PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGHITUNG KELILING DAN LUAS LINGKARAN SISWA KELAS VI SD
PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGHITUNG KELILING DAN LUAS LINGKARAN SISWA KELAS VI SD NEGERI BEKONANG 03 SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Sugianto
ABSTRAKS
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah 1) mendeskripsikan peningkatan minat belajar matematika menghitung keliling dan luas lingkaran pada siswa kelas VI SD Negeri Bekonang 03 semester I tahun pelajaran 2011/2012 setelah melalui penerapan metode inkuiri terbimbing dengan media sederhana. 2) mendeskripsikan peningkatan hasil belajar matematika menghitung keliling dan luas lingkaran pada siswa kelas VI SD Negeri Bekonang 03 semester I tahun pelajaran 2011/2012 setelah melalui penerapan metode inkuiri terbimbing dengan media sederhana.
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Bekonang 03 UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Dalam penelitian tindakan kelas ini (PTK) ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VI SDN Bekonang 03 Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2011 dengan jumlah 16 siswa, banyaknya siswa laki-laki 7 siswa dan banyaknya siswa perempuan 9 siswa
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode inkuiri terbimbing dengan media sederhana dapat meningkatkan minat belajar matematika menghitung keliling dan luas lingkaran pada siswa kelas VI SD Negeri Bekonang 03 semester I tahun pelajaran 2011/2012. hasil belajar dari kondisi awal ke siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata dari 42,5 menjadi 71,25 meningkat 29,25. Dari jumlah siswa yang tuntas 3 (18,75%) menjadi 14 (87,5%) meningkat 11 (68,75%). Jumlah siswa yang belum tuntas dari 13 (71,25%) menjadi 2 (12,5%) turun 11 (68,75%). Melalui penerapan metode inkuiri terbimbing dengan media sederhana dapat meningkatkan hasil belajar matematika menghitung keliling dan luas lingkaran pada siswa kelas VI SD Negeri Bekonang 03 semester I tahun pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian dari siklus I ke siklus II minat belajar terjadi peningkatan Antusias Siswa Pada Pembelajarandai 3,2 menjadi 4,1 meningkat 0,9, Perhatian Siswa Pada Pembelajaran 3,2meningkat menjadi 4,2 meningkat 1, Aktifitas Siswa Pada Pembelajaran dari 3 menjadi 4 meningkat 1, Ketertarikan Siswa Pada Pembelajaran dari 3 menjadi 4,2 menigkat 1,2, Peran Serta Siswa Dalam Kerja Kelompok dari 3,1 menjadi 4, 1 meningkat 1.
Kata Kunci: Minat dan Hasil Belajar Matematika. Metode Inkuiri Terbimbing, Media Sederhana
Latar Belakang Masalah
Berkaitan dengan keterampilan berhitung tidak akan lepas dengan pembelajaran matematika namun sangat disayangkan sebagian besar siswa tidak berminat pada matematika. Mereka menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit. Hal ini dapat disebabkan karena keterampilan berhitung siswa kurang. Peran pendidik juga menentukan minat siswa terhadap matematika. Pada umumnya pendidik dalam pembelajaran matematika sasaran utamanya adalah target pencapaian materi pembelajaran dan kurang memperhatikan pada proses. Materi-materi dan keterampilan-keterampilan baru terus-menerus ditambahkan, tetapi konsep-konsep matematika kurang dikaitkan dan kurang diintegrasikan.
Seharusnya pembelajaran bermakna dapat diberikan untuk mengawali kegiatan belajar dan selanjutnya latihan diberikan. Pembelajaran bermakna akan membuat materi pembelajaran menjadi menarik, bermanfaat dan menantang sehingga menimbulkan minat siswa untuk senang terhadap matematika sedangkan latihan akan membuat siswa terbiasa terhadap penerapan konsep sehingga konsep akan dipahami dan tertanam dengan baik dalam pikiran siswa.
Pembelajaran yang efektif ditandai dengan keberhasilan anak dalam belajar. Salah satu prinsipnya adalah siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran matematika sebagaimana pepatah Cina yang menyatakan bahwa”Saya mendengar dan saya lupa; saya melihat dan saya ingat; serta saya mencoba dan saya mengerti” (Suryadi, 2007;166). Untuk menciptakan pembelajaran ini tak lepas dari media yang kita gunakan. Maka selain metode media sangat penting dalam rangka menciptakan pembelajaran yang efektif.
Berdasrkan pengalaman mengajar peneliti merasa masih ada kekurangan dalam pembelajaran matematika dengan kompetensi dasar menghitung keliling dan luas lingkaran. Kekurangan dalam pembelajaran matematika ini terlihat dari rendahnya hasil belajar siswa di bawah rata-rata KKM Matematika 60.
Penyebab rendahnya hasil belajar siswa bukan hanya berasal dari kegiatan pembelajaran di kelas, lingkungan masyarakat sekitar dan lingkungan keluarga siswa juga ikut berperan menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Perhatian orang tua siswa terhadap belajar anaknya di tempat penulis mengajar sangat kurang. Orang tua siswa rata-rata bekerja sebagai buruh pabrik sehingga bekerja sebelum anaknya berangkat sekolah. Keadaan ini menyebabkan pada saat berangkat sekolah siswa tidak ada yang memperhatikan kebutuhannya. Sehingga motivasi belajar kurang. Belum lagi pada malam hari siswa tidak dibiasakan untuk dibantu dalam belajar. Sehingga pada saat sekolah banyak siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya.
Ditinjau dari sisi proses pembelajaran di kelas, penulis menyadari kesalahan-kesalahan yang penulis lakukan. Antara lain penggunaan metode yang tidak sesuai, kurangnya kemampuan guru untuk menggali pengalaman siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran dengan fakta dilapangan yang sering dijumpai siswa, kurangnya penggunaan media sebagai proses adaptasi pengalaman siswa dengan konsep yang dipelajari, serta proses pembelajaran yang berpusat pada guru. Hanya masalah yang terkait dengan proses pembelajaran di kelas yang dapat penulis perbaiki, untuk meningkatkan hasil belajar siswa penulis menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran matematika terlebih dahulu sehingga timbul perhatian dan rasa suka terhadap matematika. Penelitian tindakan kelas yang penulis laksanakan difokuskan pada tumbuhnya minat siswa terhadap pembelajaran matematika sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan. Untuk itu penulis menerapkan metode inkuiri terbimbing dan media sederhana yang sering ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari. Perbaikan pembelajaran akan penulis lakukan melalui pola penelitian tindakan kelas.
Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimanakah peningkatan minat belajar matematika menghitung keliling dan luas lingkaran pada siswa kelas VI SD Negeri Bekonang 03 semester I tahun pelajaran 2011/2012 setelah melalui penerapan metode inkuiri terbimbing dengan media sederhana?. 2) Seberapa banyak peningkatan hasil belajar matematika menghitung keliling dan luas lingkaran pada siswa kelas VI SD Negeri Bekonang 03 semester I tahun pelajaran 2011/2012 setelah melalui penerapan metode inkuiri terbimbing dengan media sederhana?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah 1) mendeskripsikan peningkatan minat belajar matematika menghitung keliling dan luas lingkaran pada siswa kelas VI SD Negeri Bekonang 03 semester I tahun pelajaran 2011/2012 setelah melalui penerapan metode inkuiri terbimbing dengan media sederhana. 2) mendeskripsikan peningkatan hasil belajar matematika menghitung keliling dan luas lingkaran pada siswa kelas VI SD Negeri Bekonang 03 semester I tahun pelajaran 2011/2012 setelah melalui penerapan metode inkuiri terbimbing dengan media sederhana.
Manfaat Penelitian
Bagi siswa manfaat penelitian untuk menumbuhkan minat serta meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN Bekonang 03 Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo dalam pembelajaran matematika. Bagi guru kelas sebagai rujukan dalam penggunaan metode pembelajaran matematika untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna. Bagi sekolah penelitian bermanfaat sebagai sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran matematika pada khususnya dan pembelajaran lain pada umumnya.
KAJIAN TEORI
Hakikat Minat Belajar Minat
Secara umum ahli psikologi mengaitkan minat dengan motivasi. Minat merupakan aspek penting motivasi yang mempengaruhi perhatian, belajar, berpikir dan berprestasi (Pintrich dan Shuck, 1996 dalam Mikarsa, 2007;3.3) mengemukakan berbagai pengertian minat sebagai berikut: 1) minat pribadi, minat yang memberikan pengertian sebagai suatu ciri pribadi individu yang merupakan disposisi abdi yang relatif stabil, 2) minat situasional, merupakan minat yang ditimbulkan oleh kondisi atau faktor-faktor lingkungan, 3) minat sebagai keadaan psikologis, menggambarkan pandangan yang interaktif dan berkaitan dengan minat, pada saat minat pribadi seseorang saling berinteraksi dengan lingkungan untuk menghasilkan suatu keadaan psikologis dari minat dari diri seseorang.
Minat merupakan dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan dan lama-lama akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya, namun jika kepuasan berkurang maka minat seseorangpun akan ikut berkurang (Krapp, Hidi, Renninger dalam Mikarsa, 2007;3.5).
Seseorang akan mengabaikan suatu kegiatan apabila ia kurang memiliki pengetahuan mengenai kegiatan tersebut atau karena kegiatan tersebut kurang memiliki nilai baginya. Sementara jika suatu kegiatan memiliki nilai yang rendah meskipun pengetahuan seseorang tinggi maka dapat dikatakan orang tersebut tidak memiliki minat terhadap kegiatan tersebut (Mikarsa, 2007;3.5).
Menurut Harlock (1989) dalam Mikarsa, 2007;3.7 ada empat cara minat mempengaruhi perkembangan anak yaitu sebagai berikut: 1) minat dapat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi, 2) minat dapat sebagai pendorong, 3) minat berpengaruh pada prestasi, 4) minat yang berkembang pada masa kanak-kanak akan menjadi minat selamanya.
Maka untuk membangkitkan minat siswa pada pembelajaran matematika penulis berusaha untuk melakukan pembelajaran yang membangkitkan rasa ingin tahu siswa sehingga perhatian terhadap pembelajaran baik. Adapun aspek minat siswa yang penulis amati adalah: 1) antusias siswa pada pembelajaran, 2) perhatian siswa pada pembelajaran, 3) aktifitas siswa pada pembelajaran, 4) ketertarikan siswa pada pembelajaran, 5) peran serta siswa dalam kerja kelompok.
Hasil Belajar
Hasil belajar berkaitan dengan bagaimana siswa belajar. Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang terjadi melalui pengalaman (Hernawan, 2007;2.11). Segala perubahan perilaku baik pada aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), maupun psikomotor (keterampilan) yang terjadi karena proses pengalaman, dapat dikategotikan sebagai perilaku hasil belajar. Perubahan-perubahan perilaku yang terjadi secara insting atau terjadi karena kematangan atau perilaku yang terjadi secara kebetulan, tidak termasuk hasil belajar.
Hasil belajar mengacu pada segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan (Hernawan, 2007;10.20). Jenis-jenis hasil belajar menurut Bloom (dalam Hernawan, 2007;10.29) antara lain: 1) kognitif, yaitu hasil belajar yang berkenaan dengan pengembangan kemampuan otak dan penalaran siswa, 2) afektif, yaitu hasil belajar mengacu pada sikap dan nilai yang diharapkan dikuasai siswa setelah mengikuti pembelajaran 3) psikomotor, yaitu hasil belajar yang mengacu pada kemampuan bertindak.
Ada beberapa bentuk hasil belajar yang dapat ditampilkan oleh siswa di SD (Zainal, 2007; 4.25) yaitu: 1) kebiasaan, yang diperoleh secara berangsur-angsur melalui proses belajar, 2) keterampilan, perilaku yang diperoleh melalui belajar tahap-tahap tertentu, 3) himpunan tanggapan, yang dapat dimanfaatkan untuk membedakan dan mempertautkan tanggapan-tangapan tertentu sehingga menjadi suatu kemampuan tertentu, 4) hafalan sebagai proses asosiasi, merupakan bentuk hasil belajar yang paling populer, 5) kemampuan menganalisis, yaitu suatu keadaan berdasarkan pemikiran logis dan penguasaan yang cermat mengenai hukum sebab akibat beserta penerapannya dan merupakan hasil belajar tingkat tinggi, 6) sikap dan rujukan nilai.
Metode Inkuiri Terbimbing
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:740), metode didefinisikan sebagai cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan sutau pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Selain itu, metode juga didefinisikan sebagai cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Santoso, 2007;2.26).
Inkuiri terbimbing adalah suatu kegiatan pembelajaran di mana guru membimbing siswa-siswanya dengan menggunakan langkah-langkah yang sistematis sehingga mereka merasa menemukan sesuatu (Muksetyo, 2007;1.35), apa yang diperoleh siswa bukanlah temuan-temuan baru bagi guru, tetapi bagi siswa dapat mereka rasakan sebagai temuan baru. Agar siswa dapat mengetahui dan memahami proses penemuan, mereka perlu dibimbing antara lain dengan menggunakan pengamatan dan pengukuran langsung atau diarahkan untuk mencari hubungan dalam wujud “Pola” atau bekerja secara induktif berdasarkan fakta-fakta khusus untuk memperoleh aturan umum.
Tujuan teknis inkuiri (Santoso, 2007;1.17): 1) membentuk dan mengembangkan rasa percaya diri, 2) mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, 3) mengembangkan bakat dan kecakapan individu, 4) memberi siswa kesempatan untuk belajar sendiri, 5) mendorong murid memperoleh informasi. Dengan teknik inkuiri ini siswa dilatih untuk (Santoso, 2007;1.17): menyusun rencana kegiatan,menentukan sasaran kegiatan, menentukan target kegiatan, berkomunikasi dengan orang lain, mencari sumber informasi.
Menurut Gulo (2002:86-87), peranan utama guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: motivator, yang memberikan rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir, fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa, penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberikan keyakinan pada diri sendiri, administrator, yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di dalam kelas, pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang diharapkan, manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas, rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa.
Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari (Muhsetyo, 2007;1.26).
Sebagai pengetahuan matematika mempunyai ciri-ciri khusus antara lain abstrak, deduktif, konsisten, hierarkies dan logis. Soedjadi (1999) dalam Muhsetyo, 2007;1.2 menyatakan bahwa keabstrakan matematika karena objek dasarnya abstrak, yaitu fakta konsep, operasi dan prinsip. Ciri abstrak matematika beserta ciri lainnya yang tidak sederhana, meyebabkan matematika tidak mudah untuk dipelajari, dan membuat banyak siswa kurang tertarik pada matematika (masih lebih baik daripada dikatakan membenci atau alergi terhadap matematika). Hal ini berarti perlu adanya jembatan yang dapat menghubungkan keilmuan matematika tetap terjaga dan matematika dapat lebih mudah dipahami.
Persoalan mencari jembatan merupakan tantangan pendidik untuk dapat memilih model pembelajaran matematika yang menarik, mudah dipahami siswa, menggugah semangat, menantang terlibat, dan pada akhirnya menjadikan siswa cerdas matematika. Pencarian dan pemilihan model pembelajaran matematika perlu berorientasi pada perkembangan mutakhir di dunia, dengan terus berusaha untuk memperpendek kesenjangan antara kemajuan dunia dan kenyataan di Indonesia. Perkembangan dan kemajuan pembelajaran matematika di dunia tidak bisa diabaikan. Karena dapat menyebabkan kita semakin sulit mengejar kemajuan negara lain.
Salah satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi adalah penggunaan strategi pembelajaran matematika , yang sesuai dengan (1) topik yang sedang dibicarakan, (2) tingkat perkembangan intelektual peserta didik, (3) prinsip dan teori belajar, (4) keterlibatan aktif peserta didik, (5) keterkaitan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari, dan (6) pengembangan dan pemahaman penalaran matematis.
Kompetensi matematika yang ingin penulis capai pada perbaikan pembelajaran matematika adalah terampil mengukur, terampil menghitung, termapil menyimpulkan, yang berkaitan dengan keliling lingkaran.
Media Sederhana
Secara harfiah media diartikan sebagai medium atau perantara. Dalam kaitannya dengan proses komunikasi pembelajaran media diartikan sebagai wahana penyalur pesan pembelajaran. Beberapa ahli atau asosiasi telah mengemukakan pengertian tentang media pembelajaran (Hernawan, 2007;11.18) yaitu: 1) NEA (1969) mengartikan media pembelajaran sebagai sarana komunikasi baik dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk perangkat kerasnya. 2) Wilbur Schramm (1977) mendefinisikan media pembelajaran sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran. 3) Miarso (1980) menegaskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, kemauan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Jadi, dapat disimpulkan secara lebih sederhana bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk menyalurkan pesan atau informasi dari guru ke siswa atau sebaliknya. Penggunaan media pembelajaran akan memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa dan atau dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran.
Media sebagai bagian proses komunikasi diyakini oleh banyak ahli sebagai jawaban terhadap sejumlah masalah dalam proses belajar mengajar (Setiawan, 2007;4.8). selayaknya guru memiliki ide, gagasan dan kreativitas setiap saat ketika akan merencanakan dan menjelaskan setiap pelajaran melalui media yang dikembangkannya. Karena menyadari bahwa media pembelajaran adalah sarana informasi yang dapat digunakan untuk menjlaskan, mendeskripsikan, mendemonstrasikan, menganalisis berbagai macam materi pelajaran.
Hal ini sesuai dengan Dale (1969) dalam Susilana, 2007;198 pemerolehan hasil belajar melalui indra pandang berkisar 75%, melalui indra dengar 13%, dan melalui indra lainnya 12%. Gambaran ini menunjukkan bahwa pembelajaran akan lebih optimal bila memberdayakan semua indra melalui berbagai pengalaman belajar. Untuk itu guru seharusnya berusaha mengelola berbagai sumber, media pembelajaran agar diperoleh hasil belajar yang optimal.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan bulan Agustus 2011 s/d Oktober 2011 di SD Negeri Bekonang 03 Kecamatan Mojolaban kabupaten Sukoharjo Jawa tengah.
Subjek Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini (PTK) ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VI SDN Bekonang 03 Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2011 dengan jumlah 16 siswa, banyaknya siswa laki-laki 7 siswa dan banyaknya siswa perempuan 9 siswa dengan karakteristik latar belakang keluarga yang berekonomi menengah ke bawah. Sebagian besar orangtua siswa bekerja sebagai buruh di pabrik sehingga pendidikan anak kurang diperhatikan.
Tehnik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan tehnik tes dan non tes. Tehnik tes digunakan untuk mengukur hasil belaajar dengan menggunakan butir soal. Teknik nontes digunakan untuk mengamati minat belajar siswa.
Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan 2 siklus setiap siklus melalui 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Kondisi Awal
Rekapitulasi Nilai Formatif Mapel Matematika Siklus I
Nilai102030405060708090100
Banyak Siswa-3334111--
Jumlah Siswa
16T
3BT
13Rata-Rata
42,5Tingkat Ketuntasan
18,75%
Hasil Penelitian siklus I
Penelitian tindakan kelas pada kelas VI dalam pembelajaran Matematika ini dilakukan dalam dua siklus. Pada setiap siklus, data-data yang diambil merupakan hasil pengamatan yang dilakukan pada tiap akhir tahapan siklus. Adapun hasil-hasil penelitian secara rinci akan penulis deskripsikan seperti berikut ini :
Secara lengkap hasil analisis tes formatif mata pelajaran Matematika pada siklus I yang menunjukkan nilai formatif siswa dapat dilihat pada tabel berikut:.
Tabel 1
Rekapitulasi Nilai Formatif Mapel Matematika Siklus I
Nilai102030405060708090100
Banyak Siswa-1-8-4-3--
Jumlah Siswa
16T
7BT
9Rata-Rata
51.25Tingkat Ketuntasan
43.75%
Selanjutnya untuk melihat perolehan nilai siswa dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik Hasil Tes Formatif Mapel Matematika Siklus I
Langkah pembelajaran yang penulis tempuh belum dapat menumbuhkan minat dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Target penulis perolehan hasil belajar mencapai rata-rata di atas KKM 60 namun baru mencapai 51,25 sedangkan aspek minat siswa baru mencapai kategori cukup. Dengan demikian siklus I belum berhasil, penulis memperbaiki pada siklus II dengan melakukan langkah-langkah perbaikan pembelajaran pada penerapan metode inkuiri terbimbing dan penggunaan media sederhana yang lebih bervariasi.
Aspek minat siswa mempunyai 5 indikator dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 2
Aspek Minat Siswa pada Siklus I
No Keterangan Skor
1.Antusias Siswa Pada Pembelajaran3,2
2.Perhatian Siswa Pada Pembelajaran3,2
3.Aktifitas Siswa Pada Pembelajaran3
4.Ketertarikan Siswa Pada Pembelajaran3
5.Peran Serta Siswa Dalam Kerja Kelompok3,1
Persentase Ketuntasan62%
Kriteria C
Pembelajaran siklus I yang menyisakan 2 hasil belajar yang belum tuntas yaitu:
1)siswa kurang mampu menghitung keliling lingkaran yang diketahui diameternya.
2)siswa kurang mampu menghitung keliling lingkaran yang diketahui jari-jarinya.
Hal ini membuat penulis harus melakukan langkah perbaikan untuk menumbuhkan minat serta meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
Dalam pelaksanaaan pembelajaran siklus I memiliki kelemahan sebagai indikasinya tidak maksimalnya penguasaaan hasil belajar yang diperoleh siswa terutama pada 5 aspek minat sebagai berikut: siswa kurang antusias dalam pembelajaran, siswa kurang memperhatikan pembelajaran, siswa kurang aktifitas dalam pembelajaran, siswa kurang tertarik pada pembelajaran, siswa kurang berperan serta dalam pembelajaran.
Dalam pelaksanaaan pembelajaran siklus I memiliki kelebihan sebagai indikasinya tuntasnya penguasaaan hasil belajar yang diperoleh siswa terutama pada aspek sebagai berikut: siswa dapat menjelaskan pengertian bangun datar lingkaran, siswa dapat menentukan π bangun datar lingkaran, siswa dapat mengidentifikasi diameter bangun datar lingkaran, siswa dapat mengidentifikasi jari-jari bangun datar lingkaran.
Hasil Penelitian Siklus II
Secara lengkap hasil analisis tes formatif mata pelajaran Matematika pada siklus II yang menunjukkan nilai formatif siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3
Rekapitulasi Nilai Formatif Mapel Matematika Siklus II
Nilai102030405060708090100
Banyak Siswa---2-4-7-3
Jumlah Siswa
16T
14BT
2Rata-Rata
73.75Tingkat Ketuntasan
87.5%
Selanjutnya untuk melihat perolehan nilai siswa dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik Hasil Tes Formatif Mapel Matematika Siklus II
Langkah pembelajaran yang penulis tempuh dapat menumbuhkan minat dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Target penulis perolehan hasil belajar mencapai rata-rata di atas KKM 60 namun telah mencapai 73, 75sedangkan aspek minat siswa pada kategori baik sekali. Dengan demikian siklus II langkah-langkah pembelajaran dengan perbaikan penerapan metode inkuiri terbimbing dan penggunaan media sederhana yang lebih banyak dan bervariasi dapat menumbuhkan minat serta meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi menghitung keliling lingkaran.
Aspek minat siswa mempunyai 5 indikator dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 4
Aspek Minat Siswa pada Siklus II
No Keterangan Skor
1.Antusias Siswa Pada Pembelajaran4,1
2.Perhatian Siswa Pada Pembelajaran4,2
3.Aktifitas Siswa Pada Pembelajaran4
4.Ketertarikan Siswa Pada Pembelajaran4,2
5.Peran Serta Siswa Dalam Kerja Kelompok4,1
Persentase Ketuntasan82%
Kriteria BS
Pembelajaran siklus II hasil belajar yang telah tuntas yaitu: siswa dapat menjelaskan pengertian bangun datar lingkaran, siswa dapat menentukan π bangun datar lingkaran, siswa dapat mengidentifikasi diameter bangun datar lingkaran, siswa dapat mengidentifikasi jari-jari bangun datar lingkaran, siswa dapat menghitung keliling lingkaran yang diketahui diameternya, siswa dapat menghitung keliling lingkaran yang diketahui jari-jarinya.
Pembahasan
Hasil Belajar
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran Matematika penulis menggunakan metode inkuiri terbimbing dan media sederhana untuk menumbuhkan minat serta meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Dan langkah tersebut ternyata membawa dampak yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat kita lihat pada tabel berikut:
Tabel 5
Perbandingan Hasil Belajar Mapel Matematika Siklus I, II
NoAspekKondisi AwalSiklus ISiklus II
1.Nilai rata-rata42,551.2571.25
2.Nilai Tertinggi8080100
3.Nilai Terendah202040
4.Jumlah Siswa Tuntas3714
5.Persentase Ketuntasan18,75%43.75%87.5%
6.Jumlah Siswa Tidak Tuntas1392
7.Persentase Ketidaktuntasan71,25 %56.25%12.5%
Berdasarkan tabel di atas hasil belajar dari kondisi awal ke siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata dari 42,5 menjadi 71,25 meningkat 29,25. Dari jumlah siswa yang tuntas 3 (18,75%) menjadi 14 (87,5%) meningkat 11 (68,75%). Jumlah siswa yang belum tuntas dari 13 (71,25%) menjadi 2 (12,5%) turun 11 (68,75%)
Minat Siswa
Penerapan metode inkuiri terbimbing dan media sederhana ternyata dapat menumbuhkan minat serta meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Dan langkah tersebut ternyata membawa dampak yang signifikan dalam meningkatkan penguasan hasil belajar siswa. Hal ini dapat kita lihat pada tabel berikut:
Tabel 6
Perbandingan Aspek Minat dalam Pembelajaran Matematika Siklus I, II
NOAspek MinatSiklus ISiklus II
1.Antusias Siswa Pada Pembelajaran3,24,1
2.Perhatian Siswa Pada Pembelajaran3,24,2
3.Aktifitas Siswa Pada Pembelajaran34
4.Ketertarikan Siswa Pada Pembelajaran34,2
5.Peran Serta Siswa Dalam Kerja Kelompok3,14,1
Berdasarkan tabel di atas minat belajar siswa dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan Antusias Siswa Pada Pembelajarandai 3,2 menjadi 4,1 meningkat 0,9, Perhatian Siswa Pada Pembelajaran 3,2meningkat menjadi 4,2 meningkat 1, Aktifitas Siswa Pada Pembelajaran dari 3 menjadi 4 meningkat 1, Ketertarikan Siswa Pada Pembelajaran dari 3 menjadi 4,2 menigkat 1,2, Peran Serta Siswa Dalam Kerja Kelompok dari 3,1 menjadi 4, 1 meningkat 1.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode inkuiri terbimbing dengan media sederhana dapat meningkatkan minat belajar matematika menghitung keliling dan luas lingkaran pada siswa kelas VI SD Negeri Bekonang 03 semester I tahun pelajaran 2011/2012. hasil belajar dari kondisi awal ke siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata dari 42,5 menjadi 71,25 meningkat 29,25. Dari jumlah siswa yang tuntas 3 (18,75%) menjadi 14 (87,5%) meningkat 11 (68,75%). Jumlah siswa yang belum tuntas dari 13 (71,25%) menjadi 2 (12,5%) turun 11 (68,75%). Melalui penerapan metode inkuiri terbimbing dengan media sederhana dapat meningkatkan hasil belajar matematika menghitung keliling dan luas lingkaran pada siswa kelas VI SD Negeri Bekonang 03 semester I tahun pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian dari siklus I ke siklus II minat belajar terjadi peningkatan Antusias Siswa Pada Pembelajarandai 3,2 menjadi 4,1 meningkat 0,9, Perhatian Siswa Pada Pembelajaran 3,2meningkat menjadi 4,2 meningkat 1, Aktifitas Siswa Pada Pembelajaran dari 3 menjadi 4 meningkat 1, Ketertarikan Siswa Pada Pembelajaran dari 3 menjadi 4,2 menigkat 1,2, Peran Serta Siswa Dalam Kerja Kelompok dari 3,1 menjadi 4, 1 meningkat 1.
Saran
Dari kesimpulan di atas maka pada kesempatan ini penulis menyarankan kepada para guru dan pembaca agar: menerapkan metode inkuiri terbimbing dengan langkah-langkah yang jelas dalam rencana pembelajaran, menggunakan media sederhana dalam pembelajaran matematika, memberikan kegiatan untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran matematika.
.
DAFTAR PUSTAKA
Dadi Permana, A; Triyati. 2008. Bersahabat dengan Matematika untuk kelas VI Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Gunarto, Dedi. 2007. Matematika 6 untuk kelas VI SD/MI. Yogjakarta: Pustaka Insan Madani.
Herry Hernawan, Asep, dkk. 2007. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Lestari Mikarsa, Hera, dkk. 2007. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Muksetyo Gatoto, dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Santoso, Puji, dkk. 2007. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sumanto, Y.D, dkk. 2008. Gemar Matematika 6 untuk kelas VI SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Supardjo. 2004. Matematika Gemar Berhitung untuk kelas VI SD/MI. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Setiawan, Denny, dkk. 2007. Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suryosubroto, B. 2002. Proses belajar mengajar di sekolah. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Suciati, dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tim FKIP. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian II. Bandung: Imperial Bhakti Utama.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian III. Bandung: Imperial Bhakti Utama.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian IV. Bandung: Imperial Bhakti Utama.
Wardhani, IGAK, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Zainal, Asmawi; Mulyana, Agus. 2007. Tes dan Asesmen di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
BIODATA PENULIS Nama : Sugianto, S.Pd
NIP: : 196508311988061001
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SD Negeri Bekonang 03 UPTD Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo
0 Komentar