Penilaian (Assessment) adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur prestasi belajar (Achievement) siswa sebagai hasil dari suatu program instruksional. Hasil assessment terhadap siswa dapat digunakan sebagai bukti yang patut dipertimbangkan dalam rangka evaluasi pengajaran. Jadi assessment bukan hanya menilai siswa melainkan sangat fungsional untuk menilai sistem pengajaran itu sendiri.
Prosedur assessmennt siswa harus valid, reliable, practicable, fair, dan berguna. Authentic Assessment merupakan penilaian yang berusaha mengukur atau menunjukkan pengetahuan dan keterampilan siswa dengan cara menerapkan pengetahuan dan keterampilan pengatahuan itu pada kehidupan nyata (Siswono, 2002).
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini menggunakan model Think-Pair-Share dengan langkah-langkah berpikir, berpasangan dan berbagi. Model Think-Pair-Share memberikan kepada para siswa waktu untuk berpikir dan merespons serta saling bantu satu sama lain. Penggunaan metoe pembelajaran kooperatif diharapkan tidak saja dapat meningkatkan aktivitas siswa dan kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep pelajaran, tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan kerjasama siswa.
Seluruh aspek kemampuan siswa dan aktivitas belajar siswa, baik proses, kinerja, dan produk dinilai dengan Authentic Assessment. Penerapan Authentic Assessment dalam penelitian ini menggunakan penilaian portofolio dan penilaian performansi. Penilaian portofolio digunakan untuk memonitor kemajuan siswa dan menilai kinerja siswa dibandingkan dengan kompetensi yang diharapkan. Penilaian performansi digunakan untuk menilai penugasan yang dirancang khusus untuk menghasilkan respon lisan atau tertulism menghasilkan karya (produk) dan menunjukkan penerapan pengetahuan. Penerapan Authentic Assessment digunakan sebagai motivasi dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
B. Keranngka Berpikir
Keberhasilan pembelajaran di kelas dipengaruhi faktor guru dan siswa. Di samping itu, keadaan lingkungan baca di sekolah juga berkaitan erat dengan pembelajaran di kelas. Pembelajaran dalam kelas juga membutuhkan strategi yang meliputi metode dan teknik pembelajaran. Pemilihan strategi yang tepat dapat mempermudah guru menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, terutama pendidikan agama islam. Selain itu, strategi pembelajaran yang tepat juga dapat membantu meningkatkan keterampilan membaca siswa.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas untuk meneliti penerapan pembelajaran kooperatif metode TPS dalam pembelajaran Pendidikan Agma Islam. Metode TPS dianggap sebagai suatu metode yang efektif karena membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang mengharuskan siswa untuk membaca lebih teliti bagian demi bagian dari buku sejarah islam dan juga membagi bahan ajar yang berupa buku tentang sejarah nabi dan tokoh islam lainnya yang tentunya merupakan bahan bacaan yang tebal.
Metode ini juga dianggap lebih mampu mengembangkan pola pikir siswa karena siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Secara otomatis siswa akan belajar menghadapi dan memecahkan masalah bersama-sama dalam kelompok yang heterogen sehingga menghasilkan suatu pemahaman yang lebih mendalam karena siswa dapat mendengar dan meramu pendapat-pendapat dari siswa lain. Metode TPS ini juga membagi bahan ajar menjadi beberapa bagian dan tiap bagiannya dipelajari dalam suatu kelompok tersendiri, kemudian didiskusikan secara menyeluruh dalam kelompok yang berbeda. Hal tersebut akan mempermudah siswa memahami buku bacaan yang diajarkan.
Prosedur assessmennt siswa harus valid, reliable, practicable, fair, dan berguna. Authentic Assessment merupakan penilaian yang berusaha mengukur atau menunjukkan pengetahuan dan keterampilan siswa dengan cara menerapkan pengetahuan dan keterampilan pengatahuan itu pada kehidupan nyata (Siswono, 2002).
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini menggunakan model Think-Pair-Share dengan langkah-langkah berpikir, berpasangan dan berbagi. Model Think-Pair-Share memberikan kepada para siswa waktu untuk berpikir dan merespons serta saling bantu satu sama lain. Penggunaan metoe pembelajaran kooperatif diharapkan tidak saja dapat meningkatkan aktivitas siswa dan kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep pelajaran, tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan kerjasama siswa.
Seluruh aspek kemampuan siswa dan aktivitas belajar siswa, baik proses, kinerja, dan produk dinilai dengan Authentic Assessment. Penerapan Authentic Assessment dalam penelitian ini menggunakan penilaian portofolio dan penilaian performansi. Penilaian portofolio digunakan untuk memonitor kemajuan siswa dan menilai kinerja siswa dibandingkan dengan kompetensi yang diharapkan. Penilaian performansi digunakan untuk menilai penugasan yang dirancang khusus untuk menghasilkan respon lisan atau tertulism menghasilkan karya (produk) dan menunjukkan penerapan pengetahuan. Penerapan Authentic Assessment digunakan sebagai motivasi dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
B. Keranngka Berpikir
Keberhasilan pembelajaran di kelas dipengaruhi faktor guru dan siswa. Di samping itu, keadaan lingkungan baca di sekolah juga berkaitan erat dengan pembelajaran di kelas. Pembelajaran dalam kelas juga membutuhkan strategi yang meliputi metode dan teknik pembelajaran. Pemilihan strategi yang tepat dapat mempermudah guru menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, terutama pendidikan agama islam. Selain itu, strategi pembelajaran yang tepat juga dapat membantu meningkatkan keterampilan membaca siswa.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas untuk meneliti penerapan pembelajaran kooperatif metode TPS dalam pembelajaran Pendidikan Agma Islam. Metode TPS dianggap sebagai suatu metode yang efektif karena membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang mengharuskan siswa untuk membaca lebih teliti bagian demi bagian dari buku sejarah islam dan juga membagi bahan ajar yang berupa buku tentang sejarah nabi dan tokoh islam lainnya yang tentunya merupakan bahan bacaan yang tebal.
Metode ini juga dianggap lebih mampu mengembangkan pola pikir siswa karena siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Secara otomatis siswa akan belajar menghadapi dan memecahkan masalah bersama-sama dalam kelompok yang heterogen sehingga menghasilkan suatu pemahaman yang lebih mendalam karena siswa dapat mendengar dan meramu pendapat-pendapat dari siswa lain. Metode TPS ini juga membagi bahan ajar menjadi beberapa bagian dan tiap bagiannya dipelajari dalam suatu kelompok tersendiri, kemudian didiskusikan secara menyeluruh dalam kelompok yang berbeda. Hal tersebut akan mempermudah siswa memahami buku bacaan yang diajarkan.
0 Komentar