Terbaru

6/recent/ticker-posts

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MINIATUR “TEMPAT UMUM” DENGAN PENDEKATAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II SD NEGERI 03 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MINIATUR “TEMPAT UMUM” DENGAN PENDEKATAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II SD NEGERI 03   SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN



  1. PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah
Adalah harapan dan cita-cita pada orang tua untuk dapat mengembangkan anak semaksimal mungkin, agar anak mampu dan berhasil dalam memenuhi tugas-tugas yang berlaku umum untuk setiap umur atau fase perkembangan yang akan sedang dilalui anak. Pada usia anak 6-10 tahun anak masih senang untuk bermain, belum bisa berpikir terkotak-kotak, melainkan masih menjadi satu keutuhan (holistik).
Anak tersebut biasanya duduk di bangku kelas I, II, dan III Sekolah Dasar, pada usia ini perkembangan IQ, EQ, dan SQ berkembang luar biasa yang melihat segala sesuatu secara utuh.Dalam proses pembelajaran siswa hanya memandang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang berhubungan dengan mata pelajaran itu sebagai satu keutuhan (holistik). Siswa akan mengalami kesulitan apabila belajar dengan berpikir secara terkotak-kotak karena tidak sesuai dengan perkembangan daya pikirnya.
Dalam mengimpletasikan pembelajaran tematik di kelas satu, dua dan tiga SD perlu adanya media yang tepat. Guru sebagai pendidik harus mampu menciptakan media tersebut agar pembelajaran menjadi bermakna yang disertai dengan permainan. Dalam belajar siswa sebaiknya “mengalami” bukan “menghafal”. Dengan demikian belajar merupakan pemaknaan pengetahuan dan mengajar diartikan sebagai kegiatan atau proses menggali makna. Guru dapat membantu proses ini dengan cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa untuk menemukan ide-idenya sendiri.

  1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan , maka dalam penelitian akan dibatasi pada penggunaan media pembelajaran miniatur ”Tempat Umum” dengan pendekatan tematik. Guna menghilangkan keabstrakan pada siswa kelas II SD Negeri 03 Suruh, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, tahun pelajaran 2009/2010 yang pelaksanaannya pada semester II. Selain itu penelitian juga akan membahas tentang kondisi awal prestasi belajar siswa dan peningkatan prestasi belajar siswa setelah digunakan media pembelajaran miniatur ”Tempat Umum”

  1. Perumusan Masalah
Selaras dengan penjabaran latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan
  1. Apakah penggunaan media pembelajaran miniatur ”Tempat Umum” dengan pendekatan tematik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri 03 Suruh, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2009/2010?
  2. Bagaimanakah implementasi pendekatan tematik dengan media pembelajaran miniatur ”Tempat Umum” agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri 03 suruh, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2009/2010?

  1. Tujuan Penelitian
Selaras dengan permasalahan yang dimunculkan, maka tujuan penelitian tindakan untuk mendeskripsikan :
a. Penggunaan media pembelajaran miniatur ”Tempat Umum” dengan pendekatan tematik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri 03 Suruh, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2009/2010.
b. Implementasi pendekatan tematik dengan media pembelajaran miniatur ”Tempat Umum” agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri 03 suruh, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2009/2010.
Secara umum tujuan penulisan makalah ini adalah :
a. Menerapkan pola pembelajaran di kelas awal Sekolah Dasar khususnya kelas II dengan menggunakan pendekatan tematik yang disertai dengan kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
b. Memberikan inovasi baru terhadap model pembelajaran pada siswa kelas awal Sekolah Dasar.
c. Memberikan pemahaman kepada guru tentang pembelajaran tematik yang sesuai dengan perkembangan peserta didik kelas awal Sekolah Dasar.
d. Menambah pengayaan guru terhadap berbagai media pembelajaran inovatif.
e. Memberikan nuansa baru pada Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah.
f. Menjadikan pembelajaran lebih bermakna (dari Teaching ke Learning).
g. Membuat siswa merasa lebih senang karena tidak ada tekanan dalam berpikir (tidak terkotak-kotak).
h. Mengembangkan hasil belajar sesuai dengan bakat dan minat siswa.

  1. Manfaat Penelitian
Makalah ini secara teoretis diharapkan dapat bermanfaat untuk:
  1. Melengkapi teori-teori dalam pembelajaran tematik pada siswa kelas awal Sekolah Dasar.
  2. Dipakai guru sebagai konseptual pemahaman materi dalam pembelajaran pada siswa kelas awal Sekolah Dasar.
  3. Dipakai guru sebagai landasan dalam pelaksanaan penilaian secara analitik dalam proses maupun hasil.
Secara praktis makalah ini dapat dimanfaatkan :
  1. Memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa.
  2. Mengembangkan berbagai kompetensi dalam satu tema. Memberikan kontribusi kepada dunia pendidikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
  3. Memenuhi tuntutan perkembangan dunia pendidikan dengan paradigma baru.
  4. Memberikan gambaran yang jelas dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di luar maupun di dalam kelas.
  5. Memberikan kontribusi kepada dunia pendidikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.





  1. KAJIAN TEORI

  1. Hakikat Media Pembelajaran
Keberhasilan guru dalam melaksanaan kegiatan belajar mengajar merupakan cita-cita yang harus diwujudkan. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru dalam pembelajaran. Guru dan siswa bersama-sama berinteraktif sehingga dalam kegiatan pembelajaran tampak hidup karena antara siswa dan guru ada komunikasi yang baik.
Salah satu faktor keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran adalah persiapan perangkat pembelajaran, diantaranya mencakup ; mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar, menyusun silabus dan dijabarkan menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang di dalamnya sudah mencakup urutan pelaksanaan dari apersepsi sampai pada penilaian.
Menurut KBBI (2001:726) Media adalah alat. Sehingga media pembelajaran adalah alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran dibutuhkan alat yang menarik agar siswa merasa senang. Apalagi bagi siswa kelas II yang masih senang dengan dunia bermain, maka dalam kegiatan belajar mengajar juga harus dikemas seperti anak yang sedang bermain.
Bakat dan minat setiap anak berbeda, maka seorang guru harus mampu mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa secara maksimal. Sehingga dalam kegiatan belajar mengajar lebih menekankan proses dari pada hasil. Pada saat proses pembelajaran inilah digunakan alat agar materi yang akan disampaikan lebih mengena. Materi yang akan diberikan dalam penelitian ini adalah tempat umum. Maka alat/media yang digunakan pada kegiatan belajar mengajar adalah miniatur tempat umum. Mini artinya kecil, maka dalam miniatur akan mencakup beberapa tempat umum.
Miniatur “Tempat Umum” menjadi pilihan dari peneliti karena banyak tempat umum di sekitar kita yang belum dikunjungi oleh siswa yang masih duduk di kelas II Sekolah Dasar. Maka, dengan dibuatnya miniatur “Tempat Umum” diharapkan dapat membantu siswa menghilangkan keabstrakan. Selama ini siswa belum pernah ke Bank atau kantor Pos. Dengan miniatur, maka siswa dapat mengamati bank, kantor pos, kebun binatang, pasar, dan lain-lain di miniatur tersebut.

  1. Pendekatan Tematik
Pendekatan tematik adalah hal yang berkaitan dengan pembelajaran yang mengacu kepada model. Model yang dimaksud di sini adalah model pembelajaran tematik. Pembelaaran tematik merupakan kegiatan yang dilaksanakan siswa dan guru pada kelas rendah, yakni kelas I, II, dan III Sekolah Dasar. Siswa yang duduk di kelas I, II, dan III biasanya berkisar antara usia 7 s.d 10 tahun. Anak-anak pada usia ini belum bisa berpikir secara terkotak-kotak. Mereka masih melihat sesuatu yang dilakukan merupakan satu kesatuan (holistik).
Pembelajaran tematik adalah suatu pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk menggaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa. Atau dapat dikatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengaitkan berbagai mata pelajaran sehingga dapat mencerminkan dunia nyata di sekeliling dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak (Tim Pengembang PGSD, 1997 : 6).
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman bermakna karena peserta didik hanya memusatkan pada tema tertentu sehingga pengetahuan dan keterampilan peserta didik dapat berkembang secara simultan. Pemahamana terhadap materi juga lebih mendalam dan berkesan karena hanya menampilkan tema saja. Tema berarti pokok pikiran (KBBI, 2001 : 1164).
Dalam Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan seperti dikemukakan John Dewey dengan konsep Learning by Doing nya. Oleh karena itu guru perlu merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Sehingga siswa secara aktif akan mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan autentik. Dengan demikian tema yang menjadi pengendali dalam kegiatan belajar mengajar.Adapun mata pelajaran yang dipadukan adalah PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan Seni Budaya dan Keterampilan.
Seperti dikutip dari makalah dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah ( 2008 ) Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Pembelajaran tematik sebagai pendekatan hanya digunakan untuk kelas I, II, dan III (kelas rendah), karena pada umumnya mereka melihat segala sesuatu sebagai suatu kebutuhan (holistik) perkembangan fisiknya tidak pernah bisa dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional.
Berdasarkan beberapa kutipan tentang pembelajaran tematik, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan dengan memadukan beberapa mata pelajaran menjadi satu, sebagai pengait dalam kegiatan pembelajaran adalah tema. Tema disesuaikan dengan situasi dan kondisi wilayahnya masing-masing. Adapun ciri dari pembelajaran tematik adalah berpusat pada siswa, bergulirnya mata pelajaran yang satu ke pelajaran lainnya tidak terasa.
Strategi dalam pembelajaran tematik lebih mengutamakan kegiatan belajar siswa yang bersahabat, menyenangkan, tetapi tetap memiliki arti bagi siswa (bermakna). Dalam menanamkan konsep atau pengetahuan dan keterampilan siswa tidak harus didrill, tetapi ia bel;ajar dengan pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah dipahami. Bentuk pembelajarannya terpadu sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa.
Pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari bakat dan minat siswa yang berangkat dari tema tertentu sehingga siswa mudah memusatkannya, dengan demikian pemahaman siswa terhadap materi lebih mendalam karena mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama. Tema yang disajikan dalam pembelajaran tematik dipilih yang terdekat dengan siswa, karena kompetensi berbahasa dikaitkan dengan pengalaman pribadi menjadi. Tetapi bukan berarti tema merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai, dalam pelaksanaan tetap mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai dari pada tema.


  1. Kelas Awal Sekolah Dasar
Kelas awal dapat dikatakan sebagai kelas rendah di Sekolah Dasar yaitu siswa yang duduk di kelas I, II dan III. Anak pada kelas awal Sekolah Dasar ini belum bisa berpikir secara terkotak-kotak. Segalanya masih dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh.
Sehingga dalam proses belajar siswa akan memulai dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, diraba dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Dengan memanfaatkan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar lebih bermakna dan bernilai karena siswa berhadapan langsung dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya.
Siswa yang duduk di kelas awal SD ini memiliki masa yang sangat pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Pada saat ini anak diharapkan dapat mempelajari segala macam pengetahuan dan ketrampilan sebagai dasar yang dibutuhkan untuk kehidupan selanjutnya.
Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong agar kompetensi yang dimiliki pada siswa dapat berkembang secara optimal. Kompetensi yang ada pada diri seseorang tentunya tidak akan berkembang tanpa digali. Disinilah peran guru sangat dibutuhkan dengan berbagai cara untuk mengembangkan kompetensi yang ada pada siswa. Perkembangan emosi pada anak usia 6-8 tahun telah diekspresikan raksi terhadap orang lain dan sudah dapat mengontrol emosi, sudah mampu membedakan antara yang benar dan salah.

  1. Kerangka Berpikir
Kegiatan belajar mengajar merupakan proses interaktif antara siswa dan guru. Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar perlu adanya persiapan perangkat pembelajaran. Tujuannya agar dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar lancar dan tujuan yang hendak dicapai dapat tertwujud. Penyusunan perangkat pembelajaran meliputi silabus dan RPP termasuk di dalam media pembelajaran. Tema yang akan disajikan dalam kegiatan belajar mengajar adalah ”Tempat Umum”, maka untuk menghilangkan keabstrakan pada siswa tentang tempat umum dibuat media miniatur ”Tempat Umum”.
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran adalah pendekatan tematik, yaitu dengan memadukan beberapa mata pelajaran (PKn, Bahasa Indonesia, matematika, IPA, dan IPS) dalam satu wadah yang berangkat dari tema ”Tempat Umum”. Kegiatan belajar mengajar dengan memadukan beberapa mata pelajaran dinamakan pembelajaran tematik yang digunakan untuk kelas I, II, dan III Sekolah Dasar.
Siswa kelas awal sekolah dasar yakni kelas I, II dan III belum bisa berpikir secara terkotak-kotak. Mereka masih memandang segala sesuatu merupakan kesatuan yang utuh (holistik). Bakat dan minat dalam diri siswa harus digali supaya dapat berkembang secara optimal. Perkembangan fisik telah mencapai kematangan dan sudah dapat mengendalikan emosinya.
Selaras dengan perkembangan tersebut di atas, maka dalam pembelajaran perlu adanya pendekatan yang tepat. Pendekatan yang dimaksud adalah dengan model pembelajaran tematik, karena dalam pembelajaran tematik akan mengaitkan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya “tema” sebagai pemadunya dengan konteks tema yang jelas siswa akan mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran, karena siswa hanya memusatkan pada tema tertentu saja.
Dengan pembelajaran tematik diharapkan dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa sehingga apa yang diperoleh dapat bertahan lama, karena anak mengalami secara langsung dengan lingkungan sekitar. Karena siswa belajar dengan melakukan maka dapat menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan autentik. Selain itu pembelajaran menjadi bermakna karena berkesan dan menyenangkan. Hal tersebut dapat digambarkan dengan diagram di bawah ini.







Anak kelas awal SD
Pembelajaran Tematik
Hasil
(Pembelajaran Bermakna)
Miniatur
Tempat Umum”


skema : Kerangka Berpikir


  1. METODOLOGI PENELITIAN
  1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas II SD Negeri 03 Suruh, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2010/2010 yang berjumlah 41 siswa terdiri dari 18 siswa perempuan dan 23 siswa laki-laki.

  1. Sumber Data
Data yang akan dikumpulkan berupa informasi tentang penggunaan media pembelajaran miniatur “Tempat Umum” di Sekolah Dasar, motivasi siswa terhadap pembelajaran tematik, kemampuan guru dalam menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta pelaksanaan pembejaran tematik di dalam kelas. Data ini dikumpulkan dari:
        1. Informasi atau narasumber antara lain siswa kelas II SD Negeri 03 Suruh Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar .
        2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran tematik dengan menggunakan media pembelajaran miniatur “Tempat Umum”.
        3. Dokumen antara lain berupa Kurikulum SD Negeri 03 Suruh, Silabus, RPP, Jurnal Harian, Hasil Ulangan dan Buku Penilaian.



  1. Analisis Data
Data-data yang telah dikumpulkan perlu adanya analisis agar kredibilitas penelitian dapat terukur. Data penelitian ini menggunakan analisis rata-rata hitung. Nilai-nilai data kuantitatif dinyatakan dengan x1, x2, x3, ..., xn. n adalah buah nilai yang menyatakan ukuran sampel, yakni data yang diteliti dalam sampel. Sedangkan N dipakai untuk menyatakan ukuran populasi, yakni banyak anggota populasi (Sudjana, 1996 ; 66).
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 03 Suruh kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar semester II tahun pelajaran 2009/2010, mengingat jumlah siswa kelas II SDN 03 Suruh , maka penentuan sampel menggunakan sampling yakni semua populasi dijadikan sampel sejumlah 41 siswa.
Analisis yang digunakan adalah rata-rata hitung, untuk data kuantitatif yang terdapat dalam sampel dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data oleh banyak data. Parameter untuk menyatakan rata-rata digunakan rumus :






: Nilai rata-rata

: Jumlah semua harga x
n : Jumlah sampel

  1. Indikator Kinerja
Penelitian akan lebih terarah dalam memecahkan masalah yang dirumuskan, maka kinerja yang akan dilaksanakan perlu difokuskan secara mantap. Dalam penelitian ini fokus kinerja pada penggunaan media pembelajaran miniatur “Tempat Umum” dan pendekatan tematik. Maka indikator kinerja yang diharapkan adalah “
        1. Menghilangkan keabstrakan pada siswa tentang tempat umum.
        2. Menggunakan media pembelajaran miniatur “Tempat Umum”.
        3. Mengimplementasikan pendekatan tematik dalam kegiatan pembelajaran.
        4. Meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas II khususnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan matematika (Calistung).
        5. Meningkatnya nilai mata pelajaran matematika yang diperoleh siswa dari 68.90 menjadi 76.97
        6. Meningkatnya nilai mata pelajaran bahasa Indonesia yang diperoleh siswa dari 67.73 menjadi 74.04

  1. Prosedur Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan maka prosedur dimaksudkan dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan miniatur “Tempat Umum”,
pendekatan untuk pelaksanakan pembelajaran tematik adalah dengan Penelitian Tindakan Kelas (Class Room Action Research). Penelitian ini akan mengkaji pembelajaran di dalam kelas. Penelitian dilakukan sendiri oleh guru agar dapat meningkatkan pemahaman dalam memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan kepercayaan diri untuk membuat perubahan yang signifikan (Johnson, 1992 : 212-213).
Kegiatan penelitian dilalui tahap-tahap sebagai berikut: (1) persiapan, (2) pengenalan awal terhadap pelaksanaan pembelajaran tematik pada siswa kelas II Sekolah Dasar, (3) penyusunan tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) pengamatan dan evaluasi, dan (6) refleksi.










  1. HASIL PENELITIAN
1. DeskripsKondisi Awal
Dalam pembelajaran tematik banyak hal yang harus dipersiapkan, antara lain : Penyusunan program pembelajaran yang diawali dengan ;
  1. Menjabarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator.
  2. Menyusun silabus
  3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
  4. Membuat media pembelajaran
  5. Menentukan Tema
Tema dalam penelitian ini sudah ditentukan yaitu “Tempat Umum”. Pilihan tema biasanya dipilihkan yang dekat dengan siswa. Banyak tempat umum di sekitar kita, namun siswa kurang pemahamannya tentang tempat umum tersebut. Tempat umum yang ada di sekitar kita, misalnya ; pasar, bank, warnet, dan sebagainya. Agar siswa mengenal wilayahnya, maka dalam penelitian ini dipilih tema “Tempat Umum”.
Dalam pembelajaran tematik, tema memiliki peranan penting sebagai pemersatu beberapa mata pelajaran. Pada tema “Tempat Umum” mata pelajaran yang akan dipadukan adalah PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS. Kelima mata pelajaran tersebut akan dikemas menjadi satu tema, yaitu “Tempat Umum”.
SD Negeri 03 Suruh, yang lokasinya berada di Dusun Kebonagung, Desa Suruh, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar. SD Negeri 03 Suruh lokasinya di wilayah pedesaan, tepatnya di tengah-tengah kota kecamatan Tasikmadu. Penduduk di sekitar SD Negeri 03 Suruh termasuk pada kategori yang padat dan kondisi ekonominya cenderung pada ekonomi menengah ke bawah karena sebagian besar mata pencahariannya penduduknya kebanyakan buruh dan karyawan pabrik.
Orang tua siswa sebagian besar menaruh harapan pada sekolah untuk keberhasilan putra-putrinya. Karyawan pabrik biasanya masuk kerja dengan di seep. Sehingga pengawasan anak setelah pulang sekolah sangat kurang. Maka sekolah yang menjadi tumpuan utama untuk kemajuan juga belum anak-anak mereka. Kesadaran anak untuk belajar juga masih kurang. Hal ini terlihat apabila diberikan tambahan jam pelajaran pada sore hari, hanya sepertiga anak saja yang hadir. Dalam kondisi yang seperti ini orang tua juga kurang peduli.
Maka dengan penelitian ini diharapkan siswa benar-benar dapat memahami tempat-tempat yang ada disekitarnya dan mengenal situasi dan kondisinya. Karena, tempat umum seperti pasar, bank, warnet 7jy32itu ada di sekitar kita dan harus diketahui oleh siswa. Selain memahami siswa diharapkan mengetahui aktivitas tempat umum yang berada di sekitarnya.
Penelitian dilaksanakan pada awal semester II tahun pelajaran 2009/2010. Tepatnya pada tanggal 5 Januari 2010 dan berakhir pada tanggal 14 Maret 2010. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah : Siswa kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 03 Suruh yang berjumlah 42 siswa. Dalam pembelajaran ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bersifat kolaboratif antara siswa, guru, dan orangtua yang dilibatkan dalam membantu dalam pengisian angket yang diberikan guru. Guru yang melaksanakan penelitian adalah Parjiati yang selanjutnya disebut (PA) adapun siswa sebagai subjek penelitian diwakili oleh Risqi (Rq) dan Linda (Ld).

Penelitian diawali dengan menyusun perangkat pembelajaran, perangkat pembelajaran yang disiapkan meliputi; penetapan jaringan tema untuk melihat keterkaitan antara tema, standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Dari jaringan tema ini akan terlihat kedalaman materi sehingga bisa menyesuaikan alokasi waktu yang sudah ditentukan.Dilanjutkan dengan penyusunan Silabus, Komponen Silabus terdiri dari Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Pengalaman Belajar, Alat/Sumber dan Penilaian. Alat yang digunakan dalam pembelajaran tema “Tempat Umum” adalah “miniatur”.
Langkah terakhir dalam tahap perencanaan adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dengan menyusun rencana pembelajaran guru dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara runtut sehingga tidak ada materi yang tercecer dan kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah model dari Kurt Lewin yang menunjuk 4 komponen pokok yakni; (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing) dan (4) refleksi (reflecting). Keempat komponen tersebut dapat dipandang sebagai satu siklus yang digambarkan sebagai berikut :


Planning
Observing
Acting
Reflecting







Gambar 1. Model Dasar Penelitian Tindakan Kelas Kurt Lewin (dalam Mc. Niff, 1992 : 2)

Apabila dalam satu siklus belum mencapai hasil tuntas yang artinya kompetensi dasar belum tercapai, maka dilanjutkan ke siklus berikutnya dengan tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Demikian seterusnya sampai tujuan pembelajaran dapat dicapai yang ditunjukkan dengan rata-rata kelas hasil evaluasi siswa minimal sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, setiap satu kali pertemuan (2 jam pelajaran) terdiri dari 3 kegiatan yang harus dilaksanakan yaitu kegiatan awal/ pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan awal kurang lebih 10 menit, kegiatan inti 40 menit, untuk kegiatan akhir yaitu penutup + 20 menit

2. Pembahasan Tiap dan Antar Siklus

Siklus pertama siswa sudah mampu menuliskan tempat umum yang ada pada miniatur. Siswa disuruh mengamati miniatur dan menuliskan nama tempat umum tersebut. Siswa mampu menjelaskan manfaat dari beberapa tempat umum yang ada dalam miniatur.
Penilaian yang digunakan dalam pembelajaran tematik pada tema “Tempat Umum” dengan menggunakan alat penilaian tes tertulis untuk mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia (terlampir). Dalam pembelajaran Matematika diberikan soal uraian dengan jumlah soal 5 butir, sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia diberikan 1 soal uraian.
Berkaitan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk membuat puisi, berikut model penilaian yang digunakan :
Tabel 1. Pedoman Penilaian Membuat Puisi
No
Nama
Skor unsur yang dinilai
Hasil akhir
Isi
Kesesuaian tema
Tata Bahasa (Ide)
Tulisan

40
30
20
10

1.






2.






3.






4.






5.







Sedangkan untuk mata pelajaran Matematika dengan menggunakan penilaian :
a. Bila jawaban betul dengan menggunakan cara betul, maka setiap butir soal diberi nilai 20.
b. Bila jawaban akhir betul tanpa menggunakan cara, maka setiap butir soal diberi nilai 10.
c. Bila jawaban akhir salah cara digunakan betul, maka setiap butir soal diberi nilai 10.

3. Hasil Penelitian
Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur kedalaman materi dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai atau belum. Pelaksanaan evaluasi melalui siklus yang telah ditentukan. Pada siklus pertama tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan belum dapat tercapai, maka penelitian perlu dilanjutnkan pada siklus kedua. Nilai Evaluasi ang dimaksud sebagai berikut :
Nilai Hasil Evaluasi Siswa Kelas II
Bahasa Indonesia dan Matematika


No.

N a m a
Nilai Perolehan Siswa
Bahasa Indonesia
Matematika
Siklus I
Siklus II
Siklus I
Siklus II
1
Imam Yuli
54
73
50
50
2
Syahrul
55
73
45
50
3
Ariyani Kusuma Ratna
58
70
50
60
4
Dwi Suryanto
55
70
50
60
5
Ivan Rizky Fernando
54
73
50
50
6
Tyfo Gigih Sedyo Utomo
72
78
70
70
7
Rahmat Bayu p
72
77
80
80
8
Andhy Agus Prabowo
73
73
70
80
9
Agung Prabowo
74
85
90
90
10
Amir Eko Apriyanto
81
90
80
100
11
Anna Safitri
73
83
80
90
12
Aprilani Wijayanti
73
77
80
80
13
Brian Zuhrut Purba K
60
70
50
60
14
Eghix Tama Nugroho
70
77
80
80
15
Fransisca Damayanti
73
87
90
80
16
Fresti Pola Sari
78
88
80
100
17
Joko Purnomo
60
73
80
80
18
Kartika Indah Pratiwi
74
86
80
80
19
Linda Puspita Dewi
66
77
75
70
20
Manhfud Ludfi
73
74
50
70
21
Novita Nur Choiriyah
73
78
75
80
22
Nurjanah Indah Febrian
55
73
70
70
23
Putri Mardani
73
85
80
80
24
Ragil Pamungkas
71
90
80
70
25
Rico Nur Rochim
78
84
70
80
26
Ricky Nur Rohcman
73
82
80
90
27
Risma khusnul Qotimah
80
88
80
90
28
Santi Dwi Rahayu
77
83
80
80
29
Taufik Dwi Kurniawan
73
84
70
80
30
Tri Wiji Lestari
55
72
50
70
31
Umi Munawaroh
61
71
50
60
32
Vira Listiyani
81
85
70
90
33
Wahyu Amalia Putri
75
75
70
80
34
Wahyu Kuncara Jati
78
78
70
80
35
Dian Safitri
76
77
70
80
36
Putra Zulfikar JH
69
68
60
60
37
Muhammad Ilham
72
73
70
80
38
Dita Febri Nurani
70
70
70
80
39
Dendy Hermawan P
64
65
50
50
40
Krisna Bayu Giri P
62
65
50
60
41
Putri Karunia Sari
68
68
50
60
42
Dedi Tri Surya
62
65
50
60













Rata-Rata
68.90
76.97
67.73
74.04







Setelah melihat hasil pelaksanaan evaluasi pada siswa kelas II SDN 03 Suruh, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika pada siklus pertama dan kedua maka dapat dianalisis sebagai berikut :
Berdasarkan hasil rata-rata yang dicapai siswa kelas II SDN 03 Suruh, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar pada siklus pertama dan siklus kedua ada peningkatan yang signifikan.
  • Nilai rata-rata kelas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siklus pertama 68.90 yang artinya pembelajaran belum berhasil, karena rata-rata nilai yang dicapai belum masih di bawah nilai KKM dan . tujuan pembelajaran belum berhasil.
  • Nilai rata-rata kelas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siklus kedua 76.97 yang artinya pembelajaran harus dihentikan pada siklus kedua, karena nilai rata-rata yang diapai di atas KKM yang ditentukan yaitu 73. Tujuan pembelajaran yang diharapkan sudah tercapai.
  • Nilai rata-rata pada mata pelajaran Matematika siklus pertama 67.73 yang artinya pembelajaran dilanjutkan pada siklus kedua. Tujuan pembelajaran yang diharapkan belum tercapai.
  • Nilai rata-rata kelas pada mata pelajaran Matematika siklus kedua 74.04 yang artinya pembelajaran sudah melebihi KKM yang ditentukan yaitu 70, maka penelitian dihentikan pada siklus kedua. Tujuan pembelajaran yang diharapkan sudah tercapai.
Dari hasil analisis nilai yang dicapai siswa dalam pembelajaran tematik dengan menggunakan media pembelajaran “Miniatur Tempat Umum” dan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat mencapai hasil yang memuaskan karena ada peningkatan yang signifikan. Maka dari itu penggunaan pembelajaran miniatur “Membuat pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan”.





  1. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dapat kemukakan kesimpulan sebagai berikut:
  1. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada jenjang pendidikan dasar, pemerintah sudah memberikan kewenangan penuh untuk menyusun kurikulum. Kepmendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran (standar isi) sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran perlu dicermati dan dijabarkan untuk menyusun silabus dan RPP. Dengan media pembelajaran tempat umum, maka pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
  2. Solusi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Sekolah Dasar khususnya pada kelas awal dengan menggunakan pendekatan tematik. Karena dengan pendekatan tematik pemikiran siswa tidak terkotak-kotak. Siswa kelas awal Sekolah Dasar cara berpikirnya masih secara holistik, pendekatan tematik mampu mengemas dan mengaitkan beberapa mata pelajaran secara utuh dengan tema sebagai pemadunya.
  3. Banyak media yang dapat digunakan dalam pembelajaran tematik, tetapi dengan menggunakan “media pembelajaran miniatur” siswa kelas II SDN 03 Suruh dapat mencapai ketuntasan belajar pada siklus kedua. Adapun hasil yang dicapai untuk rata-rata kelas mata pelajaran Bahasa Indonesia 82,22 dan mata pelajaran Matematika nilai rata-rata yang dicapai 82,59. Selain belajar menyenangkan siswa juga dapat belajar sambil mengamati dan bermain. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan media yang tepat akan meningkatkan dan mengembangkan kreatifitas siswa.


2. Implikasi

Berdasarkan temuan dan hasil penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran tematik pada siswa kelas II Sekolah Dasar dapat diimplikasikan sebagai berikut :
    1. Siswa kelas awal Sekolah Dasar adalah siswa kelas I, II, dan III Sekolah Dasar, belum bisa berpikir secara terkotak-kotak melainkan masih berpikir secara utuh (holistik).
    2. Model pembelajaran tematik sangat sesuai diterapkan pada siswa kelas awal Sekolah Dasar karena pembelajaran tematik memadukan beberapa mata pelajaran dengan menggunakan tema sebagai pemadunya. Hal ini sangat sesuai dengan perkembangan psikologis siswa.

3. Saran- Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas diajukan saran sebagai berikut:
  1. Bagi Guru khususnya guru kelas awal di Sekolah Dasar yaitu kelas I, II dan III untuk memperluas pengetahuan dan pemahamannya tentang pembelajaran tematik selanjutnya untuk diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar.
  2. Guru diharapkan mampu memotivasi siswa dan mengkondisikan kelas dalam pembelajaran khususnya di kelas awal dengan pembelajaran yang bermakna dan selalu memberikan kesempatan siswa untuk belajar sambil melakukan (learning by doing).
  3. Lembaga pembinaan Pendidikan Dasar diharapkan dapat memberikan umpan balik dan ditindaklanjuti oleh lembaga-lembaga terkait dalam pemberian dan pengembangan pendidikan dasar khususnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada kelas awal Sekolah Dasar.






DAFTAR PUSTAKA


BSNP. 2006. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta
Depdikbud. 1997. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud
Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
________. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kelas II SD dan MI. Jakarta : Ditjen Dikti
Elida Prayitno. 1992 – 1993. Psikologi Perkembangan. Jakarta. Depdikbud : Ditjen Dikti
Gagne, Robert. M. 1997. Essensial of Learning for Intructio. New York : Nolt, Rinchart and Winston
Goleman, Daniel. 1997. Emotional Intelligency. New York : Bantam Books
Johnson, Donnam. 1992. Approachs to Research in Second Language Learning. New York : Longman.
Muhammad Ali. 1984. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Angkasa
Nana Sudjana. 1990. Penelitian Hasil Belajar. Bandung : Rosda Karya
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung : Bina Karya
Tim Pengembang PGSD. 1996 – 1997. Pembelajaran Terpadu DII PGSD dan S2 Pendidikan Dasar. Jakarta : Proyek Pengembang Pendidikan Guru SD
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : BP Cipta Jaya
Yeti Mulyati. 1998. Pembelajaran di Kelas Rendah. Jakarta : Universitas Terbuka






Posting Komentar

0 Komentar