Sumpah Palapa
Sebagai warga Indonesia yang mengenal sejarah, setidaknya mengenall akan sejarah kejayaan kerajaan Majaphit saat pemerintahan Hayam Wuruk dengan patih Gajah Mada.Dibalik sejarah akan lekat akan nilai sastra sang maha wira Wilwatikta kala itu. Dipetik dari bahasa sankrit atau sansekerta, Gajah Mada terkenal akan sifat pribadinya Satya Bhakti aprabhu, artinya setia dan bakti kepada negara dan mahkota. Tan Satresna yang berarti tidak pernah memikirkan kepentingan diri pribadi dan balas jasa. Hanyaken musuh, artinya menghalau musuh dan mengenyahkan segenap musuh Negara atau mahkota. Prabhu Ginung Pratidina artinya mengagungkan nama raja dan Negara setiap waktu.
Ketika berhasil mengalahkan pemberontakan di Sadeng, Gajah Mada terkenal akan sumpahnya bernama Sumpah (Amukti) Palapa. Itulah kebulatan tekad Gajah Mada untuk mempersatukan Nusa-antara atau Nusantara. Gajah Mada tidak akan menikmati (amukti) palapa sebelum berhasil mempersatukan atau menguasai wilayah Gurun, Seram, Tanjungpura, Haru, Pahan, Dompo, Bali, Palembang dan Tumasik.
Inilah imajinasi gambar patung Gajah Mada karya Henk Ngantung, menurutnya gambar tersebut sebagai sifat dan sikap pribadi Gajah Mada sebagai seorang tokoh negarawan dan panglima perang yang perkasa.
Sebagai warga Indonesia yang mengenal sejarah, setidaknya mengenall akan sejarah kejayaan kerajaan Majaphit saat pemerintahan Hayam Wuruk dengan patih Gajah Mada.Dibalik sejarah akan lekat akan nilai sastra sang maha wira Wilwatikta kala itu. Dipetik dari bahasa sankrit atau sansekerta, Gajah Mada terkenal akan sifat pribadinya Satya Bhakti aprabhu, artinya setia dan bakti kepada negara dan mahkota. Tan Satresna yang berarti tidak pernah memikirkan kepentingan diri pribadi dan balas jasa. Hanyaken musuh, artinya menghalau musuh dan mengenyahkan segenap musuh Negara atau mahkota. Prabhu Ginung Pratidina artinya mengagungkan nama raja dan Negara setiap waktu.
Ketika berhasil mengalahkan pemberontakan di Sadeng, Gajah Mada terkenal akan sumpahnya bernama Sumpah (Amukti) Palapa. Itulah kebulatan tekad Gajah Mada untuk mempersatukan Nusa-antara atau Nusantara. Gajah Mada tidak akan menikmati (amukti) palapa sebelum berhasil mempersatukan atau menguasai wilayah Gurun, Seram, Tanjungpura, Haru, Pahan, Dompo, Bali, Palembang dan Tumasik.
Inilah imajinasi gambar patung Gajah Mada karya Henk Ngantung, menurutnya gambar tersebut sebagai sifat dan sikap pribadi Gajah Mada sebagai seorang tokoh negarawan dan panglima perang yang perkasa.
0 Komentar