UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU DAN POSTER DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) SISWA KELAS V
SD NEGERI 3
SEMESTER II TAHUN 2010/2011
ABSTRAK
Pembelajaran matematika khususnya pada OPerasi hitung Pecahan yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 belum melibatkan potensi dan peran serta siswa secara optimal. Hal tersebut salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa karena siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi tidak bermakna. Siswa tidak aktif sendiri untuk memperoleh pengetahuannya. Kondisi tersebut perlu segera dicarikan solusi penyelesaiannya. Menanggapi permasalahan tersebut, maka dilaksanakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dengan memanfaatkan media kartu dan poster melalui penelitian tidakan kelas. Model pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 khususnya pada standar kompetensi Operasi Hitung Pecahan.
Permasalahan yang dikaji pada penelitian ini adalah: (1) apakah hasil belajar siswa pada Operasi Hitung Pecahan dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan media kartu dan poster ?; (2) apakah aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 pada Operasi Hitung Pecahan dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan media kartu dan poster ?
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 pada Operasi Hitung Pecahan melalui model pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan media kartu dan poster daapat meningkat; (2) untuk mengetahui apakah aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 pada Operasi Hitung Pecahan melalui model pembelajaran kooperatif dengan memanfaatkan media kartu dan poster dapat meningkat.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan subyek penelitian siswa kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 33 siswa. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan (planning), implementasi/tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Siklus I dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2011. Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus I diperoleh rata – rata aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar sebesar 70%. Sedangkan hasil belajar pada siklus I diperoleh dari tes yang dilaksanakan pada akhir pertemuan siklus I. Nilai rata – rata kelas pada siklus I adalah 5,83 dengan ketuntasan klasikal 47,36 %.Siklus II dilaksaanakan pada tanggal 6 April 2009. Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus II diperoleh rata – rata aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar sebesar 87,5%. Sedangkan hasil belajar pada siklus I diperoleh dari tes yang dilaksanakan pada akhir pertemuan siklus II. Nilai rata – rata kelas pada siklus II adalah 8,3 dengan ketuntasan klasikal 87,5 %.
Setelah melaksanakan penelitian tindakan kelas ini dapat diambil simpulan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memanfaatkan media kartu dan poster, hasil belajar dan aktivitas belajara siswa kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 pada Operasi hituung Pecahan dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, diharapkan guru kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 pada khususnya dan guru kelas V pada umumnya bisa menerapkan model pembelajaran ini dalam membelajarkan siswa pada pelajaran matematika khususnya pada soal cerita.
Kata Kunci: Soal Cerita, Media, Kartu Soal, Poster, Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir, sehingga matematika sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari – hari. Oleh karenanya pelajaran matematika harus sudah diberikan sejak dini kepada anak yaitu sejak anak duduk di bangku Sekolah Dasar.
Kouba, dkk dalam Idris Harta (2002 : 461) mengatakan bahwa para siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita, terutama soal-soal yang bersifat non-rountine dan yang memerlukan beberapa operasi hitung.
Berdasarkan informasi dari guru kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 disebutkan bahwa sekitar 50 % siswanya masih belum dapat menyelesaikan soal cerita dengan baik, yang ditunjukkan dengan rata – rata hasil belajar siswa pada soal cerita matematika hanya 6,3. Selain itu, sebagian besar siswa kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita (misalnya pada pokok bahasan operasi hitung pecahan) padahal pada saat mengerjakan soal penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian pada bilangan pecahan, siswa dapat menyelesaikannya dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti berusaha memberikan alternatif solusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada soal cerita, yaitu dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievment Division) dengan memanfaatkan media kartu dan poster.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan pemanfaatan media kartu dan poster dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 pada pembelajaran matematika Materi operasi hitung pecahan. ”
C. Penegasan Istilah
a. Media kartu dan poster
Media kartu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kartu – kartu yang berisi soal yang diberi gambar – gambar semenarik mungkin sehingga siswa tertarik dan merasa senang menyelesaikannya. Sedangkan poster yang dimaksud adalah penyajian ide dalam kertas (kertas manila) yang dibuat dengan tulisan yang jelas dan diberi warna, motif, atau desain yang bervariasi agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran matematika.
b. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievment Division) merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dalam suatu kelas dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4 – 5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan akademik yang beragam sehingga akan saling membantu satu sama lain dalam menuntaskan materi pelajaran dan menyelesaikan tugas kelompok.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 pada Standar kompetensi Operasi Hitung Pecahan dapat meningkat apabila menggunakan media kartu dan poster dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.
b. Untuk mengetahui apakah aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 pada Standar kompetensi Operasi Hitung Pecahan dapat meningkat apabila menggunakan media kartu dan poster dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.Landasan Teori
1.Teori belajar
Pengertian belajar menurut Fontana (dalam Erman Suherman, 2003:7) adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan demikian proses belajar bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku.
Menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu, yaitu rasional teoritik yang logis, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Mohammad Asikin, 2001:3).
Pada penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan pendekatan tipe STAD karena pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan paling mudah diterapkan. Selain itu di kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 belum pernah menerapkan pembelajaran kooperatif sehingga peneliti memilih pembelajaran kooperatif STAD dengan harapan dapat mudah diikuti oleh siswa kelas tersebut. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai pembelajaran kooperatif tipe STAD.
3. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Menurut Slavin (dalam Richard Arends: 1997) menyatakan pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu pengajaran, belajar kelompok, kuis, skor perkembangan, dan penghargaan kelompok.
4. Pendekatan Kontekstual
Menurut Zahorik (1995) kontekstual secara bahasa berasal dari bahasa Latin contextum yang artinya dalam konteks. Maksud konteks yaitu keadaan, situasi dan kejadian. Secara umum, kontekstual membawa pengertian:
(1) yang berkenaan, relevan, ada hubungan atau kaitan langsung, mengikuti konteks.
(2) yang membawa maksud, makna dan kepentingan (meaningful).
5. Soal Cerita Pada operasi hitung pecahan
Soal cerita adalah soal – soal yang berbentuk penyajian suatu masalah yang dikemas dalam bentuk cerita (Endang Retno Winarti, 2005: 7). Menurut Herman Hudoyo (2003:198) ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam mengajarkan ketrampilan menyelesaikan soal cerita kepada siswa, yaitu (1) membeerikan sola cerita setiap jam pelajaran matematika dengan bentuk yang berbeda – beda dan (2) menarik perhatian siswa agar menikmati dalam aktivitas menyelesikan soal cerita.
6. Media kartu dan poster
Menurut Darhim (1993) pengertian media adalah alat peraga yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang telah tertuang dalam silabus dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran (kegiatan belajar mengajar).
B. Kerangka Berpikir
Objek kajian matematika bersifat abstrak. Maka dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar diharapkan ada media pembelajaran kongkret yang bisa membantu siswa memahami konsep – konsep matematika.
Soal cerita biasanya sulit dipahami dan diterima okeh siswa. Oleh karena itu diperlukan suatu penyelenggaraan proses pembelajaran yang dapat membantu menumbuhkan minat dan motivasi dalam pembelajaran, serta siswa dapat menyelesaikan masalah dalam soal cerita tersebut. Salah satu cara adalah dengan adanya pemanfaatan media kartu dan poster yang diselenggarakan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Media kartu dan poster mempunyai kelebihan antara lain : menarik perhatian siswa untuk melakukan kegiatan, dan akhirnya pemahaman siswa tentang penyelesaian soal cerita dapat meningkat. Dan dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini akan membuat siswa saling berdiskusi, tukar pendapat dengan teman satu kelompoknya dan saling membantu antar teman terutama yang mengalami kesulitan belajar. Oleh karena itu dimungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada soal cerita.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritik di atas maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “Dengan pemanfaatan media kartu soal dan poster dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, maka dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar pada materi Operasi Hitung Pecahan ”siswa kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011.
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 yang beralamat di desa Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora..
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 33.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh pada saat penelitian diperoleh dengan cara melakukan observasi, pemberian tes sebagai evaluasi dan pengisian angket.
D. Prosedur Penelitian
Rencana tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus meliputi empat tahap yaitu perencanaan (planning), implementasi / tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflektion) dan dilaksanakan dengan kolaborasi partisipatif antara peneliti dan kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011.
E. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah dengan melalui pemanfaatan media kartu dan poster dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman materi pembelajaran matematika pokok bahasan operasi hitung sehingga prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat meningkat.
Sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari :
1. Meningkatnya hasil belajar siswa pada standar kompetensi operasi hitung pecahan, dengan rata – rata hasil belajarnya minimal 7,00.
2. Meningkatnya aktivitas dan kreatifitas belajar siswa secara aktif dalam proses pembelajaran matematika, yang aktif minimal 75 %.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan masing-masing pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit. Subyek penelitian adalah kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 33 siswa. Kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh peneliti sendiri dengan bantuan atau bimbingan dari guru mata pelajaran kelas.
Skor rata-rata dari rata-rata skor sikap kreatif hasil observasi yang dilakukan pada pertemuan 1 sebesar 2.14 dengan skor rata-rata dari rata-rata skor maksimum 4, skor rata-rata dari rata-rata skor berpikir kreatif hasil observasi yang dilakukan pada pertemuan 1 sebesar 2.42 , dengan skor rata-rata dari rata-rata skor maksimum 4. Hasil kreativitas siswa pada siklus I belum dapat diketahui karena hasil angket sikap kreatif dan berpikir kreatif belum diperoleh.
Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan 2 tetap dilakukan oleh peneliti dengan bantuan/bimbingan dari guru mata pelajaran. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok seperti yang telah ditetapkan pada pertemuan sebelumnya. Pembelajaran yang digunakan adalah kooperatif STAD (Student Teams Achievment Divisions). Guru melakukan tahapan-tahapan dalam pembelajaran kooperatif dengan cukup baik, hal ini dapat diketahui dari skor rata-rata pengamatan pembelajaran kooperatif untuk guru sebesar 2.44 , sehingga diperoleh skor rata-rata pengamatan pembelajaran kooperatif untuk guru pada siklus I sebesar 2.11 . Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif yang dilakukan guru pada siklus I berjalan cukup baik.
Tabel 1 Data hasil Observasi siklus I
No Aktivitas Prosentase
1 Siswa yang aktif bertanya 50 %
2 Siswa yang aktif bekerja sama dalam kelompok 87,5 %
3 Siswa yang aktif berdiskusi
dalam kelompok 75 %
4 Siswa yang aktif menyelesaikan tugas pembelajaranya 80 %
5 Siswa yang aktif bersosialisasi dengan teman 82,5 %
Nilai perkembangan individu dan nilai perkembangan kelompok sudah dapat diketahui dari hasil pekerjaan rumah tiap anggota kelompok. Skor awal diambil dari nilai mid semester tiap anggota kelompok. Terdapat 4 kelompok dengan kriteria Super Team, 2 kelompok Great Team, 3 kelompok Good Team, dan 1 kelompok yang tidak mendapat kriteria yaitu kelompok Phytagoras .
Skor rata-rata dari rata-rata skor sikap kreatif hasil observasi yang dilakukan pada siklus I sebesar 2.32 dengan skor rata-rata dari rata-rata skor maksimum 4, skor rata-rata dari rata-rata skor berpikir kreatif hasil observasi yang dilakukan pada siklus I sebesar 2.5 dengan skor rata-rata dari rata-rata skor maksimum 4.
Dari hasil observasi sikap kreatif, berpikir kreatif, dan angket kreativitas diperoleh skor rata-rata dari rata-rata skor kreativitas siswa sebesar 2,47 (lampiran 43) dengan skor rata-rata dari rata-rata skor maksimum 4 dan 41,3% siswa cukup kreatif, 58,7% siswa kreatif .
Hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh setelah siswa melakukan evaluasi siklus I diakhir pertemuan 2 siklus I. Nilai rata-rata kelas hasil evaluasi siklus I sebesar 72.01 naik sebesar 0.93 poin dari nilai rata-rata kelas pada awal penelitian sebesar 71.08 . Sedangkan presentase ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 67.39% turun 4.35% dari presentase ketuntasan belajar pada awal penelitian sebesar 71,74% .
2. Hasil Penelitian Siklus II
Kuis dilaksanakan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa memahami materi yang telah diajarkan. Nilai kuis pada pertemuan 1 siklus II dijadikan nilai perkembangan individu dan nilai perkembangan kelompok. Dari hasil penghitungan terdapat 2 team dengan kriteria Super Team, 3 kelompok dengan kriteria Great Team, 4 kelompok dengan kriteria Good Team, dan 1 kelompok tidak mendapat kriteria yaitu kelompok Kalkulus .
Skor rata-rata dari rata-rata skor sikap kreatif hasil observasi yang dilakukan pada pertemuan 1 sebesar 2.63 dengan skor rata-rata dari rata-rata skor maksimum 4, skor rata-rata dari rata-rata skor berpikir kreatif hasil observasi yang dilakukan pada pertemuan 1 sebesar 2.62 dengan skor rata-rata dari rata-rata skor maksimum 4.
Pada pertemuan terakhir siklus II guru tetap menggunakan pembelajaran koopertif STAD dengan membagi kelas menjadi 7 kelompok yang terdiri dari 4 – 5 siswa tiap kelompok. Guru melaksanakan tahapan-tahapan pembelajaran kooperatif dengan baik, hal ini dapat diketahui dari skor rata-rata pengamatan pembelajaran kooperatif untuk guru sebesar 2.89 . Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan tersebut, membimbing siswa secara merata sehingga setiap siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi mendapatkan bantuan dari guru.
Tabel 2. Data hasil observasi siswa siklus II
No Aktivitas Prosentase
1 Siswa yang aktif bertanya 75 %
2 Siswa yang aktif bekerja sama dalam kelompok 97,5 %
3 Siswa yang aktif berdiskusi
dalam kelompok 97,5 %
4 Siswa yang aktif menyelesaikan tugas pembelajaranya 90 %
5 Siswa yang aktif bersosialisasi dengan teman 100 %
Skor rata-rata dari rata-rata skor sikap kreatif hasil observasi yang dilakukan pada pertemuan 2 sebesar 2.65 dengan skor rata-rata dari rata-rata skor maksimum 4, skor rata-rata dari rata-rata skor berpikir kreatif hasil observasi yang dilakukan pada pertemuan 2 sebesar 2.68 dengan skor rata-rata dari rata-rata skor maksimum 4, skor rata-rata dari rata-rata skor hasil angket sikap kreatif siklus II sebesar 2.71 dengan skor rata-rata dari rata-rata skor maksimun 4, skor rata-rata dari rata-rata skor hasil angket berpikir kreatif siklus II sebesar 2.45 dengan skor rata-rata dari rata-rata skor maksimun 4, sehingga diperoleh skor rata-rata dari rata-rata skor hasil angket kreativitas siswa siklus II sebesar 2.58 .
Skor rata-rata dari rata-rata skor sikap kreatif hasil observasi yang dilakukan pada siklus II sebesar 2.64 dengan skor rata-rata , skor maksimum 4, skor rata-rata berpikir kreatif hasil observasi yang dilakukan pada siklus II sebesar 2.65 dengan skor rata-rata , skor maksimum 4.
Dari hasil observasi sikap kreatif, berpikir kreatif, dan angket kreativitas diperoleh skor rata-rata dari rata-rata skor kreativitas siswa sebesar 2.6 dengan skor rata-rata , skor maksimum 4 dan 32,6% siswa cukup kreatif, 67,4% siswa kreatif .
Hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh setelah siswa melakukan evaluasi akhir setelah siklus II berakhir. Nilai rata-rata kelas hasil evaluasi akhir siklus II sebesar 74,83 naik sebesar 2,82 poin dari nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 72.01 . Sedangkan presentase ketuntasan belajar pada siklus II sebesar 84,78% naik 17,39% dari presentase ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 67,39% .
Hasil belajar yang dilakukan selama dua siklus dengan penerapan model STAD pada pembelajaran Matematika Operasi Hitung Pecahan mengalami perkembangan seperti table berikut:
Tabel 3. Data hasil perkembangan aktivitas dan kreativitas siswa selama dua siklus
Perkembangan hasil belajar siswa tiap siklus ( % )
Siklus I Siklus II
1 Siswa yang aktif bertanya 50 % 75 %
2 Siswa yang aktif bekerja sama dalam kelompok 87,5 % 9,75 %
3 Siswa yang aktif berdiskusi
dalam kelompok 75 % 97,5 %
4 Siswa yang aktif menyelesaikan tugas pembelajaranya 80 % 90 %
5 Siswa yang aktif bersosialisasi dengan teman 82,5 % 100 %
B. Pembahasan
Menurut peneliti, aktivitas siswa pada siklus I masih belum baik, dengan skor rata-rata observasi aktivitas siswa sebesar 2 dari skor rata-rata maksimum 4. Siswa belum mampu untuk beradaptasi dengan anggota kelompoknya karena belum terbiasa dengan pembelajaran kooperatif. Kegiatan diskusi kelompok juga belum berjalan dengan baik. Masih banyak siswa yang bekerja secara individu dalam memecahkan masalah kelompok.
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan masih belum baik, hanya terdapat beberapa kelompok yang mampu mengerjakan soal yang diberikan secara tepat. Dalam hal ini faktor yang mempengaruhi antara lain kemampuan siswa sendiri, bimbingan dari guru yang belum merata, dan pemahaman materi yang masih kurang.
Menurut peneliti, sikap kreatif siswa pada siklus I cukup baik yang diketahui dari kemampuan siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok dan hasil pekerjaan rumah yang diberikan guru, dengan skor rata-rata dari rata-rata skor sikap kreatif siswa hasil observasi yang dilakukan sebesar 2,32 dari skor rata-rata , skor maksimum 4.
Berpikir kreatif pada siklus I sudah cukup baik yang diketahui dari nilai rata-rata kelas hasil evaluasi siklus I yang diberikan meskipun presentase ketuntasan belajar menurun dari presentase awal penelitian, dengan skor rata-rata dari rata-rata skor berpikir kreatif hasil observasi yang dilakukan sebesar 2,5 dari skor rata-rata dari rata-rata skor maksimum 4.
Hasil angket kreativitas siswa menunjukkan bahwa minat siswa dan perilaku dalam kegiatan belajar mengajar baik, motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar tinggi, dan rata-rata skor angket kreativitas siswa sebesar 2,52 dari skor rata-rata , skor maksimum 4.
Hasil observasi sikap keatif, berpikir kreatif, dan angket kreativitas diperoleh skor rata-rata dari rata-rata skor kreativitas siswa sebesar 2,47 dari skor rata-rata , skor maksimum 4 dan 41,3% siswa cukup kreatif, 58,7% siswa kreatif .
Hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I sudah baik dengan nilai rata-rata kelas 72,01 naik sebesar 0,93 poin dari nilai rata-rata kelas pada awal penelitian sebesar 71,08 . Namun presentase ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 67,39% turun 4,35% dari presentase ketuntasan belajar pada awal penelitian sebesar 71,74% . Hal ini disebabkan karena kemampuan siswa sendiri dan terbatasnya waktu yang diberikan guru untuk menyelesaikan soal-soal evaluasi.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa indikator kinerja 1 dan indikator kinerja 2 belum tercapai pada siklus I, sedangkan indikator kinerja 4 dan indikator kinerja 5 sudah tercapai. Untuk indikator kinerja 3 belum dapat diketahui, yang dapat diketahui pada siklus II.
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif STAD pada siklus II sudah baik, dengan skor sebesar 2,78 dari skor maksimum 4 .Guru sudah mampu memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I. Setiap awal kegiatan belajar mengajara guru selalu menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Bimbingan guru kepada siswa sudah merata, setiap siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat dibantu oleh guru. Sebagian besar kelompok mampu untuk menyelesaikan permasalahan kelompok yang diberikan tepat waktu, hanya sebagian kecil kelompok yang masih belum mampu menyelesaikan permasalahan kelompok tepat waktu.
Pengelolaan waktu oleh guru sudah baik, kesempatan presentasi yang diberikan guru sudah cukup banyak sehingga terdapat 5 kelompok yang mempresentasikan hasil kerja kelompok pada siklus II. Kuis dapat diberikan guru pada akhir pertemuan sehingga guru dapat mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran pada pertemuan tersebut. Data hasil pengamatan rata-rata pengamatan pembelajaran kooperatif untuk guru dapat dilihat pada tabel dibawah.
Data hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel dibawah.
Sikap kreatif siswa mengalami peningkatan menjadi semakin baik dengan skor rata-rata dari rata-rata skor sebesar 2,32 pada siklus I menjadi sebesar 2,64 pada siklus II ,berpikir kreatif meningkat dengan skor rata-rata dari rata-rata skor sebesar 2,5 pada siklus I menjadi sebesar 2,65 pada siklus II . Hasil angket kreativitas juga meningkat dengan skor rata-rata sebesar 2,52 pada siklus I menjadi sebesar 2,58 . Jadi secara keseluruhan indikator kreativitas siswa meningkat.
Hasil observasi sikap kreatif, berpikir kreatif, dan angket kreativitas meningkat dengan skor rata-rata dari rata-rata skor kreativitas siswa sebesar 2,47 pada siklus I menjadi sebesar 2,60 pada siklus II dan 41,3% siswa cukup kreatif, 58,7% siswa kreatif pada siklus I, menjadi 32,6% siswa cukup kreatif, 67,4% siswa kreatif pada siklus II.
Hasil belajar siswa pada siklus II meningkat, hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata kelas hasil evaluasi akhir sebesar 74,83 meningkat sebesar 2,82 poin dari nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 72,01. Presentase ketuntasan belajar meningkat dari 67,39% siswa tuntas belajar pada siklus I menjadi 84,78% siswa tuntas belajar pada siklus II meningkat 17,39% .
Menurut peneliti, semua indikator kinerja sudah tercapai pada siklus II. Materi Operasi hitung pecahan yang diberikan oleh peneliti kepada siswa sudah cukup baik sehingga guru tinggal melanjutkan kegiatan pembelajaran pada materi selanjutnya.Meningkatnya aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa dapat diartikan bahwa pembelajaran matematika standar kompetensi Operasi Hitung Pecahan dengan memanfaatkan media kartu dan poster dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 telah berhasil.
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan sebagai berikut:
(1) Pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memanfaatkan media kartu dan poster yang telah dilaksanakan di kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada operasi hitung pecahan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata – rata kelas dan ketuntasan klasikal. Sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memanfaatkan media kartu dan poster nilai rata – rata kelas hanya 6,3 dengan ketuntasan klasikal tidak lebih dari 50 %. Setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memanfaatkan media kartu dan poster nilai rata – rata kelas pada siklus I adalah 5,83 dengan ketuntasan klasikal 47,36 % dan pada siklus II diperoleh nilai rata – rata kelas 8,3 dengan ketuntasan klasikal mencapai 87,5 %.
(2) Aktivitas belajar siswa pada saat diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memanfaatkan media kartu dan poster juga mengalami peningkatan. Sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memanfaatkan media kartu dan poster, siswa yang aktif tidak lebih dari 60%. Setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memanfaatkan media kartu dan poster, siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I sebesar 70% dan pada siklus II sebesar 87,5%.
B. SARAN
Berdasar atas penelitian tindakan kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011, maka diajukan saran sebagai berikut :
(1) Penelitian ini sebaiknya dapat dikembangkan dalam mata pelajaran matematika oleh guru kelas V SD Negeri 3 Balun Kecamatan Cepu Kab. Blora Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 pada khususnya dan guru kelas V di sekolah lain pada umumnya.
(2) Kolaborasi dengan sesama guru perlu dikembangkan lebih intensif agar usaha peningkatan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran menjadi baik.
(3) Dengan pemanfaatan media kartu dan poster dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada pokok bahasan operasi hitung pecahan dan dapat juga untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard. 1997. Classroom Instruction and Management. Washington: McGrow-Hill
Asikin, Mohammad. Model – Model Pembelajaran Matematika
Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta : Depdiknas
Hudoyo Herman. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang : Universitas Negeri Malang
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo
Nursa, Suwendy. 2001. Gemar Matematika lewat Sakamoto. http : // www.suara merdeka.com/harian/14 Agustus/2001/kota.htm
Parmin Joula Ekaningsih. 1998. Agar Anak Pintar Matematika. Jakarta : Puspa Swara
Riyanto, Yatim. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Tinjauan Dasar. Surabaya : SIC
Supardjo. 2004. Matematika Gemar Berhitung Jilid 5A Untuk Kelas 5 SD dan MI. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Syah Muhibin. 2001. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Logos Wacana Ilmu
0 Komentar