MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
A. Pengertian Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan. Salah satu diantaranya adalah memadukan pokok bahasan atau sub pokok bahasan atau bidang studi, keterangan seperti ini disebut juga dengan kurikulum (DEPDIKBUD, 1990: 3), atau pengajaran lintas bidang studi (Maryanto, 1994: 3).
Secara umum pembelajaran terpadu pada prinsipnya terfokus pada pengembangan perkembangan kemampuat siswa secara optimal, oleh karena itu dibutuhkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat pengalaman langsung dalam proses belajarnya, hal ini dapat menambah daya kemampuan siswa semakin kuat tentang hal-hal yang dipelajarinya.
Pembelajaran terpadu juga suatu model pembelajaran yang dapat dikatakan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna pada pembelajaran terpadu artinya, siswa akan memahami konsep-konep yang mereka pelajari itu melalui pengalaman langsung dan menghubungkan dengan konsep yang lain yang sudah mereka pahami.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Tim Pengembang D-2 PGSD dan S-2 Pendidikan Dasar (1997 : 17) yang mengatakan bahwa “ pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa”.
Pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik individu maupun kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.
Berdasarkan uraian di atas maka pembelajaran terpadu sebagai berikut:
1. Pembelajaran dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain baik berasal dari bidang studi yang bersangkutan ataupun lainnya.
2. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang mencerminkan dunia nyata disekeliling dan dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak.
3. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara simultan.
4. Menggabungkan sebuah konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda dengan harapan anak akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.
B. Konsep Pembelajaran Terpadu
Kecenderungan konsep pembelajaran terpadu diyakini sebagai suatu pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran anak. Pendekatan ini berangkat dari suatu paham bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu konsep dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.
Adapun untuk dapat melaksanakan pembelajaran terpadu, beberapa hal yang diperlukan antara lain adalah:
1. Kejelian guru dalam mengantisipasi pemanfaatan berbagai arahan pengait konseptual intra ataupun antar bidang studi.
2. Penguasaan material dan metodologi terhadap bidang-bidang studi yang bisa dikaitkan.
3. Wawasan kependidikan yang mampu membuat guru selalu waspada untuk memanpaatkan setiap keputusan dan tindakan untuk memberikan uraian nyata bagi pencapaian tujuan utuh pendidikan.
Untuk mempermudah ilustrasi proses pembelajaran terpadu, dapat dilihat melalui alur proses seperti dibawah ini:
Topik/tema
Pertanyaan-pertanyaan dari Topik/tema
Bagaimana guru dapat menyusun kegiatan pembelajaran?
Kegiatan apa saja yang dapat meliputi pertanyaan di atas?
Pembelajaran Terpadu
Kegiatan yang melibatkan aspek kognitif, afektif dan fsikomotormelalui keterpaduan beberapa mata pelajaran
(Hilda Karli, 2003: 52)
Bagan Alur Proses Pembelajaran Terpadu
Berdasarkan bagan diatas kecenderungan pembelajaran terpadu diyakini sebagai pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak, pelaksanaan pendekatan ini bertolak dari suatu topik atau tema-tema yang dipilih/dikembangkan guru bersama anak, tujuan dari tema ini bukan untuk literasi bidang studi, akan tetapi konsep-konsep dari bidang studi terkait dijadikan alat dan wahana untuk mempelajari topik dan tema tersebut.
C. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, seperti menurut Hilda Karli (2003: 53) mengungkapkan bahwa:
Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, diantaranya:
1. Berpusat pada anak (studend centerd).
2. Memberi pengalaman langsung pada anak.
3. Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas.
4. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran.
5. Bersipat luwes.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
7. Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu di amati dan di kaji dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
8. Bermakna, artinya pengkajian suatu penomena dari berbagai macam aspek memungkinkan terbentuknya semacam jalinan skemata yang dimiliki siswa.
9. Otentik, artinya informasi dan pengetahuan yang diperoleh sipatnya menjadi otentik.
10. Aktif, artinya siswa perlu terlibat langsung dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga proses evaluasi.
Wujud lain dari implementasi terpadu yang bertolak pada tema, yakni kegiatan pembelajaran yang dikenal dengan berbagai nama seperti pembelajaran proyek, pembelakaran unit, pembelajaran tematik dan sebagainya.
Adapun kelebihan-kelebihan pembelajaran terpadu diantaranya:
1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak.
2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak pada minat dan kebutuhan anak.
3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama.
4. Pembelajaran Terpadu menumbuh kembangkan keterampilan berpikir anak.
5. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingklungan anak.
6. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial anak seperti kerja sama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain.
Selain kelebihan pembelajaran terpadu juga memiliki keterbatasan terutama pada pelaksanaannya, terutama pada aspek evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi tidak hanya terhadap hasil tetapi juga terhadap proses.
D. Tipe Pembelajaran Terpadu antar Bidang Studi dan Intra Bidang Studi
Fogarty memperkenalkan 10 model pembelajaran terpadu yakni: fragmented, connected, nested, seguenced, shaved, webbed, threaded, integrated, immersed, networked.
Kesepuluh model tersebut dibagi ketiga tipe. Tipe yang pertama adalah tipe pembelajaran terpadu dalam satu disiplin ilmu (fragmented, connected, nested), tipe kedua yakni pembelajaran terpadu antara bidang studi (seguenced, shaved, webbed, threaded, integrated), tipe ketiga adalah keterpaduan dalam faktor siswanya (immersed, networked), (Fogarty, 1991: XV).
BAGAN
Tipe Pembelajaran Terpadu antar Bidang Studi
a. Seguenced (bertahap) b. Shaved (berbagi)
c. Webbed (jaring laba-laba) d. Threoded (bergalur)
e. Integrated (terpadu)
Tipe Keterpaduan dalam Satu Disiplin Ilmu
Fragmented Nested Connected
Tipe Keterpaduan dalam Faktor Siswa
Immersed Networked
E. Perencanaan Pembelajaran Terpadu Model Integreted
Perencanaan pebelajaran pada hakikatnya adalah rangkaian isi dan kebutuhan pembelajaran yang bersipat menyeluruh dan sistematis yang digunakan sebagai pedoman dari guru dalam mengelola proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran terpadu sangat ditentukan oleh seberapa jauh pembelajaran terpadu itu direncanakan dan dikemas sesuai dengan kondisi peserta didik seperti minat, bakat, kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
BAGAN
Langkah-langkah pembelajaran terpadu
Memberi tanda PB/SPB yang dipadukan dan menghubungkannya
Menentukan jenis mata pelajaran yang akan dipadukan
Menyusun daftar PB/SPB mata pelajaran yang dipaduklan
Membaca dan mengkaji uraian PB/SPB
Menentukan tema pemersatu
Penguraian lanjut PB/SPB yang dipadukan
Membuat satuan pembelajaran/rencana masing-masing mata pelajaran
F. Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Model Integreted
Untuk model keterpaduan maka proses pembelajaran terpadunya dapat dikemukakan dalam tabel berikut:
Perencanaan Pelaksanaan Kulminasi
Peta konsep berbagai bidang studi
Konsep-konsep berhubungan
Rancangan aktivitas belajar Pelaksanaan tugas
Analisis hasil
Penyusunan laporan Penyajian laporan
Evaluasi
Adapun langkah dan tahapan dalam pembelajaran terpadu model integreted yaitu:
a. Langkah guru merancang program rencana pembelajaran dengan mengadakan penjajakan tema dengan cara curah pendapat (brain stroming).
b. Tahap pelaksanaan melakukan kegiatan:
1. Proses prengumpulan informasi.
2. Pengelolaan informasi dengan cara analisis komparasi dan sintesis.
3. Penyusunan laporan, dapat dilakukan dengan cara verbal, gravisi, victorial, audio, gerak dan model.
c. Tahap kulmunasi dilakukan dengan:
1. Penyajian laporan (tertulius, oral, unjuk kerja, produk).
2. Penilaian meliputi proses dan produk dengan menggunakan prosedur formal dan informal dengan tekanan pada penilaian produk.
Model ini merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi, yaitu dengan cara menggabungakan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih didalam beberapa bidang studi.
BAGAN
Integrated (terpadu)
Matematika IPS
-Membandingkan -Penggunaan peta
volume 2 bejana -Transfortasi
- Mengurutkan 3 atau Penerapan / masa lampau
lebih bejana berisi percobaan
air berdasarkan
volumenya
Pemecahan masalah AIR Keterampilan
-membaca wacana -Percobaan
dengan intonasi yang untuk menunjukan
benar Pelaporan bahwa air
-menceritakan isi mempunyai
wacana tekanan
- menyimpulkan isi
wacana
Bahasa Indonesia IPA
Adapun kekuatan dan kelemahan model integreted yaitu:
Kekuatan :
1. Memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan diantara berbagai bidang studi.
2. Memungkinkan pemahaman antar bidang studi dan memberikan penghargaan terhadap pengetahuan dan keahlian.
3. Mampu membangun motivasi.
Kelemahan:
1. Sulit diterapkan secara penuh.
2. Menuntut keterampilan guru dalam percaya diri dan penguasaan konsep sikap juga keterampilannya.
3. Menghendaki tim antar bidang studi yang kadang-kadang sulit dilakukan baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan.
4. Mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep dari masing-masing disiplin menuntut komitmen terhadap berbagai sumber.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran terpadu model integrated dapat meningkatkan aktifitas dan kreativtas siswa. Yaitu peningkatan hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaannya materi pokok, sikap dan keterampilan siswa dalam pembelajaran di kelas. Tentunya dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan dari pembelajaran terpadu integrated.
B. Saran
Guru diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan wawasan dalam proses pembelajaran serta harus menerima suatu hal yang baru konseptual teknik, metode dan model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Collins – Dikon, G, H. 1991. Integreted Learning. Australia : Book Stelf Publising
Hadi, Tisno Subroto & Ida Siti Herawati. 2002. Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Pusat Penerbitan Unipersitas Terbuka
Karli, H. 2003. Head, Head, Heart. Bandung. Bina Media Informasi
Maryanto, A. 1994. Kurikulum Lintas Bidang Studi. Jakarta : Gramedia
Syaefuddin, Udin Saud & Novi Resmini. 2006. Pembelajaran Terpadu. Bandung : UPI PRESS
Tim Pengembang PGSD. 1997. Pembelajaran Terpadu D-II PGSD dan S-2 Pendidikan Dasar. DEPDIKBUD
0 Komentar