Jurnal PTK ; UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERBICARA (SPEAKING) MELALUI PENDEKATAN HOLISTIC DENGAN MENGGUNAKAN LINGKUNGAN ALAM SEKITAR SEBAGAI SUMBER INSPIRASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010.
PTK(Penelitian Tindakan Kelas)
Abstrak : Upaya meningkatkan motivasi belajar sekaligus kemampuan berbicara (speaking) siswa MTsN 1 Surakarta di pedesaan bukan pekerjaan yang mudah. Hal ini menuntut kreativitas dan inovasi guru agar pembelajaran menjadi lebih efektif. Ketidakefektifan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh permasalahan rendahnya motivasi belajar. Rendahnya motivasi belajar mempengaruhi prestasi belajar. Setelah mengetahui rendahnya motivasi belajar dan kemampuan berbicara bahasa Inggris khususnya di MTsN 1 Surakarta, peneliti sebagai guru tetap di MTs tersebut berniat untuk mengadakan penelitian tindakan kelas. Melalui penelitian diharapkan mampu memecahkan permasalahan pembelajaran terfokus pada peningkatan motivasi belajar dan kemampuan berbicara. Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan berbicara adalah melalui pendekatan HOLISTIC dengan menggunakan alam sekitar sumber inspirasi belajar. Model pembelajaran HOLISTIC memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para siswa untuk mengembangkan potensi realistis secara total atau komprehensif baik potensi pisik, intelektual maupun spiritual untuk mencapai perubahan yang positif (positive changes) dan perbaikan (improvement) dalam pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan mulai awal bulan Januari sampai dengan awal bulan Juni tahun 2010. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 36 siswa. Peneliti menyelenggarakan tindakan dalam dua siklus atau putaran. Tiap siklus terdiri dari identifikasi masalah, perencanaan tindakan, pemberian tindakan, monitoring dan refleksi hasil observasi dan merevisi perencanaan. Teknik pengumpulan data meliputi; (1) observasi dan monitoring semua kegiatan proses pembelajaran; (2) tes, untuk mengetahui apakah ada peningkatan kemampuan siswa; (3) interview dan pengisian angket motivasi belajar siswa, untuk mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran dan tingkat motivasi belajar. Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini peneliti dibantu oleh seorang kolaborator (guru serumpun).
Hasil dari penelitian tindakan kelas ini adalah terjadi peningkatan motivasi belajar dan kemampuan berbicara (speaking) setelah siswa mengikuti proses pembelajaran berbicara (speaking) melalui pendekatan HOLISTIC dengan menggunakan alam sekitar sumber inspirasi belajar.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Selama ini, keterampilan berbicara (speaking) bahasa Inggris dianggap sebagai keterampilan yang dipandang dapat berkembang secara alamiah, tidak mengherankan bila porsi yang diberikan untuk pengembangan keterampilan berbicara di sekolah, terutama di SMP, lebih sedikit dibandingkan dengan keterampilan menyimak, keterampilan membaca dan menulis. Pembelajaran berbicara sering diajarkan pada jadwal tambahan atau kegiatan ekstra kurikuler. Meskipun dalam Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan (KTSP) secara tegas disebutkan bahwa keterampilan berbicara harus dikembangkan secara integrated (terpadu) dengan keterampilan berbahasa lainnya.
Kondisi pembelajaran bahasa Inggris di MTs memang belum ideal, terutama pembelajaran keterampilan berbicara. Namun kenyataanya pemerintah tetap bertekad untuk menetapkan standar minimal kelulusan yang selalu meningkat setiap tahun.
Di sekolah kami pelajaran bahasa inggris masih sangat ditakutioleh para siswa, permasalahan pembelajaran bahasa belum beranjak jauh dari masalah klasik pendidikan seperti rendahnya kualitas input siswa, dan kurang tersedianya sarana pendidikan seperti buku-buku, CD pembelajaran, majalah, yang sangat menunjang pengembangan keterampilan berbahasa siswa.
Pemahaman tentang pentingnya peran pengetahuan latar belakang dalam pembelajaran berbicara tampaknya belum banyak disadari oleh guru. Padahal pembelajaran bahasa diyakini akan lebih berhasil jika guru mampu menyesuaikan materi pembelajaran di kelas dengan pengetahuan latar belakang atau skemata para siswanya (Murray, 1995: 39).
Salah satu model pembelajaran yang menggunakan lingkungan alam sebagai sumber inspirasi belajar adalah adalah model pembelajaran melalui pendekatan HOLISTIC. Melalui model pembelajaran ini, siswa diajak untuk menikmati pembelajran bahasa Inggris melalui berbagai kegiatan di luar kelas yang bersifat edukatif untuk mengoptimalkan berbagai macam kecerdasan baik intelektual (IQ), kecerdasan emosi (EQ) dan spiritual (SQ), misalnya menulis hasil pengamatan terhadap lingkungan alam dan mempresentasikannya seperti layaknya seorang reporter di bidang lingkungan pertanian
Rumusan masalahan
1. Apakah dengan pendekatan Holistic menggunakan alam sekitar mampu meningkatkan motivasi belajar siswa?
Dapatkah melalui pendekatan Holistic menggunakan alam sekita sebagai sumber belajar mampu meningkatkan kemampuan berbicara (speaking) bahasa inggris siswa kelas VIII semester gasal MTs N Surakarta 1 tahun pelajaran 2010/2011
Tujuan Penelitian :
Memecahkan permasalahan pembelajaran berbicara yang berkaitan dengan kendala rendahya motivasi belajar siswa.
Memecahkan permasalahan pembelajaran berbicara yang berkaitan dengan kendala kurangnya pengetahuan latar belakang siswa .
Merumuskan model pembelajaran berbicara yang efektif.
BAB II. Kerangka Teoretis
1. Hakekat Berbicara (speaking)
Myers (1999: 143) mendefinisikan bahwa berbicara (speaking) adalah kemampuan tidak hanya mencakup menyampaikan ide saja, namun meliputi pemahaman tuturan atau teks lisan yang tidak hanya sebatas pertimbangan aspek-aspek intralinguistik seperti aspek fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik dari teks lisan itu, melainkan juga mendasarkan pada pemahaman fitur-fitur ekstralinguistik seperti situasi tutur, pendengar, waktu, tempat, peristiwa, topik dan sebagainya.
Adapun desain penelitian tindakan kelas menurut Carr dan Kemmis (1996: 162) dalam Burns (1999: 30) dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut:
3. Motivasi Belajar
1. Dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
2. Usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir yang dikembangkan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini digambarkan sebagai berikut:
Berangkat dari temuan fakta bahwa kemampuan berbicara para siswa setelah diuji melalui instrumen tes berbicara (speaking) dalam bentuk yang sederhana nilai rata-rata sangat rendah. Dari identifikasi awal ditemukan jawaban sementara bahwa rendahnya kemampuan berbicara tersebut disebabkan karena rendahnya motivasi siswa dalam belajar bahasa Inggris dan kurangnya pengetahuan siswa tentang penyampaian teks secara lisan.
Hipotesis
1. Penggunakan Pendekatan HOLISTIC Dengan Menggunakan Alam Sekitar Sumber Inspirasi Belajar dalam pembelajaran bahasa Inggris dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
2. Pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan Pendekatan HOLISTIC Dengan Menggunakan Alam Sekitar Sumberi Inspirasi Belajar dapat meningkatkan kemampuan berbicara (speaking).
BAB III. METODE PENELITIAN
Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksananakan di MTsN 1 Surakarta adalah merupakan MTs Negeri yang pertama di kota Surakarta.
2. Alokasi Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan selama 8 minggu yang dimulai dari akhir bulan Agustus sampai bulan Oktober. Dengan membagi periode penelitian menjadi 2 siklus, setiap siklus direncanakan sekitar 4 minggu (satu kali tatap muka di setiap minggu) sisanya untuk tahap persiapan dan refleksi.
3. Subyek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 36 orang. 18 putri 18 putra.
Sumber Data
1. Tes kognitif menyimak untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Hasil kuesioner yang diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah tindakan untuk mengetahui pendapat mereka tentang pembelajaran dan mengetahui tingkat motivasi belajar.
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti yang dibantu oleh kolaborator untuk mengetahui pendapat tentang pembelajaran.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan Data meliputi:
Pemberian tes menyimak untuk mengetahui tingkat pemahaman sebelum tindakan dan sesudah tindakan, b. Pemberian lembar kerja siswa (students worksheet) sebagai bukti dari hasil test tertulis.
2. Alat pengumpulan data: a. Butir tes kognitif, b. Lembar kerja siswa, Pertanyaan kuesioner sejumlah 10 soal yang diberikan sebelum dan sesudah pemberian tindakan soal didasarkan pada skala Likert, c. Pedoman wawancara, d. Lembar pengamatan atau observasi.
Analisis Data
a. Hasi tes kognitif tentang menyimak (listening) dibuat rerata dan dianalisis secara deskripsi, b. Kuesioner dibagikan sebelum dan sesudah tindakan. Kuesioner ini dibuat berdasarkan skala Likert dengan rentang nilai 1 sampai 5 dengan ketentuan : 1). Tidak pernah sama sekali , 2). Tak pemah, 3). Kadang-kadang, 4). Ya, 5). Selalu, c. Hasil wawancara dianalisa secara deskripsi, d. Hasil pengamatan oleh kolaborator dan peneliti dianalisis secara secara deskripsi tentang berbagai kejadian dalam proses pembelajaran.
BAB IV. LAPORAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan penelitian melalui pendekatan HOLISTIC Dengan Menggunakan Alam Sekitar Sumber Inspirasi Belajar untuk meningkatakan kemampuan berbicara direncanakan melalui dua putaran atau siklus namun tidak menutup kemungkinan untuk menambah jumlah siklus agar tercapai tujuan dari pemecahan masalah-masalah yang berhubungan dengan pembelajaran berbicara.
Pemecahan Masalah:
Siklus I :
Pembelajaran di luar kelas melaui kegiatan bermain peran: Who wants tobe a farming
reporte.
Pembelajaran di luar kelas melalui kegiatan bermain peran: Who wants to be a drama
Siklus II:star.
Deskripsi Skenario Tindakan Awal/ Kondisi Awal
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan di kebun sekolah. Guru telah mengumumkan kepada siswa bahwa pembelajaran berbicara (speaking) dilakukan di kebun sekolah. Pada awal pertemuan, siswa diminta mengisi angket tentang motivasi belajar selama 7 menit.
Penentuan tempat pembelajaran telah dipertimbangkan di kebun sekolah yang luas dan terletak tidak jauh dari ruang kelas. Berdasarkan data awal pengamatan pra-tindakan, guru menemukan permasalahan yaitu rendahnya motivasi belajar siswa dalam berbicara (speaking). Keadaan ini kemampuan mereka dalam berbicara sangat rendah
Tindakan Awal/ Kondisi Awal
Perencanaan
Berdasarkan data awal pengawatan pra-tindakan, peneliti menemukan permasalahan akan rendahnya motivasi siswa dalam belajar. Keadaan ini membuat kemampuan berbahasa mereka sangat rendah terutama kemampuan berbicara (speaking, guru memberikan pertanyaan dalam bahasa Inggris kepada siswa
Pelaksanaan
Pemanasan: Guru mulai melaksanakan penelitian ini pada minggu ke 4 bulan Juli 2009. Guru memasuki kelas pada waktu setelah istirahat pertama. Terlihat siswa masih berkeringat sehabis bermain olah raga.
Berikut adalah hasil penilaian kondisi awal lihat pada tabel 3.
Tabel 3.
Nilai kelas VIII untuk pretest . kondisi awal
No. Urut Presensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nilai 50 55 60 50 45 50 60 50 50 50 55 50 55 60 65 60 50 40 50 55
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Jml Rata2
55 50 45 50 60 50 50 45 50 45 55 60 55 60 55 50 1890 52,6
Nilai rata-rata untuk pretest = 52,6
Nilai kelas VIII untuk posttest. Kondisi awal
No. Urut Presensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nilai 60 60 60 55 65 60 60 60 60 60 55 60 60 65 60 65 55 45 55 55
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Jml Rata2
55 60 60 65 65 60 55 60 60 50 60 65 70 65 70 60 2150 53,7
Nilai rata-rata posttest = 53,7
- Nilai rata-rata kondisi awa pretesst dan posttest = 52,6 + 53,7
2
= 53,1
Skenario Tindakan I (Siklus I)
Berdasarkan data-data pengamatan dari siklus pertama, rata-rata motivasi belajar siswa mengalami kenaikan, namun guru menemukan beberapa kekurangan. Kekurangan yang ditemukan adalah masih ada siswa yang kurang serius mengerjakan tugas mereka sendiri. Mereka terkadang menyalin pekerjaan temannya. Ada kemungkinan nilai mereka meragukan. Kekurangan selanjutnya adalah masih ada siswa yang tidak memperhatikan proses pembelajaran. Di antara mereka masih ada yang membuat kegaduhan meskipun dengan berbisik-bisik. Tentunya, hal ini menjadikan proses belajar di kelas terganggu.
Siklus 1
Perencanaan : Berdasarkan data awal pengawatan pra-tindakan, peneliti menemukan permasalahan akan rendahnya motivasi siswa dalam belajar. Keadaan ini membuat kemampuan berbahasa mereka sangat rendah terutama kemampuan berbicara (speaking, guru memberikan pertanyaan dalam bahasa Inggris kepada siswa.
Berikut hasil nilai pada siklus I pada tabel dibawah ini :
Tabel.4 Nilai kelas VIII untuk pretest (listening test) . Siklus I
No. Urut Presensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nilai 55 60 60 50 50 50 60 55 55 50 55 55 60 60 70 60 55 50 55 55
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Jml Rata2
60 55 55 55 60 55 55 50 55 50 60 60 65 65 60 55 2045 56,8
Nilai rata-rata untuk pretest = 56,8
Nilai kelas VIII untuk posttest. (listening test) Siklus I
No. Urut Presensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nilai 70 70 60 70 70 70 70 60 70 70 60 60 70 75 75 70 60 60 60 70
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Jml Rata2
65 70 70 65 70 60 60 70 60 55 65 70 70 70 75 65 2395 66,4
Nilai rata-rata posttest = 62,3
Nilai rata-rata pretest dan posttest = 56,8 + 66,4
2
= 61,6
Deskripsi Siklus 2
Perencanaan
Peneliti menganalisa data-data pengamatan dari siklus pertama. Walaupun motivasi belajar belajar prestasi belajar rata-rata siswa naik dia menemukan beberapa kekurangan. Kekurangan yang ditemukan peneliti adalah masih adanya siswa yang kurang serius mengerjakan tugas mereka sendiri. Peneliti merasa ada yang masih menyalin pekerjaan temannya saat posttes. Ada kemungkinan nilai mereka meragukan. Kekurangan selanjutnya adalah masih adanya siswa yang tidak memperhatikan proses pembelajaran. Mereka nampak mengikuti pembelajaran, mereka hanya membuat suara ramai saja. Tentunya, hal ini menjadikan proses belajar di kelas terganggu.
Berikut hasil nilai siklus II :
Tabel 5.
Nilai kelas VIII untuk pretest, (listening test) Siklus II
No. Urut Presensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nilai 70 65 60 60 60 60 70 60 60 60 60 65 60 60 70 70 60 60 65 60
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Jml Rata2
70 65 60 60 70 65 60 60 60 60 65 70 70 65 65 60 2295 63,8
Nilai rata-rata untuk pretest = 63,8 ,(listening test) Siklus II
Nilai kelas VIII untuk posttest, (listening test) Siklus II
No. Urut Presensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nilai 75 70 65 75 70 65 70 65 65 70 65 60 70 75 75 70 65 70 65 75
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Jml Rata2
70 75 70 65 70 65 70 75 65 60 70 70 75 75 80 60 2485 68,9
Nilai rata-rata post test = 68,9
Nilai rata-rata pretest dan posttest = 63,8 + 68,9 = 66,4
2
Hasil Penelitian
1. Jenis Penilaian ; Untuk mengetahui kemajuan dan pencapaian belajar subjek penelitian pada setiap siklusnya, dilakukan dua macam penilaian yaitu penilaian proses dan penilaian hasil. Maksud penilaian proses dan penilaian hasil dal;am penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Penilaian Proses ;Penilaian proses dilakukan dengan menggunakan teknik pengamatan sejawat (peer obsservation), dalam hal ini dilakukan oleh guru serumpun. Hasil dari penilaian tersebut dianalisis dan menjadi bahan pertimbangan pada tahap refleksi, b. Penilaian hasil; Penilaian hasil dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan tes awal (pre-test} dan tes akhir (post-test) .
Pembahasan Hasil Penelitian
a. Hasil Penelitian Kondisi awal
Dari hasil angket awal diperoleh rata-rata sebesar 42. Dengan skor terendah 30 dan skor tertinggi 60 terlihat bahwa rata-rata motivasi belajar bahasa Inggris subjek memang rendah. Hal in sesuai dengan asumsi awal peneliti bahwa motivasi belajar rendah menjadi salah satu penyebab ketidakberhasilan pembelajaran berbicara. Selanjutnya setelah dilakukan Tindakan I, pada akhir siklus I angket dibagikan lagi pada subjek penelitian hasilnya terjadi peningkatan rata-rata yang sebelumnya 42 menjadi 46. Skor terendah subjek pada angket kedua 32 dan skor tertingi 65.
b. Analisis Hasil Pembelajaran Tindakan I/ Siklus I
Berdasarkan data perkembangan motivasi belajar dari subjek penelitian, mereka mengalami peningkatan nilai rata-rata. Setelah data penilaian tentang motivasi belajar siswa yang berupa data kualitatif dijadikan data kuantitatif melalui skala Likert, diperoleh rata-rata awal dan akhir di Siklus I yaitu 42 dan 46. Dengan cara sederhana yaitu membandingkan dua rata-rata, terlihat perbedaan yang cukup menonjol yakni selisih 6 angka, sebagian besar subjek mengalami peningkatan. Artinya, penggunaan lagu-lagu bahasa Inggris dan cerita monolog bahasa Inggris melalui tayangan slide yang dihasilkan komputer dan LCD projector mampu meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris.
Hasil Penelitian Tindakan II/ Silkus II
Di awal Siklus II subjek menerima lembar kerja siswa (students’ worksheet), mereka diminta mengerjakan pretest berbicara (speaking) melalui Power Point (materi tes singkat teridiri dari 20 soal pendek). Dari hasil pretest diperoleh rata-rata sebesar 40 dengan skor terendah 20 dan skor tertinggi 60. Rentang nilai mereka cukup besar, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan mereka cukup bervariasi. Setelah dilakukan Tindakan II, di akhir pertemuan diuji lagi untuk mengetahui perkembangan setelah diberi tindakan, dengan perangkat tes yang sama seperti tes sebelumnya, diketahui bahwa terjadi peningkatan rata rata dari 42 menjadi 46. Skor terendah dari 20 menjadi 25, dan skor tertinggi dari 60 menjadi 68.
Analisis Hasil Pembelajaran Tindakan II/ Siklus II
Terbukti melalui film tidak hanya meningkatkan motivasi belajar siswa, namun prestasi mereka beranjak naik. Setelah mengalami tindakan I dan adanya perbaikan di siklus II, nilai rata-rata mereka dari 42 menjadi 48.
Hasil Pembelajaran Berbicara Sebelum dan Sesudah Tindakan
Peneliti mengumpulkan data awal sebelum diadakan tindakan di Siklus I, data awal tersebut berupa hasil tes berbicara yang digunakan sebagai bahan Ujian Nasional tahun sebelumnya. Hasilnya adalah nilai rata-rata 42, skor terendah 20 dan skor tertinggi 70, Hasil tes tersebut dianggap sebagai hasil dari pretest pemahaman berbicara. Di akhir tindakan III, peneliti kembali mengujikan perangkat tes tersebut kepada subjek. Hasil tes tersebut diperoleh rata-rata 50, skor terendah 20 dan skor tertinggi 80, hasil tes tersebut dianggap merupakan hasil posttest. Dari hasil tes sebelum dan sesudah diadakan tindakan dengan cara yang sederhana dapat terlihat perbedaan rata-rata nilai, yakni selisih 8 angka dari rara-rata awal 40 menjadi 48. Artinya setelah melewati tahapan Tindakan awal, Siklus I, Siklus II, kemampuan pemahaman berbicara siswa telah mengalami peningkatan, Seperti rekapitulasi nilai pretes dan postes dibawah ini.
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai pretes dari kondisi awal, siklus I, siklus II.
N o Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2 Ket
1 50 55 70
2 55 60 65
3 60 60 60
4 50 50 60
5 45 50 60
6 50 50 60
7 60 60 70
8 50 55 60
9 50 55 60
10 50 50 60
11 55 55 60
12 50 55 60
13 55 60 65
14 60 60 65
15 65 70 70
16 60 60 65
17 50 55 60
18 40 50 60
19 50 55 65
20 55 55 60
21 55 60 70
22 50 55 65
23 45 55 60
24 50 55 60
25 60 60 70
26 50 55 65
27 50 55 60
28 45 50 60
29 50 55 60
30 45 50 60
31 55 60 65
32 60 60 70
33 55 65 70
34 60 65 65
35 55 60 65
36 50 55 60
Jml 1890 2045 2295
Rata2 52,6 56,8 63,8
Terendah 40 50 60
Tertinggi 60 70 80
Tabel 7. Rekapitulasi Nilai Postes dari kondisi awal, siklus I, siklus II.
N o Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2 Ket
1 60 70 75
2 60 70 70
3 60 60 65
4 55 70 75
5 65 70 70
6 60 70 65
7 60 70 70
8 60 60 65
9 60 70 65
10 60 70 70
11 55 60 65
12 60 60 60
13 60 70 70
14 65 75 75
15 60 75 75
16 65 70 70
17 55 60 65
18 45 60 70
19 55 60 65
20 55 70 75
21 55 65 70
22 60 70 75
23 60 70 70
24 65 65 65
25 65 70 70
26 60 60 65
27 55 60 70
28 60 70 75
29 60 60 65
30 50 55 60
31 60 65 70
32 65 70 70
33 70 70 75
34 65 70 75
35 70 75 80
36 60 65 65
Jml 2150 2395 2485
Rata2 59,6 66,4 68,9
Terendah 45 55 60
Tertinggi 70 75 80
Kesimpulan
Peneliti mengevaluasi dan merefleksi dari setiap siklus bahwa siswa mengalami peningkatan motivasi belajar dari siklus pertama sampai ke siklus ke tiga. Hasil dari pemberian tindakan untuk tiaptiap putaran atau siklus menunjukkan bahwa perhatian mereka terhadap pelajaran mengalami peningkatan. Mereka lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran berbicara (speaking) dan menjawab pertanyaan baik dari guru maupun yang ada di dalam lembar kerja siswa. Nilai rata-rata siswa pada tahap sebelum pemberian tindakan dari 42 meningkat menjadi 50 setelah siswa diberi tindakan.
Dari keterangan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan Pendekatan HOLISTIC Dengan Menggunakan Alam Sekitar Sumberi Inspirasi Belajar dalam pembelajaran mampu meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan berbicara (speaking) .
Saran
Berdasar kesimpulan di atas, peneliti menyimpulkan penggunaan Pendekatan HOLISTIC Dengan Menggunakan Alam Sekitar Sumberi Inspirasi Belajar adalah salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan berbicara (speaking). Oleh karena itu, peneliti memberikan saran:
1. Guru harus linovatif dan kreatif dalam memberikan pengajaran kepada siswa.
2. Hendaknya sekolah menyediakan sarana dan prasarana untuk kelancaran program pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arrends, Richard I. 1998. Learning to Teach (Fourth Edition). Singapore: McGraw Hill Companies, Inc.
Brown, H. Douglas. 1994. Principles of Language Learning and Teaching (Third Edition). Englewood Cliff: Prentice Hall, Inc.
Burn, Anne. 1999. Collaborative Action Research for English Language Teachers. Cambridge: Cambridge University Press.
Depdikbud. 1999. Bahan Pelatihan Penelitian Tindakan (Action Research). Jakarta
Elliott, John. 1991. Action Research for Educational Change. Milton Keynes: Open University Press.
Elliott, Stephen N. et al. 2000. Educational Psychology: Effective Teaching Effective Learning (Third Edition). Boston: McGraw Hill.
Harmer, Jeremy. 1993. The Practice of English Language Teaching. New York: Longman Group.
0 Komentar