Terbaru

6/recent/ticker-posts

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT/UKARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JAWA MELALUI MENABUNG KATA PADA SISWA KELAS VI SD

 Sumber: Jurnal Pendidikan Empirisme Edisi September 2012
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT/UKARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JAWA MELALUI MENABUNG KATA PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI GUPIT 01 SEMESTER I
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Hery Sumarsih

ABSRTAK
 Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan kemampuan menyusun kalimat/ukara dalam pembelajaran bahasa Jawa melalui menabung kata pada siswa kelas VI SD Negeri Gupit 01 semester I tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakn di SD Negeri Gupit 01 UPTD Pendidikan Kecaamatan Nguter Sukoharjo jawa Tengah. Waktu penelitian selama 6 bulan (1 semester)yaitu dimulai pada bulan Juli dan berakhir pada bulan Desember pada tahun ajaran 2011/2012. Subjek penelitian adalah siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Gupit 01 UPTD Pendidikan Kecamatan Nguter berjumlah 12 siswa yang terdiri dari 6 laki-laki 6 perempuan.
 Hasil penelitian melalui menabung kata dapat meningkatkan kemampuan menyusun kalimat/ukara dalam pembelajaran bahasa Jawa melalui menabung kata pada siswa kelas VI SD Negeri Gupit 01 semester I tahun pelajaran 2011/2012.
Kata Kunci: Menyusun Kalimat/ukara, Menabung Kata.

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
    Dapat dikatakan siswa miskin kata-kata,atau dapat dikatakan pula siswa tidak kaya kata-kata,sehingga kemampuan membuat kalimat dalam pembelajaran Bahasa Jawa sangat kurang.Ketidakmampuan siswa banyak disebabkan karena siswa miskin kata-kata.Karena dalam membentuk kalimat atau ukara tentu saja harus memiliki banyak kata-kata atau kekayaan kata. Perbendaharaan kata yang kurang dapat diindikasikan ketika siswa mengerjakan soal yang berupa perintah dari guru untuk membentuk sebuah kalimat dengan menggunakan satu kata yang sudah ditentukan.
Kemampuan siswa dalam menyusun kalimat sangat rendah diindikasikan lagi dengan terbatasnya siswa memaknai arti dari kalimat/ukara itu sendiri.Kalau menurut difinisi diartikan sebagai gabungan kata,sehingga siswa menganggap setiap gabungan kata yang meskipun hanya terdiri dari dua kata siswa sudah menganggapnya sebagai kalimat/ukara yang benar. Selain itu Siswa tidak mempunyai pengalaman dengan banyak kata dalam penggunaannya,siswa tidak memiliki wawasan yang luas sehingga dapat dikatakan kemampuan siswa dalam menyusun kalimat sangat rendah dikarenakan siswa tidak memiliki perbendaharaan kata yang banyak.
Kesanggupan siswa untuk menyusun kalimat dengan kreatif dan fariatif harus didukung dengan kemampuannya dengan dibekali banyak kata dalam pikiran anak dan anak mengerti tentang batasan kalimat.Sebab dugaan siswa menyusun kalimat itu mudah,hanya dengan menggabungkan kata-kata.Padahal dalam percakapan sebagai bentuk bahasa lisan dibutuhkan banyak kata-kata yang dapat digunakan menyusun kalimat untuk menyampaikan gagasan.
    Bahasa anak dalam tuturan bahasa Jawa dalam kegiatan wawancara dengan bahasa Jawa juga mengindikasikan bahwa siswa tidak memiliki kemampuan untuk menyusun kalimat yang baik dan benar.Kondisi awal mengindikasikan kemampuan siswa dalam menyusun kalimat sangat rendah,sehingga perlu dilakukan langkah perbaikan dengan mengupayakan agar anak memiliki perbendaharaan kata dan mengerti tentang batasan kalimat dalam istilah bahasa Jawa : Jinising ukara,ujuding ukara,peranganing ukara.
Rumusan Masalah
    Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah. Apakah dengan melalui menabung kata dapat meningkatkan kemampuan menyusun kalimat/ukara dalam pembelajaran bahasa jawa pada siswa kelas VI SD Negeri Gupit 01 semester I tahun pelajaran 2011/2012?
Tujuan Penelitian   
    Untuk meningkatkan kemampuan menyusun kalimat/ukara dalam pembelajaran bahasa Jawa melalui menabung kata pada siswa kelas VI SD Negeri Gupit 01 semester I tahun pelajaran 2011/2012.
Manfaat Penelitian
Manfaat bagi siswa, hhususnya siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Gupit 01 pada semester I tahun ajaran 2011/2012 dapat meningkat kemampuannya dalam hal menyusun kalimat setelah siswa memiliki perbendaharaan kata dan memahami kalimat.
Manfaat bagi guru, secara praktis guru dapat menyelesaikan penyusunan Penelitian Tindakan Kelas dengan memperoleh manfaat secara paedagogis juga manfaat untuk kepentingan jenjang kenaikan pangkat.
Manfaat bagi sekolah, secara praktis dapat terangkat pencitraannya sebagai sekolah yang mengedepankan pengembangan profesi guru dengan menyusun karya ilmiah penelitian tindakan kelas sehingga kualitas guru dan siswa dapat ditingkatkan pula.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
Kajian Teori
Hakikat Kalimat/Ukara
Untuk meningkatkan kemampuan menyusun kalimat/ukara dalam pembelajaran bahasa Jawa kelas VI di Sekolah Dasar Negeri Gupit 01 pada semester I tahun ajaran 2011/2012 dengan cara siswa rajin menabung kata untuk memperkaya perbendaharaan kata,siswa memahami batasan kalimat yang meliputi : jinising kalimat ,ujuding kalimat dan ngudhal kalimat.
Kalimat/ukara adalah bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan pesan/gagasan bagi seseorang baik dalam bahasa lisan/tuturan dan bahasa tulis.S  eseorang yang tidak memerlukan kebutuhan khusus/difabel menggunakan bahasa isyarat dalam penyampaian pesan dan gagasan,maka kalimat yang harus digunakan untuk menyampaikan pesan atau gagasan kepada orang lain.
Gagasan atau pesan yang hendak disampaikan sesorang harus dapat difahami dengan mudah apakah maksud gagasan/pesan yang disampaikan.Agar dapat mudah difahami maka seorang yang hendak menyampaikan pesan/gagasan perlu memiliki ketrampilan dalam hal menyusun kata-kata hingga menjadi kalimat dan memahami pengertian kalimat.
    Dua hal yang tidak dimiliki maka akan menjadikan kemampuannya rendah karena beberapa hal sebagai berikut tidak memiliki banyak kata/perbendaharan kata atau miskin kata dan tidak memahami pengertian tentang kalimat : Jinising kalimat,ujuding kalimat,ngudhal kalimat.
    Asumsi dasar secara umum yang terjadi dalam pikiran siswa bahwa kalimat itu adalah gabungan kata-kata.Dengan asumsi tersebut kebiasaan siswa dalam menyusun kalimat hanya sekedar menggabungkan kata-kata sehingga banyak hal yang dijumpai merupakan indikasi rendahnya kemampuan menyusun kalimat 1) Kata-kata yang digunakan selalu diulang-ulang dalam satu kalimat. 2) Susunan kalimat monoton tidak bervariasi. 3) Tidak ada pemilihan kata(diksi)yang tepat untuk menyusun kalimat dan 4) membutuhkan waktu yang lama untuk menyusun kalimat karena tidak trampil menyusun kalimat.
    Jadi kelemahan yang menjadi sumber penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam hal menyusun kalimat sebagai berikut. miskin kata, kurang memahami pengertian/difinisi/batasan kalimat dan anggapan yang salah terhadap kalimat
Menabung kata
    Dengan slogan seminggu 50 kata berarti setiap siswa harus mengumpulkan 50 kata baru setiap 1 minggu.Pembelajaran bahasa Jawa jam tatap muka dilakukan 1 kali dalam satu minggu,sehingga guru memeriksa hasil pengumpulan kata-kata baru yang teklah dikerjakan oleh setiap siswa.
    Antara siswa yang satu dengan yang satunya boleh sama dan boleh berbeda temuan kata-kata yang dihasilkan,bahkan dapat dilakukan dengan kerja kelompok.Masing-masing kata dapat dituliskan persamaannya/sinonimnya sehingga temuan satu kata baru dengan sinonimnya akan dihitung berdasarkan jumlah kata.Misalnya mangan,madhang,maem,dhahar dihitung 4 kata.
    Jika 1 minggu ditemukan 50 kata berarti jika dalam 5 bulan berarti 5 x pertemuan x 5 bulan x 50 = 1500 kata.Kata-kata yang ditemukan oleh siswa harus dihafal,dimengerti sehingga dicatat dengan menggunakan urutan abjad/catalog seperti menulis kamus.Catatan mengenai kata-kata baru yang telah ditemukan siswa disendirikan dalam sebuah buku dan merupakan “bank kata”yang harus dimiliki oleh siswa dengan tetap terus menambah saldonya setiap kali pertemuan.
    Untuk menguji penguasaan siswa terhadap kata-kata yang telah disimpannya dalam bank kata maka siswa harus selalu mendapatkan tugas dari guru untuk menyusun kalimat dengan pengertian kalimat yang benar.Bersama dengan pengumpulan kata-kata tersebut kepada siswa dijelaskan tentang pengertian kalimat.
Mengubah Asumsi
    Pengertian siswa menyusun kalimat adalah menggabungkan kata-kata perlu ditambahkan pengertiannya tidak hanya sebatas menggabungkan kata-kata,namun lebih dari itu menyusun kalimat adalah menyusun bahasa tutur atau bahasa lisan untuk digunakan sebagai pengungkap gagasan,sehingga kalimat yang disusun harus memenuhi sebagai kalimat berdasarkan jenis kalimat,wujud kalimat dan struktur kalimat.
Jinising ukara, 1) Ukara tandu:tanpa lesan(Intransitif)mawa lesan(transitif). 2) Ukara tanggap: wasesane ole hater-ater Tripurusa.Wasesane oleh ater-ater lan  seselan in. 3) Ukara nominal:wasesane saka tembung aran,wasesane saka tembung kaanan,wasesane saka tembung sesulih,wasesane saka tembung wilangan.
Peranganing ukara jejer, wasesa, lesan, katrangan. Wujuding ukara, ukara ganep/lamba(kalimat sempurna, ukara gothang utawa ukara ora ganep (kalimat tak sempurna. Ukara rangkep/ukara camboran: rangkep jejeran, rangkep kosok balen, rangkep sebab akibat. Rangkep raketan (majemuk rapatan) Rangkep raketan jejer, rangkep raketan.
Wasesa,rangkep raketan lesan,rangkep raketan lesan,rangkep raketan katrangan.Ukara rangkep tundha (Kalimat majemuk bertingkat) Gatra jejer, ukara lamba,ukara
   rangkep tundha, gatra wasesa, gatra lesan,g atra katrangan, ukara carita.ukara pitakon Ukara pakon/agnya: pakon tanduk, pakon tanggap, pakon urmat, pakon panantangpanglulu, pakon larangan.Ukara pangajak. Ukara panjaluk. Ukara pangarep-arep. Ukara prajanji,ukara upama, ujuding ukara, ngudhal ukara/nracut ukara, ukara lamb. ukara camboran sejajar, ukara camboran tunggal
    Pengertian tentang kalimat/ukara secara lengkap yang difahami anak akan memudahkan menyusun kalimat/ukara yang berfariasi,kreatif dan dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mengungkapkan gagasan.Misalnya siswa mempunyai gagasan untuk menantang sehingga kalimat yang disusun adalah kalimat tantangan.Pemilihan kata-kata pada kalimat tantangan disesuaikan dengan suasana kalimat tantangan tersebut.
Kerangka Berpikir
    Berdasarkan proses berfikir kreatif agar siswa trampil menyusun kalimat dengan baik dan benar.Kalimat yang disusun sebagai bahasa untuk mengungkap gagasan baik dituturkan secara lesan atau tertulis,maka yang harus dipersiapkan :
1.Siswa memiliki banyak kata
2.Siswa mengerti dan memahami batasan kalimat.
    Sehingga dengan menabung kata dan memahami batasan kalimat untuk meningkatkan rendahnya kemampuan siswa dalam menyusun kalimat.
    Berfikir secara kreatif adalah cara berfikir dengan kemampuan,dengan demikian aspek kemampuan dapat ditingkatkan terlebih dahulu dengan memperbanyak informasi yang diterima oleh siswa baik informasi tentang kata-kata dan informasi tentang batasan dan pengertian kalimat,karena yang akan ditingkatkan adalah kemampuan menyusun kalimat.
    Berfikir secara kreatif tidak dapat ditingkatkan tanpa siswa lebih dahulu memiliki kemampuan. Meningkatkan kemampuan tidak dapat dilakukan tanpa siswa mendapatkan banyak informasi.Sehingga secara teoritis untuk meningkatkan kemampuan berfikir kreatif maka yang pertama perlu ditingkatkan adalah kemampuan,untuk meningkatkan kemampuan pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan informasi yang diterima.
    Atau dengan logika dibalik melalui tabungan kata dan pemahaman terhadap kalimat akan meningkatkan kemampuan siswa menyusun kalimat secara kreatif.Jadi kemampuan dan kreatifitas sebagai tujuan sedangkan tabungan kata dan pemahaman kalimat sebagai solusi atau cara yang akan digunakan untuk mewujudkan tujuan yaitu kemampuan kreatifitas menyusun kalimat dengan trampil.
    Berdasarkan pada logika berfikir maka kerangka berfikir digambarkan sebagai skema kerangka berfikir sebagai berikut :
Skema Kerangka Berfikir (1)

    KONDISI AWAL                              Guru belum mengajak                                     Kemampuan,ketrampilan
                      Siswa untuk menabung kata                                   dan kreatifitas siswa dalam
                                                          dan memahami batasan kalimat                           menyusun kalimat rendah
                                                          yang baik dan benar




       TINDAKAN                              Menabunng kata dan memahami                                   Siklus.1
                                                        Pengertian dan Batasan Kalimat                Menabung Kata dan Memahami
                                                               Yang Baik dan Benar                  Pengertian dan Batasan kalimat
                                                                                                                      


KONDISI AKHIR                               Diduga dengan menabung kata                                            Siklus.2
                                                       dan memahami pengertian dan                              Pengertian dan Batasan
                                                       Menabung kata dan memahami                                        Kalimat
                                                        batasan kalimat yang baik dan                     
                                                     benar dapat meningkatkan ren-
                                                     dahnya kemampuan,ketrampi
                                        lan dan kreatifitas siswa dalam
                                                     kalimat.

Deskripsi dari kerangka berfikir sebagai berikut :
    Pada kondisi awal diduga kemampuan,ketrampilan dan kreatifitas siswa dalam menyusun kalimat sangat rendah karena guru belum mengajarkan kepada siswa tentang bahan utama untuk menyusun kalimat adalah kata,maka siswa harus banyak-banyak mengumpulkan kata-kata,siswa harus memperkaya diri dengan kata-kata dengan cara menabung kata.
    Guru belum muengubah asumsi siswa tentang cara menyusun kalimat bukanlah sekedar menggabungkan kata-kata namun lebih prinsip siswa harus mengerti batasan kalimat agar dalam penyusunan kalimat dapat tersusun kalimat yang baik dan benar.
    Setelah guru melakukan langkah perbaikan dengan memerintahkan kepada siswa untuk menabung kata dan memberikan pengertian batasan kalimat,maka menurut dugaan sementara kemampuan,ketrampilan dan kreatifitas siswa dalam menyusun kata yang sangat rendah dapat ditingkatkan.Sehingga dengan menabung kata dan memahami pengertian dan batasan kalimat,kemampuan,ketrampilan dan kreatifitas siswa dalam menyusun kalimat dapat ditingkatkan.
Hipotesis Tindakan
    Dengan menabung kata dan memahami pengertian dan batasan kalimat,kemampuan,keterampilan dan kreatifitas siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Gupit 01 pada semester I tahun ajaran 2011/2012 dapat ditingkatkan.
    Untuk meningkatkan kemampuan,keterampilan dan kreatifitas dilakukan langkah perbaikan melalui tindakan kelas.Sedangkan tindakan kelas yang dilakukan dengan mengusahakan agar siswa dapat menabung kata dalam satu kali pertemuan 50 kata,sehingga dalam waktu 2 bulan ada 10 kali pertemuan maka kata-kata yang terkumpul dalam tabungan siswa saldo akhir mencapai 500 kata.
    Selain guru juga menjelaskan pengertian kalimat untuk mengubah asumsi siswa terhadap pengertian kalimat yang salah,maka guru memberikan pengertian kalimat berdasarkan pada : jenis kalimat,ujud kalimat,struktur kalimat dan mengurai kalimat.
    Dari tindakan yang dilakukan oleh guru berdasarkan pada keyakinan tanpa memiliki banyak kata-kata dan memahami pengertian kalimat maka kemampuan, ketrampilan dan kreatifitas menyusun kalimat tidak dapat diujudkan.
    Sesuai dengan rumusan dan kerangka berfikir maka hipotesis tindakan yang diajukan adalah bagaimana meningkatkan rendahnya kemampuan,ketrampilan dan kreatifitas menyusun kalimat, jawabnya adalah dengan menabung kata dan memahami kalimat batasan dan pengertiannya.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Gupit 01 UPTD Pendidikan Kecaamatan Nguter Sukoharjo jawa Tengah. Waktu penelitian selama 6 bulan (1 semester)yaitu dimulai pada bulan Juli dan berakhir pada bulan Desember pada tahun ajaran 2011/2012.Pemilihan waktu disesuaikan dengan materi pembelajaran Bahasa Jawa di kelas VI pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Jawa sebagai muatan Provinsi, pada silabus semester pertama materi pembelajaran dengan penekanan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar penyusunan kalimat.
Subjek Penelitian
    Subjek penelitian adalah siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Gupit 01 UPTD Pendidikan Kecamatan Nguter  berjumlah 12 siswa yang terdiri dari 6 laki-laki 6 perempuan.
Tekhnik dan Alat Pengumpulan Data
    Untuk melakukan peningkatan perlu disusun data dan diperlukan alat penyusun data tersebut. Karena data yang diperlukan adalah angka nilai prestasi siswa sejak kondisi awal hingga tindak lanjut, maka alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes.
Validasi Data
    Supaya data peneliti ini valid obyektif dan memiliki fakta ilmiah maka data divalidasi berdasarkan validasi empirik dengan analisis empirik dan validasi teoritik dengan analisis kwantitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validasi empirik dengan analisis empirik yaitu butir-butir tes yang diawali dengan membuat kisi-kisi dan penyebaran per butir soal.
Analisis Data
    Setelah ditetapkan sumber data,tekhnik dan alat pengumpulan data serta divalidasi, maka data-data tersebut dianalisis. Adapun analisis yang digunakan adalah analisis deskriftif kwantitaif dengan komparatif (membandingkan) yaitu mendeskrifsikan hasil sebagai data yang berupa angka kemudian mengkomparasikan dengan data-data yang lain sehingga mendapatkan kesimpulan sebagai hasil dari analisis.
Prosedur Penelitian
    Penelitian ini digunakan metode dengan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) yang terdiri dari 2 siklus. Adapun langkah-langkah metode penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskrifsi Kondisi Awal
    Dalam penelitian ini sebelum peneliti melakukan tindakan perbaikan pada siklus1 dan siklus 2 sebagai upaya meningkatkan kemampuan,ketrampilan dan kreatifitas siswa yang rendah dalam hal menyusun kalimat.Jadi pada saat kondisi awal pra siklus untuk mengetahui fakta yang sebenarnya kondisi siswa dalam pembelajaran bahasa Jawa dengan materi menyusun kalimat,maka peneliti mengadakan free tes sebagai ulangan harian sebanyak 2 kali.
                                           Tabel 1
     Perbandingan Ketuntasan Belajar Ulangan 1 dan Ulangan 2

                   KETUNTASAN BELAJAR.I    KETUNTASAN BELAJAR.II      
                     Tuntas       Tidak Tuntas    Nilai    Tuntas    Tidak Tuntas      
1.    A    6,00    -    Tidak tuntas    6,00    -    Tidak tuntas      
2.    B    4,66    -    Tidak tuntas    5,33    -    Tidak tuntas      
3.    C    6,00    -    Tidak tuntas    7,33    Tuntas    -      
4.    D    4,00    -    Tidak tuntas    3,33    -    Tidak tuntas      
5.    E    3,00    -    Tidak tuntas    4,00    -    Tidak tuntas      
6.    F    5,33    -    Tidak tuntas    4,00    -    Tidak tuntas      
7.    G    7,33    Tuntas              -    5,00    -    Tidak tuntas      
8.    H    3,00    -    Tidak tuntas    6,00    -    Tidak tuntas      
9.    I    6,00    -    Tidak tuntas    4,00    -    Tidak tuntas      
10.    J    8,66    Tuntas             -    3,33    -    Tidak tuntas      
11.    K    4,00    -    Tidak tuntas    6,33    -    Tidak tuntas      
12    L    4,66    -    Tidak tuntas    5,33    -    Tidak tuntas      
Jumlah    5,22    2 = 16,66 %    10 = 83,33 %    4,99    1 = 8,33 %    11 = 91,66 %   
                            Tabel 2
              Perbandingan Nilai 2 x ulangan

1.    Frequensi
Ulangan    Tuntas
    %    Rt.nilia    Tdk.T
    %      
1.    Ulangan.1    2     16,66    5,22    10    83,34      
2.    Ulangan.2    1    8,33    4,99    11    91,67   

    Tingkat ketuntasan dari 2 kali ulangan tidak menunjukkan adanya perubahan yang lebih baik,artinya tingkat kemampuan,ketrampilan dan kreatifitas menyusun kalimat siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Gupit 01 pada semester I tahun
2011/2012 masih rendah.
    Rata-rata nilai seluruh kelas dari ulangan pertama dan kedua tidak menunjukkan
Adanya kenaikan bahkan menurun dari 5,22 menjadi 4,99 meskipun tingkat kesulitan pada ulangan pertama dan kedua berbeda,lebih sulit ulangan kedua namun sebelum ulangan kedua dilakukan pada waktu yang berbeda,seharusnya siswa dapat memperbaiki kesalahan pada ulangan yang pertama.





Deskripsi Siklus I
                                                   Tabel 3
              Perbandingan Ketuntasan Belajar Pra-Siklus dan Siklus.

                KETUNTASAN BELAJAR.I    KETUNTASAN BELAJAR.II                SIKLUS.1      
                Tuntas    Tidak Tuntas    Nilai    Tuntas    Tidak Tuntas    Nilai    Tuntas    T.Tuntas      
1.    A    6,00    -    Tidak tuntas    6,00    -    Tidak tuntas    7,00    Tuntas          
2.    B    4,66    -    Tidak tuntas    5,33    -    Tidak tuntas    6,50        T.Tuntas      
3.    C    6,00    -    Tidak tuntas    7,33    Tuntas    -    7,00    Tuntas          
4.    D    4,00    -    Tidak tuntas    3,33    -    Tidak tuntas    7,00    Tuntas          
5.    E    3,00    -    Tidak tuntas    4,00    -    Tidak tuntas    8,00    Tuntas          
6.    F    5,33    -    Tidak tuntas    4,00    -    Tidak tuntas    6,50        T.Tuntas      
7.    G    7,33    Tuntas              -    5,00    -    Tidak tuntas    6,50        T.Tuntas      
8.    H    3,00    -    Tidak tuntas    6,00    -    Tidak tuntas    7,00    Tuntas          
9.    I    6,00    -    Tidak tuntas    4,00    -    Tidak tuntas    6,50        T.Tuntas      
10.    J    8,66    Tuntas             -    3,33    -    Tidak tuntas    6,00        T.Tuntas      
11.    K    4,00    -    Tidak tuntas    6,33    -    Tidak tuntas    7,00    Tuntas          
12    L    4,66    -    Tidak tuntas    5,33    -    Tidak tuntas    7,00    Tuntas          
Jumlah    5,22    2 = 16,66 %    10 = 83,33 %    4,99    1 = 8,33 %    11 = 91,66 %    6,83    7=58,33%    5=41,67%   
Dari perbandingan antara kondisi awal dengan siklus.1
1.Rata-rata nilai pada pra siklus,1            = 5,22
2.Rata rata nilai pada pra siklus,2            = 4,99
Pada ulangan 2 mengalami penurunan namun setelah dilakukan tindakan kelas pada siklus.2 maka nilai rata-rata mengalami kenaikan     = 6,83
1.Jumlah siswa yang tidak tuntas pada ulangan,1    = 10 orang
2.Jumlah siswa yang tidak tuntas pada ulangan,2    = 11 orang
Pada ulangan 2 siswa tidak tuntas mengalami penambahan namun setelah dilakukan perbaikan maka menurun menjadi            = 5  orang
    Berangkat dari perbandingan antar kondisi awal dengan siklus,1 sudah ada peningkatan,namun masih terdapat siswa yang belum tuntas belajar,padahal tujuan pembelajaran adalah ketuntasan,maka perlu dilakukan langkah perbaikan berikutnya.Untuk itu dilakukan tindakan kelas siklus.2.

Diskripsi Siklus II
                          Tabel 4
Perbandingan Keadaan Kondisi Awal dengan kondisi setelah Tindakan Kelas.

1.    Frequensi
Ulangan    Tuntas
    %    Rt.nilia    Tdk.T
    %      
1.    Ulangan.1    2     16,66%    5,22    10    83,34%
      
2.    Ulangan.2    1    8,33%    4,99    11    91,67%      
3.    Siklus.1    7    58,33%    6,83    5    41,67%      
4.    Siklus.2    12    100%    8,75    0    0%   

PENUTUP
Simpulan
Dengan menabung kata yang
Saran
Jika sehari siswa dapat menemukan dan memiliki beberapa kata baru secara terus menerus dan menggunakannya dalam tuturan atau tulisan,maka pada hari-hari berikutnya kemampuan bertutur dan menulis dalam bahasa Jawa mengalami perubahan.
Kecuali jika kemauan siswa tidak ada dan miskin kata-kata maupun tidak memahami tentang struktur dan pola kalimat maka kemampuan siswa stagnan,yang artinya tidak akan pernah mengalami perubahan.
DAFTAR PUSTAKA                     
BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). 2006. Standar Isi 2006 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta.

Depdikbud. 1974. Belajar Membaca dan Menulis. Jakarta.

_________. 1978. Pedoman Guru Bahasa Indonesia. Jakarta.

_________. 1978. Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta.
       
_________. 1985. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta. Balai Pustaka.

_________. 1988. Petunjuk Teknis Pelajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta.

Keraf, Gorys. 1973. Tata Bahasa Indonesia. Flores. Nusa Indah.

__________. 1993. Komposisi. Flores. Nusa Indah.

Moeliono. Anton M. et. Al. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Semiawan, Conny, dkk. 1988. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta. Gramedia.

Sudarno, dkk. 1992. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta. Hikmat Syahid Indah.

Supriyadi, dkk. 1996. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta. Universitas Terbuka.

Supriyadi, dkk. 1997. Pendidikan Bahasa Indonesia 4. Jakarta. Universitas Terbuka.

Tarigan, Djago dan GH Tarigan. 1987. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa.

Tarigan, Djago. 1995. Pendidikan Bahasa Indonesia I. Jakarta : Universitas Terbuka.

Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih. 1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendera Pendidikan Tinggi.

BIODATA PENULIS
Biodata Penulis    : Hery Sumarsih, S.Pd
NIP    : 19620206 198201 2 017
Unit Kerja    : SD Negeri Gupit 01 UPTD Pendidikan Kecamatan Nguter Sukoharjo

Posting Komentar

0 Komentar