EDISI AGUSTUS-OKTOBER, 2011
PERBEDAAN
PENGARUH METODE MENGAJAR DAN KEMAMPUAN
GERAK TERHADAP
KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN
BOLAVOLI DI SMP
NEGERI 3 TAWANGSARI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Tupadi
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui (1) perbedaan pengaruh metode mengajar resiprokal dan self check (periksa diri) terhadap
keterampilan teknik dasar bermain bolavoli siswa, (2) perbedaan pengaruh
kemampuan gerak tinggi dan rendah terhadap keterampilan teknik dasar bermain
bolavoli siswa, (3) interaksi antara metode mengajar dan kemampuan gerak dalam
mempengaruhi hasil belajar keterampilan teknik dasar bermain bolavoli.
Penelitian dilaksanakan dengan
metode eksperimen dengan desain factorial 2x2. Sampel penelitian adalah siswa
putra kelas VIII SMP N 3 Tawangsari, sebanyak 80 siswa. Sampel dibagi dalam 4
(empat) kelompok eksperimen yaitu 1) kelompok eksperimen 1 dengan metode
resiprokal yang memiliki kemampuan gerak tinggi, 2) kelompok eksperimen 2
dengan metode resiprokal yang memiliki kemampuan gerak rendah, 3) kelompok
eksperimen 3 dengan metode self check
yang memiliki kemampuan gerak tinggi, 4) kelompok eksperimen 4 dengan metode self check yang memiliki kemampuan gerak
rendah. Data diperoleh dari tes keterampilan teknik dasar bermain bolavoli,
menggunakan instrumen AAHPER Volleyball Skill Test Manual yang terdiri dari tes
passing dan tes servis bawah. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis
varians ANAVA 2 x 2 dengan taraf signifikansi a = 0,05.

Kata
kunci : Metode Mengajar, Kemampuan Gerak, Teknik Dasar Bolavoli
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Metode
mengajar adalah suatu cara penyajian materi pembelajaran yang dilakukan secara
sistematis untuk mendorong tercapainya tujuan pengajaran dalam suatu proses
membuat orang belajar atau manipulasi lingkungan. Dalam pembelajaran pendidikan
jasmani ada beberapa macam metode mengajar yang seharusnya digunakan. Mosston
(1994:5) mengemukakan bahwa metode mengajar terdiri dari dua kelompok, yaitu
metode mengajar langsung adalah metode mengajar tak langsung. Metode mengajar
langsung adalah peran guru lebih banyak (teacher
centered) yang meliputi lima macam metode yaitu : metode komamdo, metode
latihan, metode resiprokal, metode self
check, dan metode inklusi. Metode mengajar tidak langsung meliputi : metode
penemuan terpimpin, metode penemuan konvergen,
metode eksplorasi, metode divergen production.
Metode mengajar yang dilakukan oleh
guru dalam praktek pembelajaran pendidikan jasmani umumnya dan permainan
bolavoli khususnya, cenderung tradisionil. Keterampilan menggunakan metode
mengajar yang dilakukan oleh para guru pendidikan jasmani untuk menangani
kegiatan praktek olahrag bolavoli masih jauh dari yang diharapkan. Model metode
mengajar yang dipergunakan cenderung berpusat para guru, dimana para siswa
melakukan gerakan-gerakan atau latihan keterampilan berdasarkan intruksi guru.
Latihan-latihan atau keterampilan berdasarkan inisiatif siswa hampir tidak
pernah dilakukan.
Pengalaman menunjukkan, menerapkan metode
yang berpusat pada guru dalam mengajarkan teknik dasar bermain bolavoli, siswa
terlihat kurang merangsang semangat belajarnya, cepat bosan atau jenuh,
menurunnya minat siswa untuk mengikuti pendidikan umumnya, bermain bolavoli
khususnya dan bahkan dengan metode tersebut kurang meningkatkan kemampuan siswa
dalam bermain bolavoli. Padahal dalam pembelajaran pendidikan jasmani hal yang
esensial adalah mengutamakan unsur bermain, kegembiraan pedagogis, membina
kesehatan dan rasa percaya diri bagi siswa dalam bersosial supaya siswa-siswa
tidak bosan.
Untuk memecahkan permasalahan tersebut di
atas, sangat diperlukan inovasi dan kreatifitas oleh guru terutama dalam
menentukan metode mengajar yang sesuai dengan karakteristik materi yang
diajarkan. Peran guru pendidikan jasmani dalam upaya membina siswa dan
meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai teknik-teknik dasar bermain
bolavoli sangat tergantung pada kreatifitas guru dalam memilih dan menentukan
metode.
B.Rumusan Masalah
Karakteristik permainan bolavoli
terlihat dari unsur-unsur gerak yang terdapat di dalammya. Unsur gerak
permainan bolavoli sangat jelas kelihatan ketika seseorang melakukan teknik
dasar dalam permainan bolavoli. Teknik-teknik dasar dalam permainan bolavoli
sebagaimana disebutkan Beutelstahl (1086:9), ada 6 (enam) yaitu : (1) servis;
(2) pass bawah; (3) pass atas; (4) smas; (5) blok; (6) pertahanan. Dan
Druwachter (1990: 82) mengemukakan, “ tahap awal permainan bolavoli sudah
memadai apabila pemain telah menguasai teknik dasar yang terdiri dari service dan passing.
Dari penjelasan di atas, tentang
beberapa teknik dalam permainan bolavoli, teknik service dan passing merupakan keterampilan paling dasar dalam
permainan bolavoli. Dikatakan keterampilan paling dasar karena servis adalah
pukulan pertama dalam permainan bolavoli, tanpa servis permainan tidak akan
dapat dimulai, servis tidak akan dapat dimulai, servis juga bias digunakan cara
untuk menyerang dalam menambah angka. Dan passing adalah mengoperkan bola yang
dimainkannya kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri. Dengan
menguasai teknik passing dalam permainan bolavoli, seorang pemain akan dapat
bertahan dari servis tajam dan kuat serta dapat memberikan umpan yang tepat
keteman regu.
Servis dan passing merupakan teknik
dasar dalam permainan bolavoli, namun sulit dipelajari, lebih-lebih untuk siswa
yang belum terampil. Karenanya perlu dirancang sebuah metode mengajar yang
sesuai supaya siswa mudah mempelajarinya, mengelola siswa dan mengkemas metode
mengajar dengan bahan ajar secara menarik yang bisa merangsang minat belajar
siswa dan siswa tidak merasa jenuh. Agar metode mengajar yang akan diterapkan
dapat dirancang dengan baik, terlebih dahulu perlu dikaji faktor-faktor yang
mempengaruhi keterampilan teknik dasar servis dan passing dengan baik dalam
permainan bolavoli, diperlukan unsur-unsur kondisi fisik seperti : kekuatan,
kecepatan, kelenturan, keseimbangan, ketepatan, daya tahan, kelincahan,
koordinasi dan daya ledak otot tungkai.
Berdasarkan karakteristik olahraga
bolavoli di atas dan pentingnya peranan metode mengajar yang sesuai dalam
meningkatkan keterampilan teknik dasar dalam permainan bolavoli. Maka perlu
untuk menentukan metode pembelajaran yang bisa mendukung untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dalam penguasaan keterampilan teknik dasar servis bawah dan
passing dalam permainan bolavoli. Maka dalam penelitian ini akan dicobakan dua
macam metode mengajar yang diterapkan dalam proses pembelajaran keterampilan
servis bawah dan passing yaitu metode mengajar resiprokal dan metode mengajar self check.
Metode resiprokal adalah suatu metode mengajar yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memberikan umpan balik kepada temannya sendiri. Metode
mengajar self check adalah suatu
metode mengajar yang dikembangkan dengan memeriksa sendiri tugas yang diberikan
guru kepada siswa, keputusan selanjutnya dipindahkan kepada siswa agar lebih
bertanggung jawab.
Selain metode mengajar hal yang
tidak kalah penting yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran
pendidikan jasmani adalah factor dari siswa sendiri. Siswa harus mempunyai
motivasi, semangat, kemandirian dan kemampuan gerak, terutama dalam hal belajar
gerak, belajar keterampilan cabang olahraga pada umumnya dan permainan bolavoli
khususnya. Dalam menerapkan metode mengajar untuk meningkatkan keterampilan
teknik dasar bermain bolavoli harus didukung factor kemampuan gerak siswa,
karena dengan kemampuan gerak yang baik akan memudahkan dalam penguasaan teknik
dasar bermain bolavoli. Untuk itu perlu dilakukan latihan kemampuan motorik
yang sungguh-sungguh, teratur, dan berulang-ulang agar terjadi peningkatan
kemampuan gerak. Kemampuan gerak mempunyai pengaruh dalam belajar keterampilan
servis dan passing dalam permainan bolavoli.
Setiap siswa mempunyai kemampuan
fisik dan kemampuan psikis, dari setiap siswa pasti berbeda-beda dengan
kemampuan tersebut dalam pelaksanaan rutinitasnya masing-masing. Terjadi
perbedaan kemampuan antara setiap siswa karena kondisi kualitas fisik yang
berbeda, baik kondisi secara internal maupun eksternal. Rusli Luthan (1988:322)
mengatakan, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar gerak adalah ;
(1) kondisi internal, kondisi siswa yang mencakup faktor-faktor yang terdapat
atau melekat dalam diri siswa, (2) kondisi eksternal, yang mencakup
faktor-faktor dari luar yang mempengaruhi diri siswa. Perbedaan kemampuan gerak
memiliki implikasi terhadap proses pembelajaran. Kecepatan dan penguasaan
keterampilan olahraga dipengaruhi kemampuan gerak. Tinggi rendahnya kemampuan
gerak yang dimiliki siswa menentukan hasil pembelajaran gerak olahraga umumnya,
belajar keterampilan teknik dasar bolavoli khususnya. Perbedaan kemampuan gerak
yang ada pada siswa, harusnya menjadi pertimbangan sebagai suatu faktor yang
menentukan dalam belajar teknik dasar bermain bolavoli umumnya, servis bawah
dan passing khususnya. Perbedaan siswa dalam hal kemampuan gerak akan menjadi
bahan pertimbangan yang sangat penting ketika guru memilih dan menentukan
metode mengajar yang sesuai dengan karakter dari masing-masing siswa,
memberikan perlakuan yang berbeda dalam proses belajar agar siswa mencapai hasil
yang optimal. Menurunnya kemampuan gerak yang dimiliki siswa harusnya perlu
menerapkan metode mengajar yang membuat siswa lebih giat untuk berolahraga,
bukan metode yang membosankan, sehingga bila siswa sudah giat untuk berolahraga
otomatis aktifitas akan meningkat yang pada akhirnya kemampuan geraknya akan
meningkat dan akan memudahkan dalam belajar teknik dasar bermain bolavoli.
C.Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka
perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui : 1) perbedaan pengaruh metode
mengajar resiprokal dan metode self check terhadap keterampilan teknik dasar
bermain bolavoli, 2) perbedaan keterampilan teknik dasar bermain bolavoli
antara siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah,
3) interaksi metode mengajar dengan kemampuan gerak terhadap keterampilan
teknik dasar bermain bolavoli.
LANDASAN TEORI
A.Hakikat Metode Mengajar
Metode mengajar adalah cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlanngsungnya pengajaran, Nana Sudjana (1989:76). Sementara Winarno Surakhmad
(1986:24) menyatakan bahwa metode mengajar adalah cara yang mempergunakan
teknik yang beraneka ragam, yang didasari oleh pengertian yang mendalam dari
guru akan memperbesar minat belajar murid-murid, sehingga mempertinggi hasil
belajar. Sedangkan Mosston (1994:3), menjelaskan metode mengajar dalam
pendidikan jasmani adalah pedoman khusus untuk struktur episode belajar atau
pelajaran, yang merupakan rangkaian yang berkesinambungan antara guru dan siswa.
Lebih lanjut, dikemukakan bahwa membahas tentang metode mengajar adalah
membicarakan masalah dalam menentukan bagaimana mengajar dengan baik, atau
menjawab pertanyaan “cara apakah yang terbaik” untuk mencapai tujuan, dan
“pendekatan-pendekatan mana yang bias mencapai sasaran guru”.
Dengan demikian Metode mengajar
adalah suatu upaya yang digunakan guru atau pelatih untuk memudahkan perolehan
pengetahuan atau keterampilan tertentu, dengan melalui tahapan belajar
keterampilan gerak yaitu tahap kognitif, tahap fiksasi dan tahap otonom. Pada
tahap kognitif atlet diberikan pemahaman tentang apa dan bagaimana keterampilan
yang dipelajari, urutsn gerakan serta keterampilan mana yang lebih dahulu
dikuasai. Inti dari tahap ini adalah pembentukan rencana tindakan. Pada tahap
fiksasi, pola-pola gerakan dalam bentuk rencana tindakan dilatih sampai ada
perubahan. Kata lain, tahap fiksasi adalah tahap pengeluaran rencana tindakan
dalam bentuk gerakan yang sesungguhnya. Gerakan dilatih berulang-ulang hingga
menjadi benar. Pada tahap otonom atau otomatisasi, atlet berusaha meningkatkan
kecepatan penampilan gerakan serta ketepatan gerakan sehingga menyerupai atau
melampaui apa yang dibutuhkan ketika menghadapi suatu pertandingan yang
sesungguhnya. Pada awalnya para siswa membutuhkan informasi yang jelas tentang
apa dan bagaimana serta urutan gerakan yang hendak dipelajari. Hal ini
dimaksudkan bahwa metode mengajar, haruslah cukup menyediakan informasi bagi
para siswa untuk mengolah masukan sehingga terbentuk rencana tindakan atau
rencana gerak. Rencana gerak ini akan terbentuk bila metode mengajar yang
digunakan guru sangat memberikan peluang untuk mengaktifkan kegiatan kognitif.
Mosston
(1994:5) telah menciptakan metode mengajar yang dapat dipakai untuk mengajarkan
keterampilan motorik, dimana metode mengajar terdiri dari beberapa macam
metode. Adapun metode mengajar tersebut adalah metode mengajar langsung dan
tidak langsung. Metode mengajar langsung adalah peran guru lebih banyak, yang
meliputi lima macam yaitu : gaya komando, gaya latihan, gaya resiprokal, self check dan gaya inklusi. Sedangkan
metode mengajar tidak langsung ada empat yaitu : gaya penemuan terpimpin, gaya
penemuan konvergen, gaya eksplorasi dan gaya divergen production.
Metode
resiprokal (reciprocal style)
adalah suatu gaya mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memberikan umpan balik kepada temannya sendiri yang memungkinkan siswa dalam
belajar dapat meningkatkan interaksi soswial antara siswa. Sebagaimana
disebutkan Mosston (1994:65) “metode mengajar resiprokal diartikan sebagai gaya
mengajar yang menunjukkan hubungan sosial antar teman sebaya dan kondisi untuk
member umpan balik yang cepat”
Mosston (1994:65) mengemukakan,
metode resiprokal mempunyai cirri-ciri pokok pembelajaran, antara lain :
1.
Mempunyai kesempatan untuk melakukan pengulangan
praktek dengan observer secara individu.
2.
Mempratekkan tugas berdasarkan kondisi-kondisi yang
diberikan secara umpan balik segera dari teman sebaya.
3.
Mampu mendiskusikan dengan teman sebaya mengenai aspek
spesifik dari tugas tersebut.
4.
Melihat dan memahami bagian-bagian dan urutan did lam
melakukan tugas.
5.
Mempraktekkan tugas tanpa guru meminta umpan balik atau
penjelasan ketika ada kesalahan yang dikoreksi.
Metode
mengajar self check adalah siswa
belajar sendiri dan melakukan umpan balik terhadap diri sendiri berdasarkan
lembar criteria yang ditugaskan. Mosston (1994:103), mengemukakan bahwa Metode
mengajar self check diciptakan untuk
hubungan siswa dengan guru yang dikembangkan dengan memeriksa sendiri tugas
yang diberikan guru kepada siswa, keputusan selanjutnya dipindah kepada siswa
agar lebih bertanggung jawab. Siswa melaksanakan tugas dan menyesuaikan dengan
criteria yang dibuat oleh guru sebagai umpan balik. Hal ini sangat berguna bagi
siswa untuk tidak tergantung pada umpan balik dari luar, dan memulai
menggunakan umpan balik dari dirinya sendiri. Dengan adanya umpan balik dari
dalam dirinya sendiri akan melatih kejujuran siswa dan objektifitas dalam
menilai penampilan seseorang sehingga bisa menerima ketidakcocokan dan
keterbatasan diri. Sesuai dengan pendapat Mosston (1994:103), bahwa peranan
dari metode self check adalah (1)
untuk menghentikan siswa dari ketergantungan secara todal terhadap
sumber-sumber umpan balik dari luar, untuk mengandalkan umpan balik dari diri sendiri, (2) menggunakan criteria
untuk mengoreksi diri, (3) memelihara kejujuran dan objektifitas mengenai
penampilan seseorang, (4) menerima ketidakcocokan dan keterbatasan diri, (5) melanjutkan
proses individualisasi dengan membuat keputusan pada saat pelajaran selama dan
sesudah pertemuan.
Implikasi dari metode self check menurut Mosston (1994:164)
adalah sebagai berikut : (1) guru menilai kemampuan siswa untuk mengembangkan
sistem monitori diri, (2) guru percaya kepada siswa untuk jujur, (3) guru dapat
mengidentifikasi keterbatasan, keberhasilan dan kegagalan siswa, (4) guru dapat
menggunakan self check sebagai umpan
balik untuk perbaikan, (5) guru mempunyai kesabaran untuk menanyakan
pertanyaan-pertanyaan yang berfokus pada periksa sendiri dan juga pelaksanaan
tugas, (6) guru menghargai kemandirian siswa, (7) guru dapat bekerja sendiri
dan mengikutsertakan proses periksa sendiri.
Dampak dari metose self check ini antara lain : dapat
mendorong kemandirian siswa dan siswa lebih tergantung pada self check. Hal ini tentu sangat
menguntungkan sekali bagi siswa karena dengan dipercaya oleh guru untuk
memeriksa sendiri penampilan mereka tentu akan tercipta kejujuran dan juga rasa
percaya diri yang tinggi. Dari sinilah akan muncul kemandirian bagi siswa dan
juga dapat menilai kemampuan diri seobjektif mungkin.
B. Hakikat Kemampuan Gerak
Kemampuan
gerak dapat dipahami sebagai indikator dari tingkat kemahiran atau penguasaan
suatu hal yang memerlukan gerak tubuh. Sukintana (2004:78) menjelaskan
kemampuan motorik merupakan kualitas hasil gerak individu dalam melakukan
gerak, baik gerakan non-olahraga maupun gerak dalam olahraga atau kematangan
penampilan keterampilan motorik. Sementara Rusli Lutan (1988:96), menjelaskan
bahwa kemampuan motorik adalah kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan
pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan yang relative melekat. Kualitas
kemampuan motorik seseorang yang dapat mempermudah dalam melakukan keterampilan
gerak, oleh karena itu kemampuan gerak dapat dipandang sebagai landasan
keberhasilan masa yang akan datang didalam melakukan keterampilan gerak khusus,
“seseorang yang memiliki kemampuan gerak yang lebih baik dari yang lain, diduga
akan lebih berhasil dalam menyelesaikan tugas keterampilan gerak khusus”
Kierkendall (1980:213).
Kemampuan yang dipelajari dengan
baik akan berkembang mejadi kebiasaan. Hilgard dkk (1982:24), melukiskan
“kebiasaan sebagai setiap bentuk yang berulang dengan cepat dan lancar,
tersusun dari pola gerakan yang dapat dikenal”. Umumnya seseorang kurang
memperhatikan rincian kegiatan kebiasaannya, kebiasaan relatif otomatis serta
pola gerakannya berulang.
Kemampuan motorik tidak akan
berkembang melalui kematangan saja, melainkan kemampuan itu harus dipelajari.
Jika hal tersebut diabaikan, maka kemampuan motorik anak akan berada di bawah
kemampuannya. Sebagai contoh, apabila pada waktu anak mempelajari kemampuan
passing bawah dalam permainan bolavoli tidak ada sedikit bimbingan yang
diberikan, maka kemampuan tersebut dipelajarinya lebih lambat dan kurang
efisien daripada kalau kepada anak ditunjukkan bagaimana cara pass yang
sebenarnya, kemampuan yang diperoleh juga akan berbeda.
Secara potensial setiap individu
(siswa) memiliki kemampuan gerak yang berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan
karena banyak banyak variabel, salah satunya adalah karena faktor keturunan
yaitu adanya perubahan-perubahan dalam ukuran badan, tinggi badan, fungsi
fisiologis dank arena variabel lingkungan yaitu pengaruh lingkungan tempat anak
hidup (pembentukan awal hidup anak). Faktor lingkungan tidak dapat dipisahkan
dari pembentukan kemampuan gerak anak. Seorang anak yang memiliki lingkungan
terlalu banyak aturan dan larangan cenderung memiliki kemampuan gerak rendah
dibanding dengan anak hidup dalam lingkungan yang memiliki kebebasan positif.
Anak yang memiliki kebebasan cenderung lebih leluasa mengekpresikan semua
potensi geraknya, sehingga memiliki kemampuan gerak yang lebih tinggi. Makin
luas pola gerak yang dimiliki seseorang maka makin berpotensi untuk menguasai
keterampilan gerak.
Kemampuan gerak seseorang mempunyai
implikasi terhadap hasil pembelajaran. Anak yang memiliki kemampuan gerak
tinggi cenderung tanpa diperintah saja keinginan gerak sudah tinggi lebih
ditambah media bermain. Anak yang memiliki kemampuan gerak rendah, cenderung
malas bergerak oleh karena diperlukan bimbingan dan tugas. Mereka akan bergerak
apabila ada intruksi dan atau dapat melaksanakan tugas. Model pembelajaran
pendekatan latihan biasanya banyak memberikan penjelasan, arahan, bimbingan dan
perintah yang mungkin menimbulkan kejemuan anak.
C. Keterampilan Teknik Dasar Bermain
Bolavoli
Permainan
bolavoli merupakan permainan dengan memukul bola secara serentak atau langsung,
artinya bola divoli sebelum jatuh ke tanah/lantai, dengan memainkan atau
memantulkan bola sebanyak-banyaknya tiga kali dan tidak dibenarkan setiap
pemain memainkan bola di udara sebanyak dua kali berturut-turut. Permainan ini
dimainkan dua regu, masing-masing regu terdiri atas enam pemain. Dimana setiap
pemain berusaha untuk memvoli setiap bola yang datang, baik dengan jari-jari
tengah maupun dengan satu tangan atau kedua belah tangan, dengan tujuan
menyelamatkan bola di lapangan sendiri dan menyerang ke lapangan lawan.
Teknik
dasar merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam keterampilan
bermain bolavoli, dengan teknik yang baik dan benar akan berdampak pada
produktifitas dan efektifitas dalam permainan bolavoli. Dalam bahasa
sederhananya untuk dapat bermain bolavoli dengan baik dan benar seorang pemain
harus dapat menguasai teknik permainan bolavoli dengan terampil. Teknik-teknik
dasar dalam permainan bolavoli menurut Kleinman dan Dieter (1986:9)
mengemukakan, “ teknik dasar bolavoli adalah service, passing, smash dan block”. Kemudian Beuteistahi (1986:9),
menjelaskan teknik-teknik dasar permainan bolavoli meliputi : (1) servis; 92)
pass bawah; (3) pass atas; (4) smas; (5) blok; (6) pertahanan. Sementara
Druwachter (1990:82) mengemukakan, “tahap awal permainan bolavoli sudah memadai
apabila pemain telah menguasai teknik dasar yang terdiri dari service dan passing.
0 Komentar