Terbaru

6/recent/ticker-posts

PUISI: LOMBA PANJAT POHON PINANG

Sebatang pohon pinang tegak berdiri di tengah lapangan
Ratusan amplop hadiah siap dipetik tangan
Ratusan penonton bersorak kegirangan
Lima pemuda penuh semangat dengan keringat berleleran
Berebut meraih impian
    Ooo siapa sangka kemarin dalam rapat lomba
    Panjat pohon pinang telah terjadi perdebatan
    “Saudara-saudara, inilah momen penting untuk merayakan Hari
            Kemerdekaan, Semangat juang kita sebagai tunas bangsa tak akan pernah
Padam. sebagai rasa syukur maka panitia akan mendirikan sebatang pohon pinang !. Silakan bagi peminat yang tertantang !” kata ketua panitia sebagai sambutan
“Hadiahnya apa ?” desak seseorang.
“Ooo banyak sekali !. Ada empat puluh lima amplop berisi berbagai hadiah.
            Yang tentu saja juga ada empat puluh lima pilihan”
            “Isinya apa ?” desak seseorang
            “Termurah sandal jepit lima ribuan, termahal kaos oblong dari sponsor”
             “Siapa sponsornya ?” semua ingin tahu
             “Itu rahasia, tapi beliau seorang calon dewan !”
              “Nggak bisa. Sudah enam puluh delapan tahun merdeka kok Cuma
               barang-barang murahan !”
              “Memangnya ada yang mau memberi hadiah lebih mahal ?”
              “Iya…… seharusnya harta para koruptor disita diperebutkan sebagai
               hadiah  !”
Tak ada yang menyahut
“Okelah ! Tak pa. Ini Cuma sebagai perayaan”
“Tinggi tiangnya berapa ?”
“Sepuluh meter dengan tujuh peserta sebagai lambang angka tujuh belas. Angka keramat bangsa kita”
“Usul ketua: Kita namai regu-regu pemanjat pinang dengan nama-nama koruptor kondang: Djoko Susilo, Gayus Tambunan, Nazarudin, Ahmad fathanah….! Lkarena seperti mereka, kita juga berebut rejeki bancakan dengan tak beraturan. Dengan penuh kerakusan !”
“Setuju ! Setuju ! Setuju !”
Dan pohon pinangpun didirikan
Sorak sorai diserukan
Keringat-keringat berleleran
Berebut sandal ! Berebut kaos termurah !
Puisi : Sugiarto B Darmawan.
Tegal Made, agustus 2013.

Posting Komentar

0 Komentar