembelajaran di kelas. Peningkatan hasil belajar peserta didik tampak pula dari hasil tes tertulis kelas tersebut, dimana nilai rata-rata kelasnya meningkat dari 68,9 (pada siklus I) menjadi 80,9 (pada siklus II). Penelitian ini berpengaruh pula pada meningkatnya kreatifitas guru Fisika dalam menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan diterapkannya metode PBAS.

Kata Kunci: GLB dan GLBB, metode PBAS, data percobaan
PENDAHULUAN
Fenomena yang terjadi di dunia pendidikan terkait dengan realitas pembelajaran Fisika di tingkat sekolah menengah adalah belum sepenuhnya sesuai dengan yang diharapkan atau belum sesuai dengan standar kompetensi mata pelajaran Fisika. Tidak sedikit dijumpai fakta bahwa pembelajaran Fisika yang diterapkan di sekolah-sekolah lebih cenderung bersifat teoritis dan kognitif daripada mengajak peserta didik untuk lebih aktif mempelajari setiap materi yang disampaikan. Ketika dilakukan banyak praktik pun selama mainstream pemikiran yang mendasari guru untuk menyelenggarakan pembelajaran Fisika masih bersifat teoritis, maka akan sulit meningkatkan kualitas pembelajaran. Metode praktik seharusnya didasarkan atas prinsip yaitu pembiasaan peserta didik untuk ber-experience bukan ber- eksperimentasi. Experience berarti bahwa pembelajaran Fisika seharusnya mengarahkan peserta didik untuk dapat “mengalami” setiap muatan materi yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun bereksperimentasi tentu saja akan membuat pemikiran peserta didik hanya mengetahui apa yang telah dipraktekkan, bukan mengalaminya. Dengan kata lain, perspektif yang mendasari pembelajaran Fisika sesungguhnya sangatlah tepat apabila didasarkan atas kondisi real yang dialami peserta didik dan bukan hanya didasarkan atas sumber-sumber kepustakaan saja.
Kondisi yang ditemukan di lokasi penelitian berdasarkan pengalaman dan pengamatan peneliti, yakni di SMP Negeri 1 Prambanan khususnya kelas VII C antara lain sebagian besar peserta didik masih kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran Fisika. Kondisi pembelajaran Fisika pada kelas VII C semester 2 SMP Negeri 1 Prambanan terlihat kurang optimal. Sebagai pelajaran eksak yang mempelajari fenomena-fenomena alam, pelajaran Fisika seharusnya membutuhkan ketrampilan dan pemahaman. Namun tidak demikian dengan pembelajaran di kelas VII C. Pada kondisi awal pembelajaran lebih banyak dilakukan dengan metode yang monoton yaitu dengan cara ceramah. Hal ini mengakibatkan kondisi kelas yang tidak kondusif dan suasana kelas cenderung pasif dan tidak menyenangkan. Dari hasil tes pra siklus yang dilakukan oleh pendidik memperlihatkan nilai yang kurang. Dari 42 peserta didik kelas VII C nilai rata-rata kelas hanya sebesar 58,8. Dengan melihat hal tersebut peserta didik yang mendapatkan nilai dengan kategori kurang sebanyak 27 orang, kategori cukup sebanyak 11 orang, kategori baik sebanyak 4 orang, dan tidak ada seorangpun peserta didik yang mendapat nilai dengan kategori amat baik.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka perlu dicari strategi pembelajaran baru dalam pembelajaran Fisika yang melibatkan peserta didik secara aktif atau parsitipatif. Dalam hal ini strategi pembelajaran yang tepat untuk digunakan adalah metode PBAS. Untuk menyelenggarakan PBAS, maka dalam suatu proses yang terukur, maka perlu dilakukan dalam suatu format penelitian tindakan kelas (classroom action research). Terkait dengan upaya tersebut, maka dalam hal ini terdapat 3 research question atau fokus kajian yaitu:  
1.    Bagaimana proses pembelajaran Fisika dalam menganalisis data percobaan GLB dan GLBB serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pada peserta didik kelas VII C semester 2 SMP Negeri 1 Prambanan tahun pelajaran 2010/2011?
2.    Bagaimana keaktifan peserta didik pada pembelajaran Fisika dalam menganalisis data percobaan GLB dan GLBB serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan menerapkan metode PBAS pada kelas VII C semester 2 SMP Negeri 1 Prambanan tahun pelajaran 2010/2011?
3.    Bagaimana pengaruh metode PBAS untuk meningkatkn hasil belajar peserta didik dalam menganalisis data percobaan GLB dan GLBB serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pada kelas VII C semester 2 SMP Negeri 1 Prambanan tahun pelajaran 2010/2011?

LANDASAN TEORI
Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Yaitu gerak benda dengan lintasan garis lurus dan memiliki kecepatan setiap saat tetap. Salah satu gerak lurus beraturan adalah misalnya pada jalan yang lurus dan tidak ada hambatan, kendaraan dapat bergerak dengan kecepatan tetap selama beberapa waktu. Tetapi gerak mengalami banyak perubahan kecepatan.  Apabila sebuah mobil bergerak dengan kecepatan tetap 2 km/menit, pernyataan ini mengandung makna setiap menit mobil tersebut menempuh jarak 2 km.
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Yaitu gerak benda dengan lintasan garis lurus dan memiliki kecepatan setiap saat berubah. Pada gerak lurus berubah beraturan gerak benda dapat mengalami percepatan atau perlambatan. Gerak benda yang mengalami percepatan disebut gerak lurus berubah beraturan dipercepat, sedangkan gerak yang mengalami perlambatan disebut gerak lurus berubah beraturan diperlambat. Benda yang bergerak semakin lama semakin cepat dikatakan benda tersebut mengalami percepatan. Secara sistematis percepatan dapat dirumuskan :
            a  =  
Keterangan
a    =  percepatan (m/s2)
Δv    =  perubahan kecepatan (m/s)
V1    =  kecepatan awal (m/s)
V2    =  kecepatan akhir (m/s)

Metode Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS)
Metode adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Pembelajaran harus didesain untuk membelajarkan peserta didik dalam standar proses pendidikan. Salah satu yang menjadi kunci dalam mendesain pembelajaran adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang efektif dan efisien dalam meningkatkan kemampuan peserta didik. Berangkat dari fakta bahwa peserta didik bukanlah ”gelas kosong” yang dapat dengan mudah diisi, maka metode pembelajaran yang paling tepat adalah metode yang mampu memposisikan peserta didik sebagai subjek pembelajar, bukan objek yang diberikan pembelajaran. Dengan kata lain, pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas peserta didik (PBAS). Dalam implementasi PBAS, pendidik tidak berperan sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada peserta didik. Akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi agar peserta didik belajar.
Penerapan PBAS menuntut pendidik untuk kreatif dan inovatif sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik belajar peserta didik. PBAS dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas peserta didik secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang (Sanjaya, 2006: 137).
Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir yang menjelaskan jalannya penelitian ini adalah sebagai berikut:





Gambar 2.1. Alur Kerangka Berpikir
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka dapat diajukan hipotesis dalam penelitian tindakan ini yaitu sebagai berikut:
Diduga proses pembelajaran Fisika dalam menganalisis data percobaan GLB dan GLBB serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pada kelas VII C semester 2 SMP Negeri 1 Prambanan tahun pelajaran 2010/2011 telah berhasil dilaksanakan dengan baik.
Diduga keaktifan peserta didik pada pembelajaran Fisika dalam menganalisis data percobaan GLB dan GLBB serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan menerapkan metode Pembelajaran Berbasis Aktivitas Siswa (PBAS) pada kelas VII C semester 2 SMP Negeri 1 Prambanan tahun pelajaran 2010/2011 semakin meningkat.
Diduga penerapan metode Pembelajaran Berbasis Aktivitas Siswa (PBAS) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam menganalisis data percobaan GLB dan GLBB serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pada kelas VII C semester 2 SMP Negeri 1 Prambanan tahun pelajaran 2010/2011.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada peserta didik kelas VII C semester 2 SMP Negeri 1 Prambanan Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester 2 selama 3 bulan dari bulan Januari sampai dengan Maret 2011. Subjek penelitian ini adalah pendidik dan peserta didik kelas VII C SMP Negeri 1 Prambanan Semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011 sebanyak 42 peserta didik. Adapun sumber data pada penelitian ini ialah kata-kata, dan perilaku, serta data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan studi kepustakaan atau dokumentasi. Untuk mengukur keberhasilan tindakan penelitian, maka ditetapkan tolok ukur keberhasilan tindakan dalam suatu indikator kinerja yaitu:
Tabel 1.  Indikator Kinerja Penelitian

Kategori    Interval      
Sangat baik    90 – 100       
Baik    75 – 89        
Cukup    60 – 74       
Kurang    ≤ 59    
Berdasarkan tabel  di atas, maka dapat dirumuskan bahwa penelitian tindakan kelas ini dapat dikatakan berhasil apabila nilai yang diperoleh peserta didik minimal mencapai kategori baik yaitu nilai antara 75 - 89.
Prosedur Penelitian
Perencanaan Tindakan
Pada  tahap perencanaan ini difokuskan pada bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini sekaligus kesiapan para pendidik dan peserta didik dalam mengimplementasikan pola pembelajaran melalui model PBAS sebagai upaya peningkatan hasil belajar Fisika pada peserta didik kelas VII C semester 2 di SMP Negeri 1 Prambanan tahun pelajaran 2010/2011 dalam menganalisis data percobaan GLB dan GLBB serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pelaksanaan Tindakan
   Pelaksanaan tindakan berhubungan dengan perencanaan yang telah dilakukan. Dengan adanya perencanaan tindakan kelas yang telah dilaksanakan maka peneliti menerapkan pada tahap tindakan. Berikut implementasi tindakan pada tiap siklusnya :
a.    Siklus I
Pada tahap awal, peserta didik diberikan motivasi dalam menganalisa data percobaan GLB dan GLBB.
Peserta didik oleh pendidik diarahkan untuk menyimak secara langsung penjelasan dari pendidik mengenai GLB dan GLBB dan Kemudian pendidik memberikan percobaan mengenai Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) sesuai dengan urutannya.
Kemudian tiap-tiap peserta didik disuruh untuk menganalisa hasil percobaan tersebut serta mempresentasikan hasil pengamatan yang telah dilakukan, memberikan argumen dari presentasi, mendemontrasikan beberapa hasil percobaan di depan kelas.
Pendidik melakukan evaluasi dan penilaian terhadap kinerja dan keaktifan  masing-masing peserta didik.
b.    Siklus II
Langkah awal, peserta didik diberikan motivasi dalam mengikuti pembelajaran Fisika dalam menganalisa data percobaan GLB dan GLBB.
Selanjutnya peserta didik dibagi menjadi 7 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 6 peserta didik secara heterogen.
Peserta didik oleh pendidik disuruh untuk menyimak kembali secara langsung penjelasan dari pendidik mengenai GLB dan GLBB, kemudian pendidik kembali memberikan percobaan mengenai Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) sesuai dengan urutannya dengan menggunakan alat dan bahan  yang disediakan.
Kemudian masing-masing kelompok disuruh untuk menganalisa data hasil percobaan tersebut serta mempresentasikan hasil pengamatan yang telah dilakukan didepan kelas.
Semua peserta didik dipersilahkan untuk pro aktif memberikan argumen dari presentasi dan demo yang dilakukan oleh masing-masing kelompok sehingga suasana kelas menjadi hidup.
Pendidik melakukan evaluasi dan penilaian terhadap kinerja dan keaktifan  masing-masing peserta didik didalam kelompok.
Observasi
Tahap observasi ini juga perlu dilakukan karena adanya data-data yang pendukung penelitian yang tidak ditemukan pada saat proses pengumpulan data, antara lain adalah peningkatan hasil belajar Fisika melalui model PBAS. Pada peserta didik kelas VII C semester 2 SMP Negeri 1 Prambanan. Observasi ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan apakah semua rencana yang telah dibuat dengan baik tidak ada penyimpangan-penyimpangan yang dapat memberikan hasil yang kurang maksimal dalam penelitian tindakan kelas ini.
Refleksi
Kegiatan ini dilakukan untuk menganalisis data baik proses maupun hasil, masalah yang dihadapi dalam penelitian dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada tahap kondisi awal, pendidik masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran. Hal ini menjadikan salah satu penyebab rendahnya tingkat pemahaman materi bagi sebagian besar peserta didik. Peserta didik hanya dijadikan sebagai objek yang harus mendengarkan tuturan dari pendidik. Peserta didik tidak dituntut untuk aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini terjadi pula pada proses pembelajaran khususnya pada materi gerak lurus yaitu dalam menganalisis data percobaan GLB dan GLBB serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut nilai yang diperoleh peserta didik pada kondisi awal pada peserta didik kelas VII C semester 2 SMP Negeri 1 Prambanan tahun pelajaran 2010/2011:





Gambar 1.  Diagram Pie nilai kondisi awal
Berdasarkan data tabel dan diagram diatas dapat diketahui bahwa untuk mata pelajaran Fisika pada tahap kondisi awal (pra siklus), hanya 4 orang peserta didik yang mendapatkan nilai dengan kategori baik, sedangkan 7 peserta didik mendapatkan nilai dengan kategori cukup, dan 27 peserta didik mendapatkan nilai dengan kategori kurang. Belum maksimalnya nilai peserta didik pada kondisi awal maka perlu adanya upaya peningkatan pembelajaran pada mata pelajaran Fisika. Upaya yang perlu dilakukan adalah dengan menerapkan pembelajaran yang tentunya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik yaitu dengan metode PBAS.
Pelaksanaan PBAS tindakan siklus I dimulai dari tahap perencanaan. Pada tahap ini pendidik menyusun tindakan yang akan dilakukan dengan menggunakan metode PBAS. Tindakan–tindakan tersebut harus diupayakan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menganalisis data percobaan GLB dan GLBB serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mendukung pembelajaran peserta didik disuruh membawa berbagai perlengkapan yang dibutuhkan, diantaranya papan luncur, ticker timer, catu daya, dan mobil mainan.
Pelaksanaan tindakan siklus I berjalan sesuai dengan skenario pembelajaran, yakni peserta didik diberikan motivasi untuk menganalisa data percobaan GLB dan GLBB. Kemudian peserta didik diarahkan untuk menyimak secara langsung penjelasan dari pendidik mengenai GLB dan GLBB. Selanjutnya pendidik memberikan percobaan mengenai GLB dan GLBB kepada masing-masing peserta didik. Peserta didik diberikan tugas untuk menganalisa hasil percobaan tersebut serta mempresentasikan hasil pengamatan yang telah dilakukan, memberikan argumen dari presentasi, mendemontrasikan beberapa hasil percobaan di depan kelas. Pendidik melakukan evaluasi dan penilaian terhadap kinerja dan keaktifan  masing-masing peserta didik.
Hasil dari pelaksanaan siklus I didapatkan prestasi belajar dan kemampuan peserta didik yang meningkat bila dibandingkan dengan kondisi awal. Nilai rata-rata peserta didik meningkat menjadi 68,9. Dari nilai tersebut dapat dilihat peserta didik yang mendapatkan nilai dengan kategori amat baik sebanyak 6 peserta didik (14,3%), kategori baik sebanyak 9 peserta didik (21,4%), kategori cukup sebanyak 12 peserta didik (28,6%) dan kategori kurang masih sebesar 15 peserta didik (35,7%).
Pada siklus kedua, peneliti (pendidik) melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk lebih meningkatkan keaktifan peserta didik. Jika pada siklus I peserta didik ditekankan pada pembelajaran individu, maka untuk lebih mengaktifkan peserta didik dalam belajar, guru mengelompokkan peserta didik dalam kelompok-kelompok. Pada siklus II sebagai langkah awal, peserta didik diberikan motivasi untuk mengikuti pembelajaran Fisika dalam menganalisa data percobaan GLB dan GLBB. Selanjutnya peserta didik dibagi menjadi 7 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 6 peserta didik secara heterogen. Peserta didik oleh pendidik disuruh untuk menyimak kembali secara langsung penjelasan dari pendidik/guru mengenai GLB dan GLBB. Kemudian pendidik kembali memberikan percobaan mengenai GLB dan GLBB dengan menggunakan alat dan bahan  yang disediakan kepada masing-masing kelompok. Tugas yang diberikan untuk menganalisa data hasil percobaan tersebut serta mempresentasikan hasil pengamatan yang telah dilakukan didepan kelas. Semua peserta didik dipersilahkan untuk pro aktif dan memberikan argumen dari pelaksanaan presentasi kelompok temannya dan juga terhadap pelaksanaan demo yang dilakukan oleh masing-masing kelompok. Dari kegiatan tersebut, suasana kelas dalam  embelajaran Fisika menjadi semakin hidup. Pendidik melakukan evaluasi dan penilaian terhadap kinerja dan keaktifan  masing-masing peserta didik didalam kelompok.
Dari hasil pada siklus II tersebut dapat terlihat pula peningkatan nilai hasil belajar peserta didik, yaitu nilai rata-rata peserta didik meningkat menjadi 80,9 dari nilai tersebut peserta didik yang mendapatkan nilai dengan kategori amat baik menjadi sebanyak 15 peserta didik (35,7 %), kategori baik sebesar 12 peserta didik (28,6%), kategori cukup sebesar 14 peserta didik (33,3%) dan pada siklus II ini peserta didik yang memperoleh nilai kurang hanya 1 anak. Dari hasil tersebut, dapat dijelaskan bahwa pembelajaran fisika dalam menganalisis data percobaan GLB dan GLBB bagi peserta didik kelas VII C semester 2 SMP Negeri 1 Prambanan tahun pelajaran 2010/2011 telah berhasil.

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Proses pembelajaran Fisika dalam menganalisis data percobaan GLB dan GLBB serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pada peserta didik kelas VII C semester 2 SMP Negeri 1 Prambanan tahun pelajaran 2010/2011 telah berhasil dilaksanakan dengan baik. Hal ini tidak luput dari peran pendidik dalam menerapkan metode PBAS. Dalam metode ini peserta didik dituntut kritis untuk pro aktif dalam mengikuti pembelajaran Fisika sehingga hasil belajar peserta didik kelas tersebut dapat memenuhi target penelitian.
Dengan penerapan metode PBAS ini dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat saat peserta didik melakukan presentasi didepan kelas, yang mana peserta didik menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam mengajukan pertanyaan dan menyampaikan pendapatnya atau memberikan masukan kepada kelompok yang melaukan presentasi. Selain itu kelompok yang melakukan presentasi menjadi lebih kritis dalam menanggapi setiap pertanyaan yang ditujukan kepada kelompoknya
Metode PBAS dapat memberikan pengaruh yang positif bagi peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam menganalisis data percobaan GLB dan GLBB serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pada kelas VII C semester 2 SMP Negeri 1 Prambanan tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar peserta didik pada setiap siklusnya. Pada saat tes kondisi awal, pendidik belum menerapkan metode pembelajaran PBAS, nilai rata-rata peserta didik hanya sebesar 58,8, kemudian setelah dilaksanakan tes pada siklus I nilai peserta didik meningkat menjadi 68,9 dan meningkat lagi menjadi 80,9 pada siklus II.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Diah Wijayanti. 2009. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) Dan Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE) Pada Pokok Bahasan Segi Empat (Eksperimen Di SMP Al Islam 1 Surakarta Kelas VII). FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Miles B. Matthew dan Huberman A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya.

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta Press.

Teguh Sugiyarto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas.

Posting Komentar

0 Komentar