ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan motivasi dan hasil belajar membaca puisi melalui model pembelajaran
Contekstual Teaching Learning pada siswa kelas V SD Negeri Weru 03 semester I
tahun pelajaran 2010/2011.
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Oktober 2010 sampai dengan bulan Desember 2010. Subjek dalam penelitian
adalah motivasi dan hasil belajar membaca
puisi pada siswa kelas V SD Negeri Weru 03 semester I tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 16 siswa yaitu 7 laki-laki dan 9 perempuan.
Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4
tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Analisis
data, data kualitatif hasil pengamatan motivasi belajar dianalisis menggunakan analisis
diskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dengan siklus II, sedangkan
data yang berupa angka (data kuantitatif) dari hasil belajar siswa dianalisis
menggunakan deskriftif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal,
nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II, kemudian direfleksi.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa melalui model pembelajaran Contekstual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan motivasi
dan hasil belajar membaca puisi pada siswa Kelas V SD Negeri Weru 03 Semester I
tahun pelajaran 2010/2011. Motivasi belajar membaca puisi dari siklus I ke siklus II terdapat
peningkatan: aspek tanggung jawab (nilai rata-rata meningkat 0,9;
persentase naik 17,5%; dari kategori sedang menjadi tinggi), aspek tekun (nilai
rata-rata naik 0,8; prosentase naik 17,5%; dari kategori sedang menjadi tinggi);
aspek tidak mudah menyerah (nilai rata-rata, meningkat 0,5; persentase naik
10,0%; dari kategori sedang menjadi tinggi), aspek memiliki sejumlah usaha (nilai
rata-rata naik 0,2; prosentase naik 3,8%; masih dalam kategori sedang); aspek waktu
penyelesaian tugas (nilai rata-rata, meningkat 0,7; persentase naik 13,8%; dari
kategori sedang menjadi tinggi) dan menetapkan tujuan yang realistis (nilai
rata-rata meningkat 0,9; persentase naik 18,8%; dari kategori sedang menjadi tinggi)
Hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan, yaitu
dari 3 siswa (19%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 16 siswa (100%). Terjadi
peningkatan sebanyak 13 siswa (81%) dan nilai rata-rata kelas dari 60,0 menjadi
79,4, meningkat sebesar 19,4.
Kata Kunci : Motivasi dan Hasil Belajar Membaca Puisi,
Model
Pembelajaran Contekstual Teaching
Learning (CTL)
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan
untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan
apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (Depdiknas, 2006:87). Empat kemampuan yang
harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah membaca,
menulis, menyimak dan berbicara. Dalam kemampuan membaca, siswa kelas V SD
diharuskan memiliki kompetensi untuk mampu membaca puisi dengan lafal dan
intonasi yang tepat. Hal ini dikarenakan pusi merupakan salah satu karya sastra
yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna yang lahir sebagai karya dari
seorang putra bangsa. Puisi dapat pula dijadikan sebagai tolak ukur tingkat
peradaban suatu bangsa. Pembelajaran membaca puisi adalah bagian dari
pembelajaran apresiasi sastra. Pembelajaran apresiasi sastra merupakan proses
antara guru dan siswa, yang menjadikan proses pengenalan, pemahaman dan
penghayatan. Pada akhirnya dalam menikmati karya sastra akan mampu menerapkan
di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran sastra khususnya puisi dalam
kegiatan belajar belum diupayakan secara maksimal, karena sebenarnya
pembelajaran puisi merupakan kegiatan pementasan karya seni yang memerlukan
kemampuan khusus.
Namun pembelajaran puisi dengan pelafalan
dan intonasi yang tepat sering mengalami kendala. Kendala tersebut antara
lain: 1) pengaruh dialek bahasa lokal, 2) kurang adanya percaya diri dan 3)
minimnya contoh pembacaan puisi yang benar. Guru bahasa Indonesia sendiri belum
tentu memiliki kemampuan membaca puisi yang baik dan benar.
Kuatnya pengaruh dialek bahasa lokal,
menjadikan pembacaan puisi sebagai bahan tertawaan karena terdengar lucu.
Kurangnya rasa percaya diri menyebabkan siswa malu untuk maju ke depan kelas
dan merasa terpaksa. Minimnya contoh membaca puisi dengan lafal dan intonasi
yang tepat membuat siswa tidak memiliki acuan atau gambaran tentang membaca
puisi yang tepat. Kendala-kendala di atas menyebabkan siswa belum dapat membaca
puisi dengan baik dan benar sesuai kompetensi dasar yang ditentukan. Salah satu
usaha yang dilakukan guru sebagai
peneliti untuk meningkatkan kemampuan membaca puisi
siswa kelas V SD Negeri Weru 03 adalah menerapkan model pembelajaran kontekstual atau Contekstual
Teaching Learning (CTL). Nurhadi (2003:13) menyatakan bahwa pembelajaran
kontekstual (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dan
usaha siswa mengkonstruksi sendini pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia
belajar. Pembelajaran berbasis CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran
produktif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat
belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya
(Authentic Assessment). Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan jawaban
bagaimana cara meningkatkan motivasi
dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Weru 03 dalam
membaca puisi dengan pelafalan dan intonasi yang tepat dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia melalui penerapan strategi pembelajaran kontekstual (CTL).
Dengan penerapan CTL diharapkan timbul semangat dan kepercayaan diri siswa
sehingga dapat menghayati dan membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang baik
dan benar.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan penelitian: Apakah melalui
penggunaan model pembelajaran Contekstual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan motivasi
dan hasil belajar pada siswa Kelas V SD Negeri Weru 03 Semester I tahun
pelajaran 2010/2011?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian
tindakan kelas ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan motivasi
dan hasil belajar membaca puisi melalui penggunaan model pembelajaran
Contekstual Teaching Learning (CTL) pada siswa kelas V SD Negeri Weru 03
semester I tahun pelajaran 2010/2011.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini
adalah:
Bagi siswa, Penelitian ini
dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam dalam
membaca puisi. Selain
itu, melalui penggunaan model pembelajaran Contekstual Teaching Learning (CTL)
siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran
Bahasa Indonesia. Menghilangkan anggapan bahwa belajar bahasa itu membosankan.
Bagi Guru, penelitian ini dapat membantu guru memperbaiki pembelajaran mata
pelajaran Bahasa Indonesia, sebagai masukan untuk meningkatkan
minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia dan dapat meningkatkan rasa percaya diri guru dalam proses
pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD.
Bagi Sekolah dan
Pendidikan secara umum penelitian ini
memberikan sumbangan
positif tentang metode pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD, menanggulangi kesulitan pembelajaran Bahasa
Indonesia di kelas V dan menciptakan kerjasama yang kondusif
antara guru sebagai peneliti dengan sekolah untuk kemajuan
sekolah dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
KAJIAN TEORI
Motivasi Belajar
Huitt, W. (2001:45) mengatakan motivasi
adalah suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai
kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang untuk
aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan. Jadi ada tiga kata kunci
tentang pengertian motivasi menurut Huitt, yaitu: 1) kondisi atau status
internal itu mengaktifkan dan memberi arah pada perilaku seseorang; 2)
keinginan yang memberi tenaga dan mengarahkan perilaku seseorang untuk mencapai
suatu tujuan; 3) Tingkat kebutuhan dan keinginan akan berpengaruh terhadap
intensitas perilaku seseorang.
Hakim (2000:26) mengemukakan pengertian
motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan
suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat
ketekunan siswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya motivasi
belajar yang ditimbulkan motif tersebut.
Pengertian motivasi yang lebih lengkap
menurut Danim (2004:2) motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan,
kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong
seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai hasil tertentu sesuai dengan apa
yang dikehendakinya. Motivasi paling tidak memuat tiga unsur esensial, yakni :
(1) faktor pendorong atau pembangkit motif, baik internal maupun eksternal, (2)
tujuan yang ingin dicapai, (3) strategi yang diperlukan oleh individu atau
kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.
Motivasi merupakan suatu proses psikologis
yang mencerminkan sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada
diri seseorang. Motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh
factor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut instrinsik sedangkan
factor di luar diri disebut ekstrinsik. Faktor instrinsik berupa
kepribadian, sikap, pengalaman dan pendidikan, atau berbagai harapan, cita-cita
yang menjangkau ke masa depan. Sedangkan factor ekstrinsik dapat ditimbulkan
oleh berbagai sumber, bisa karena pengaruh pimpinan, kolega atau faktor-faktor
lain yang kompleks.
Berkaitan dengan proses belajar siswa,
motivasi belajar sangatlah diperlukan. Diyakini bahwa hasil belajar akan
meningkat kalau siswa mempunyai motivasi belajar yang kuat. Motivasi belajar
adalah keinginan siswa untuk mengambil bagian di dalam proses pembelajaran
(Linda S. Lumsden: 1994:78).
Siswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas untuk dirinya sendiri karena ingin mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau merasa kebutuhannya terpenuhi. Ada juga Siswa yang termotivasi melaksanakan belajar dalam rangka memperoleh penghargaan atau menghindari hukuman dari luar dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda penghargaan, atau pujian guru (Marx Lepper: 1988:99).
Siswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas untuk dirinya sendiri karena ingin mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau merasa kebutuhannya terpenuhi. Ada juga Siswa yang termotivasi melaksanakan belajar dalam rangka memperoleh penghargaan atau menghindari hukuman dari luar dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda penghargaan, atau pujian guru (Marx Lepper: 1988:99).
Menurut Hermine Marshall Istilah motivasi
belajar mempunyai arti yang sedikit berbeda. Ia menggambarkan bahwa motivasi
belajar adalah kebermaknaan, nilai, dan keuntungan-keuntungan kegiatan belajar
belajar tersebut cukup menarik bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
Pendapat lain motivasi belajar itu ditandai oleh jangka panjang, kualitas
keterlibatan di dalam pelajaran dan kesanggupan untuk melakukan proses belajar
(Carole Ames: 1990:67).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena
didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun
yang datang dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus
menerus dalam rangka mencapai tujuan.
Worrel dan Stillwel (2005:99) mengemukakan beberapa aspek-aspek yang membedakan motivasi belajar tinggi dan rendah, yaitu: a. Tanggung jawab b. Tekun
terhadap tugas, berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas dan tidak mudah menyerah c. Memiliki
sejumlah usaha, bekerja keras dan menghabiskan
waktu untuk kegiatan belajar d. Memperhatikan umpan balik e. Waktu penyelesaian tugas f. Menetapkan tujuan yang realistis
Hasil
Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004:22).
Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam
hasil belajar mengajar: (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan
pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004:22).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh
siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat
mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi
oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri
siswa (Sudjana, 1989:39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor
dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan
oleh Clark (1981 : 21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70%
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.
Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan
berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2004:39).
"Belajar adalah suatu perubahan perilaku,
akibat interaksi dengan lingkungannya" (Muhammad, 2004:14). Perubahan perilaku
dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi
biasanya berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil
apabila terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila terjadi
perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil.
Hasil belajar siswa dipengaruhi
oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud
adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik
di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku
(psikomotorik).
Membaca Puisi
Membaca puisi merupakan salah satu cara untuk
mengekspresikan sebuah puisi. Seseorang yang mengekspresikan sebuah puisi
Menurut Pradopo (1987:9) dalam (http://sobatbaru.blogspot.com/2010/03/pengertian-puisi.html). ada beberapa kategori
yang pertama adalah orang yang membaca puisi hanya sekedar membaca yang
disertai dengan gerak-gerak/mimik tetapi tidak mengetahui apa yang bacanya.
Yang kedua adalah tahu membaca dan tahu yang dibacanya. Yang ketiga adalah
pembaca memahami dan turut menikmati/merasakan cita rasa puisi. Yang keempat
mengekspresikan puisi dalam bentuk deklamasi. Untuk bisa membaca puisi dan
menyelami maknanya, diperlukan keterlibatan lahir dan batin. Artinya perasaan
kita harus ikut terlibat; sedih, gembira, terharu, kagum, dan sebagainya. (Waluyo,
2002:42).
Menurut Pamela
(2004:14) dalam (http://sobatbaru.blogspot.com/2010/03/pengertian-puisi.html) berpendapat
bahwa : Analisa mengenai baca puisi, ada 6 kategori, yakni : 1) Baca Biasa Baca
biasa dimaksudkan adalah membaca puisi tanpa mempertimbangkan bagaimana
seharusnya atau selayaknya baca puisi, apa isinya, apa amanah penyairnya dan
sebagainya. Membaca biasa, biasanya orang tidak terlalu terbebani. Salah satu keuntungan
membaca biasa ini adalah menumbuhkan kebiasaan seseorang mengepresiasi puisi.
Disinilah salah satu tujuan membaca biasa. 2) Baca Vokalis Baca vokalis adalah
pelafalan suatu puisi dengan fonem-fonem secara sempurna dan tepat. Sempurna
dimaksudkan bahwa fonem-fonem dilafalkan sesuai dengan hakikatnya melalui
analisa yang dalam sehingga terdengar sebagaimana mestinya. Tepat dimaksud di
sini bahwa fonem-fonem adalah hasil dari alat ucap yang bersangkutan. 3) Baca
Gramatikal Dimaksudkan baca puisi yang memperdulikan faktor-faktor
gramatikalnya seperti tanda baca, kelompok kata atau prase. 4) Baca Puitis
Dimaksudkan adalah dengan memperhatikan unsur-unsur seperti irama, intonasi,
keseimbangan. Tanpa memperdulikan hal-hal tersebut di atas maka bacaan terdengar
hambar dan tidak membuat seseorang tergugah perasaannya. 5) Deklamasi Puisi
Adalah penampilan (baca) puisi secara ekspresif. Untuk penampilan yang
ekspresif ini mutlak didukung oleh penglapalan fonem yang tepat dan sempurna.
Bacaan gramatikal yang tepat, bacaan puitis yang baik, penghayatan serta
pemahaman yang baik terhadap isi puisi yang dibawakan. 6) Dramatisasi Puisi
Dramatisasi puisi dapat diartikan melakukan atau melakonkan sesuatu sehingga
makna ataupun maksud puisi menjadi jelas. Puisi-puisi yang dilakonkan atau
didramakan ditampilkan didepan khalayak ramai sebagai penonton. Dalam pelakonan
tersebut orang yang melakonkan harus sejalan dengan pelakon yang lain dalam
artian harus ada kekompakan. Akibatnya,bentuk dramatisasi puisi Berwujud
sebagai fragmen atau drama dimana kerja kelompok sangat diperlukan. Dari
beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca puisi
adalah suatu kecakapan seseorang untuk mendapatkan pesan dari suatu karya
sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan
bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).
Model
pembelajaran Contekstual Teaching Learning (CTL)
Pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh
komponen utama dari pembelajaran produktif yaitu : konstruktivisme (Constructivism),
bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat
belajar (Learning Community), pemodelan (Modelling), refleksi
(Reflection) dan penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)
(Depdiknas, 2003:5).
Penerapan
model pembelajaran Contekstual Teaching Learning (CTL) pada materi membaca
puisi
1. KONSTRUKTIVISME
- Guru membangun
pemahaman siswa sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan
awal saat membaca puisi
- Pembelajaran membaca
puisi dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan
2. INQUIRY
- Proses
perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman siswa tentang membaca puisi
dengan intonasi yang tepat.
- Siswa belajar
menggunakan keterampilan berpikir kritis
3. QUESTIONING (BERTANYA)
- Kegiatan guru
untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa tentang
materi membaca puisii
- Bagi siswa yang
merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiry
4. LEARNING COMMUNITY (MASYARAKAT BELAJAR)
- Siswa secara
berkelompok melakukan diskusi dan saling bekerjasama, tukar pengalaman dan
berbagi ide daalam memahami materi membaca puisi.
5. MODELING (PEMODELAN)
- Guru memberikan
contoh membaca puisi dengan intonasi yang tepat kepada siswa.
- Siswa membaca
puisi dengan intonasi yang tepat sesuai yang telah dicontohkan guru.
6. REFLECTION ( REFLEKSI)
- Guru merefleksi
materi membaca puisi
- Siswa mencatat
apa yang telah dipelajari dan menyimpulkan materi
7. AUTHENTIC ASSESSMENT (PENILAIAN YANG
SEBENARNYA)
- Guru mengukur
pengetahuan dan keterampilan siswa dalam membaca puisi
- Penilaian produk
(kinerja) siswa dalam mempelajari materi.
- Guru memberikan Tugas-tugas
yang relevan dan kontekstual dengan materi membaca puisi.
Kerangka Berpikir
Kondisi awal guru belum menggunakan model pembelajaran Contekstual
Teaching Learning (CTL)
dalam pembelajaran membaca puisi, maka motivasi dan hasil belajar
bahasa Indonesia masih rendah.
Untuk memperbaiki dan meningkatkan motivasi dan
hasil belajar membaca puisi perlu adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Contekstual Teaching Learning (CTL).
Siklus I menggunakan model pembelajaran Contekstual Teaching Learning (CTL)
tanpa bimbingan guru dan siklus II menggunakan model pembelajaran Contekstual
Teaching Learning (CTL) dengan bimbingan guru. Dengan tindakan yang berbeda
dari siklus I ke siklus II diharap motivasi dan hasil belajar membaca puisi
meningkat.
Kondisi akhir diduga dengan menggunakan model
pembelajaran Contekstual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan motivasi
dan hasil belajar membaca puisi pada siswa
Kelas V SD Negeri Weru 03 semester I tahun
pelajaran 2010/2011.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan
landasan teori dan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: model pembelajaran Contekstual Teaching Learning
(CTL) dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar membaca puisi pada siswa Kelas V SD
Negeri Weru 03 Semester I tahun pelajaran 2010/2011.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Oktober 2010 sampai dengan bulan Desember 2010. Penelitian dilaksanakan
di kelas V
SD Negeri Weru 03, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Propinsi Jawa Tengah.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Weru 03, dengan jumlah siswa 16 orang yang terdiri dari
7 laki-laki
dan 9
perempuan. Objek penelitian yaitu motivasi
dan hasil belajar membaca puisi.
Sumber Data
Sumber
data pada penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu data yang berasal dari
subyek penelitian (primer) dan dari bukan subyek
(skunder).
Teknik dan Alat
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa teknik tes, dan teknik non tes.
Sedangkan alat pengumpulan data
meliputi dokumen, tes dan pengamatan. Dokumen digunakan untuk mendapatkan data
tentang hasil belajar kondisi awal siswa yaitu berupa daftar nilai/laporan
penilaian, pengolahan dan analisis hasil belajar siswa. Tes digunakan untuk
mendapatkan data tentang hasil belajar siswa yang berupa butir soal. Pengamatan
menggunakan lembar penilaian yaitu untuk mengetahui motivasi siswa dalam membaca
puisi berupa: a. Tanggung jawab b. Tekun terhadap tugas, berkonsentrasi untuk menyelesaikan
tugas dan tidak mudah menyerah c. Memiliki sejumlah usaha, bekerja keras dan menghabiskan waktu untuk kegiatan belajar d.
Memperhatikan umpan balik e. Waktu penyelesaian tugas f. Menetapkan tujuan yang realistis.
Validitas
dan Analisis Data
Untuk memperoleh data
yang valid mengenai motivasi dan hasil belajar membaca puisi pada siswa kelas V
SD Negeri Weru 03 semester I tahun pelajaran 2010/2011 yaitu : 1) motivasi
belajar (observasi) divalidasi melalui trianggulasi sumber, yaitu data yang
berasal dari siswa, guru dan rekan kolaborator yang merupakan data kualitatif dianalisis menggunakan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan pengamatan dan refleksi dengan
membandingkan proses kondisi awal, siklus I dan siklus II. 2) hasil belajar
yang berupa nilai test yang divalidasi adalah instrumen test yang berupa butir
soal dengan content validity diperlukan kisi-kisi soal. Data yang berupa angka (data kuantitatif) dianalisis menggunakan diskriptif komparatif
yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan
nilai tes setalah siklus II, kemudian direfleksi.
Prosedur Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap
siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap
pengamatan/observasi dan refleksi.
Indikator Keberhasilan
Peningkatan motivasi indikatornya adalah adanya
peningkatan motivasi dari rendah menjadi tinggi. Peningkatan hasil belajar membaca
puisi indikatornya
adalah nilai ulangan harian yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi
Kondisi Awal
Hasil belajar siswa pada pembelajaran
bahasa Indonesia sebelum diadakan penelitian dapat dilihat pada tabel dan
gambar grafik berikut.
Tabel 1
Nilai
Ulangan Harian Kondisi Awal
No
|
Uraian
|
Nilai Ulangan Harian
|
1
|
Nilai
terendah
|
55
|
2
|
Nilai
tertinggi
|
75
|
3
|
Nilai
rerata
|
60
|
4
|
Rentang
nilai
|
20
|
Sumber: data Oktober, 2010
Gambar 1
Grafik Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal
Gambar 2
Grafik Nilai Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
Berdasarkan
Tabel dan Gambar grafik diatas tentang hasil nilai ulangan harian bahasa
Indonesia (membaca puisi) sebelum diadakan penelitian pada siswa kelas V SD
Negeri Weru 03 tahun pelajaran 2010/2011 ada 13 siswa (81%) dinyatakan belum
tuntas, dengan nilai siswa terendah 55, nilai tertinggi 75 dan nilai rata kelas
60,0.
Deskripsi Siklus I
Hasil observasi tentang motivasi
belajar siswa membaca puisi pada Siklus I dapat dilihat pada tabel dan gambar
grafik berikut.
Tabel 2
Nilai Motivasi Belajar Siklus I
No
|
Aspek-aspek
|
Jumlah Skor
|
Rata-rata
|
Persentase
|
Kategori
|
1
|
Tanggung Jawab
|
54
|
3,4
|
67,5
|
Sedang
|
2
|
Tekun terhadap tugas,
berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas dan tidak mudah menyerah
|
57
|
3,6
|
71,3
|
Sedang
|
3
|
Memiliki sejumlah
usaha, bekerja keras dan menghabiskan waktu untuk kegiatan belajar
|
56
|
3,5
|
70,0
|
Sedang
|
4
|
Memperhatikan umpan
balik
|
58
|
3,6
|
72,5
|
Sedang
|
5
|
Waktu penyelesaian
tugas
|
56
|
3,5
|
70,0
|
Sedang
|
6
|
Menetapkan tujuan yang
realistis
|
52
|
3,3
|
65,0
|
Sedang
|
Gambar 3
Grafik Motivasi
Belajar Siklus I
Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik diatas tentang hasil pengamatan motivasi belajar membaca
puisi siklus I pada siswa kelas V SD Negeri Weru 03 semester I tahun pelajaran 2010/2011,
yang meliputi aspek a.
Tanggung jawab b. Tekun terhadap tugas,
berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas dan tidak mudah menyerah c. Memiliki
sejumlah usaha, bekerja keras dan menghabiskan
waktu untuk kegiatan belajar d. Memperhatikan umpan balik e. Waktu penyelesaian tugas f. Menetapkan tujuan yang realistis diperoleh skor rata-rata motivasi kategori
sedang.
Hasil belajar siswa
pada siklus I dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.
Tabel 3
Nilai
Ulangan Harian Siklus I
No
|
Uraian
|
Nilai Ulangan Harian
|
1
|
Nilai
terendah
|
60
|
2
|
Nilai
tertinggi
|
80
|
3
|
Nilai
rerata
|
70
|
4
|
Rentang
nilai
|
30
|
Gambar 4
Grafik Nilai Ulangan Harian Siklus I
Gambar 5
Grafik Nilai Ketuntasan Belajar Siklus I
Berdasarkan
Tabel dan Gambar grafik diatas diketahui hasil nilai ulangan harian membaca
puisi siklus I pada siswa kelas V SD Negeri Weru 03 tahun pelajaran 2010/2011
masih ada 3 siswa (19%) yang dinyatakan belum tuntas, dengan nilai siswa terendah
60, nilai tertinggi 80 dan nilai rata kelas 70.
Deskripsi Siklus II
Hasil observasi tentang motivasi
belajar siswa dalam membaca puisi pada Siklus II dapat dilihat pada tabel dan
gambar grafik berikut.
Tabel 6
Nilai Motivasi Belajar Siklus II
No
|
Aspek-aspek
|
Jumlah Skor
|
Rata-rata
|
Persentase
|
Kategori
|
1
|
Tanggung Jawab
|
68
|
4,3
|
85,0
|
Tinggi
|
2
|
Tekun terhadap tugas,
berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas dan tidak mudah menyerah
|
71
|
4,4
|
88,8
|
Tinggi
|
3
|
Memiliki sejumlah
usaha, bekerja keras dan menghabiskan waktu untuk kegiatan belajar
|
64
|
4,0
|
80,0
|
Tinggi
|
4
|
Memperhatikan umpan
balik
|
61
|
3,8
|
76,3
|
Sedang
|
5
|
Waktu penyelesaian
tugas
|
67
|
4,2
|
83,8
|
Tinggi
|
6
|
Menetapkan tujuan yang
realistis
|
67
|
4,2
|
83,8
|
Tinggi
|
Gambar 7
Grafik Motivasi
Belajar Siklus II
Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik diatas diketahui hasil pengamatan motivasi
belajar membaca puisi siklus II pada siswa kelas VI SD Negeri Weru 03 tahun
pelajaran 2010/2011, yang meliputi aspek a. Tanggung jawab b. Tekun
terhadap tugas, berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas dan tidak mudah menyerah c. Memiliki
sejumlah usaha, bekerja keras dan menghabiskan
waktu untuk kegiatan belajar d. Memperhatikan umpan balik e. Waktu penyelesaian tugas f. Menetapkan tujuan yang realistis diperoleh skor rata-rata motivasi dalam kategori
tinggi.
Hasil belajar siswa
pada siklus II dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.
Tabel 5
Nilai
Ulangan Harian Siklus II
No
|
Uraian
|
Nilai Ulangan Harian
|
1
|
Nilai
terendah
|
65
|
2
|
Nilai
tertinggi
|
90
|
3
|
Nilai
rerata
|
79,4
|
4
|
Rentang
nilai
|
25
|
Gambar 8
Grafik Nilai Ulangan Harian Siklus II
Gambar 9
Grafik Nilai Ketuntasan Belajar Siklus II
Berdasarkan
Tabel dan Gambar grafik diatas diketahui hasil nilai ulangan harian membaca
puisi siklus II pada siswa kelas V SD Negeri Weru 03 tahun pelajaran 2010/2011
Semua siswa yang berjumlah 16 anak (100%) dinyatakan tuntas, dengan nilai siswa
terendah 65, nilai tertinggi 90 dan nilai rata kelas 79,4.
Pembahasan
Hasil pembahasan dalam penelitian ini
ada 3 hal, meliputi tindakan, motivasi, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
bahasa Indonesia tentang membaca puisi.
Tabel 6
Tindakan
per Siklus
No
|
Kondisi
Awal
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
1
|
Belum menggunakan model pembelajaran Contekstual
Teaching Learning (CTL)
|
Menggunakan model pembelajaran Contekstual
Teaching Learning (CTL) tanpa bimbingan guru
|
Menggunakan model pembelajaran Contekstual
Teaching Learning (CTL) dengan bimbingan guru
|
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada
kondisi awal, pelaksanaan pembelajaran membaca puisi pada siswa kelas V SD Negeri Weru 03 semester I tahun pelajaran 2010/2011
belum menggunakan model pembelajaran Contekstual Teaching Learning (CTL). Pada
siklus I menggunakan model pembelajaran Contekstual Teaching Learning (CTL) tanpa
bimbingan guru. Dilanjutkan siklus II menggunakan model pembelajaran Contekstual
Teaching Learning (CTL) dengan bimbingan guru. Hal tersebut dimaksudkan untuk
mengkombinasikan penggunaan metode agar siswa lebih paham.
Tabel 7
Motivasi
Belajar Siswa per Siklus
No
|
Kondisi
Awal
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
Refleksi
|
1
|
Siswa:
Motivasi membaca puisi dan hasil belajar dalam pembelajaran bahasa
Indonesia masih kurang.
|
Tanggung Jawab:
Nilai rata-rata: 3,4
Persentase: 67,5%
Kategori:sedang
Tekun:
Nilai rata-rata 3,6
Persentase: 71,3%
Kategori:sedang
Tidak mudah menyerah:
Nilai rata-rata 3,5
Persentase: 70,0%
Kategori:sedang
Memiliki sejumlah usaha:
Nilai rata-rata: 3,6
Persentase; 72,5%
Kategori:sedang
Waktu penyelesaian tugas:
Nilai rata-rata 3,5
Persentase: 70,0%
Kategori:sedang
Menetapkan tujuan yang realistis:
Nilai rata-rata 3,3
Persentase: 65,0%
Kategori:sedang
|
Tanggung jawab:
Nilai rata-rata: 4,3
Persentase: 85,0%
Kategori: tinggi
Tekun:
Nilai rata-rata 4,4
Persentase: 88,8%
Kategori: tinggi
Tidak mudah menyerah:
Nilai rata-rata 4,0
Persentase: 80,0%
Kategori:tinggi
Memiliki sejumlah usaha:
Nilai rata-rata: 3,8
Persentase; 76,3%
Kategori:sedang
Waktu penyelesaian tugas:
Nilai rata-rata 4,2
Persentase: 83,8%
Kategori: tinggi
Menetapkan tujuan yang realistis:
Nilai rata-rata 4,2
Persentase: 83,8%
Kategori: tinggi
|
Motivasi belajar membaca puisi dari siklus I ke siklus II terdapat
peningkatan: aspek tanggung jawab (nilai rata-rata meningkat 0,9; persentase naik
17,5%; dari kategori sedang menjadi tinggi), aspek tekun (nilai rata-rata
naik 0,8; prosentase naik 17,5%; dari kategori sedang menjadi tinggi); aspek tidak
mudah menyerah (nilai rata-rata, meningkat 0,5; persentase naik 10,0%; dari
kategori sedang menjadi tinggi), aspek memiliki sejumlah usaha (nilai
rata-rata naik 0,2; prosentase naik 3,8%; masih dalam kategori sedang); aspek
waktu penyelesaian tugas (nilai rata-rata, meningkat 0,7; persentase naik 13,8%;
dari kategori sedang menjadi tinggi) dan menetapkan tujuan yang realistis
(nilai rata-rata meningkat 0,9; persentase naik 18,8%; dari kategori sedang
menjadi tinggi)
|
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari
kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan tentang motivasi belajar. Motivasi
belajar membaca puisi dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan: aspek tanggung
jawab (nilai rata-rata meningkat 0,9; persentase naik 17,5%; dari kategori
sedang menjadi tinggi), aspek tekun (nilai rata-rata naik 0,8; prosentase naik
17,5%; dari kategori sedang menjadi tinggi); aspek tidak mudah menyerah (nilai
rata-rata, meningkat 0,5; persentase naik 10,0%; dari kategori sedang menjadi
tinggi), aspek memiliki sejumlah usaha (nilai rata-rata naik 0,2; prosentase
naik 3,8%; masih dalam kategori sedang); aspek waktu penyelesaian tugas (nilai
rata-rata, meningkat 0,7; persentase naik 13,8%; dari kategori sedang menjadi
tinggi) dan menetapkan tujuan yang realistis (nilai rata-rata meningkat 0,9;
persentase naik 18,8%; dari kategori sedang menjadi tinggi).
Tabel 8
Hasil Belajar Siswa per Siklus
No
|
Kondisi
Awal
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
Refleksi
|
1
|
Ulangan harian pada kondisi awal diperoleh nilai belum tuntas sebanyak 13
siswa (81%) dan yang tuntas sebanyak 3 siswa (19%). Nilai rata-rata kelas: 60,0
|
Ulangan harian pada
siklus I diperoleh nilai belum tuntas sebanyak 3 siswa (19%) dan yang tuntas
sebanyak 13 siswa (81%). Nilai rata-rata kelas: 70,0
|
Ulangan harian pada
siklus II diperoleh nilai belum tuntas sebanyak 0 siswa (0%) dan yang tuntas
sebanyak 16 siswa (100%) Nilai rata-rata kelas: 79,4
|
Hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan,
yaitu dari 3 siswa (19%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 16 siswa (100%).
Terjadi peningkatan sebanyak 13 siswa (81%) dan nilai rata-rata kelas dari
60,0 menjadi 79,4, meningkat sebesar 19,4.
|
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari
3 siswa (19%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 16 siswa (100%). Terjadi
peningkatan sebanyak 13 siswa (81%) dan nilai rata-rata kelas dari 60,0 menjadi
79,4, meningkat sebesar 19,4.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran Contekstual
Teaching Learning (CTL) dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar membaca puisi pada siswa Kelas V SD
Negeri Weru 03 Semester I tahun pelajaran 2010/2011. Motivasi belajar membaca puisi dari siklus I ke
siklus II terdapat peningkatan: aspek tanggung jawab (nilai rata-rata meningkat
0,9; persentase naik 17,5%; dari kategori sedang menjadi tinggi), aspek tekun
(nilai rata-rata naik 0,8; prosentase naik 17,5%; dari kategori sedang menjadi tinggi);
aspek tidak mudah menyerah (nilai rata-rata, meningkat 0,5; persentase naik
10,0%; dari kategori sedang menjadi tinggi), aspek memiliki sejumlah usaha
(nilai rata-rata naik 0,2; prosentase naik 3,8%; masih dalam kategori sedang);
aspek waktu penyelesaian tugas (nilai rata-rata, meningkat 0,7; persentase naik
13,8%; dari kategori sedang menjadi tinggi) dan menetapkan tujuan yang
realistis (nilai rata-rata meningkat 0,9; persentase naik 18,8%; dari kategori
sedang menjadi tinggi). Hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II
mengalami peningkatan, yaitu dari 3 siswa (19%) yang mendapat nilai tuntas
menjadi 16 siswa (100%). Terjadi peningkatan sebanyak 13 siswa (81%) dan nilai
rata-rata kelas dari 60,0 menjadi 79,4, meningkat sebesar 19,4.
Implikasi
Implikasi hasil penelitian ini adalah:
a) membantu siswa yang lambat dalam memahami pelajaran bahasa Indonesia khususnya tentang membaca puisi, b) memberikan
pengaruh yang positif baik dalam pendidikan dan sosial pada guru dan pada siswa, c) merupakan cara
praktis untuk membantu siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia khususnya tentang membaca
puisi.
Saran
Saran bagi Guru: pergunakan
metode yang bervariasi dan sesuai dengan memperhatikan materi dan kondisi siswa dan gunakan alat
peraga yang mudah diterapkan kepada siswa, sederhana tetapi dapat meningkatkan motivasi
siswa. Memotivasi siswa tentang
pentingnya pendidikan bagi kehidupan. Mengajar dan mendidik siswa secara professional.
Saran bagi Kepala Sekolah: Berikan dorongan dan
motivasi kepada
guru untuk selalu melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Lengkapi sarana dan
prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Muhammad Syaikh Quthb, 2005. Amal
Shaleh Pengantar ke Surga dan Penyelamat dari Neraka, Jakarta Timur :
Pustaka al-Kautsar
BSNP. 2006. Panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Clark. 1981. Pengertian definisi hasil belajar. http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-
belajar.html.
Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi
Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Yogyakarta: PT. Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Depdiknas.
2006. Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran. Jakarta :
Depdiknas
Hakim, Thursan. 2000. Belajar Secara
Efektif. Jakarta: Puspa Swara.
Huitt, W. 2001. Motivation to
learn : An overview. Educational Psychology. Interactive. Valdosta, GA:
Valdosta State University.
Linda S. Lumsden: 1994. Student Motivation. USA: University of
Uregon.
Pamela (2004 : 14) pengertian puisi. (http://sobatbaru.blogspot.com/2010/03/pengertian-puisi.html
Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru
Algensido Offset.
0 Komentar