Sumber: Jurnal Pendidikan Dwija Utama November 2012
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah (1)
Meningkatkan motivasi siswa berkesulitan belajar pada pelajaran matematika di kelas V SDN Pengkol 01 Nguter tahun pelajaran 2012/2013; (2) Meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa
berkesulitan belajar di kelas V SDN Pengkol 01 tahun pelajaran
2012/2013. Variabel
yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
motivasi siswa berkesulitan belajar dan prestasi belajar Matematika. Sedangkan
variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan metode PQ4R
pada pembelajaran matematika materi bilangan bulat.
Jenis metode penelitian adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Model penelitian ini menggambarkan serangkaian langkah yang
membentuk siklus. Setiap langkah memiliki empat tahap, yaitu: perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek penelitian ini adalah 9 siswa
berkesulitan belajar di kelas V SDN Pengkol 01.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tindakan kelas pada
siklus I belum menunjukkan hasil yang signifikan. Untuk motivasi siswa
berkesulitan belajar setelah diadakan siklus I siswa yang memiliki kategori
cukup baik sebanyak 9 siswa atau 100%. Untuk analisis prestasi belajar
diperoleh nilai rata-rata yaitu 55,56 dan siswa yang memperoleh nilai
sebanyak 3
siswa atau 33% dari 9 siswa. Pada siklus II (perbaikan) telah menunjukkan hasil
yang signifikan/bagus. Untuk motivasi siswa berkesulitan belajar terdapat siswa
yang memiliki kategori cukup baik sebanyak 2 siswa atau 22,22%, kategori baik
sebanyak 7 siswa atau 77,78%. Untuk analisis prestasi belajar diperoleh nilai
rata-rata siswa adalah 65, sedangkan siswa yang memperoleh nilai
sebanyak 9
siswa atau 100% dari 9 siswa berkesulitan belajar. Kesimpulan yang dapat
diambil adalah (1) Penerapan metode PQ4R dapat meningkatkan motivasi siswa
berkesulitan belajar pada pelajaran Matematika di kelas V SDN Pengkol 01 Nguter
Kabupaten Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2012/2013; (2) Penerapan metode PQ4R
dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika bagi siswa berkesulitan belajar
di kelas V SDN Pengkol 01
Nguter Kabupaten Sukoharjo
Tahun Pelajaran
2012/2013.
Kata
Kunci : Peningkatan Hasil belajar matematika, Operasi hitungan bilangan bulat, Metode PQ4R
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
. Dalam kegiatan pembelajaran, prestasi belajar yang dicapai
siswa kadang sesuai harapan, tetapi kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
setiap orang, diantaranya; faktor internal
(dari dalam diri) dan faktor eksternal (luar diri) individu belajar (Ngalim
Purwanto, 2002:107).
Prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai anak sebagai hasil belajar berupa angka,
huruf, maupun tindakan hasil belajar yang dicapai (Buchori, 1977:85). Oleh
karena itu prestasi belajar yang diperoleh tiap siswa diharapkan memperoleh
prestasi maksimal.
Pada pelajaran
Matematika khususnya di kelas IV, V, dan VI terdapat 3 kajian inti Standar
Kompetensi yang harus dikuasai oleh setiap siswa, yaitu: (1)
Berhitung/Bilangan, (2) Geometri dan Pengukuran, dan (3) Pengelolaan Data.
Bilangan bulat
adalah bilangan yang utuh dalam arti bukan bilangan pecahan (Erwin Roosilawati,
2002:17). Bilangan bulat dinyatakan dengan B = { ... , -3, -2, -1, 0 , 1, 2, 3
, ...}. Operasi hitung pada bilangan bulat yang diterapkan di SD adalah
penjumlahan dan pengurangan, sedangkan perkalian dan pembagian merupakan
pengayaan untuk guru.
Berdasarkan
analisa hasil observasi, angket, dan wawancara khususnya siswa berkesulitan
belajar, peneliti mengidentifikasi bahwa penyebab siswa berkesulitan belajar
Matematika di kelas V SDN Pengkol 01 adalah rendahnya motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran Matematika yang dikarenakan siswa berkesulitan dalam kemampuan
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang berupa bilangan bulat negatif
serta berkesulitan mengerjakan soal berbentuk cerita
Untuk
mengatasi rendahnya prestasi belajar pada operasi hitung bilangan bulat dan
rendahnya motivasi siswa berkesulitan belajar, maka diperlukan suatu layanan
bimbingan belajar. Layanan bimbingan belajar adalah kegiatan bimbingan yang
bertujuan membantu individu (siswa) dalam mencapai keberhasilan belajar secara
optimal (Saring Marsudi dkk, 2003: 104).
Rumusan Masalah
Berdasaarkan latar belakang din atas
rumusan masalah adalah apakah penerapan metode PQ4R dapat meningkatkan
motivasi siswa berkesulitan belajar pada pelajaran matematika di kelas V SDN Pengkol 01 tahun pelajaran 2012/2013? Apakah penerapan metode
PQ4R dapat meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa berkesulitan belajar di kelas V SDN Pengkol
01 tahun pelajaran 2012/2013.
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan
motivasi siswa berkesulitan belajar pada pelajaran matematika di kelas V SDN
Pengkol 01 melalui penerapan metode PQ4R tahun pelajaran 2012/2013. Meningkatkan hasil belajar matematika
bagi siswa berkesulitan belajar di kelas V SDN Pengkol 01 melalui penerapan metode PQ4R tahun pelajaran
2012/2013.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian bagi siswa memberikan keterampilan konsep dasar
operasi hitung bilangan bulat yang tepat, meningkatnya motivasi belajar siswa berkesulitan belajar dan meningkatnya prestasi
belajar siswa pada pelajaran Matematika.
Manfaat bagi bagi guru
memberikan keterampilan dalam usaha bimbingan/perbaikan cara-cara
belajar, cara mengajar, penyesuaian materi, mengurangi hambatan yang dihadapi
siswa.
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
Kajian Teori
Pengertian Belajar
Menurut Abu Ahmadi
& Widodo Supriyono (2004:126), Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan.
Tujuan Belajar
Tujuan belajar
merupakan aspek yang ingin dicapai dalam belajar. Menurut Sardiman A.M. (2006:25), ada tiga jenis tujuan
belajar, yaitu: untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan
keterampilan, dan pembentukan sikap.1) Untuk Mendapatkan Pengetahuan Siswa setelah belajar akan berubah, sebelum belajar siswa belum
memahami secara penuh tentang operasi hitung bilangan bulat, maka setelah
belajar siswa tersebut memahami secara penuh tentang bilangan bulat. Metode yang digunakan dalam proses belajar
mengajar tentang operasi hitung bilangan bulat adalah ceramah, tanya jawab,
diskusi, kerja kelompok, dan tugas. 2) Penanaman Konsep dan Keterampilan, tujuan belajar yang pertama adalah
mendapatkan pengetahuan, selain itu dengan belajar dapat diperoleh penanaman
konsep dan keterampilan. Konsep di sini berkaitan dengan pengertian bilangan
bulat dan keterampilan berkaitan dengan dengan operasi hitung bilangan bulat.
Metode yang digunakan dalam proses belajar ini adalah metode tanya jawab, kerja
kelompok, peragaan, dan tugas.
3) Pembentukan mental dan
perilaku anak didik, tidak akan terlepas dari penanaman nilai-nilai, transfer
of values, oleh karena itu guru tidak sekedar “pengajar” tetapi benar-benar
sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya.
Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Faktor Intern/dalam
Faktor fisiologis, adalah kondisi
fisik yang terjadi atau dialami individu saat belajar. Kondisi fisiologis pada
umumnya sangat berpengaruh terhadap siswa. Faktor fisiologis diantaranya: kondisi fisik dan (2) kondisi panca indera.
Faktor
psikologis, adalah suatu keadaan atau kondisi mengenai gejala-gejala kehidupan
kejiwaan yang berpengaruh terhadap proses belajar. Faktor psikologis antara
lain: (1) bakat, (2) minat, (3) motivasi, (4) kecerdasan, dan (5) kemampuan
kognitif.
Faktor Ekstern/luar
Lingkungan alam, adalah kondisi
alam yang dapat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar, misalnya: suhu,
udara, cuaca, musim yang sedang berlangsung, kejadian alam dan
lain-lainnya.Lingkungan sosial, berperan dalam pembentukan individu siswa baik
secara langsung maupun tidak langsung, misalnya: keluarga dan masyarakat.
Faktor Instrumental
sarana dan prasarana dalam proses
belajar mengajar. Faktor instrumental meliputi: (1) kurikulum/bahan pelajaran,
(3) guru, dan (3) sarana dan fasilitas.
Pengertian Kesulitan Belajar
Berdasarkan
pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah
suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan
perkembangan, integrasi, kemampuan verbal/non verbal dalam menguasai secara
tuntas bahan atau materi pelajaran yang diberikan.
Tujuan Pembelajaran Matematika di SD
Mata pelajaran
Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Memahami konsep
matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep
atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan
masalah. 2) Menggunakan
penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika. 3)Memecahkan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4) Mengkomunikasikan gagasan dengan
simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5) Memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
Operasi Hitung pada Bilangan Bulat
Operasi yang akan diterapkan pada
bilangan bulat adalah + dan -, sedangkan operasi x dan : merupakan pengayaan
untuk guru (Tim Dinas P dan K Kab. Karanganyar, 2007:31). Untuk penanaman
konsep diperagakan dengan menggunakan langkah maju mundur, menang dan kalah,
pinjaman/hutang dan bayar, untung dan rugi, ke kanan dan ke kiri, naik dan
turun.
Adapun contoh cara penanaman konsep
adalah sebagai berikut:
Bermula dari titik pangkal nol dan menghadap ke kanan:
Positif maju
Bilangan Negatif mundur
Nol diam
|
Metode PQ4R
Metode
PQ4R dikembangkan oleh Thomas dan Robhinson (1972) yamg merupakan penyempurnaan
dari metode SQ3R Robhinson (1961). Sesuai dengan namanya metode PQ4R ini
terdiri dari enam langkah, yaitu Preview,
Question, Read, Reflect, Recite dan Review
(dalam Nur, 1999). Pertama, pada
tahap Preview siswa diharapkan untuk
melakukan survey terhadap materi pelajaran untuk mendapatkan ide tentang topik
dan sub topik utama serta pengorganisasian umum. Siswa melakukan identifikasi
terhadap materi yang akan dipelajari. Pada langkah ini, siswa membuat ramalan
ilmiah tentang materi yang akan dibaca dan dipelajari, selanjutnya berdasarkan
judul (pokok bahasan) dan subjudul (subpokok bahasan). Kedua, tahap Question
siswa diminta untuk membuat dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi
itu saat mereka mempelajarinya, khususnya pada dirinya sendiri, dengan
kata-kata yang sesuai, seperti : apa, mengapa, bagaimana, siapa dan dimana. Ketiga, pada tahap Read siswa diminta untuk membaca materi, kemudian membuat
catatan-catatan kecil (note taking),
tidak membuat catatan-catatan yang panjang. Selanjutnya siswa dapat mencoba
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sebelumnya selama membaca
materi tersebut. Keempat, tahap Reflect
sesungguhnya merupakan refleksi terhadap materi pelajaran. Siswa mencoba untuk
memahami materi yang dibaca atau dipelajari dengan cara: (1) menghubungkan
materi yang dibaca dengan materi yang diketahui sebelumnya, (2) mengaitkan
sub-sub topik dengan konsep-konsep utama, (3) memecahkan kontradiksi dalam
materi yang disajikan, dan (4) menggunakan materi itu untuk memecahkan
masalah-masalah yang disimulasikan dan dianjurkan dalam materi pelajaran. Kelima, tahap Recite merupakan latihan untuk mengingat kembali materi pelajaran,
dengan memberi penekanan pada butir-butir penting (dapat menggunakan judul
kata-kata yang ditonjolkan serta catatan-catatan tentang konsep-konsep utama)
yang dapat dilakukan dengan mendengarkan sendiri, menanyakan dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan. Keenam, pada
tahap Review siswa mereviu materi yang
dipelajari, dan memusatkan perhatian pada pertanyaan-pertanyaan dan jawaban
yang diperoleh pada langkah sebelumnya dan mungkin perlu membaca ulang materi
yang dipelajari apabila siswa merasa kurang yakin dengan jawabannya.
Apabila
langkah-langkah pada metode PQ4R ini dikaitkan dengan pembelajaran dengan
pendekatan matematika realistik, maka dapat disimpulkan bahwa melalui langkah preview dan question siswa akan meninjau dan menghubungkan antara pengalaman
dan pengetahuan yang mereka telah miliki dengan topik yang mereka sedang
pelajari. Pada langkah read dan reflect siswa akan berusaha untuk mempelajari dan memahami topik yang dibahas
sehingga mereka memperoleh pengetahuan baru dan memformulasikan pengetahuan itu
untuk dirinya sendiri. Selanjutnya pada langkah recite, pengetahuan yang telah terbentuk perlu dimantapkan kembali
melalui suatu latihan sehingga pengetahuan tersebut menjadi permanen dalam
ingatan siswa. Disadari bahwa setiap siswa
memiliki perbedaan dan keterbatasan, baik pengalaman, pengetahuan awal,
dan kecepatan belajar sehingga hal ini berdampak pada kecepatan pemahaman dan
penguasaan materi ajar. Sehubungan dengan itu, setiap siswa diberi kesempatan
untuk mereviu topik yang telah mereka pelajari (tahap review). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penggunaan
metode PQ4R sangat mendukung implementasi pendekatan matematika realistik dalam
pembelajaran matematika.
Kerangka Berpikir
Siswa:
Prestasi
belajar rendah
dan
motivasi rendah
|
Guru:
Belum menerapkan metode PQ3R
|
Kondisi
Awal
|
Siklus I
Tercapainya Prestasi belajar siswa ≥ 60 yaitu 50%
dan tercapainya motivasi kategori baik 50%
|
Dalam pembelajaran, guru menerapkan metode PQ3R dengan garis
bilangan, maju mundur, gambar mobil, kerja kelompok
|
Tindakan
I
|
Dalam pembelajaran, guru menerapkan metode PQ3R dengan garis
bilangan, maju mundur, gambar mobil berwarna, kapur berwarna, kerja
kelompok, tugas.
|
Tindakan
II
(Perbaikan)
|
Siklus
II (Perbaikan)
Tercapainya Prestasi belajar siswa ≥
60 yaitu 100% dan tercapainya
motivasi kategori motivasi baik 75%
|
Dengan menerapkan metode PQ3R dapat meningkatkan
motivasi siswa berkesulitan belajar pada pelajaran Matematika
|
Kondisi
Akhir
|
Dengan
menerapkan metode PQ4R dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar Matematika bagi siswa berkesulitan belajar
|
Skema Kerangka Berpikir
Hipotesis Tindakan
Penerapan metode PQ4R dapat
meningkatkan motivasi siswa berkesulitan belajar pada pelajaran matematika di kelas V SDN
Pengkol 01 tahun pelajaran 2012/2013. Penerapan metode PQ4R dapat
meningkatkan hasil belajar
matematika bagi siswa
berkesulitan belajar di kelas V SDN Pengkol 01 tahun pelajaran 2012/2013.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Adapun model
penelitian tindakan kelas ini menggambarkan sebagai serangkaian langkah yang
membentuk siklus atau putaran tindakan. Setiap langkah memiliki empat tahap,
yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing),
dan refleksi (reflecting) (Taggart (1998) dalam Zainal Aqib, 2006:127).
Langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada gambar 2.
Bagan 1. Bagan Siklus
Siklus II
|
RP
|
p
|
O
|
T
|
R
|
p
|
O
|
T
|
R
|
Siklus I
|
Keterangan :
P : Perencanaan
T : Tindakan
·
: Observasi
R : Refleksi
RP : Revisi Perencanaan
Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data
yang dikumpulkan adalah analisis kritis, yakni mulai mengungkapkan kelemahan
dan kelebihan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil analisis dijadikan pedoman
dasar menyusun perencanaan tindakan tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang
ada.
Subjek Penelitian
Subjek
penelitian tindakan ini adalah siswa berkesulitan belajar di kelas V SD Negeri
Pengkol 01 . Siswa tersebut berjumlah 9 siswa, yang terdiri atas
2 siswa laki-laki dan 7
siswa perempuan.
Instrumen Penelitian
Teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi: observasi, wawancara, angket
motivasi, dan tes hasil belajar. Teknik pengumpulan data tersebut, masing-masing
secara singkat diuraikan berikut ini:
Observasi
Bentuk
observasi dalam penelitian
ini adalah observasi partisipan, dimana peneliti (pengamat) dalam penelitian
ini, berperan langsung atau aktif dalam semua kegiatan pembelajaran di kelas.
Dengan observasi partisipan ini, pengamat lebih menghayati, merasakan, dan
mengalami sendiri semua kegiatan dalam pembelajaran.
Wawancara
Wawancara
adalah suatu teknik pengumpulan dan pencatatan data, informasi, dan atau
pendapat yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung
maupun tidak langsung dengan nara sumber. Wawancara langsung adalah wawancara
yang dilakukan secara langsung antara pewawancara (interviewer) dengan
orang yang diwawancarai (interviewee) tanpa melalui perantara. Sedangkan
wawancara tidak langsung artinya pewawancara menanyakan sesuatu melalui
perantara orang lain, tidak langsung kepada sumbernya (Zainal Arifin, 1988:54). Wawancara dalam penelitian ini
dilaksanakan secara langsung artinya tanya jawab kepada siswa berkesulitan
belajar secara langsung tanpa perantara.
Angket Motivasi
Menurut Bimo
Walgito (1980:16), Angket adalah suatu metode penyelidikan dengan menggunakan
daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi
objek dari penyelidikan tersebut. Dengan angket ini dapat diketahui
keadaan/data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapat responden dan
lain-lain.
Tabel 3. Lembar Kisi-kisi Angket
Motivasi
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian
Hasil Penelitian Siklus 1
Hasil observasi terhadap siswa kelas V diperoleh
data bahwa terdapat 9 siswa yang memiliki prestasi belajar rendah pada
pembelajaran matematika
tepatnya pada Kompetensi Dasar Operasi Hitung Bilangan Bulat. Rendahnya
prestasi belajar tersebut menjadi petunjuk adanya kesulitan belajar atau “gagal”
belajar, artinya siswa mengalami kesulitan belajar. Selain observasi, peneliti
juga melakukan wawancara dan pemberian angket motivasi kepada siswa
berkesulitan belajar untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialaminya dan keinginan-keinginannya
dalam pembelajaran serta mengetahui besarnya motivasi belajar yang dimiliki
oleh setiap siswa berkesulitan belajar.
Sebagai hasil
evaluasi dan analisis dari data tersebut, peneliti mengidentifikasi bahwa
penyebab rendahnya prestasi belajar di kelas V SDN Pengkol 01 disebabkan oleh
rendahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika yang dikarenakan siswa
berkesulitan dalam kemampuan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat berupa
bilangan bulat negatif serta berkesulitan mengerjakan soal berbentuk cerita.
Bertolak dari kenyataan tersebut, diadakan konsultasi dengan kepala sekolah dan
guru kelas V mengenai alternatif peningkatan hasil belajar Matematika dan
motivasi belajar bagi siswa berkesulitan belajar di kelas V SD Negeri Pengkol
01 Kabupaten Sukoharjo yaitu dengan penerapan metode PQ4R.
Pelaksanaan Tindakan
Sebagai kegiatan awal, guru memberikan blangko
angket motivasi kepada setiap siswa. Setelah siswa selesai mengisi blangko
angket motivasi, blangko tersebut kemudian dikumpulkan ke meja guru. Kegiatan
dilanjutkan dengan menggambar garis bilangan di papan tulis. Guru melakukan
tanya jawab tentang kesiapan siswa dalam menerima materi dan mengenai pelajaran
yang telah lalu, yakni; materi tentang bilangan bulat terutama penjumlahan pada
operasi bilangan bulat. Kemudian guru menjelaskan materi, memberikan contoh
soal beserta cara pengerjaannya. Siswa menjawab pertanyaan, memperhatikan
penjelasan guru, mencatat materi dan contoh soal. Pemberian contoh soal
tersebut diberikan dengan melakukan kegiatan tanya jawab. Hal ini dilakukan
untuk menumbuhkan keberanian, percaya diri, dan pemusatan perhatian siswa.
Kegiatan
dilanjutkan dengan menanyakan tentang kesulitan-kesulitan siswa pada operasi
penjumlahan bilangan bulat. Apabila mengalami kesulitan, guru melakukan
pengulangan penjelasan keseluruhan materi yang disertai alat peraga.
Pengulangan penjelasan materi tersebut dimaksudkan agar siswa memahami materi
secara penuh atau tuntas belajar.
Untuk
meningkatkan pemahaman siswa, guru
membagi peserta didik menjadi 3 kelompok, setiap kelompok terdiri atas 3
siswa. Kemudian guru memberikan 4 soal latihan kepada setiap kelompok. Dalam
pengerjaannya, siswa dalam kelompok diberikan keleluasaan dalam berdiskusi
menyelesaikan soal latihan. Tiap kelompok mengerjakan soal latihan, guru
mengamati aktivitas kerja tiap siswa dalam kelompok. Adakalanya guru memberikan
bimbingan dan pengarahan apabila terdapat kelompok yang merasa kurang memahami
soal. Setelah selesai mengerjakan soal latihan, dilakukan pembahasan dan
penarikan kesimpulan mengenai soal latihan dan materi. Pembahasan dan penarikan
kesimpulan tersebut dilakukan dengan partisipasi siswa dalam kelompok untuk
memperagakan di depan kelas.
Kegiatan
akhir, guru memberikan 5 soal latihan kerja kepada tiap siswa. Siswa
mengerjakan soal latihan kerja tanpa bimbingan guru. Pembelajaran diakhiri
dengan pengumpulan soal latihan kerja. Tidak lupa guru memberikan pesan kepada
siswa, agar materi ini dipelajari lagi sepulang sekolah dan rajin membaca di
rumah.
Observasi
Terdapat 4 siswa yang mempunyai
perhatian yang cukup aktif dalam mendengarkan penjelasan guru, cukup aktif
menjawab pertanyaan guru, dan cukup aktif mengajukan pertanyaan kepada guru
dalam setiap kegiatan, sehingga siswa tersebut memiliki minat yang cukup baik
terhadap pelajaran
Selain itu,
terdapat juga 5 siswa yang mempunyai perhatian
yang kurang baik dalam mendengarkan penjelasan guru, menjawab pertanyaan
guru, dan mengajukan pertanyaan kepada guru dalam setiap kegiatan, sehingga
siswa tersebut kurang memiliki minat yang baik terhadap pelajaran.
Untuk
pemahaman siswa terhadap materi penjumlahan bilangan bulat terdapat 5 siswa
yang memiliki pemahaman materi yang cukup baik sehingga siswa tersebut
memperoleh hasil belajar yang cukup baik pula. Selain itu, terdapat juga 4
siswa yang belum memahami secara penuh materi penjumlahan bilangan bulat
terutama soal cerita, sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa tersebut
hampir cukup baik. Untuk data yang lebih lengkap akan dijelaskan pada pertemuan
ke-2.
Refleksi
Berdasarkan
hasil observasi terhadap siswa selama kegiatan pembelajaran pada materi operasi
penjumlahan bilangan bulat, terdapat 4 siswa yang memiliki perhatian yang cukup
aktif dalam mendengarkan penjelasan guru, menjawab pertanyaan guru, dan
mengajukan pertanyaan kepada guru dalam setiap kegiatan, sehingga siswa
tersebut memiliki minat yang cukup baik terhadap pelajaran.
Selain itu
juga, terdapat 5 siswa memiliki perhatian
yang kurang baik dalam mendengarkan penjelasan guru, menjawab pertanyaan
guru, dan mengajukan pertanyaan kepada guru dalam setiap kegiatan, sehingga
siswa tersebut kurang memiliki minat yang baik terhadap pelajaran.
Adapun
alternatif pemecahan masalah tersebut, guru menggunakan media mobil berwarna,
melakukan pengelompokkan kata operasional dalam operasi hitung soal cerita,
melakukan peningkatan kerja kelompok, menyuruh siswa membawa bekal makanan dan
minuman dari rumah, dan membimbing siswa dalam mengisi blangko angket motivasi.
Pada pertemuan
ke-2 materi Matematika adalah pengurangan bilangan bulat dan soal berbentuk
cerita. Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan ke-2, guru
melakukan perbaikan yaitu dengan mengoptimalkan metode kerja kelompok,
menggunakan media gambar mobil berwarna, serta mengelompokkan kata operasional
dalam operasi hitung antara pengurangan dan penjumlahan.
Pelaksanaan Tindakan
Sebelum
pembelajaran dimulai, guru melakukan kebersihan ruangan kelas, menilai kerapian
seragam sekolah, mengurutkan meja dan kursi, berdoa bersama, kemudian guru
mengabsensi siswa satu per satu.
Untuk
meningkatkan pemahaman siswa, guru membagi peserta didik menjadi 3 kelompok,
setiap kelompok terdiri atas 3 siswa. Kemudian guru memberikan 4 soal latihan
kepada setiap kelompok. Dalam pengerjaan, siswa dalam kelompok diberikan
keleluasaan dalam menyelesaikan soal latihan. Tiap kelompok mengerjakan soal
latihan, guru mengamati aktivitas kerja tiap siswa dalam kelompok. Adakalanya
guru memberikan bimbingan dan pengarahan apabila terdapat kelompok yang merasa
kurang memahami soal. Setelah selesai mengerjakan soal latihan, dilakukan
pembahasan dan penarikan kesimpulan mengenai soal latihan. Pembahasan dan
penarikan kesimpulan terhadap materi dengan partisipasi siswa dalam kelompok
untuk memperagakan di depan kelas.
Setelah dirasa
siswa telah memahami materi secara penuh, guru melaksanakan kegiatan akhir
yaitu memberikan soal latihan kerja yang berjumlah 5 soal kepada siswa. Siswa
mengerjakan soal latihan kerja. Guru berkeliling untuk mengamati langkah siswa
dalam menyelesaikan soal latihan kerja. Setelah selesai mengerjakan, soal
latihan kerja beserta jawaban dari siswa dikumpulkan. Pembelajaran diakhiri
dengan memberikan pesan kepada siswa agar tekun belajar di rumah dan gemar
membaca buku.
Observasi
Untuk
pemahaman siswa terhadap materi pengurangan bilangan bulat terdapat 3 siswa
yang memiliki pemahaman materi yang baik sehingga siswa tersebut memperoleh
hasil belajar yang baik. Selain itu, terdapat juga 6 siswa yang mengalami
kesulitan dalam membedakan antara tanda operasi pengurangan (-) dengan tanda
bilangan negatif (-), memahami soal cerita sehingga mengakibatkan terdapatnya
hasil belajar siswa yang kurang baik.
Refleksi
Pembelajaran
dikatakan berhasil apabila prestasi belajar siswa mencapai nilai
dan siswa yang
memperoleh nilai
mencapai
prosentase 100%. Dengan demikian data nilai siswa yang memperoleh nilai
sebanyak 9
siswa berkesulitan belajar menunjukkan bahwa penerapan pengajaran remedial
belum menunjukkan peningkatan prestasi belajar yang signifikan atau belum baik.
Tabel Kondisi
Awal
No
|
Siswa
|
Sebelum Siklus
|
Ketuntasan
|
|
ya
|
tdk
|
|||
1
|
A
|
30
|
-
|
V
|
2
|
B
|
30
|
-
|
V
|
3
|
C
|
40
|
-
|
V
|
4
|
D
|
40
|
-
|
V
|
5
|
E
|
50
|
-
|
V
|
6
|
F
|
30
|
-
|
V
|
7
|
G
|
20
|
-
|
V
|
8
|
H
|
50
|
-
|
V
|
9
|
I
|
30
|
-
|
V
|
Jumlah
|
330
|
|
|
|
Rata-rata
|
36,67
|
|
|
Tindakan Siklus 1
No
|
Siswa
|
Sesudah Siklus
|
Ketuntasan
|
|
ya
|
tdk
|
|||
1
|
A
|
55
|
-
|
V
|
2
|
B
|
50
|
|
V
|
3
|
C
|
45
|
|
V
|
4
|
D
|
65
|
V
|
-
|
5
|
E
|
65
|
V
|
-
|
6
|
F
|
55
|
-
|
V
|
7
|
G
|
40
|
-
|
V
|
8
|
H
|
75
|
V
|
-
|
9
|
I
|
50
|
-
|
V
|
Jumlah
|
500
|
|
|
|
Rata-rata
|
55,55
|
|
|
Hasil Penelitian Siklus II
Berdasarkan
hasil analisis pada siklus I, terdapat sejumlah siswa yang mengalami kesulitan
dalam membedakan antara tanda operasi pengurangan (-) dengan tanda bilangan
negatif (-), siswa merasa waktu cepat berlalu, ramai dengan teman lain bangku,
semua siswa menginginkan diberikan banyak soal drill, serta kurang memahami
soal dalam bentuk cerita. Adapun penyebabnya, siswa belum memahami konsep
Matematika dengan benar, kurang lengkapnya alat peraga, serta kurangnya latihan
berulang.
Sebagai
alternatif pemecahan masalah, guru menambahkan soal latihan terutama soal
cerita dan menyiapkan latihan berulang, menggunakan waktu secara efektif dan
efisien, menggunakan media wajah manusia dengan pengembangan, serta menggunakan
kapur warna.
Pelaksanaan Tindakan
Sebagai
kegiatan awal, guru memberikan angket motivasi kepada setiap siswa, siswa
mengisi dengan dan mengumpulkan ke depan kelas. Kegiatan selanjutnya
adalah mengambar garis bilangan di papan
tulis. Setelah selesai menggambar, guru mengingatkan pelajaran yang lalu
mengenai penjumlahan bilangan bulat yang berupa bilangan positif maupun negatif
sebagai apersepsi dan melakukan tanya jawab tentang kesiapan siswa dalam
menerima materi.
Sambil
melakukan tanya jawab, guru menyuruh setiap siswa bergantian untuk maju ke
depan kelas dalam rangka mengerjakan soal di papan tulis. Setelah selesai guru
dan siswa melakukan pembahasan soal. Memasuki pemahanan materi, guru
menunjukkan berbagai soal latihan dan guru menyuruh siswa secara bergantian
untuk maju dan mengerjakan soal penjumlahan bilangan bulat. Kemudian kegiatan
dilanjutkan dengan membagi peserta didik menjadi 3 kelompok yang tiap kelompok
terdiri dari 3 siswa. Setiap kelompok menerima lembar soal untuk didiskusikan
bersama anggota kelompok. Sambil berkeliling, guru mengamati aktifitas siswa
serta memberikan bimbingan kepada kelompok dalam mendiskusikan lembar soal.
Setelah selesai, setiap kelompok membahas hasil diskusinya di depan kelas.
Pembahasan dan penarikan kesimpulan terhadap materi dengan partisipasi siswa
dalam kelompok untuk memperagakan di depan kelas. Sebagai tindak lanjut dalam
menilai hasil diskusi, guru dan siswa membahas hasil kerja tiap kelompok.
Kegiatan
akhir, guru memberikan soal latihan yang berjumlah 5 soal latihan kerja kepada
siswa. Siswa mengerjakan soal latihan kerja. Guru berkeliling untuk mengamati
langkah siswa dalam menyelesaikan soal latihan kerja. Setelah selesai
mengerjakan, soal latihan kerja beserta jawaban dari siswa dikumpulkan
Pembelajaran diakhiri dengan memberikan pesan kepada peserta didik agar tekun
belajar di rumah dan gemar membaca buku.
Observasi
Berdasarkan
observasi terhadap siswa selama kegiatan pembelajaran pada materi operasi
penjumlahan bilangan bulat, terdapat 3 siswa yang memiliki perhatian yang cukup
baik/aktif dalam mendengarkan penjelasan guru, cukup aktif menjawab pertanyaan
guru, dan cukup aktif dalam mengajukan pertanyaan kepada guru dalam setiap
kegiatan, sehingga siswa tersebut memiliki minat yang cukup baik terhadap
pelajaran.
Selain itu
juga, terdapat 6 siswa yang sudah memiliki perhatian yang baik atau aktif dalam
mendengarkan penjelasan guru, aktif dalam menjawab pertanyaan guru, dan aktif
mengajukan pertanyaan kepada guru dalam setiap kegiatan, sehingga siswa
tersebut memiliki minat yang baik terhadap pelajaran.
Untuk
pemahaman siswa terhadap materi penjumlahan bilangan bulat terdapat siswa yang
telah memahami soal cerita secara penuh sehingga hasil belajar siswa tersebut
adalah baik. Untuk data yang lebih lengkap akan dijelaskan pada pertemuan ke-2.
Refleksi
Untuk prestasi
belajar siswa terhadap materi penjumlahan bilangan bulat terdapat 9 siswa yang
telah memperoleh prestasi belajar yang baik. Untuk data lebih lengkap akan
dijelaskan pada pertemuan ke-2.
Berdasarkan
hasil wawancara dan hasil observasi, faktor penyebab terdapatnya siswa yang
memiliki kelemahan atau kekurangan tersebut di atas antara lain: siswa merasa
waktu berjalan dengan cepat sehingga siswa tidak fokus dalam mengerjakan lembar
tugas, siswa merasa kesulitan untuk memahami pertanyaan dalam soal cerita.
Adapun alternatif pemecahan masalah tersebut, guru melakukan peningkatan dalam
kemampuan membaca intensif untuk memahami soal cerita dan menggunakan waktu
se-efektif mungkin.
Pada pertemuan
ke-2 materi Matematika adalah pengurangan bilangan bulat dan soal berbentuk
cerita. Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan ke-2, guru
melakukan perbaikan yaitu melakukan peningkatan dalam kemampuan membaca
intensif pada pembelajaran, menggunakan waktu se-efektif mungkin.
Kegiatan
dilanjutkan dengan membagi peserta didik menjadi 3 kelompok yang tiap kelompok
terdiri dari 3 siswa. Setiap kelompok menerima lembar soal untuk didiskusikan
bersama anggota kelompok. Sambil berkeliling, guru mengamati aktifitas siswa
dan memberikan bimbingan kepada kelompok dalam mendiskusikan lembar soal.
Setelah selesai, setiap kelompok membahas hasil diskusinya dan memperagakan
pengerjaannya di depan kelas.
Kegiatan
akhir, guru memberikan soal latihan kerja kepada setiap siswa. Siswa mengerjakan
soal latihan kerja. Guru berkeliling untuk mengamati langkah siswa dalam
menyelesaikan soal latihan kerja. Setelah selesai mengerjakan, soal latihan
kerja beserta jawaban dari siswa dikumpulkan. Guru memberikan blangko angket
motivasi kepada setiap siswa. Siswa mengisi blangko angket motivasi, setelah
selesai blangko tersebut kemudian dikumpulkan ke meja guru Pembelajaran
diakhiri dengan memberikan pesan kepada peserta didik agar tekun belajar di
rumah dan gemar membaca buku
Observasi
Berdasarkan
observasi terhadap 2 siswa selama kegiatan pembelajaran pada materi operasi
pengurangan bilangan bulat, siswa telah mempunyai perhatian yang baik/aktif
dalam mendengarkan penjelasan guru, menjawab pertanyaan guru, dan mengajukan
pertanyaan kepada guru dalam setiap kegiatan, sehingga siswa tersebut memiliki
minat yang baik terhadap pelajaran.
Selain itu
terdapat 7 siswa yang mempunyai perhatian cukup aktif dalam mendengarkan
penjelasan guru, menjawab pertanyaan guru, dan mengajukan pertanyaan kepada
guru dalam setiap kegiatan, sehingga siswa tersebut memiliki minat yang cukup
baik terhadap pelajaran. .
Refleksi
Terdapat 7 siswa telah mempunyai perhatian yang baik/aktif dalam
mendengarkan penjelasan guru, aktif dalam menjawab pertanyaan guru, dan aktif
untuk mengajukan pertanyaan kepada guru dalam setiap kegiatan, sehingga siswa
tersebut memiliki minat yang baik terhadap pelajaran. Dengan adanya minat yang
baik tersebut, siswa memiliki kepercayaan diri yang baik, memiliki kelengkapan
catatan yang baik, memiliki keberanian yang baik/tinggi, dan memiliki dorongan
untuk mengerjakan tugas dengan baik.
Dengan
demikian siswa berkesulitan belajar yang memiliki motivasi baik sebanyak 7
siswa (77,78%). Sedangkan motivasi belajar cukup baik sebanyak 2 siswa
(22,22%). Hal ini menunjukkan bahwa motivasi siswa berkesulitan belajar telah
baik atau meningkat. Hasil angket motivasi siswa dari lembar angket, diperoleh
data sebagai berikut.
Data Peningkatan Motivasi pada
Siklus I
No
|
Siswa
|
Siklus I
|
Nilai
|
1
|
A
|
32
|
Cukup Baik
|
2
|
B
|
37
|
Cukup Baik
|
3
|
C
|
33
|
Cukup Baik
|
4
|
D
|
36
|
Cukup Baik
|
5
|
E
|
37
|
Cukup Baik
|
6
|
F
|
39
|
Cukup Baik
|
7
|
G
|
34
|
Cukup Baik
|
8
|
H
|
39
|
Cukup Baik
|
9
|
I
|
33
|
Cukup Baik
|
Keterangan:
Skala
Penilaian:
51 – 60 = Sangat Baik (SB)
41 – 50 = Baik (B)
31 – 40 = Cukup Baik
(CB)
21 – 30 = Kurang Baik (KB)
11 – 20 = Sangat Kurang Baik (SKB)
00 – 10 = Sangat Sangat Kurang Baik (SSKB)
Tindakan Siklus II
No
|
Siswa
|
Sesudah Siklus
|
Ketuntasan
|
|
ya
|
tdk
|
|||
1
|
A
|
75
|
V
|
-
|
2
|
B
|
70
|
V
|
-
|
3
|
C
|
80
|
V
|
-
|
4
|
D
|
100
|
V
|
-
|
5
|
E
|
80
|
V
|
-
|
6
|
F
|
70
|
V
|
-
|
7
|
G
|
85
|
V
|
-
|
8
|
H
|
100
|
V
|
-
|
9
|
I
|
75
|
V
|
-
|
Jumlah
|
735
|
|
|
|
Rata-rata
|
81,67
|
|
|
Data Peningkatan Motivasi pada
Siklus II
No
|
Siswa
|
Siklus I
|
Nilai
|
1
|
A
|
43
|
Baik
|
2
|
B
|
47
|
Baik
|
3
|
C
|
43
|
Baik
|
4
|
D
|
46
|
Baik
|
5
|
E
|
47
|
Baik
|
6
|
F
|
43
|
Baik
|
7
|
G
|
44
|
Baik
|
8
|
H
|
42
|
Baik
|
9
|
I
|
43
|
Baik
|
Keterangan:
Skala
Penilaian:
51 – 60 = Sangat Baik (SB)
41 – 50 = Baik (B)
31 – 40 = Cukup Baik
(CB)
21 – 30 = Kurang Baik (KB)
11 – 20 = Sangat Kurang Baik (SKB)
00 – 10 = Sangat Sangat Kurang Baik (SSKB)
Temuan
dan Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan
hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil angket motivasi dan hasil belajar
siswa berkesulitan belajar dapat dilihat adanya peningkatan aktifitas siswa
dalam pembelajaran, peningkatan motivasi belajar siswa berkesulitan belajar
serta peningkatan hasil belajar bagi siswa berkesulitan belajar Matematika di
kelas V SD Negeri Pengkol 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.
Peningkatan
aktifitas siswa dalam pembelajaran, diantaranya: 1) Siswa lebih aktif dalam mendengarkan
penjelasan guru; 2) Siswa
lebih aktif menjawab pertanyaan dari guru; 3) Siswa lebih aktif dan bersemangat dalam mengerjakan
tugas/LKS; 4) Percaya
diri dari siswa lebih tinggi;
5) Kelengkapan catatan siswa cukup lengkap; 6) Siswa cukup aktif dalam mengajukan
pertanyaan kepada guru; 7) Minat
siswa untuk belajar lebih tinggi; 8) Keberanian siswa dalam pembelajaran lebih meningkat
Motivasi siswa berkesulitan
belajar sebelum diadakan tindakan, siswa yang memiliki kategori sangat kurang
sebanyak 2 siswa atau 22,22%, kategori kurang baik sebanyak 7 siswa atau
77,78%. Sesudah diadakan tindakan pada siklus I, siswa yang memiliki kategori
cukup baik sebanyak 9 siswa atau 100% dari 9 siswa berkesulitan belajar.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan
hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan
penerapan metode PQ4R bagi siswa berkesulitan belajar matematika di kelas V SD Negeri Pengkol
01, dapat disimpulkan
1.
Penerapan metode PQ4R dapat meningkatkan
motivasi siswa berkesulitan belajar pada pelajaran Matematika di kelas V SD
Negeri Pengkol 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012/2013.
2.
Penerapan metode PQ4R dapat
meningkatkan prestasi belajar Matematika bagi siswa berkesulitan belajar di
kelas V SDN Pengkol 01 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012/2013
Saran
Berdasarkan
hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat dikemukakan sebagai
berikut:
Bagi Sekolah, hendaknya memberikan
bantuan/perlakuan khusus bagi peserta didik kurang siap yaitu dengan pemberian
bimbingan belajar sebagai contoh dengan penerapan metode PQ4R. Sekolah
hendaknya juga mengupayakan pengadaan media pembelajaran/alat peraga pada mata
pelajaran lainnya, agar dapat menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran
di sekolah, khususnya mata pelajaran Matematika terutama pada penanaman konsep
pada siswa. Bagi Guru sebagai program pembimbing
diharapkan dapat merancang program sesuai karakteristik individu siswa,
sehingga setiap siswa memperoleh layanan yang tepat. Serta mengoptimalkan
penggunaan multi metode, media, penggunaan strategi pembelajaran yang
bervariatif sehingga dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa serta
meningkatkan prestasi belajar siswa baik dari segi pengetahuan, keterampilan,
dan sikap.
DAFTAR PUSTAKA.
Erwin
Roosilawati. 2002. Aritmatika. Semarang: Depdiknas Dirjen Pendidikan
Dasar dan Menengah Balai Penataran Guru.
Heruman,
2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Marpaung
Y. 2004. Implementasi KBK dalam pembelajaran Matematika di Sekolah:
Seminar Nasional Pembelajaran Matematika dan Sains dalam Era Global.
Universitas Sanita Dharma.
Mukhtar
& Rusmini. 2003. Pengajaran Remedial: Teori dan Penerapannya dalam
Pembelajaran. Jakarta: Fila Mulia Sejahtera.
Mulyono
Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nana
Sudjana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Rusda
Koto Sutadi dkk, 1996. Belajar dan Pembelajaran: IKIP Semarang.
Sardiman
AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press.
Sarwidji
Suwandi & Madyo Ekosusilo. 2007. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13
Surakarta
Tim
Dinas P dan K Kabupaten Karanganyar. 2007. Bilangan Asli, Cacah, dan Bulat:
Dinas P dan K Kabupaten Karanganyar.
0 Komentar