Terbaru

6/recent/ticker-posts

PTK PENJAS ORKES SD: PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN SENAM KETANGKASAN MELALUI PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) BAGI SISWA KELAS II SD

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar dan keterampilan senam ketangkasan melalui penerapan model Teams Games Tournament (TGT)  bagi siswa kelas II SD Negeri Pengkol  01 semester II Tahun Pelajaran 2011/2012). Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan yaitu bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Juni 2012. Penelitian dilakukan pada waktu itu karena materi yang berhubungan dengan permasalahan senam ketangkasan untuk siswa kelas II masuk materi program semester II tahun pelajaran 2011/2012. Adapun yang menjadi subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas II SD Negeri Pengkol 01 UPTD Pendidikan Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo dengan jumlah siswa 31 yang terdiri dari 15 laki-laki dan 16 perempuan. Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Analisis data, data kualitatif hasil pengamatan proses pembelajaran dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dengan siklus II, sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif) dari hasil belajar tentang senam ketangkasan siswa dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus I, dan nilai tes siklus II, kemudian direfleksi. Hasil penelitian, melalui penerapan model Teams Games Tournament (TGT)   motivasi belajar dan keterampilan senam ketangkasan bagi siswa kelas II SD Negeri Pengkol 01 Semester II tahun pelajaran 2011/2012 meningkat dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan motivasi belajar siswa dalam proses melakukan senam ketangkasan dalam aspek yang diamati yaitu  keberanian dari kriteria cukup berani menjadi berani, aspek kedisiplinan dari kriteria cukup disiplin menjadi  disiplin, aspek kerjasama dari kriteria baik menjadi sangat baik, dan hasil belajar senam ketangkasan bagi siswa kelas II SD Negeri Pengkol 01 Semester II tahun pelajaran 2011/2012 meningkat dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 14 siswa (45,16%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 31 siswa (100%) meningkat 17 siswa (54,84%). Nilai rata-rata dari 65,48 menjadi 75,32 meningkat sebesar 9,84. 

Kata kunci : Motivasi Belajar dan Keterampilan  Senam Ketangkasan. Model Teams Games Tournament (TGT). 




PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar mengajar praktik Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan sangat dibutuhkan bagi setiap orang, karena hidup sehat sangat dibutuhkan semua orang. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan ranah kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran, dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olah raga. Manusia berusaha menjaga kesehatannya dengan berolahraga, salah satunya senam ketangkasan. Senam ketangkasan sangat berguna untuk melatih kecepatan dan kelincahan. Siswa di Sekolah Dasar Negeri Pengkol 01 untuk keterampilan senam ketangkasan masih mengalami kesulitan. Senam ketangkasan bagi siswa kelas II merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa. Namun dalam kenyataannya  hasil belajar keterampilan senam ketangkasan merupakan masalah yang sulit bagi siswa Sekolah Dasar. Berdasarkan kenyataan motivasi belajar dan keterampilan senam ketangkasan siswa kelas II SD Negeri Pengkol 01 Semester II  tahun pelajaran 2011/2012 masih rendah. Dari 31 siswa yang mendapat nilai tuntas di atas KKM 70,00 hanya ada 14 (45,16%) siswa dan yang mendapat nilai di bawah KKM ada 17 (54,84%) siswa, dengan nilai rata-rata kelas 65,48. Sedangkan dilihat dari motivasi belajar dalam melakukan  keterampilan senam ketangkasan siswa juga masih rendah, dimana aspek keberanian masih kurang, aspek kedisiplinan kurang, dan aspek kerjasama kurang.  Hasil belajar siswa belum dapat melakukan senam ketangkasan dengan sikap awal, gerakannya, dan sikap akhir dengan benar.
Rendahnya motivasi dan keterampilan senam ketangkasan  disebabkan, karena dalam pembelajaran senam ketangkasan  guru langsung memberi contoh, memberi tugas kepada siswa untuk mempraktikkannya secara langsung, hal ini menjadikan siswa tidak bersemangat untuk mengikuti pembelajaran senam ketangkasan. Selain itu dalam pembelajaran guru monoton, guru belum menggunakan metode yang inovatif. Proses pembelajaran senam ketangkasan belum melalui cara-cara gerakan yang benar. Dalam proses pembelajaran kurangnya pemahaman siswa tentang maksud dan tujuan pendidikan jasmani, sehingga pada proses pembelajaran belum semua siswa antusias untuk beraktivitas  olahraga. Kurangnya pemahaman tentang arti pentingnya tubuh bugar dan sehat, sehingga mereka mengikuti pendidikan jasmani hanya sekedar ikut dan mendapat nilai.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut.
1.    Apakah melalui penerapan model Teams Games Tournament (TGT)    motivasi belajar senam ketangkasan  bagi siswa kelas II SD Negeri Pengkol  01 semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat meningkat?
2.    Apakah melalui penerapan medel Teams Games Tournament (TGT) keterampilan senam ketangkasan  bagi siswa kelas II SD Negeri Pengkol  01 semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat meningkat?
3.    Apakah melalui penerapan model Teams Games Tournament (TGT) motivasi belajar dan keterampilan senam ketangkasan  bagi siswa kelas II SD Negeri Pengkol  01 semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat meningkat?

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan khusus dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
1.    Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar senam ketangkasan melalui penerapan model Teams Games Tournament (TGT) bagi siswa kelas II SD Negeri Pengkol  01 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
2.    Untuk mengetahui peningkatan keterampilan senam ketangkasan melalui penerapan model Teams Games Tournament (TGT) bagi siswa kelas II SD Negeri Pengkol  01 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
3.     Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar dan keterampilan senam ketangkasan melalui penerapan model Teams Games Tournament (TGT) bagi siswa kelas II SD Negeri Pengkol  01 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.

Manfaat Penelitian
1.    Manfaat bagi siswa. Penelitian ini dapat menumbuhkan motivasi belajar dan keterampilan senam ketangkasan, serta mengatasi kejenuhan siswa dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani.
2.    Manfaat bagi guru. Memperoleh teori baru tentang model Teams Games Tournament (TGT) dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru dalam memperbaiki proses pembelajaran senam ketangkasan.
3.    Manfaat bagi Sekolah. Penelitian ini memberikan masukan yang positif, yaitu dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sebagai alternatif tindakan pembelajaran.

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
Motivasi Belajar Senam Ketangkasan 
Hakikat Motivasi 
Menurut Baharudin dan wahyuni (2008:159) menjelaskan motivasi (Motivation) adalah menggunakan hasrat kita paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif, serta bertahan untuk menghadapi kegagalan dan frustasi.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar, mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi ada dua macam, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh kemauan untuk belajar. Adanya kemauan untuk belajar tersebut menunjukkan bahwa siswa mempunyai motivasi.
Motivasi Belajar
Masnur (dalam Hamdani, 2011:290) menjelaskan, motivasi adalah daya atau perbuatan yang mendorong seseorang, tindakan atau perbuatan merupakan gejala sebagai akibat dari adanya motivasi tersebut. Ciri-ciri siswa mempunyai motivasi belajar tinggi diantaranya adalah mempunyai rasa tertarik kepada guru dalam arti tidak membenci atau bersikap acuh, tertarik pada mata pelajaran yang sedang dipelajari, memperlihtkan antosias yang tinggi (Sardiman, 2001:24).
Menurut Iskandar (2009:102) belajar dapat didifinisikan sebagai suatu proses yang mana suatu keinginan berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi, dengan keadaan bahwa karakteristi-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan dengan dasar kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan, atau perubahan sementara dari organisme.
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia dan yang membedakannya dengan binatang. Belajar yang dilakukan manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan dimana saja, baik di sekolah, di kelas, di jalanan dalam waktu yang tidak dapat ditentukan sebelumnya.
Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat ditarik simpulan, bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan individu untuk memenuhi kebutuhannya. Belajar bukan sekadar mencari pengalaman, tetapi merupakan suatu proses di mana pembelajaran berlangsung. Di mana guru menyampaikan materi pembelajaran sedang peserta didik menerimanya. 
Dari beberapa uraian difinisi di atas, dapat dikemukakan bahwa motivasi belajar adalah dorongan dari dalam diri siswa agar berperilaku mau mengikuti pembelajaran untuk mencapai tujuan dengan rasa penuh kesadaran, semangat tinggi, keiklasan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, agar dalam melaksanakan pembelajaran lebih efektif dan efisien.
Keterampilan Senam Ketangkasan.
Hakikat Keterampilan
         Pada dasarnya keterampilan senam ketangkasan merupakan salah satu dari bagian pendidikan jasmani yang harus dikuasai oleh setiap siswa. Keterampilan senam ketangkasan sangat berguna untuk melatih kecepatan dan kelincahan. Senam ketangkasan juga berguna untuk meningkatkan keterampilan gerak serta melatih sikap berani dan percaya diri. Keterampilan senam ketangkasan merupakan salah satu keterampilan pendidikan jasmani yang paling sulit. Untuk dapat menguasai keterampilan senam ketangkasan tersebut harus melalui belajar dan latihan secara rutin.
            Keterampilan senam ketangkasan tidak lepas dengan kegiatan meloncat dan berguling. Senam ketangkasan merupakan salah satu keterampilan olahraga yang digunakan untuk berlatih loncat dan berguling. Keterampilan senam ketangkasan merupakan aktivitas yang sebaiknya dilakukan oleh siswa.
Keterampilan Senam Ketangkasan
         Senam Ketangkasan merupakan pembelajaran pendidikan jasmani disekolah perlu diefektifkan. Kegiatan senam ketangkasan merupakan salah satu keterampilan untuk beraktivitas agar hidup sehat. Dengan diajarkan materi senam ketangkasan tersebut diharapkan siswa mempunyai kompetensi yang lebih baik.
         Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan meliputi aspek-aspek yaitu: (a) permainan dan olahraga, (b) aktivitas pengembangan, (c) aktivitas senam, (d) aktivitas ritmik, (d) aktivitas air, (e) pendidikan luar kelas, (f) kesehatan (BSNP, 2007:2).
         Teori senam ketangkasan memang mudah dan gampang secara teori namun sukar untuk dipraktikkan. Tetapi senam ketangkasan bukanlah sekedar teori melainkan keterampilan.  Keterampilan senam ketangkasan yang dimiliki seorang siswa tidak datang secara otomatis, tetapi harus dipelajari dan diasah terus menerus melalui pelatihan secara nyata dalam bentuk praktik langsung bukan teori. Tanpa dilibatkan langsung dalam kegiatan dan latihan senam ketangkasan, seseorang tidak akan trampil.
         Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap mental-emosional-sportif-spiritual-sosial) bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional (BSNP, 2007:1).      
Dengan memiliki keterampilan senam berarti siswa dapat beraktivitas dalam hal ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya. Melalui pembelajaran senam katangkasan siswa dapat memperoleh pengetahuan yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani. Dengan diajarkan materi senam ketangkasan tersebut diharapkan siswa mempunyai kompetensi yang lebih baik.
Berdasarkan pengalaman di sekolah keterampilan senam ketangkasan masih mengalami kesulitan, ketika diajak senam bayangan siswa terkait pada sesuatu yang tidak menarik, membosankan. Oleh sebab itu guru perlu menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Oleh karena itu pembelajaran pendidikan jasmani diarahkan untuk mengembangkan keterampilan beraktivitas.
Model Teams Games Tournament (TGT)
Hakikat Model Pembelajaran
           Pengertian model dalam pembelajaran menurut Suprijono (2009:45) model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model. Model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Dinas pendidikan dan kebudayaan (2008:5) istilah model secara khusus diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan guru sebagai acuan dalam pelaksanaan belajar mengajar di kelas.
Kegiatan belajar mengajar melalui model pembelajaran dapat membantu siswa mendapat informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar.
Model Teams Games Tournament (TGT)
         Pembelajaran model Teams Games Tournament (TGT) merupakan model pembelajaran yang dirasa bisa membuat suasana pembelajaran menjadi  menyenangkan. Di sini para siswa bisa melaksanakan senam ketangkasan dengan suasana yang lebih menyenangkan sehingga tidak ada lagi kesan yang membosankan.
Hamdani (2011:92), menyatakan bahwa pembelajaran model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. TGT menggunakan turnamen atau pertandingan akademik, dan menggunakan kuis – kuis sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara. TGT sangat sering digunakan dengan dikombinasikan dengan STAD, dengan menambah tournament tertentu pada struktur STAD yang biasanya.
Lima komponen utama dalam TGT, yaitu sebagai berikut: (a) penyajian kelas. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, (b) kelompok tim. Kelompok biasanya terdiri atas empat sampai lima orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, ras atau etnik, (c) Game. Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok, (d) Turnamen. Turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Pada turnamen pertama, guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa yang tertinggi prestasinya  sebuah struktur di mana game berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Pada turnamen pertama guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen, tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Setelah turnamen pertama, para siswa akan bertukar meja tergantung pada kinerja mereka. Pada turnamen terakhir pemenang pada tiap meja “naik” tingkat ke meja berikutnya yang lebih tinggi, skor tertinggi kedua tetap tinggal pada meja yang sama dan yang skornya paling rendah “diturunkan” dengan cara ini, jika pada awalnya siswa sudah salah ditempatnya, untuk seterusnya mereka yang sesungguhnya, (5) Team recognisi (penghargaan kelompok). Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, dan masing-masing kelompok akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kreiteria yang ditentukan (Hamdani, 2011:92-93). Pembelajaran kooperatif memberi warna lain dalam proses pembelajaran. Konsep ini bisa menciptakan interaksi para siswa kondusif dan saling mendukung diantara mereka.
Pembelajaran Senam Ketangkasan dengan penerapan model Teams Games Tournament (TGT) 
Pelaksanaan pembelajaran senam ketangkasan memberikan pengalaman penting bagi siswa, memberikan makna secara langsung dalam aktivitas olah raga. Penerapan model Teams Games Tournament (TGT) artinya materi pelajaran disampaikan dengan bentuk lomba yang berfungsi untuk memotivasi para siswa agar senang dalam melakukan aktivitas senam ketangkasan. Dengan model Teams Games Tournament (TGT)  dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa dalam pembelajaran senam ketangkasan.
Melalui bermain dan lomba, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi-potensi dan keterampilannya secara wajar. Berkaitan dengan itu, maka tugas guru adalah merencanakan dan memberi kesempatan untuk bermain dan perlombaan untuk meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan senam ketangkasan siswa.
Penerapan model Teams Games Tournament (TGT)  dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan senam ketangkasan sesuai karakteristik siswa, dan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Semua itu bertujuan agar siswa termotivasi dan terampil melakukan tanpa rasa takut.
Langkah-langkah Pembelajaran Senam Ketangkasan
Dalam melaksanakan pembelajaran senam ketangkasan melalui penerapan model Teams Games Tournament (TGT), sebelum kegiatan dilaksanakan perlu adanya persiapan. Persiapan itu antara lain: (1) persiapan perangkat pembelajaran yang akan digunakan meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) alat peraga yang digunakan yaitu tali untuk bermain, matras (3) daftar nilai.
Penilaian Pembelajaran Senam Ketangkasan
Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah hasil dari suatu proses dan hasil suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan (Suwandi, 2004:5). Guru harus secara aktif dan berkesinambungan terlibat dalam kegiatan penilaian. Siswa pun dituntut ikut berpartisipasi.
Berdasarkan apa yang harus dievaluasi dalam pembelajaran senam ketangkasan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu: (1) tujuan aspek motivasi belajar, dan (2) tujuan aspek keterampilan senam ketangkasan yaitu agar siswa menyenangi materi senam ketangkasan dalam bentuk bermain dan lomba.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan pada landasan teori yang diuraikan di atas dapat dijelaskan kerangka berpikir dalam penelitian sebagai berikut.















Skema Kerangka Berpikir

Hipotesis tindakan
Berdasarkan kajian dan kerangka berpikir di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut.
1.    Melalui penerapan model Teams Games Tournament (TGT), dapat meningkatkan motivasi belajar senam ketangkasan  bagi siswa kelas II SD Negeri Pengkol 01 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
2.    Melalui penerapan model Teams Games Tournament (TGT), dapat meningkatkan keterampilan senam ketangkasan  bagi siswa kelas II SD Negeri Pengkol 01 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
3.     Melalui penerapan model Teams Games Tournament (TGT), dapat meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan senam ketangkasan  bagi siswa kelas II SD Negeri Pengkol 01 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.

METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Waktu dan Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan yaitu bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Juni 2012. Penelitian dilakukan pada waktu itu karena materi yang berhubungan dengan permasalahan senam ketangkasan untuk siswa kelas II masuk materi program semester II tahun pelajaran 2011/2012.
Yang menjadi subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas II SD Negeri Pengkol 01 UPTD Pendidikan Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, dengan jumlah siswa 31 yang terdiri dari 15 laki-laki dan 16 perempuan.
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu data yang berasal dari subjek penelitian dan dari bukan subjek. Sumber data dari subjek penelitian merupakan sumber data primer yaitu tentang proses belajar berupa hasil pengamatan selama pelaksanaan tindakan yang meliputi motivasi belajar siswa dalam proses senam ketangkasan yang meliputi aspek keberanian, aspek kedisiplinan, aspek kerjasama.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik dokumentasi, teknik penugasan, dan teknik non tes.
Alat Pengumpulan Data:
1.    Dokumen yang berupa daftar nilai/ laporan penilaian, pengolahan dan analisis hasil belajar siswa yang digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar kondisi awal siswa.
2.    Tes keterampilan/perbuatan, adalah suatu penilaian terhadap keterampilan/praktik melakukan senam ketangkasan dalam waktu tertentu, tes keterampilan ini digunakan untuk menilai hasil belajar senam ketangkasan siswa dilihat dari sikap awal, gerakannya dan sikap akhir.
3.    Pengamatan, menggunakan lembar penilaian yaitu untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam senam ketangkasan pada aspek keberanian, aspek kedisiplinan, aspek kerjasama.
Validitas Data dan Analisis Data
Untuk memperoleh data yang valid mengenai motivasi belajar dan keterampilan senam ketangkasan siswa kelas II SD Negeri Pengkol 01 semester II tahun pelajaran 2011/2012 yaitu.
1.    Proses pembelajaran siswa (pengamatan) divalidasi dengan melalui trianggulasi sumber yaitu data berasal dari siswa, guru, dan kolaborasi teman sejawat. Data kualitatif  hasil pengamatan menggunakan analisis deskriptif  kualitatif berdasarkan pengamatan dan refleksi dengan membandingkan proses siklus I dan siklus II.
2.    Tes keterampilan/perbuatan yang berupa hasil praktik melakukan senam ketangkasan divalidasi adalah lembar tugas dengan Content Validity diperlukan kisi-kisi kompetensi senam ketangkasan. Data yang berupa angka (data kuantitatif menggunakan analisis deskriptif  komparatif yaitu membandingkan nilai tes praktik senam ketangkasan kondisi awal, nilai tes praktik  siklus I, dan nilai tes praktik siklus II kemudian direfleksi).
Analisis Data
Analisis data yaitu data kualitatif hasil pengamatan proses pembelajaran dianalisis menggunakan analisis  deskriptif  kualitatif dengan membandingkan siklus I dan siklus II. Sedangkan  data yang berupa angka (data kuantitatif menggunakan analisis deskriptif  komparatif  yaitu membandingkan nilai tes praktik lompat tinggi  kondisi awal, nilai tes praktik siklus I, dan nilai tes praktik siklus II kemudian direfleksi).
Prosedur Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan/observasi dan refleksi.








HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Hasil tes kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Nilai Tes Praktik Senam Ketangkasan dan Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

No    Interval Nilai    Frekuensi    Prosentase    Keterangan
1
2
3
4
5
6    40 – 49
50 – 59
60 – 69
70 – 79
80 – 89
90 – 100    -
-
17
11
3
-    -
-
54,84%
35,48%
9,68
-    -
-
 Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
-
Jumlah    31    100 %   
  Sumber: Data Januari 2012

Berdasarkan dari tabel di atas tentang hasil  nilai tes praktik senam ketangkasan kondisi awal kelas II SD Negeri Pengkol 01 Semester II tahun pelajaran 2011/2012 ada 17 siswa atau 54,84% dinyatakan belum tuntas, dan 14 siswa atau 45,16% dinyatakan  tuntas, nilai yang masih di bawah KKM 70,00 yaitu terdiri dari 17 siswa memperoleh nilai antara 60-69 dan siswa yang mendapat nilai di atas KKM terdiri 11 siswa memperoleh nilai antara 60-79, 3 siswa memperoleh nilai antara 80-89. Nilai rata-rata ulangan kondisi awal yaitu 65,48.  
Deskripsi Siklus I
Hasil pengamatan tentang aktivitas proses pembelajaran siswa dan aktivitas guru, aktivitas proses pembelajaran siswa dapat dilihat dalam tabel di bawah , yaitu sebagai berikut.


Perolehan Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus I
No    Aspek yang diamati    Jumlah Skor    Rata-rata    Kategori
1
2
3
    Keberanian
Kedisiplinan
Kerjasama
    69
72
86
    2,23
2,32
2,77
    Cukup berani
Cukup disiplin
Baik

            Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Nilai tes praktik senam ketangkasan Siklus I
No    Interval Nilai    Frekuensi    Prosentase (%)    Keterangan
1
2
3
4
5
6    40 – 49
50 – 59
60 – 69
70 – 79
80 – 89
90 – 100
    -
-
7
21
3
-    -
-
22,58%
67,74%
  9,68%
-    -
-
Belum tuntas
 Tuntas
Tuntas
-

    Jumlah    31    100%   

Berdasarkan dari tabel di atas tentang hasil nilai tes praktik senam ketangkasan siklus I kelas II SD Negeri Pengkol 01 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 ada 7 siswa atau22,58% dinyatakan belum tuntas dan ada 24 siswa atau 77,42% dinyatakan tuntas. Nilai yang masih di bawah KKM 70,00 yaitu terdiri dari 7 siswa memperoleh nilai antara 60-69, dan yang mendapat nilai di atas KKM ada  21 siswa memperoleh nilai antara 70-79, dan 3 siswa memperoleh nilai antara 80-89. Nilai rata-rata hasil tes praktik senam ketangkasan siklus I yaitu 69,68.
Deskripsi Tindakan Siklus II
Hasil pengamatan tentang proses pembelajaran siswa dapat dilihat dalam tabel, yaitu sebagai berikut. 


Rekap hasil pengamatan proses pembelajaran siklus II
No    Aspek Yang Diamati    Jumlah Skor    Rata-rata    Keterangan
1    Keberanian    100    3,22    Berani
2    Kedisiplinan    99    3,19    Disiplin
3    Kerjasama    111    3,58       Amat Baik

         Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
  Nilai tes praktik senam ketangkasan dan Ketuntasan belajar Siklus II

No    Interval Nilai     Frekuensi     Prosentase (%)    Keterangan
1
2
3
4
5
6    40 – 49
50 – 59
60 – 69
70 – 79
80 – 89
90 – 100    -
-
-
23
8
-    -
-
-
74,19%
25,81%
-    -
-
-
Tuntas
Tuntas
-
    Jumlah     31    100%   
          
Berdasarkan tabel di atas hasil nilai dari ketuntasan belajar siswa siklus II dari 30 siswa tidak ada yang memperoleh nilai di bawah KKM 70,00 . Sedangkan siswa yang mendapat nilai tuntas di atas KKM sebanyak 31 siswa (100%) yang terdiri dari 23 siswa memperoleh nilai antara 70-79, 8 siswa memperoleh nilai antara 80-89. Nilai rata-rata tes praktik senam ketangkasan pada siklus II adalah 75,32.
Pembahasan/ Diskusi
Dalam pembahasan ini ada 3 hal yang akan dibahas, yaitu meliputi tindakan, aktivitas proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa.
1.    Tindakan
No    Kondisi Awal    Siklus I    Siklus II
1.    Belum menerapkan model Teams Games Tournament (TGT)     Menerapkan model Teams Games Tournament (TGT),  dengan kelompok besar    Menerapkan model Teams Games Tournament (TGT), dengan kelompok kecil

2.    Aktivitas Proses Pembelajaran
No    Kondisi Awal    Siklus I    Siklus II    Refleksi
1    Siswa
Motivasi belajar siswa dalam proses senam ketangkasan, aspek keberanian kategori kurang berani, aspek kedisiplinan  kurang disiplin, aspek kerjasama kurang.





















Guru
Dalam Pembelajaran memberi tugas dan siswa disuruh mempraktikkannya dan pembelajaran monoton.      Aspek keberanian
Jumlah skor: 69
Nilai rata-rata: 2,23
Prosentase: 55,64%
Kategori: Cukup berani





 Aspek kedisiplinan
Jumlah skor: 72
Nilai rata-rata: 2,32
Prosentase: 58,08%
Kategori: Cukup disiplin




Aspek kerjasama
Jumlah skor: 86
Nilai rata-rata: 2,77
Prosentase: 69,35%
Kategori: Baik





Aktivitas kinerja guru
Jumlah skor: 54
Nilai rata-rata: 4,15
Prosentase: 83,08%
Kategori: Baik      Aspek keberanian
Jumlah skor: 100
Nilai rata-rata: 3,22
Prosentase: 80,65%
Kategori: Berani






Aspek kedisiplinan 
Jumlah skor: 99
Nilai rata-rata: 3,19
Prosentase: 79,84%
Kategori: Disiplin





Aspek kerjasama
Jumlah skor: 111
Nilai rata-rata: 3,58
Prosentase: 89,52%
Kategori: Amat baik





Aktivitas kinerja guru
Jumlah skor: 60
Nilai rata-rata: 4,62
Prosentase: 92,31%
Kategori: Amat baik     Dari siklus I ke siklus II, aspek keberanian terdapat peningkatan jumlah skor dari 69 menjadi 100 meningkat 31. Nilai rata-rata dari 2,23 menjadi 3,22 meningkat 0,99. Prosentase dari 55,64% menjadi 80,65% meningkat 25,01%. Dari kategori cukup berani menjadi berani.

Aspek kedisiplinan terdapat peningkatan jumlah skor dari 72 menjadi 99 meningkat 27. Nilai rata-rata dari 2,32 menjadi 3,19 meningkat 0,87. Prosentase dari 58,08% menjadi 79,84% meningkat 21,76%.  Dari kategori cukup disiplin menjadi disiplin.

Aspek kerjasama terdapat peningkatann jumlah skor dari  86 menjadi 111 meningkat 25. Nilai rat-rata dari 2,77 menjadi 3,58 meningkat 0,81. Prosentase dari 69,35% menjadi 89,52% meningkat 20,17%. Dari kategori baik menjadi amat baik. 

Aktivitas kinerja guru siklus I dan siklus II terdapat peningkatan jumlah skor 54 menjadi 60 meningkat 6. Nilai rata-rata dari 4,15 menjadi 4,62 meningkat 0,47. Prosentase dari 83,08% menjadi 92,31% meningkat 9,23%. Dari kategori baik menjadi amat baik.










3.     Hasil Belajar Siswa
No.    Kondisi Awal    Siklus I    Siklus II    Refleksi Kondisi Awal ke Siklus II
1    Dari 31 siswa yang mendapat nilai : Tuntas 14 siswa (45,16%) dan yang belum tuntas 17 siswa (54,84%)
nilai rata-rata 65,48    Dari 31 siswa yang mendapat nilai Tuntas 24 siswa (77,42%) dan yang belum tuntas  7 (22,58%)
Nilai rata-rata 69,68    Dari 31 siswa yang mendapat nilai : Tuntas 31 siswa (100%) dengan nilai rata-rata 75,32.     Dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 14 siswa (45,16%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 31 siswa (100%) meningkat 17 siswa (54,84%).  Nilai rata-rata dari 65,48 menjadi  75,32 meningkat sebesar 9,84.


Hasil Penelitian
Berdasarkan pembahasan /diskusi di atas hasil tindakan yang berupa proses pembelajaran dan hasil belajar dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.    Proses Pembelajaran Siswa
Dari Siklus I ke Siklus II terdapat peningkatan motivasi belajar siswa dalam proses senam ketangkasan dalam aspek yang diamati yaitu aspek keberanian dari  kategori cukup berani  menjadi berani, aspek kedisiplinan dari kategori cukup disiplin  menjadi disiplin, dan aspek kerjasama dari kategori baik menjadi sangat amat baik.
2.    Hasil belajar Siswa
Dari kondisi awal ke Siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 14 siswa (45,56%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 31 (100%) meningkat 17 siswa (54,84%). Nilai rata-rata dari 65,48 menjadi 75,32 meningkat sebesar 9,84.



PENUTUP
Simpulan
Menurut teoretik dan empirik hasil penelitian tindakan kelas melalui penerapan pendekatan bermain dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.    Melalui penerapan model Teams Games Tournament (TGT) motivasi belajar senam ketangkasan bagi siswa kelas II SD Negeri Pengkol 01 Semester II tahun pelajaran 2011/2012 meningkat dari Siklus I ke Siklus II terdapat peningkatan motivasi belajar siswa dalam proses senam ketangkasan dalam aspek yang diamati yaitu aspek keberanian  dari kategori cukup berani menjadi sangat berani, aspek kedisiplinan dari kategori cukup disiplin menjadi disiplin, aspek kerjasama dari kategori baik menjadi amat baik.
2.    Melalui penerapan model Teams Games Tournament (TGT) keterampilan senam ketangkasan bagi siswa kelas II SD Negeri Pengkol 01 semester II tahun pelajaran 2011/2012 meningkat dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 14 siswa (45,16%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 31 siswa (100%) meningkat 17 siswa (54,84%). Nilai rata-rata dari 65,48 menjadi 75,32 meningkat sebesar 0,84.
3.    Melalui penerapan model Teams Games Tournament (TGT) motivasi belajar dan keterampilan senam ketangkasan bagi siswa kelas II SD Negeri Pengkol 01 semester II tahun pelajaran 2011/2012 meningkat, baik motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran maupun keterampilan senam ketangkasan, meningkat dari kondisi awal ke kondisi akhir yaitu anak menjadi berani, disiplin, kerjasamanya juga baik dan keterampilan senam ketangkasan juga meningkat.

Implikasi
Berdasarkan kajian teori serta penerapan model Teams Games Tournament (TGT) untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
1.    Mendapat teori baru tentang berbagai model pembelajaran yang efektif dan kreatif yaitu model Teams Games Tournament (TGT).
2.    Sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas selanjutnya dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran.
Saran
1.    Saran bagi siswa, agar siswa dapat mengikuti  proses pembelajaran lebih aktif, mempunyai keberanian,  disiplin dalam mengikuti pembelajaran, dapat bekerjasama dengan baik,
2.    Saran bagi guru, memberikan bekal dan solusi pemecahan agar dapat menerapkan dan mengembangkan dalam memilih serta menerapkan model pembelajaran inovatif  yang menjadi tanggungjawab professional guru.
3.    Saran bagi sekolah, memberikan berbagai alternatif tindakan pembelajaran dalam mengembangkan model pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.







DAFTAR PUSTAKA
Baharudin dan Wahyuni, Esa Nur. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: RUZZ Media Group.

BSNP. 2007. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI, Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2008. Model-model Pembelajaran yang Efektif. Semarang: Balai Pustaka.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan. Ciputat: Gaung Persada (GP) Press.

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susilo. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Pubhliser.

Suwandi, Sarwiji. 2004. “Penilaian Portofolio dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam Seminar Nasional, Pascasarjana UNS”.




Posting Komentar

0 Komentar