Sumber: Jurnal Pendidikan Empirisme Edisi September 2012
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BELAJAR DENGAN
TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN Kedungwinong 03
NGUTER SUKOHARJO PADA SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Titik Purwanti
ABSTRAKS
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas bimbingan Kelornpok dengan tutor sebaya untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Kedungwinong 03 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009/2010.
Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, yaitu bulan Januari sampai Mei 2010 bertempat di SDN Kedungwinong 03, UPTD Pendidikan Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah, yang menjadi Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Kedungwinong 03 dengan jumlah siswa 18 anak, terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
Bentuk penelitian ini adalh penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model 3 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik analisis data yang digunakan analisis persentase dari perubahan hasil evaluasi belajar sebelum dan setelah dilakukan layanan bimbingan belajar dengan tutor sebaya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan setelah tiga kali mendapat layanan tutorial sebanyak tiga kali, prestasi belajar matematika mengalami kenaikan rata-rata sebesar 58 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan belajar dengan tutor sebaya cukup efektif untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas V SD Negeri Kedungwinong 03 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009/2010.
Kata Kunci: Bimbingan Kelompok, Tutor Sebaya, Prestasi Belajar.
Latar Belakang Masalah
Matematika yang diajarkan di Sekolah Dasar terdiri dari materi-materi yang dapat menumbuh kembangkan kemampuan dan membentuk pribadi siswa sehingga mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Djauzak Ahmad,1996.76) Isti Hadiyah (1998: 1) mengatakan bahwa penguasaan matematika secara baik akan dapat memberikan sumbangan yang lebih banyak terhadap penguasaan pada ilmu-ilmu yang lain. Hal ini didukung dengan studi empiris bahwa siswa yang baik dalam penguasaan Matematikanya akan baik pula dalam penguasaan ilmu-ilmu atau Pelajaran yang lain.
Mata pelajaran matematika bagi siswa Sekolah Dasar ternyata merupakan mata pelajaran yang ditakuti oleh sebagaian besar siswa. Hal ini juga dapat dilihat pada setiap laporan daya serap akhir semester pelajaran matematika belum mencapai ketuntasan minimal yang digariskan oleh kurikulum.
Banyak faktor penyebab rendahnya pencapaian daya serap antara lain kurangnya penguasaan konsep dasar matematika, rendahnya minat siswa, lambatnya siswa dalam penguasaan bahan ajar dan pembelajaran yang kurang menantang siswa untuk berpikir. Ketidak tuntasan belajar menjadi masalah baik pada diri siswa sendiri maupun konsekwensi moral bagi guru pendidiknya sehingga ini menjadi bahan pemikiran bagi guru itu sendiri. Berdasarkan pengamatan penelliti sebagai guru dapat dijumpai kenyataan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mata pelajaran atematika yaitu materi menghitung luas bangun datar. Mereka masih kesulitan di dalam memahami rumus-rumus untuk mencari luas bangun datar. Hal ini terbukti dari hasil pre tes yang telah dilakukan peneliti selama 2 kali dengan hasil yang masih di bawah KKM yaitu 65. Ulangan pertama diikuti oleh 18 siswa dengan perolehan nilai rata-rata 49 nilai terendah 30, nilai tertinggi 70, dan siswa yang tuntas yaitu 8 siswa atau 44,01 %. Untuk ulangan kedua diikuti 18 siswa dengan perolehan rata-rata 56,62 nilai terrndah 40, nilai tertinggi 70, dan siswa yang tuntas 9 siswa atau 50%. Sehingga dari kedua tes tersebut dapat dilihat bahwa masih ada 9 siswa yang belum tuntas atau mendapat nilai di bawah KKM.
Berdasarkan masalah di atas perlu ada alternatif pemecahan masalah. Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah menggunakan model pembelajaran dengan tutor sebaya diharapkan agar siswa dalam pembelajaran mempunyai motivasi belajar yang kuat, aktif secara mental dan fisik, aktif mengolah dan menganalisis informasi, mengkonstruksi pengetahuan, sehingga aktif bertanya, mengemukakan gagasan, mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasannya, serta dapat menumbuhkan kerjasama dalam kelompok dan dalam suasana belajar yang menyenangkan dan dapat menghitung luas bangun datar tanpa mengalami banyak kesulitan . Siawa dapat terlihat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga minimal 75 % siawa dapat mencapai nilai KKM yaitu 65 %. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan memantau semua kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pembahasan masalah diatas dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
Apakah melalui layanan bimbingan kelompok belajar dengan tutor sebaya motivasi belajar tentang menghitung luas bangun datar bagi siswa kelas V SDN Kedungwinong 03 semester II tahun pelajaran 2009/2010 meningkat ?
Apakah melalui layanan bimbingan kelompok belajar dengan tutor sebaya motivasi belajar tentang menghitung luas bangun datar bagi siswa kelas V SDN Kedungwinong 03 semester II tahun pelajaran 2009/2010 menyenangkan ?
Apakah melalui layanan bimbingan kelompok belajar dengan tutor sebaya dapat menumbuhkan kerjasama dalam belajar matematika tentang menghitung luas bangun datar bagi siswa kelas V SDN Kedungwinong 03 semester II tahun pelajaran 2009/2010 ?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui peningakatan motivasi belajar matematika tentang luas bangun datar melalui tutor sebaya bagi siswa kelas V SDN Kedungwinong 03 semester II Tahun Pelajaran 2009/2010.
Untuk menciptakan suasana belajar matematikatentang luas bangun datar yang menyenangkan melalui model pembelajaran tutor sebaya bagi siswa kelas V SDN Kedungwinong 03 semester II Tahun Pelajaran 2009/2010.
Untuk mengetahui peningkatan kerjasama belajar matematika tentang luas bangun datar melalui model pembelajaran tutor sebaya bagi siswa kelas V SDN Kedungwinong 03 semester II Tahun Pelajaran 2009/2010.
Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar bagi kelas V SD Negeri Kedungwinong 03 , Kecamatan Nguter Tahun Pelajaran 2009/2010.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
Bagi siswa, mengembangkan kemampuan akademik dan kecakapan pribadi, meningkatnya keaktifan siswa dalam suasana yang menyenangkan dan menumbuhkan kerjasama dalam proses pembelajaran dan meningkatnya motifasi belajar dan kemampuan siswa dalam menghitung luas bangun datar.
Bagi guru, meningkatnya keterampilan guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat yaitu model pembelajaran tutor sebaya, meningkatnya kemampuan guru menerapkan model pembelajaran tutor sebaya dalam proses belajar mengajar di kelas dan meningkatnya kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran.
Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan bagi sekolah tentang variasi pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran tutor sebaya dan peningkatan profesionalisme guru serta meningkatkan mutu proses pembelajaran.
.
LANDASAN TEORI
Hakikat Pembelajaran Matematika
Matematika adalah salah satu ilmu dasar dalam kehidupan sehari-hari yang berguna untuk memahami dasar-dasar ilmu pengetahuan dan tehnologi yang berkembang dwasa ini (Depdikbud, 1996:44). Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar dipilih materi yang mampu menumbuh kembangkan kemampuan dan membentuk pribadi siswa sehingga mampu mengikuti perkembangan iptek. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar tidak dapat terlepas dari ciri matematika itu sendiri yaitu memiliki sifat yang abstrak, dan berpola deduktif dan konsisten.
Berdasarkan pada buku petunjuk khusus pembelajaran matematika (Depdikbud 1986:44) bahwa Mata pelajaran matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan dari pembelajaran matematika (Depdikbud, 1986:80) secara umum adalah mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan melalui latihan dan dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat dan efektif. Di samping itu siswa diharapkan mampu menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari dan mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
Kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar. Artinya berhasil dan tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana prcses belajar yang dilakukan oleh siswa sebagai anak didik. Raka Joni (1977:7) mendifinisikan bahwa belajar adalah sebagai perubahan tingkah laku sebagai pengalaman, kecuali perubahan yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang atau pembahan yang instinktif atau yang bersifat temporer. Siti Sundari Hs (1986:54) mengungkapkan bahwa belajar adalah usaha secara sengaja merubah tingkah laku sehingga memperoleh pengertian baru dengan jalan mengalami latihan-latihan. maksud perubahan disini harus bersifat aktif dan positif.
Kesimpulan dari uraian di atas bahwa belajar adalah salah satu proses perubahan tingkah laku melalui pendidikan atau melalui serangkaian prosedur latihan, baik perubahan yang berbentuk penggunaan, pengevaluasian sikap, kebiasaan, nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan ataupun juga keterampilan. Tujuan belajar untuk mencapai hasil yang baik. Baik tidaknya hasil belajar dapat dilihat dari nilai yang dicapai dengan instrumen pengukur seperti tes
Hakikat Prestasi Belajar Matematika
Untuk memeproleh gambaran yang lebih jelas pembahasan prestasi belajar maka akan dijelaskan sebagai berikut ini. Sutartinah (1984:73) mengatakan Pretasi belajar adalah;" Penilai usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf ataupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu". Prestasi Belajar adalah hasil yang diperoleh setelah individu melakukan belajar. Hal ini dapat berupa perubahan tingkah laku, pengetahuan, ketrampilan, sikap, maupun kecakapan yang lain yang dinyatakan dengan angka atau nilai. Dalam hal ini Abdul Hamid (1999:12) mengatakan bahwa prestasi belajar dengan hasil belaiar mempunyai perbedaan. Hasil belajar adalah perolehan sesaat, tidak permanen, dan dipengaruhi oleh kondisi sebelum dan saat melakukan belajar. Sehingga hasil belajar dapat baik dan mungkin jelek. Prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh potensi sehingga relative stabil sesuai dengan kapasitasnya.
Menurut Sutartinah Tirtonegaro prestasi belajar adalah: "Penilaian usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, ataupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu".Lindren menegaskan bahwa "Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru". (1990: 731)
Prestasi belajar sebagai hasil yang telah dicapai setelah belajar. Kata prestasi mempunyai arti yang sama dengan kata achievement yang berarti hasil pekerjaan atau perbuatan Woodworth menyebutkan bahwa Achievement is actual ability and can be measured directly by the use of test. (Woodworth, 1957:58 ). Menurut Sumadi Suryabrata (1987:146) bahwa faktor yang mempengaruhi belajar ada dua yaitu faktor dari dalam dan dari luar diri pelajar. Faktor dari dalam diri pelajar terdiri dari: (1) Kondisi Psikologis dan (2) kondisi fisiologis . Faktor dari luar diri terdiri dari: (1) lingkungan dan (2) instrumental.
Wayan Nurkancana (1983:1) menyebutkan bahwa pengukuran adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari pada belajar. Selanjutnya juga menyebutkan bahwa tujuan dilakukan pengukuran adalah : (1) Untuk mengukur ruang lingkup pengetahuan yang dikuasai oleh teste. Evaluasi mata pelajaran matematika berarti melakukan pengukuran terhadap siswa tentang pengetahuan matematika. (2) Untuk mengukur jenjang pengetahuan teste. Jenjang pengetahuan seperti yang dikemukakan oleh Bloom meliputi daerah kognitif, afektif dan psiko-motor. Penilaian hasil belajar untuk mata pelajaran matematika dapat dilakukan dalam dua jenis penilaian yaitu penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian formatif dilakukan setiap akhir pokok bahasan, sedangkan sumatif dilakukan dalam beberapa pokok bahasan. Dalam rangka menambah pemahaman siswa dapat dilakukan penilaian tugas yang biasa diberikan sebagai tugas pekerjaan rumah.
Bimbingan Belajar Kelompok Tutor Sebaya
Menurut Djauzak Ahmad (1996:2) Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam. rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Bimo walgito (2005:7) mengemukakan bahwa bimbingan adalah tuntunan, bantuan ataupun pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam kehidupannya agar supaya individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. Dewa Ketut Sukardi (2003:20) Bimbingan proses bantuan yang diberikan kepada seseorang agar mampu memperkembangkan potensi (bakat, minat dan kemampuan) yang dimiliki, mengenali dirinya sendiri, mengatasi persoalan-persoalan sehingga mereka dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara berianggung jawab tanpa bergantung kepada orang lain.
Jadi pada hakikatnya bimbingan itu merupakan proses pemberian bantuan yang bersifat pencegahan, pemecahan masalah, serta penyaluran potensi seseorang Dari hal itu diharapkan individu tersebut dapat mengembangkan diri dan mengatasi kesulitan hidupnya.
Menurut Buku Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling menyebutkan bahwa sesuai dengan kurikulum 1994 pola umum pelayanan BK sering disebut sebagai layanan-layanan BK ada beberapa macam: (Depdikbud,1995. 8-45) yaitu : (1) Layanan orientasi, yaitu membantu siswa untuk mengenal dan memahami lingkungan atau situasi yang baru dimasukinya sehingga siswa tersebut dapat menyesuaikan dirinya. (2)Layanan informasi, yaitu layanan BK dalam membantu siswa atau orang tua serta pihak yang terkait agar dapat menerima atau memahami informasi yang mereka perlukan dalam mengambil keputusan atau membuat perencanaan (3) Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan BK dalam upaya membantu mempermudah dan mendorong aspirasi perkembangan potensi siswa, serta mengatur posisi siswa sesuai dengan latar belakang potensi obyektifnya. (4) Layanan bimbingan pengajaran, yaitu layanan BK dalam membantu siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. (5) Layanan konseling penerangan, yaitu proses interaktif yang ditandai dengan hubungan unik antara konselor dengan klien, yang membawa perubahan pada diri klien dalam salah satu atau lebih aspek. (6) Bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan yang diberikan kepada seseorang atau beberapa dalam kelompok dengan memanfaatkan dinamika dalam kelompok. (7) Layanan konseling kelompok, yaitu layanan BK yang memungkinkan sejumlah siswa memperoleh kesempatan untuk membahas dan mengentaskan masalah yang masing-masing mengalami suasana dinamika kelompok.
Setelah nengetahui kegiatan-kegiatan dalam program bimbingan dan konseling, maka perlu juga mengetahui prinsip-prinsip yang berhubungan dengan Bimbingan dan Konseling (Depdikbud, 1995: 8) adalah sebagai berikut: (1) Program bimbingan harus sesuai dengan program pendidikan untuk kelas yang bersangkutan. (2) Berpusat pada individu yang bersangkutan. (3) Dimulai dengan identifikasi kebutuhan siswa. (4) Fleksibel. (5) Dijarlin kerahasiaan data data pribadi (6) Mengikutsertakan orang tua, (7) Menggunakan infomasi dan data tentang anak dan lingkungan. (8) Mengadakan kerja sama dengan instansi terkait. (9) Diberikan secara berkelanjutan. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut di atas, maka jelaslah bahwa bimbingan diberikan kepada semua murid dan pada akhimya individu yang dibimbing dapat membimbing dirinya sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.
Bimbingan belajar adalah suatu bantuan yang diberikan kepada siswa dalam menghadapi situasi belajar agar dapat melakukan belajar secara efisien, sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan mencapai perkembangan yang optimal ( Abu Ahmadi, 2000:104 ).
Menurut Abu Ahmadi (2000:104 ) bimbingan belajar secara rinci adalah : (l) Membantu menemukan cara belajar yang efektif bagi siswa atau kelompok secara jelas mengenai tujuan dari siswa; (2) Memberikan cara-cara mempelajari buku pelajaran; (3) Memberikan informasi tentang cara memanfaatkan perpustakaan; (4) Membantu siswa dalam mempersiapkan diri menghadapi ujian; (5) Menunjukkan cara-cara mengatasi masalah dalam belajar; (6) Membantu membagi dan ntenggunakan waktu dalam keseharian. Atas dasar tujuan belajar tersebut maka dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan belajar adalah untuk membantu siswa yang mengalami hambatan atau masalah dalam memasuki proses belajar dan situasi belajar Berkaitan dengan materi bimbingan kelompok belajar adalah memberikan bimbingan tentang materi matematika pada pokok bahasan Pengumpulan dan pengolahan data.
Bimbingan Kelompok Tutor Sebaya dan Peningkatan Prestasi Belajar Matematika
Kegiatan tutor sebaya sebagai salah satu penugasan kepada siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata temannya merupakan salah satu bentuk dan ujud pemberian tanggung jawab kepada siswa untuk melakukan atau peniruan (Saleh Muntasir, 1985:82) Kegiatan penutoran oleh teman sebaya ini bagi siswa merupakan adegan yang menarik bagi sesama temannya, karena tutor dipandang sebagai adegan yang langka dilakukan pada forum yang scbenamya, sehingga perhatian teman-temannya akan lebih serius dan tidak terjadi rasa takut dan tegang. Perhatian yang penuh konsentrasi ini merupakan syarat bagi siswa untuk dapat menyerap isi yang dituturkan oleh tutor. Teman-teman sekelas yang belajar dapat menyampaikan pertanyaan-pertanyaan dengan rasa yang tidak ragu-ragu dan takut, demikian pula tutor akan memberikan jawaban sesuai dengan pengetahuan yang telah terlebih dahulu diberi tahu atau memahami terlebih dahulu dari pada teman-temannya, sehingga dapat memberikan jawaban sesuai dengan inti yang harus disampaikan oleh guru. Temyata bimbingan kelompok tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar matematika.
Bimbingan Kelompok belajar dengan tutor sebaya adalah suatu bentuk bimbingan kelompok belajar yang dibimbing oleh teman mereka sendiri yang lebih menguasai dalam materi pelajaran tertentu. Tujuan dilakukan teknik ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar matematika. Dengan asumsi bahwa sesama teman, siswa lebih akrab, tidak ada rasa takut, tidak merasa malu untuk mengajukan pertanyaan mengenai pelajaran atau bagian materi yang belum dikuasai, serta komunikasi antar sesama teman lebih fleksibel sehingga dapat menyampaikan apa yang menjadi ganjalan atau masalah yang ada pada benaknya. Kegiatan belajar dengan tutor sebaya memiliki kelebihan dalam menarik perhatian anak sehingga dapat lebih berkonsentrasi, Maka dengan kegiatan tutor sebaya ini diharapkan para siswa ( kelompok) mampu menerima penjelasan dari teman yang lebih menguasai tanpa beban perasaan. Karena ada hubungan yang relative akrab dan tidak ada beban motivasi belajar yang lebih meningkat. Akhimya siswa dapat maksimal dalam mempelajari materi, lebih bebas minta penjelasan dengan tutor sehingga mencapai tingkat keberhasilan belajar yang lebih tinggi.
Kerangka pemikiran dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut
Diagram 1. Kerangka Berfikir
Siswa mengikuti mengikuti bimbingan belajar kegiatan belajar matematika yang kelompok tutor sebaya untuk belum tuntas (berhasil) meningkatkan prestasi belajar.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian sebagai berikut: bimbingan belajar kelompok dengan tutor sebaya efektif untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kedungwinong 03 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009/2010
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas V SD N Kedungwinong 03 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.
Tempat penelitian ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan alasan bimbingan kelompok dengan tutor sebaya dipandang efektif untuk bahwa layanan meningkatkan prestasi belajar siswa Penelitian, yaitu 4 bulan mulai bulan Februari 2010 s/d Mei 2010.
3.2 Variabel penelitian
Variabel adalah masalah yang menjadi fokus perhatian penelitian. Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu: (1) Variabel bebas, yakni bimbingan belajar kelompok dengan pendekatan tutor sebaya (2) Variabel terikat dalam hal ini prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kedungwinong 03 Tahun 2009/2010.
3.3 Rencana Tindakan
Rencana adalah seperangkat kegiatan yang ditata secara sistematik dan runtut yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan (Sudarsono, l997: 12) Penelitian ini direncanakan dengan pendekatan penelitian tindakan tiga tahap, yakni tahap persiapan melakukan pengukuran dengan menggunakan tes prestasi belajar, tahap pembentukan kedua membentuk kelompok belajar dan memilih tutor Tahap ketiga adalah inti kegiatan pemberian layanan bimbingan belajar dengan tutor sebaya yang akan diberikan dalam tiga siklus.
Pada tahap ke tiga ini akan disampaikan materi tutorial mengenai pokok bahasan: Pengumpulan dan pengolahan data (a) menentukan angka tertinggi, (b) menentukan angka terendah, (c) menunjukkan angka yang sering muncul, (d) menentukan rata-rata, (e) menentukan angka pada diagram Gambaran pelaksanaan penelitian tindakan ini dapat digambarkan dalam desain penelitian. Desain penelitian adalah model atau gambaran bentuk yang akan diikuti dalam pelaksanaan penelitian.
1. Desain Penelitian
Penjelasan Alur Kerja Penelitian
Pada tahap ke tiga (inti kegiatan) pelaksanaan layanan belajar kelompok dengan tutor sebaya. Pada siklus I akan diawali dengan kegiatan tes penjajagan sebagai titik pijak hasil sebelum dilakukan tindakan. Kemudian tiap siklus berikutnya diakhiri dengan tes sebagai post test untuk mengetahui peningkatan layanan yang telah dilakukan serta dilakukan refelksi untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kesalahan yang terjadi dalam tiap siklus.
Data dan Cara Pengumpulannnya
. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes prestasi belajar buatan guru, sehingga data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif yaitu hasil tes prestasi belajar. Tes prestasi atau achievement testt, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Dalam kaitannya dengan Bimbingan dan Konseling tes prestasi belajar merupakan titik pangkal keputusan berikutnya mengenai tindakan apa yang akan ditempuh sesuai dengan hasil yang ditunjukkan oleh teste.
Indikator Kinerja
Keberhasilan tindakan ini adalah: Dapat terlaksananya bimbingan kelompok belajar dengan tutor sebaya serta meningkatnya prestasi belajar matematika siswa yang menjadi subjek penelitian yang dilakukan melalui pengukuran prestasi belajar dengan tes prestasi belajar
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
Pelaksanaan tindakan pada tahap pertama rata-rata peningkatan prestasi belajar adalah 34 %. Selengkapnya dapat disimak pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1
Hasil Tindakan Tahap I
Nilai Hasil Evaluasi
Pre test Post test
1 Eky Novitasari 50 60 20
2 Tinuk 50 70 40
3 Nur Cahyani 40 60 50
4 Bayu Indrajaya 40 70 75
5 Dwi Endah Lestari 60 60 0
6 Deni Aprisal 60 60 0
7 Kurniawan Narnanto 60 70 16.67
8 Abdullah Bagi 50 70 40.00
9 Ita Rahayuningsih 40 60 50.00
10 Dyah Ayu Sriyanti 50 60 20.00
11 Dicki Adi Suprapto 60 70 16.67
12 Isna Ayu Resdiana 60 70 16.67
13 Wahyu Widodo 40 60 50.00
14 Arip Sulistiyawan 50 60 20.00
15 Eko Asi Rahmanto 60 70 16.67
16 Toybatul Hasanah 40 60 50
17 Denita Kurniawati 40 60 50
18 Ade Ernaningtyas 40 70 75
Jumlah 890 1160
Rata – rata 49 64 34
Pelaksanaan tindakan kedua tindakan mengalami peningkatan dari 34 % menjadi 10 % sehingga ada 8 %. Selengkapnya hasil dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2
Hasil Tindakan Tahap II
Nilai Hasil Evaluasi
Post test I Post test II
1 Eky Novitasari 60 60 0.00
2 Tinuk 70 70 0.00
3 Nur Cahyani 60 70 16.67
4 Bayu Indrajaya 70 80 14.29
5 Dwi Endah Lestari 60 70 16.67
6 Deni Aprisal 60 60 0.00
7 Kurniawan Narnanto 70 70 0.00
8 Abdullah Bagi 70 80 14.29
9 Ita Rahayuningsih 60 70 16.67
10 Dyah Ayu Sriyanti 60 70 16.67
11 Dicki Adi Suprapto 70 80 14.29
12 Isna Ayu Resdiana 70 70 0.00
13 Wahyu Widodo 60 70 16.67
14 Arip Sulistiyawan 60 60 0.00
15 Eko Asi Rahmanto 70 70 0.00
16 Toybatul Hasanah 60 70 16.67
17 Denita Kurniawati 60 70 16.67
18 Ade Ernaningtyas 70 80 14.29
Jumlah 1160 1270
Rata – rata 64 71 10
Tabel 3
Hasil Evaluasi
Nilai Hasil Evaluasi
Pre Test Tindakan I Tindakan II Tindakan III
1 Eky Novitasari 50 60 60 70 40.00
2 Tinuk 50 70 70 70 40.00
3 Nur Cahyani 40 60 70 70 75.00
4 Bayu Indrajaya 40 70 80 80 100.00
5 Dwi Endah Lestari 60 60 70 90 50.00
6 Deni Aprisal 60 60 60 70 16.67
7 Kurniawan Narnanto 60 70 70 70 16.67
8 Abdullah Bagi 50 70 80 80 60.00
9 Ita Rahayuningsih 40 60 70 80 100.00
10 Dyah Ayu Sriyanti 50 60 70 70 40.00
11 Dicki Adi Suprapto 60 70 80 80 33.33
12 Isna Ayu Resdiana 60 70 70 90 50.00
13 Wahyu Widodo 40 60 70 70 75.00
14 Arip Sulistiyawan 50 60 60 70 40.00
15 Eko Asi Rahmanto 60 70 70 80 33.33
16 Toybatul Hasanah 40 60 70 70 75.00
17 Denita Kurniawati 40 60 70 80 100.00
18 Ade Ernaningtyas 40 70 80 80 100.00
Jumlah 890 1160 1270 1370
Rata – rata 49 64 71 76 58
Berdasarkan data di atas nampak bahwa terdapat kenaikan nilai rata-rata saat pre test sampai dengan post test setelah tindakan III, demikian juga adanya peningkatan tingkat ketuntasan belajar siswa jika dibandingkan sebelum adanya bimbingan dengan tutor sebaya.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarakan hasil tahap demi tahap pada penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok belajar dengan tutor sebaya cukup efektif untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kedungwinong 03 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun 2009/2010.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan kepada:
1. Guru, agar supaya guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa yang memiliki prestasi menonjol dalam mata pelajaran tertentu untuk memberikan penutoran kepada siswa yang lain mengalami kesulitan belajar atau prestasi belajarnya rendah.
2. Siswa dimohon kesadarannya untuk dapat memberikan petunjuk dan mengajak teman yang pretasi belajamya rendah untuk belajar bersama, dan dipandu oleh teman yang memliki prestasi lebih baik atau siswa yang lebih pandai
.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi.2002. Psikologi Belajar. Semarang: Mutiara permata.
Abdul Hamid. 1999. Teori Pembelajaran. Jakarta: UHAMKA
Anton M. Moelyono. 1989. Komus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Depdikbud. 1984. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Depdikbud.
_________, 1995.Pedoman Bimbingan Penyuluhan di SD. Jakarta: Depdikbud
_________, 1996 Diagnosis Kesulitan Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti
Dewa Ketut Sukardi. 2004. Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta
Djauzak Ahmad. 1986. Pedoman Belajar Mengajar Matematika SD. Jakarta: Depdikbud
Raka Joni.1977. Raka Joni T. 1977. Psikologi Pendidikan. Jakarta; P3G
Siti Sundari Hs. 1986. Dasar-dasar Psikologi Pendidikan.Yogyakarta. FIP IKIP Yogyakarta.
Sutartinah. 1984. Teori Belajar Psikologi Belajar II. Jakarta. Dirjen Perguruan Tinggi
Wood worth dan Donald G. Marquas 1957. Psychology. New York Henry Hald and Company..
BiodataPenulis
Nama : TitikPurwanti,S.Pd
NIP : 195808171980122005
Unit Kerja :SD Negeri Juron 01 UPTD Pendidikan Kecamatan Nguter Sukoharjo :
0 Komentar