Terbaru

6/recent/ticker-posts

Metode Problem-Based Learning (PBL) menurut ahli

Metode Problem-Based Learning adalah salah satu model pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas dan nalar siswa, sehingga kreativitas siswa dapat berkembang secara optimal (Aisyah, 2003: 14-15). Hal ini sangat dimungkinkan karena dalam problem-based instruction, siswa dilatih untuk menjawab suatu permasalahan nyata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Menurut Arends (2008:41) Problem Based Learning adalah pembelajaran yang menyuguhkan masalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang berfungsi sebagai landasan bagi investigasi dan penyelidikan siswa. Dutch (dalam Amir, 2013: 21) berpendapat bahwa Problem Based Learning adalah metode intruksional yang menantang siswa agar belajar untuk belajar bekerjasama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata.  Dengan demikian, pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif dalam membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah ada dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial.

Dalam perolehan informasi dan pengembangan pemahaman tentang topik-topik, siswa belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah, mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai pemecahan masalah, bekerja secara individual atau kolaborasi dalam pemecahan masalah.Menurut Nurhadi (2004: 109), Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari mata pelajaran.

Menurut Dewey (dalam Trianto, 2007: 67) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan pada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik.

Esensi dari Problem-Based Learning terdiri dari memperkenalkan kepada siswa tentang situasi masalah yang sebenarnya dan bermakna yang dapat digunakan sebagai sarana untuk investigation (penyelidikan) dan inquiry (pemeriksaan) (Hobri, 2009: 104). Berdasarkan prinsip tersebut dapat dikatakan bahwa Problem-Based Learning merupakan salah satu model yang mampu mengaktifkan siswa untuk belajar.

Problem-Based Learning mengorganisasi pembelajaran antara pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah (baik secara personal dan sosial) sehingga penting dan bermakna bagi siswa. Problem-Based Learning menunjukkan sesuatu yang sebenarnya, situasi kehidupan nyata yang menghindari jawaban sederhana dan hanya melengkapi jawaban yang sudah ada.
Menurut Ibrahim, dkk., (2010: 4) ciri-ciri pembelajaran berbasis masalah (PBL) adalah mengorientasikan siswa pada masalah-masalah autentik, suatu pemusatan antar disiplin pengetahuan, penyelidikan autentik, kerjasama, menghasilkan karya (publikasi hasil). Model pembelajaran ini bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir di kalangan siswa lewat latihan penyelesaian masalah, oleh sebab itu siswa dilibatkan dalam proses maupun perolehan produk penyelesaiannya. Dengan demikian model ini juga akan mengembangkan keterampilan berpikir lewat fakta empiris maupun kemampuan berpikir rasional, sehingga latihan yang berulang-ulang ini dapat membina keterampilan intelektual dan sekaligus dapat mendewasakan siswa.

Siswa berperan sebagai self-regulated learner, artinya lewat pembelajaran model ini siswa harus dilibatkan dalam pengalaman nyata atau simulasi sehingga dapat bertindak sebagai seorang ilmuwan atau orang dewasa. Model ini tentu tidak dirancang agar guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa, tetapi guru perlu berperan sebagai fasilitator pembelajaran dengan upaya memberikan dorongan agar siswa bersedia melakukan sesuatu dan mengungkapkannya secara verbal. Dengan demikian apabila kemampuan pemecahan masalah matematika siswa meningkat diharapkan proses pembelajaran akan lebih baik dari sebelumnya.

Posting Komentar

0 Komentar