PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK LATIHAN TERBIMBING BERDASARKAN ILUSTRASI TOKOH IDOLA SISWA KELAS VI SDN INPRES 5 LOLU KECAMATAN PALU SELATAN SEMSTER II TAHUN AJARAN 2011/2012
ABSTRAK
Menulis sebagai salah satu kegiatan yang harus dihadapi siswa dalam proses pembelajaran, terutama untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Melalui kegiatan menulis diharapkan siswa dapat menuangkan idenya baik yang bersifat ilmiah maupun imajinatif. Sekolah sebagai tempat siswa mengenyam pendidikan diharapkan dapat memberikan pembelajaran tentang menulis dengan baik menggunakan teknik yang tepat sehingga potensi dan daya kreativitas siswa dapat tersalurkan dengan baik, tidak hanya potensi yang terpendam. Permasalahan
penelitian ini adalah (1) bagaimana peningkatan keterampilan menulis cerpen siswa kelas VI SDN Inpres 5 Lolu Kecamatan Palu Selatan semester II Tahun 2011/2012 setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola. (2) bagaimana perubahan sikap dan perilaku siswa kelas VI SDN Inpres 5 Lolu Kecamatan Palu Selatan semester II Tahun 2011/2012 terhadap pembelajaran menulis cerpen, setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis cerpen siswa kelas VI SDN Inpres 5 Lolu Kecamatan Palu Selatan semester II Tahun 2011/2012 setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola. (2) mendeskripsikan pendapat siswa kelas VI SDN Inpres 5 Lolu Kecamatan Palu Selatan semester II Tahun 2011/2012 terhadap pembelajaran menulis cerpen, setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus terdiri atas, (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Data penelitian diambil melalui tes dan nontes. Data tes yaitu berupa penilaian keterampilan menulis cerpen. Sedangkan alat pengambilan data nontes yang digunakan berupa pedoman observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto. Selanjutnya data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
Simpulan dari penelitian ini yaitu peningkatan keterampilan menulis cerpen siswa kelas VI SDN Inpres 5 Lolu Kecamatan Palu Selatan semester II Tahun 2011/2012 setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola terlihat dari hasil tes menulis cerpen siswa pada tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Nilai rata-rata siswa pada prasiklus mencapai 53 kemudian setelah dilakukan siklus I meningkat menjadi 73 atau meningkat sebanyak 25,94% dari prasiklus. Setelah dilakukan siklus II meningkat menjadi 78 atau meningkat sebanyak 7,58% dari siklus I dan meningkat sebanyak 49,22% dari prasiklus.
Kata kunci: Keterampilan menulis cerpen, teknik latihan terbimbing, tokoh idola.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan menulis sebagai salah satu cara berkomunikasi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menyampaikan maksud kepada orang lain atau pembaca dengan menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar sehingga apa yang ditulis dan disampaikan sesuai dengan apa yang diinginkan penulis. Salah satu cara membuat kelas lebih hidup dan siswa lebih aktif, yakni dengan mendorong siswa berlatih untuk menulis kreatif. Ini dilakukan dengan memberikan tema-tema yang bersifat umum agar dapat dikembangkan sendiri oleh para siswa, berdasarkan pengamatan dan pengalaman mereka. Tema yang diberikan dapat diambil dari karya-karya sastra yang pernah dibaca oleh siswa, atau dapat diambil dari berbagai karya sastra yang pernah dikenalnya. Dalam kajian ini dipilih cerpen sebagai objek penelitian. Pemilihan cerpen dalam penelitian karena ada beberapa alasan. Pertama, menulis cerpen tidak memerlukan waktu yang lama disebabkan cerpen lebih pendek dibanding dengan novel. Kedua, bahasa yang digunakan dalam cerpen merupakan bahasa yang sederhana, lebih sederhana dibandingkan bahasa dalam puisi yang dengan bahasa yang singkat mampu merangkum semua ide cerita dalam satu rangkaian tema.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana peningkatan keterampilan menulis cerpen siswa kelas VI SDN Inpres 5 Lolu Kecamatan Palu Selatan semester II Tahun 2011/2012 setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola?
2) Bagaimana perubahan sikap dan perilaku siswa kelas VI SDN Inpres 5 Lolu Kecamatan Palu Selatan semester II Tahun 2011/2012 terhadap pembelajaran menulis cerpen, setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan kedua rumusan masalah yang ada di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis cerpen siswa kelas VI SDN Inpres 5 Lolu Kecamatan Palu Selatan semester II Tahun 2011/2012 setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola.
2) Mendeskripsikan pendapat siswa kelas VI SDN Inpres 5 Lolu Kecamatan Palu Selatan semester II Tahun 2011/2012 terhadap pembelajaran menulis cerpen, setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.
1) Manfaat teoretis
Manfaat teoretis setelah dilakukannya pembelajaran menulis cerpen dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola adalah berupa ditemukannya pendekatan dan teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan pembelajaran tersebut.
2) Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu manfaat bagi siswa, guru, dan peneliti yang lain.
Bagi siswa, dengan adanya penelitian siswa mendapat suatu pengalaman baru yang bermakna dengan adanya pembelajaran menulis cerpen dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola.
Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan pedoman dan pertimbangan dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis cerpen bagi siswa.
Bagi peneliti yang lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembanding dalam hal cara meningkatkan keterampilan menulis cerpen.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori
1. Menulis Kreatif Cerpen
Dasar penulisan kreatif atau creatif writing sama dengan menulis biasa,pada umumnya. Unsur kreativitas mendapat tekanan dan pehatian besar karena dalam hal ini sangat penting peranannya dalam pengembangan proses kreatif seorang penulis/pengarang dalam karya-karyanya, kreativitas ini dalam ide maupun akhirnya (Titik 2003:31). Untuk memulai menulis memang memerlukan proses kreatif yaitu dimulai dengan adanya ide (kekayaan batin/intelektual) sebagai bahan tulisan. Ide itu bisa diperoleh setiap saat, kapan mau menulis. Sumber utamanya adalah bacaan, pergaulan, perjalanan (traveling), kontemplasi, monolog, konflik dengan diri sendiri (internal) maupun dengan di luar kita (external), pemberontakan (rasa tidak puas), dorongan mengabdi (berbagi ilmu), kegembiraan, mencapai prestasi, tuntutan profesi dan sebagainya.
Trianto (dalam Kholifah 2006:19) menyebutkan bahwa tulisan yang bersifat kreatif merupakan tulisan yang bersifat apresiatif dan ekspresif. Apresiatif
maksudnya melalui kegiatan menulis kreatif orang dapat mengenali, menyenangi, menikmati, dan mungkin menciptakan kembali secara kritis berbagai hal yang dijumpai dalam teks-teks kreatif karya orang lain dengan caranya sendiri dan memanfaatkan berbagai hal tersebut ke dalam kehidupan nyata. Ekspresif dalam arti bahwa kita dimungkinkan mengekspresikan atau mengungkapkan berbagai pengalaman/berbagai hal yang menggejala dalam diri kita untuk dikomunikasikan kepada orang lain melalui tulisan kreatif sebagai sesuatu yang bermakna. Salah satu teks bersifat kreatif adalah teks cerpen.
2. Cerita Pendek
a. Pengertian Cerita Pendek
Pengertian cerpen diungkapkan oleh sastrawan kenamaan dari Amerika yang bernama Edgar Alan Poe (dalam Nurgiantoro 2005:10). Dia mengatakan bahwa cerita pendek (cerpen) adalah sebuah cerita yang dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam.
b. Unsur-unsur Pembangun Cerita Pendek
Menurut Rahmanto (dalam Fariqoh 2002:11) cerpen tersusun atas unsurunsur cerita yang saling berkaitan erat antara satu dengan yang lainnya. Keterkaitan unsur-unsur pembangun cerita tersebut membentuk totalitas yang bersifat abstrak.
3. Teknik Latihan Terbimbing
Pada dasarnya teknik yang digunakan dalam suatu pembelajaran mengacu pada cara-cara atau alat-alat yang digunakan seorang guru dalam kelas sebagai taktik untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pengajaran di kelas pada waktu itu. Teknik latihan terbimbing pada penelitian ini adalah suatu cara untuk memperoleh ketangkasan melalui suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus secara sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya agar tercapai keterampilan untuk dapat memahami dirinya, keterampilan untuk menerima dirinya, keterampilan untuk mengarahkan dirinya, dan keterampilan untuk merealisasikan dirinya.
4. Tokoh Idola
Tokoh idola merupakan seseorang yang sangat dikagumi oleh penggemarnya. Kekaguman itu dapat ditimbulkan oleh beberpa hal antara lain kekagumannya terhadap kepandaian atau kecerdasan yang dimiliki, kebaikannya, prestasi-prestasi yang dimiliki, hasil karya yang diciptakan dan sebagainya. Tokoh idola adalah bagian penting dari identitas yang paling sejati dari seseorang.
Teknik menulis cerpen dengan latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola dalam penelitian ini diartikan sebagai menulis cerpen berdasarkan kisah nyata yang berupa pengalaman orang lain, dalam hal ini dapat diambil dari kisah nyata tokoh idolanya yang paling menarik untuk dijadikan ide untuk dikembangkan menjadi sebuah cerpen dengan bimbingan dari seorang guru.
B. Kerangka Berpikir
Keterampilan menulis cerpen bukanlah suatu pekerjaan yang mudah untuk dilakukan. Pada umumnya siswa mengalami kesulitan untuk menentukan ide atau gagasan untuk dituangkan ke dalam sebuah cerpen. Oleh karena itu, agar kesulitan
tersebut dapat diatasi perlu diterapkan teknik pembelajaran yang tepat serta menarik perhatian siswa. Salah satu teknik yang digunakan adalah teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola. Teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola di dalam menulis cerpen diharapkan dapat memberikan kemudahan untuk membantu siswa dalam menentukan ide atau gagasan dalam menulis cerpen. Dengan adanya permasalahan tersebut peneliti melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan melalui dua siklus yang terdiri atas empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan masalah yang terdapat pada kelas VI SDN Inpres 5 Lolu Kecamatan Palu Selatan semester II Tahun 2011/2012, penelitian mengenai pembelajaran menulis cerpen dilaksanakan oleh peneliti maka hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola akan meningkatkan keterampilan siswa kelas VI SDN Inpres 5 Lolu Kecamatan Palu Selatan semester II Tahun 2011/2012 dalam menulis cerpen.
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI yang berjumlah 42 siswa, sedang obyeknya adalah Kemampuan Menulis Cerpen Siswa kelas VI SDN Inpres 5 Lolu Kecamatan Palu Selatan semester II Tahun 2011/2012. Penulis mengambil subjek penelitian kelas VI dengan alasan bahwa kemampuan menulis cerpen siswa masih kurang jika dibandingkan dengan kelas yang lain, peneliti adalah guru bahasa indonesia di kelas ini yang sekaligus sebagai kepala sekolah di sekolah ini.
B. Variabel Penelitian
1. Keterampilan menulis cerpen kelas VI, yaitu kemampuan siswa dalam menulis (membuat) unsur-unsur pembangun cerpen.
2. Penggunaan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola dalam pembelajaran menulis cerpen, yaitu menulis cerpen berdasarkan kisah nyata yang berupa pengalaman orang lain, dalam hal ini dapat diambil dari kisah nyata tokoh idolanya yang paling menarik untuk dijadikan ide atau gagasan untuk dikembangkan menjadi sebuah cerpen dengan bimbingan dari seorang guru.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini menggunakan bentuk dan uji instrumen berupa tes dan non tes. Bentuk nontes antara lain observasi, jurnal,pedoman wawancara, dokumentasi foto.
D. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I terdiri atas, (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data-data tersebut diperoleh melalui langkah-langkah berikut:
1. Variabel keterampilan menulis cerpen diperoleh dari tes siswa selama mengikuti pembelajaran.
2. Variabel penggunaan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola diperoleh dari observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto.
F. Indikator Keberhasilan
Peneliti menetapkan indikator untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pemahaman menulis cerpen dengan kategori Sangat baik (> 85 ), Baik (76 – 85), Cukup ( 65- 75 ), kurang (< 65 ).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Prasiklus
Tabel 1 Hasil Tes Keterampilan Menulis Cerpen Prasiklus
No Kategori Rentang Skor Frekuensi Bobot Skor Presentase (%) Rata-rata nilai
1.
2.
3.
4. Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang > 85
76 – 85
65 – 75
< 65 0
0
6
36 0
0
398
1810 0
0
14,29
85,71
2208
42
= 52,57
( Kurang )
Jumlah 42 2208 100
Data pada tabel 1 menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang mencapai nilai >85 dalam kategori sangat baik dan tidak ada juga siswa yang mencapai skor 76 – 85 dalam kategori baik. Siswa yang mendapat nilai 65 – 75 dengan kategori cukup sebanyak 6 siswa atau 14,29% dan siswa yang mendapat nilai <65 dengan kategori kurang sebanyak 36 siswa atau 85,71%. Perolehan nilai menulis cerpen pada tahap prasiklus masih dalam kategori kurang dengan rata-rata nilai hanya mencapai 52,57.
2. Hasil Penelitian Siklus I
a. Hasil Tes
Data hasil tes ini merupakan data penentu keterampilan menulis cerpen siswa dan peningkatan keterampilan menulis cerpen siswa. Dari hasil tes ini dapat
diketahui tingkat keterampilan menulis cerpen siswa. Hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2 Perolehan Nilai Menulis Cerpen Siklus I
No Kategori Rentang Skor Frekuensi Bobot Skor Presentase (%) Rata-rata nilai
1.
2.
3.
4. Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang > 85
76 – 85
65 – 75
< 65 0
18
24
0 0
1412
1651
0 0
42,86
75,14
0 3063
42
= 72,92
( Cukup )
Jumlah 42 3063 100
Data pada tabel 2 menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang mendapat nilai dengan kategori sangat baik dan kurang. Siswa yang mendapat nilai 76 – 85 dengan kategori baik sebanyak 18 siswa atau 42,86% dan siswa yang mendapat nilai 65 – 75 dengan kategori cukup sebanyak 24 siswa atau 57,14%. Perolehan nilai menulis cerpen pada siklus I masih dalam kategori cukup dengan rata-rata nilai mencapai 72,92.
b. Hasil Nontes
Hasil penelitian nontes diperoleh dari hasil observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto.
1). Hasil Observasi
Aspek yang menjadi sasaran dalam kegiatan observasi adalah 1) antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran, 2) perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan guru, 3) keseriusan siswa dalam kegiatan pembelajaran, 4) keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, 5) respon atau sikap siswa selama mengikuti pembelajaran, dan 6) komentar yang diberikan siswa selama pembelajaran menulis cerpen berlangsung.
2). Hasil Jurnal
Berdasarkan hasil jurnal, sebagian besar siswa menyatakan bahwa mereka merasa kesulitan dalam menerima penjelasan yang diberikan oleh guru, penyebab dari kesulitan mereka dalam menulis cerpen yaitu 1) kurangnya pengetahuan tentang cara-cara menulis cerpen dan belum dapat mengembangkan ide pikiran yang ada, 2) sulit untuk menentukan dan mengembangkan ide ke dalam bentuk cerpen, 3) kesulitan untuk mengawali cerita dalam sebuah cerpen, 4) memilih dan menggunakan bahasa yang baik dan tepat, 5) sulit berkonsentrasi saat menulis cerpen yang disebabkan suasana kelas yang ramai, dan lain-lain.
3). Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan setiap akhir siklus di luar jam pelajaran. Wawancara tidak dilakukan pada semua siswa, tetapi dilakukan kepada siswa yang terlihat menonjol dalam peningkatan hasil menulis cerpen bagi siswa yang mendapat nilai tertinggi, penurunan hasil menulis cerpen bagi siswa yang mendapat nilai terendah, bersikap positif dalam kegiatan pembelajaran, dan bersikap negatif dalam kegiatan pembelajaran.
4). Dokumentasi Foto
Dokumentasi foto merupakan data yang cukup penting sebagai bukti terjadinya suatu peristiwa. Dalam penelitian ini, penulis memandang perlu juga menggunakan dokumentasi foto sebagai salah satu data instrumen nontes.Contoh dokumen yang disajikan berupa kegiatan awal pembelajaran, kegiatan siswa memperhatikan contoh cerpen dan guru memberi penjelasan pada siswa.
3. Hasil Penelitian Siklus II
a. Hasil Tes
Tabel 3 Perolehan Nilai Menulis Cerpen Siklus II
No Kategori Rentang Skor Frekuensi Bobot Skor Presentase (%) Rata-rata nilai
1.
2.
3.
4. Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang > 85
76 – 85
65 – 75
< 65 4
30
8
0 347
579
2369
0 9,52
71,43
19,05
0
3295
42
= 78,45
( Baik )
Jumlah 42 3295 100
Data pada tabel 3 menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai >85 dengan kategori sangat baik ada 4 siswa atau 9,52%. Siswa yang mendapat nilai 76 – 85 dengan kategori baik sebanyak 30 siswa atau 71,43% dan siswa yang mendapat nilai 65 – 75 dengan kategori cukup ada 8 siswa atau 19,05%. Perolehan nilai menulis cerpen pada siklus II sudah mencapai kategori baik yaitu dapat mencapai rata-rata 78,45.
b. Hasil Nontes
Hasil penelitian nontes pada siklus II diperoleh dari data observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto.Secara umum tindakan yang dilakukan pada pelaksanaan non tes sama dengan pada siklus I, akan tetapi pada siklus II ini merupakan kelanjutan dari siklus I karena pada siklus I belum dapat mencapai indikator yang ditentukan.
B. Pembahasan
Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas VI
Persoalan peningkatan keterampilan menulis cerpen dapat dijawab dengan deskripsi data secara kuantitatif untuk mengetahui peningkatan rata-rata keterampilan siswa menulis cerpen dari tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II.
Lebih rinci peningkatan keterampilan menulis cerpen setelah mendapatkan pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola untuk tiap aspek penilaian disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4 Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen
Nilai rata-rata
kelas Peningkatan
PS S I S II PS-SI % SI-SII % PS-SII %
1 10,21=51 13,76=69 14,40=72 3,55 34,77 0,64 4,65 4,19 41,04
2 10,14=51 15,07=75 16,54=83 4,93 48,61 1,47 9,75 6,4 63,12
3 10,10=53 12,67=63 13,52=68 2,57 25,44 0,85 6,70 3,42 33,86
4 7,99=53 11,17=74 13,00=87 3,18 39,80 1,83 16,80 5,01 62,70
5 7,71=51 11,14=74 11,85=79 3,43 44,49 0,71 6,37 4,14 53,69
6 6,42=64 9,11=91 9,14=91 2,69 41,90 0,03 0,33 2,72 42,37
Rata-2 53 73 78 20,35 25,94 7,58 7,58 25,88 49,22
Keterangan:
1. penggunaan alur atau plot
2. penggambaran tokoh dan penokohan
3. pendeskripsian latar
4. penggunaan gaya bahasa
5. penggunaan sudut pandang
6. kesesuaian tema dengan ceritanya
Data pada tabel 4 di atas merupakan rekapitulasi hasil tes keterampilan menulis cerpen prasiklus, siklus I, dan siklus II. Uraian tabel di atas dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut. Hasil prasiklus nilai rata-rata kelas mencapai 53 termasuk kategori kurang. Nilai rata-rata tersebut berasal dari jumlah rata-rata masing-masing aspek yang dinilai. Pada prasiklus, aspek penggunaan alur mencapai nilai rata-rata sebesar 51 masuk kategori kurang. Aspek penggambaran tokoh dan penokohan sebesar 51 masuk kategori kurang. Aspek pendeskripsian latar sebesar 51 masuk kategori kurang. Aspek penggunaan gaya bahasa sebesar 53 masuk kategori kurang. Aspek penggunaan sudut pandang sebesar 51 masuk kategori kurang. Aspek tema cerita sebesar 64 masuk kategori kurang. Katerampilan siswa dalam menulis cerpen yang masih tergolong rendah disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa sendiri yaitu minat siswa
terhadap pembelajaran menulis cerpen. faktor eksternal berasal dari penggunaan teknik yang kurang tepat dan kurang menarik perhatian siswa. Hasil tes menulis cerpen pada siklus I mencapai rata-rata 73 termasuk kategori cukup. Dengan demikian, hasil tersebut belum memenuhi rata-rata nilai yang diharapkan. Nilai rata-rata tersebut diakumulasikan dari beberapa aspek penilaian. Pada siklus I, aspek penggunaan alur sebesar 69 masuk kategori cukup dan mengalami peningkatan sebesar 3,55 atau 34,77% dari nilai rata-rata prasiklus. Aspek penggambaran tokoh dan penokohan sebesar 75 masuk kategori cukup dan mengalami peningkatan sebesar 4,93 atau 48,61% dari nilai rata-rata prasiklus . Aspek pendeskripsian latar sebesar 63 masuk kategori kurang dan mengalami peningkatan sebesar 2,57 atau 25,44% dari nilai rata-rata prasiklus. Aspek penggunaan gaya bahasa sebesar 74 masuk kategori cukup dan mengalami peningkatan sebesar 3,18 atau 39,80% dari nilai rata-rata prasiklus. Aspek penggunaan sudut pandang sebesar 74 masuk kategori cukup dan mengalami peningkatan sebesar 3,43 atau 44,49% dari nilai rata-rata prasiklus. Aspek tema cerita sebesar 91 masuk kategori sangat baik dan mengalami peningkatan sebesar 2,69 atau 41,90% dari nilai rata-rata prasiklus. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis cerpen siswa mengalami peningkatan sebesar 20,35 atau 29,94% dari nilai rata-rata prasiklus. Hasil tes menulis cerpen pada siklus II diperoleh rata-rata nilai siswa sebesar 78 dalam kategori baik. Pencapaian nilai tersebut telah mencapai rata-rata yang telah ditentukan. Nilai masing-masing aspek diuraikan sebagai berikut.
Aspek penggunaan alur sebesar 72 masuk kategori cukup dan mengalami peningkatan sebesar 0,64 atau 4,65% dari nilai rata-rata siklus I atau meningkat sebesar 4,19 atau 41,14% dari nilai rata-rata prasiklus. Aspek penggambaran tokoh dan penokohan sebesar 83 masuk kategori baik dan mengalami peningkatan sebesar 1,47 atau 9,75% dari nilai rata-rata siklus I atau meningkat sebesar 6,4 atau 63,12% dari nilai rata-rata prasiklus. Aspek pendeskripsian latar sebesar 68 masuk kategori cukup dan mengalami peningkatan sebesar 0,85 atau 6,70% dari nilai rata-rata siklus I atau meningkat sebesar 3,42 atau 33,86% dari nilai rata-rata prasiklus. Aspek penggunaan gaya bahasa sebesar 87 masuk kategori sangat baik dan mengalami peningkatan sebesar 1,83 atau 16,38% dari nilai rata-rata siklus I atau meningkat sebesar 5,01 atau 62,70% dari nilai rata-rata prasiklus.
Aspek penggunaan sudut pandang sebesar 79 masuk kategori baik dan mengalami peningkatan sebesar 0,71 atau 6,37% dari nilai rata-rata siklus I atau meningkat sebesar 4,14 atau 53,69% dari nilai rata-rata prasiklus. Aspek tema cerita sebesar 91 masuk kategori sangat baik dan mengalami peningkatan sebesar 0,03 atau 0,33% dari nilai rata-rata siklus I atau meningkat sebesar 2,72 atau 42,37% dari nilai rata-rata prasiklus. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis cerpen siswa mengalami peningkatan sebesar 5,53 atau 7,58% dari nilai rata-rata siklus I atau meningkat sebesar 25,88 atau 49,22% dari nilai rata-rata prasiklus. Dari uraian tersebut, dapat diketahui peningkatan aspek terbesar dari prasiklus ke siklus I yaitu penggambaran tokoh dan penokohan sebesar 48,61%, sedangkan aspek terkecil pada pendeskripsian latar yaitu sebesar 25,44%. Pada prasiklus siswa lebih mudah menggambarkan watak tokoh daripada
mendeskripsikan latar yang sesuai dengan situasi yang digambarkan.
Peningkatan aspek terbesar dari siklus I ke siklus II yaitu penggunaan gaya
bahasa sebesar 16,38%, sedangkan aspek terkecil pada tema cerita yaitu sebesar 0,03%. Siswa merasa lebih mudah menggunakan gaya bahasa yang tepat untuk ungkapan yang dapat mewakili sesuatu yang diungkapkan daripada memilih tema yang sesuai dengan kejadian sehari-hari yang biasa terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Peningkatan aspek terbesar dari prasiklus ke siklus II dicapai oleh penggambaran tokoh dan penokohan yaitu sebesar 63,12%, sedangkan aspek terkecil pada pendeskripsian latar yaitu sebesar 33,86%. Pada siklus II siswa lebih mudah menggambarkan watak tokoh yang dapat menghidupkan sebuah cerita daripada mendeskripsikan latar yang sesuai dengan situasi yang digambarkan pada sebuah cerita. Peningkatan keterampilan menulis cerpen ini merupakan prestasi siswa yang memuaskan. Sebelum diberlakukannya tindakan siklus I dan siklus II ini, keterampilan siswa masih kurang dan belum memuaskan. Setelah diadakan pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola keterampilan menulis cerpen siswa meningkat. Hasil keterampilan menulis cerpen dari tiap-tiap siklus dapat dilihat pada diagram batang berikut.
Gambar 1 Diagram Batang Hasil Keterampilan Menulis Cerpen
Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Keterangan: PS = Prasiklus, S I = Siklus I, dan S II = Siklus II
2. Perubahan Perilaku Siswa Kelas VI
Dari hasil nontes yaitu melalui observasi pada siklus I kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola belum terlihat dan sikap siswa dalam menerima materi yang diberikan guru juga belum terfokus. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang mengobrol sendiri dengan teman sebangkunya atau teman lain, adanya siswa yang suka melamun saat guru sedang menjelaskan materi, masih ada siswa yang kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, dan lain-lain.
Pada siklus II Sudah ada perubahan perilaku siswa. Kesiapan untuk mengikuti pembelajaran sudah mulai terlihat pada saat guru menjelaskan manfaat yang dapat siswa peroleh pada pembelajaran menulis cerpen, siswa sangat bersemangat dan berantusias saat pembelajaran berlangsung, siswa dapat berkonsentrasi.Perubahan yang terlihat semakin positif sikap siswa dari siklus I ke siklus II kriteria yang diukur antara lain:
1. Antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran
2. Perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan guru
3. Keseriusan siswa dalam kegiatan pembelajaran
4. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran
5. Respon atau sikap siswa selama mengikuti pembelajaran
6. Komentar yang diberikan siswa selama pembelajaran menulis cerpen
Berlangsung.
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisi dan pembahasan data penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis cerpen dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola ternyata sangat efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis cerpen pada siswa Kelas VI SDN Inpres 5 Lolu Kec. Palu Selatan. Peningkatan keterampilan menulis cerpen siswa Kelas VI SDN Inpres 5 Lolu Kec. Palu Selatan setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola terlihat dari hasil tes menulis cerpen siswa pada tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Nilai rata-rata siswa pada prasiklus mencapai 53 (pembulatan ke atas dari 52,57) kemudian setelah dilakukan siklus I meningkat menjadi 73 (pembulatan ke atas dari 72,92) atau meningkat sebanyak 25,94% dari prasiklus. Setelah dilakukan siklus II meningkat menjadi 78 (pembulatan ke bawah dari 78,45) atau meningkat sebanyak 7,58% dari siklus I dan meningkat sebanyak 49,22% dari prasiklus.
B. Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian di atas, penulis menyampaikan saran sebagai berikut.
1. Seharusnya para Guru Bahasa Indonesia dalam membelajarkan menulis cerpen menggunakan teknik atau metode yang sesuai agar siswa menjadi lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran menulis cerpen sehingga dapat tujuan pengajaran bahawsa indonesia dapat tercapai. Penggunaan teknik latihan terbimbing berdasarkan ilustrasi tokoh idola merupakan alternatif yang dapat mewujudkan pembelajaran tersebut.
2. Hendaknya siswa dapat mengambil pengalaman tokoh idola yang paling menarik dan mempunyai nilai positif untuk dikembangkan ke dalam bentuk cerpen karena banyak manfaat yang dapat diperoleh dari cerpen, misalnya sebagai bekal kehidupan sekarang ataupun kehidupan yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Ariadinata, Joni. 2006. Aku Bisa Nulis Cerpen. Jakarta: Gema Insani.
Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Diponegoro, Mohammad. 1994. Yuk, Nulis Cerpen Yuk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Endraswara, Suwardi. 2003. Membaca, Menulis, Mengajarkan Sastra. Yogyakarta: Kota Kembang.
Jabrohim dkk. 2003. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Madya, Suwarsih. 1994. Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga
Penelitian IKIP Yogyakarta.
Pranoto, Naning. 2006. Proses Kreatif dan Mengolah Kata.
http://rayakultura.net/wmview.php?ArtID=100. (8 Maret 2007).
Setyaningsih, Nas Haryati. 2003. Apresiasi Prosa. Diktat Kuliah.
Suharianto, S., 1982. Dasar-dasar Teori Sastra. Surakarta: Widya Duta.
Sujanto, J. Ch., 1988. Keterampilan Berbahasa Membaca - Menulis - Berbicara
Untuk Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.
Tim Penyusun. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Titik, dkk. 2003. Teknik Menulis Cerita Anak. Yogyakarta: PUSBUK.
0 Komentar