Sumber: Jurnal Pendidikan Dwija Utama Edisi November 2012
ABSTRAK
Tujuan
dari penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan aktivitas dan kemampuan
melakukan sholat wajib melalui strategi modelling the way pada siswa kelas IV
SD Negeri Mertan 01 Semester I
tahun pelajaran 2012/2013.
Penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 semester I tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 23 siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian tindakan kelas, pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan tes atau penugasan, sedangkan analisis data dilakukan dengan model
interaktif. Sedangkan
aktifitas dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data
sebagai proses siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui strategi
modelling the way dapat meningkatkan aktivitas
dan kemampuan melakukan sholat wajib pada siswa Kelas IV SD Negeri Mertan 01 Semester I
tahun pelajaran 2012/2013. Aktivitas belajar dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan: aspek membaca
rukun sholat (nilai rata-rata meningkat 1,1; persentase naik 21,8%; dari
kategori baik menjadi amat baik), aspek membaca syarat sholat (nilai rata-rata
naik 0,7; prosentase naik 14,8%; dari kategori baik menjadi amat baik); aspek membaca
hal yang membatalkan sholat (nilai rata-rata meningkat 0,7; persentase naik
15,7%; dari kategori baik menjadi amat baik), dan aspek praktek sholat (nilai
rata-rata naik 0,9; prosentase naik 18,3%; dari kategori baik menjadi amat
baik). Hasil belajar siswa dari kondisi awal ke
siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari 7 siswa (30%) yang mendapat nilai
tuntas menjadi 23 siswa (100%). Terjadi peningkatan sebanyak 16 siswa (70%) dan
nilai rata-rata kelas dari 60,2 menjadi 85,0, meningkat sebesar 24,8.
Kata kunci :
Aktivitas. Kemampuan melakukan sholat wajib, Strategi
modelling the way.
Latar Belakang Masalah
Kemampuan melaksanakan
sholat dengan baik dan benar merupakan
salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil belajar
pada materi sholat dikelas IV SD, oleh karena itu pembelajaran sholat khususnya
pada kemampuan praktek menjadi perhatian guru dan siswa. Pemilihan strategi modeling
the way yang akan membantu siswa dan
guru dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, sesuai dengan pendapat
Menurut Hisyam Zaini, (2008: 76 )
strategi Modelling The Way memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mempraktekkan keterampilan spesifik yang di pelajari dikelas melalui
demonstrasi.
Berdasarkan kompetensi dasar yang tercantum pada silabus
mata pelajaran PAI di tingkat sekolah dasar pada kelas 4, menuntut kecakapan
melakukan gerakan sholat wajib dengan baik dan benar, Nanum pada kenyataannya
kebanyakan siswa kelas 4 belum mampu melakukan gerakan sholat dengan baik dan
benar. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan praktek sholat yang dilakukan di
kelas 4 SD Negeri Mertan 01 terlihat bahwa masih banyak siswa yang belum mampu melakukan
gerakan-gerakan sholat dengan baik dan benar, terlebih pada kenyataannya, dari
pengalaman selama mengajar, dapat dicermati, bahwa siswa yang lulus dari
sekolah dasar bahkan sampai dijenjang SMA pun, masih banyak yang belum mampu
melakukan gerakan sholat dengan baik dan benar, Padahal kebanyakan dari mereka adalah beragama Islam, dimana sholat merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap
pemeluknya. Hal ini termaktub dalam alqur’an dalam surah Al-Baqarah ayat 43
ÙˆَØ£َÙ‚ِيمُوا الصَّÙ„َاةَ Ùˆَآتُوا
الزَّÙƒَاةَ ÙˆَارْÙƒَعُوا Ù…َعَ الرَّاكِعِينَ ﴿٤٣﴾
|
(43) Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah
zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku ( Al-baqarah : 43)'
|
Kesenjangan-kesenjangan inilah yang membawa peneliti,
untuk melakukan penelitian ini, guna meningkatnya aktivitas belajar dan kemampuan dalam melakukan gerakan sholat
wajib dengan baik dan benar pada siswa kelas 4 SD Negeri Mertan 01, Tahun pelajaran 2012/2013.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan penelitian : Apakah melalui
strategi modelling the way dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan dalam melakukan sholat wajib pada
siswa Kelas IV SD Negeri Mertan 01 Semester I tahun pelajaran 2012/2013?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan
kelas ini adalah medeskripsikan aktivitas dan kemampuan dalam melakukan sholat wajib melalui strategi modelling the way pada siswa Kelas IV SD
Negeri Mertan 01 Semester I tahun pelajaran 2012/2013.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini
adalah :
Bagi siswa, Penelitian ini
dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan dalam melakukan sholat wajib. Selain itu, melalui penggunaan strategi modelling the way siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran pendidikan agama islam
khususnya materi sholat. Menghilangkan anggapan bahwa belajar PAI itu sulit.
Bagi Guru, penelitian ini dapat membantu guru memperbaiki metode pembelajaran mata pelajaran pendidikan
agama Islam, sebagai
masukan untuk meningkatkan minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam dan
dapat meningkatkan rasa
percaya diri guru dalam proses pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama Islam di kelas IV SD.
Bagi Sekolah dan
Pendidikan secara umum penelitian ini
memberikan sumbangan
positif tentang metode pembelajaran pendidikan
agama Islam di kelas
IV SD, menanggulangi kesulitan pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas IV dan menciptakan kerjasama yang kondusif antara guru sebagai peneliti
dengan sekolah untuk kemajuan sekolah dalam pelajaran pendidikan agama Islam.
KAJIAN TEORI
Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah kegiatan yang melibatkan
seluruh panca indera yang dapat membuat seluruh anggota tubuh dan pikiran
terlibat dalam proses belajar (Sardiman, 2004: 39). Aktivitas memegang peranan
penting dalam belajar, sebab pada dasarnya belajar adalah perubahan tingkah
laku yang relatif tetap dan dilakukan secara sengaja (Slameto, 2003:45).
Aktivitas belajar merupakan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Tidak ada
belajar jika tidak ada aktifitas. Tanpa aktivitas, proses belajar mengajar
tidak mungkin berlangsung dengan baik. Mengaktifkan siswa pada dasarnya adalah
cara atau usaha untuk mengoptimalkan kegiatan belajar siswa dalam proses
pembelajaran (Sudjana: 1989:86).
Sedangkan pandangan menurut ilmu jiwa siswa
diibaratkan kertas putih kosong yang siap ditulis, unsur luar yang menulis
adalah guru (Sardiman, 2007: 98). Dalam hal ini terserah kepada guru mau dibawa
kemana dan diapakan siswa tersebut. Karena guru yang memberi dan mengatur,
dengan demikian aktivitas guru akan melebihi aktivitas siswa. Guru mendominasi
aktivitas dalam pembelajaran, sehingga siswa cenderung pasif. Walaupun
sebenarnya siswa tidak pasif secara mutlak, hanya saja proses pembelajaran
seperti ini tidak mendorong siswa berfikir dan beraktivitas. Hal ini jelas
bertentangan dengan hakikat siswa sebagai subjek belajar.
Sedangkan aliran jiwa yang tergolong modern yang
mengungkapkan bahwa jiwa manusia yang merupakan suatu yang dinamis, memiliki
potensi dan energi sendiri (Sardiman, 2007:99). Siswa dipandang sebagai manusia
yang memiliki potensi untuk berkembang. Dalam hal ini siswa lebih aktif
melakukan aktivitas, sedangkan guru bertugas untuk membimbing dan menyediakan
fasilitas agar siswa tersebut dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Dengan demikian hakikat siswa sebagai subjek belajar dapat terpenuhi, sebab
siswalah yang beaktifitas.
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh
siswa yang telah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil pada dasarnya
merupakan sesuatu yang diperoleh dari suatu aktivitas, sedangkan belajar
merupakan suatu proses yang mengakibatkan perubahan pada individu, yakni
perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya,
maupun aspek sikapnya. Hasil belajar merupakan istilah yang digunakan untuk
menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan
usaha tertentu. Dalam hal ini hasil belajar yang dicapai siswa dalam
bidang studi tertentu setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Menurut Benyamin S. Bloom (Sumarni, 2007:30)
menyebutkan ada tiga ranah belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Hasil belajar merupakan keluaran dari suatu pemprosesan masukan. Masukan dari
sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah
perbuatannya atau kinerja. Perbuatan merupakan petunjuk bahwa proses belajar
telah terjadi dan hasil belajar dapat dikelompokkan kedalam dua macam saja
yaitu pengetahuan dan keterampilan. Masih menurut Sumarni (2007:30),
pengetahuan terdiri dari 4 kategori, yaitu (1) pengetahuan tentang fakta, (2)
pengetahuan tentang prosedur, (3) pengetahuan tentang konsep, dan (4)
pengetahuan tentang prinsip. Keterampilan juga terdiri atas empat kategori,
yaitu (1) keterampilan untuk berpikir atau keterampilan kognitif, (2)
keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik, (3) keterampilan
bereaksi atau bersikap, dan (4) keterampilan berinteraksi.
Adapun Soedijarto (Masnaini, 2003:6)
menyatakan bahwa Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh
pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan
pendidikan. Hasil belajar dalam kerangka studi ini meliputi kawasan kognitif,
afektif, dan kemampuan/kecepatan belajar seorang pelajar. Sedangkan Keller
(Abdurrahman, 1999:39), mengemukakan hasil belajar adalah prestasi aktual yang
ditampilkan oleh anak, hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha (perbuatan
yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi
oleh dua faktor utama yakni faktor dalam diri siswa itu sendiri dan faktor dari
luar siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri siswa
terutama kemampuan kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar
sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping faktor
kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi
belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial
ekonomi, faktor fisik dan lain-lain.
Hasil belajar siswa dapat diukur dengan
menggunakan alat evaluasi yang biasanya disebut tes hasil belajar sedangkan
hasil belajar matematika yang dikemukakan oleh Hudoyo (1990:139) adalah tingkat
keberhasilan atau penguasaan seorang siswa terhadap bidang studi matematika
setelah menempuh proses belajar mengajar yang terlihat pada nilai yang
diperoleh dari tes hasil belajarnya.
Pendidikan Agama Islam di
SD
Pendidikan Agama Islam berarti
"usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik
agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam" (Zuhairani, 1983:27). Syariat islam tidak akan
dihayati dan diamalkan orang kalau hanya diajarkan saja, tetapi harus dididik
melalui proses pendidikan nabi sesuai ajaran Islam dengan berbagai metode dan
pendekatan dari satu segi kita lihat bahwa pendidikan islam itu lebih banyak
ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan
baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Dari segi lainnya,
pendidikan islam tidak bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Ajaran
islam tidak memisahkan antara iman dan amal shaleh. Oleh karena itu, pendidikan
islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal dan juga karena
ajaran islam berisi tentang ajaran sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat
menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama, maka pendidikan islam adalah
pendidikan individu dan pendidikan masyarakat. Semula yang bertugas mendidik
adalah para Nabi dan Rasul selanjutnya para ulama, dan cerdik pandailah sebagai
penerus tugas, dan kewajiban mereka (Drajat, 1992:25-28).
Pendidikan agama dapat didefenisikan sebagai upaya untuk
mengaktualkan sifat-sifat kesempurnaan yang telah dianugerahkan oleh Allah Swt
kepada manusia, upaya tersebut dilaksanakan tanpa pamrih apapun kecuali untuk
semata-mata beribadah kepada Allah (Bawani, 1993:65).
Ahli lain juga menyebutkan bahwa pendidikan agama adalah
sebagai proses penyampaian informasi dalam rangka pembentukan insan yang
beriman dan bertakwa agar manusia menyadari kedudukannya, tugas dan fungsinya
di dunia dengan selalu memelihara hubungannya dengan Allah, dirinya sendiri,
masyarakat dan alam sekitarnya serta tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa
(termasuk dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya) (Ali, 1995: 139)
Tujuan
Pendidikan Agama itu menjadi dua bagian dengan uraian sebagai berikut : 1) Tujuan
Umum, Tujuan
umum Pendidikan Agama Islam adalah untuk mencapai kwalitas yang disebutkan oleh
al-Qur'an dan hadits sedangkan fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut
pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang tercantum
dalam Undang-Undang dasar No. 20 Tahun 2003. 2) Tujuan Khusus, Tujuan khusus Pendidikan Agama adalah tujuan yang disesuaikan dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan jenjang pendidikan yang
dilaluinya, sehingga setiap tujuan Pendidikan Agama pada setiap jenjang sekolah
mempunyai tujuan yang berbeda-beda, seperti tujuan Pendidikan Agama di sekolah
dasar berbeda dengan tujuan Pendidikan Agama di SMP, SMA dan berbeda pula
dengan tujuan Pendidikan Agama di perguruan tinggi.
Pendidikan Agama Islam di SD/MI bertujuan untuk: 1.
menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta
didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim
yang
terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT; 2. mewujudkan
manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu
manusia
yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis,
berdisiplin,
bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan
sosial
serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah. (Kemdikbud, 2003:2)
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi
aspek-aspek: 1. Al-Qur’an dan Hadits 2. Aqidah 3. Akhlak 4. Fiqih 5. Tarikh dan
Kebudayaan Islam.
Pendidikan
Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian
antara
hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama
manusia,
hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
Sholat Wajib
Shalat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai
ibadah, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah
ditentukan syara’. Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi umat muslim,
diantaranya yaitu shalat wajib atau shalat lima waktu merupakan shalat yang
wajib dilaksanakan oleh umat muslim apabila telah memenuhi syarat-syarat untuk
melaksanakannya. Selain itu
shalat hukumnya dapat dikatakan wajib, wajib atau sunnah. Shalat jum’at
yang
dilaksanakan pada setiap hari jum’at dan dilaksanakan oleh laki-laki
hukumnya yaitu wajib ‘ain.
Dalil yang mewajibkan shalat.banyak sekali
diantaranya yaitu : 1) “Dan dirikanlah shalat, keluarkanlah zakat dan
tuntuklah / rukuklah bersama-sama
orang-orang yang rukuk.” ( QS, Al-Baqarah : 43) 2) “Kerjakanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan yang jahat
(keji) dan yang munkar.” ( QS, Al-‘Ankabut : 45 ). 3)“Perintahkanlah
anak-anakmu mengerjakan shalat di waktu usia mereka meningkat tujuh tahun, dan
pukullah (kalau enggan melakukan shalat) diwaktu mereka meningkat usia sepuluh
tahun. “ ( HR. Abu Dawud )
Shalat wajib ada lima, dan masing-masing mempunyai
waktu yang ditentukan. Umat muslim diperintahkan untuk menunaikan berdasarkan
dengan waktunya masing-masing. 1) Zhuhur, Awal
waktunya setelah condong matahari dari pertengahan langit. Akhir waktunya
apabila bayang-bayang sesuatu telah sama panjangnya dengan semua itu. 2) Ashar, Waktunya mulai dari
habisnya waktu zhuhur, sampai terbenamnya matahari. 3) Maghrib, Waktunya dari
terbenamnya matahari sampai hilangnya syafaq (awal senja) merah. 4) Isya’, Waktunya mulai dari tebenam syafaq (
awal senja ), hingga terbit fajar. 5) Subuh, Waktunya
dari terbit fajar shidiq, hingga terbit matahari.
Ada lima waktu yang tidak boleh ditempati untuk
melakukan shalat, kecuali shalat yang mempunyai sebab yaitu : 1. Setelah shalat
shubuh hingga terbitnya matahari; 2. Ketika terbitnya matahari hingga sempurna
dan naik sekurang-kurangnya setinggi tombak ( >10 derajat dari permukaan
bumi ); 3. Ketika matahari rembang ( diatas kepala ) hingga condong sedikit ke
barat; 4. Setelah shalat ashar hingga terbenam matahari; 5. Ketika mulai
terbenamnya matahari hingga sempurna.
Rukun salat : (1) niat,
(2) berdiri tegak bagi yang mampu, (3) takbiratul ihram, (4) membaca surah
al-Fatihah, (5) rukuk dengan tuma’ninah, (6) iktidal dengan tuma’ninah,
(7) sujud 2 kali dengan tuma’ninah, (8) duduk di antara dua sujud dengan
tuma’ninah, (9) duduk tasyahud akhir dengan tuma’ninah, (10) membaca tasyahud
akhir, (11) membaca salawat atas Nabi Muhammad pada tasyahud akhir, (12)
membaca salam yang pertama, (13) tertib atau berurutan.
Sunnah salat : (1) mengangkat
kedua tangan ketika takbiratul ihram, (2) mengangkat kedua tangan ketika akan
rukuk, setelah rukuk, dan berdiri dari tasyahud awal, (3) meletakkan kedua
tangan di atas dada, (4) pandangan ke tempat sujud, (5) membaca tasbih ketika rukuk
dan sujud, (6) membaca salam kedua.
Syarat sah salat : (1) suci
badan, pakaian dan tempat dari najis, (2) suci dari hadas kecil dan besar, (3)
menutup aurat, (4) menghadap kiblat, (5) sudah masuk waktu salat, (6) melakukan
rukun salat.
Syarat wajib salat : (1)
Islam, (2) berakal, (3) balig.
Yang membatalkan salat : (1)
berhadas kecil atau besar, 92) terkena najis, (3) berkata-kata dengan sengaja,
(4) terbuka aurat, (5) mengubah niat, (6) makan atau minum, (7) bergerak lebih
dari 3 kali, (8) mendahului gerakan imam, (9) murtad
Stategi
Modelling The Way
Metode Modeling The Way sebagai
metode pengajaran adalah suatu metode pengajaran yang dilaksanakan dengan cara
guru memberikan skenario suatu sub bahasan untuk didemonstrasikan siswa di
depan kelas, sehingga menghasilkan ketangkasan dengan keterampilan atau skill
dan profesionalisme (DepDikBud, 1993:219).
Metode Modeling The Way merupakan
salah satu metode mengajar yang dikembangkan oleh Mel Silbermam, seorang yang
memang berkompeten dibidang psikologi pendidikan. Metode ini merupakan
sekumpulan dari 101 strategi pengajaran. Sebuah metode yang menitik beratkan
pada kemampuan seorang siswa untuk mengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya. Karena siswa dituntut untuk bermain peran sesuai dengan materi yang diajarkan.
Ada sebuah pendapat, metode Modeling The
Way merupakan metamorfosa dari metode sosiodrama. Yakni sebuah metode
dengan cara mendramatisasikan suatu tindakan atau tingkah laku dalam hubungan
sosial. Dengan kata lain guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan kegiatan atau peran tertentu sebagaimana yang ada dalam kehidupan
masyarakat (sosial). Hendaknya siswa diberi kesempatan untuk berinisiatif serta
diberi bimbingan atau lainnya agar lebih berhasil (Sriyono dkk, 1992:520).
Metode ini mempunyai kelebihan sebagai
berikut: 1) Mendidik
siswa mampu menyelesaikan sendiri problema sosial yang ia jumpai; 2) Memperkaya pengetahuan
dan pengalaman siswa; 3) Mendidik siswa berbahasa yang baik dan dapat menyalurkan pikiran
serta perasaannya dengan jelas dan tepat; 4) Mau menerima dan menghargai pendapat oranglain; 5) Memupuk perkembangan
kreativitas anak.
Sedangkan kelemahannya adalah sebagai
berikut: 1) Pemecahan
problem yang disampaikan oleh siswa belum tentu cocok dengan keadaan yang ada
di masyarakat, 2) Karena waktu yang terbatas, maka kesempatan berperan secara wajar
kurang terpenuhi, 3) Rasa malu dan tekut akan mengakibatkan ketidak wajaran dalam
memainkan peran, sehingga hasilnyapun kurang memenuhi harapan (Sriyono dkk,
1992: 118).
Penerapan
Strategi Modelling The Way pada Pembelajaran PAI Materi Sholat Wajib
Hisyam Zaini dkk, dalam bukunya Strategi
Pembelajaran Aktif mengungkapkan bahwa metode Modeling The Way memberi
kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan keterampilan spesifiknya di depan
kelas melalui demonstrasi. Siswa diberi waktu untuk menciptakan skenario
sendiri dan menentukan bagaimana mereka mengilustrasikan keterampilan dan
teknik yang baru saja dijelaskan. Strategi ini akan sangat baik jika digunakan
untuk mengajarkan pelajaran yang menuntut keterampilan tertentu.
langkah-langkah yang dipakai adalah sebagai berikut: 1) Pertama,
setelah pembelajaran suatu topik tertentu, identifikasi berupa situasi umum
dimana siswa dituntut untuk menggunakan keterampilan yang baru dibahas. 2) Kedua,
bagi kelas kedalam beberapa kelompok menurut jumlah siswa yang diperlukan untuk
mendemostrasikan skenario. 3) Ketiga, beri waktu 10-15 menit untuk menciptakan
skenario. 4) Keempat, beri waktu 5-10 menit untuk berlatih. 5) Kelima, secara
bergiliran tiap kelompok mendemonstrasikan skenario masing-masing. Beri
kesempatan untuk memberikan feed back pada setiap demonstrasi yang dilakukan.
Kerangka Berpikir
Kondisi awal guru belum menggunakan strategi modelling the way dalam pembelajaran melakukan sholat wajib, maka aktivitas
dan kemampuan melakukan sholat wajib
masih rendah.
Untuk memperbaiki dan meningkatkan aktivitas dan
kemampuan melakukan sholat wajib maka perlu adanya tindakan yang dilakukan oleh
peneliti yaitu dengan menerapkan strategi modelling the way. Siklus I
menggunakan strategi modelling the way tanpa bimbingan guru dan siklus II
menggunakan strategi modelling the way dengan bimbingan guru. Dengan tindakan
yang berbeda dari siklus I ke siklus II diharapkan aktivitas dan kemampuan
melakukan sholat wajib meningkat.
Kondisi akhir diduga dengan menggunakan strategi
modelling the way dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan melakukan sholat
wajib pada siswa Kelas IV SD Negeri Mertan
01 semester I tahun pelajaran 2012/2013.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan
landasan teori dan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: strategi modelling the way dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan
melakukan sholat wajib pada siswa Kelas
IV SD Negeri Mertan 01 Semester I tahun pelajaran 2012/2013.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Oktober 2012 sampai
dengan bulan Desember 2012. Penelitian dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Mertan 01, Kecamatan Bendosari,
Kabupaten Sukoharjo, Propinsi Jawa Tengah.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah aktivitas
dan kemampuan melakukan sholat wajib siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01,
dengan jumlah siswa 23.
Sumber Data
Sumber
data pada penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu data yang berasal dari
subyek penelitian (primer) dan dari bukan subyek
(skunder).
Teknik dan Alat
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa teknik tes, dan teknik non tes.
Sedangkan alat pengumpulan data
meliputi dokumen, tes dan pengamatan. Dokumen digunakan untuk mendapatkan data
tentang kemampuan melakukan sholat wajib sebelum penelitian yaitu berupa daftar
nilai/laporan penilaian, pengolahan dan analisi. Tes digunakan untuk
mendapatkan data tentang kemampuan siswa melakukan
sholat wajib yang berupa butir soal.
Pengamatan menggunakan lembar penilaian yaitu untuk mengetahui aktivitas siswa
dalam melakukan sholat wajib berupa: 1) Membaca dan memahami berbagai literature untuk
mengetahui rukun shalat; 2) membaca dan menghafal syarat sah dan syarat
wajib shalat; 3) membaca dan menghafal tentang hal-hal yang
membatalkan shalat;
4) praktek sholat wajib.
Validitas
dan Analisis Data
Untuk memperoleh data
yang valid mengenai aktivitas dan kemampuan dalam melakukan sholat wajib pada
siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 semester I tahun pelajaran 2012/2013 yaitu: 1) aktivitas belajar (observasi) divalidasi
melalui trianggulasi sumber, yaitu data yang berasal dari siswa, guru dan rekan
kolaborator yang merupakan data kualitatif dianalisis
menggunakan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan pengamatan dan refleksi dengan membandingkan proses kondisi
awal, siklus I dan siklus II. 2) hasil belajar yang berupa nilai test yang divalidasi
adalah instrumen test yang berupa butir soal dengan content validity diperlukan
kisi-kisi soal. Data yang berupa angka (data
kuantitatif) dianalisis menggunakan diskriptif komparatif yaitu membandingkan
nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setalah siklus
II, kemudian direfleksi.
Prosedur Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap
siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap
pengamatan/observasi dan refleksi.
Indikator Keberhasilan
Peningkatan aktivitas indikatornya adalah adanya
peningkatan aktivitas dari kurang baik menjadi baik. Peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan sholat wajib indikatornya adalah nilai ulangan harian yang mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) 65.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi
Kondisi Awal
Hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan
Agama Islam sebelum diadakan penelitian dapat dilihat pada tabel dan gambar
grafik berikut.
Tabel 1
Nilai
Ulangan Harian Kondisi Awal
No
|
Uraian
|
Nilai Ulangan Harian
|
1
|
Nilai
terendah
|
50
|
2
|
Nilai
tertinggi
|
70
|
3
|
Nilai
rerata
|
60,2
|
4
|
Rentang
nilai
|
20
|
Gambar 1
Grafik Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal
Gambar 2
Grafik Nilai Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
Berdasarkan
Tabel dan Gambar grafik diatas tentang hasil nilai ulangan harian Pendidikan
Agama Islam sebelum diadakan penelitian pada siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01
tahun pelajaran 2012/2013 ada 16 siswa (81%) yang dinyatakan belum tuntas,
dengan nilai siswa terendah 50, nilai tertinggi 70 dan nilai rata-rata kelas
60,2.
Deskripsi Siklus I
Hasil observasi tentang aktivitas
belajar siswa materi sholat wajib pada Siklus I dapat dilihat pada tabel dan
gambar grafik berikut.
Tabel 2
Nilai Aktivitas Belajar Siklus I
No
|
Aspek-aspek
|
Jumlah Skor
|
Rata-rata
|
Persentase
|
Kategori
|
1
|
Membaca dan
memahami berbagai literature untuk mengetahui rukun shalat
|
78
|
3,4
|
67,8
|
Baik
|
2
|
membaca dan
menghafal syarat sah dan syarat wajib shalat
|
85
|
3,7
|
73,9
|
Baik
|
3
|
membaca dan
menghafal tentang hal-hal yang membatalkan shalat
|
82
|
3,6
|
71,3
|
Baik
|
4
|
praktek
sholat wajib
|
78
|
3,4
|
67,8
|
Baik
|
Gambar 3
Grafik Aktivitas
Belajar Siklus I
Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik diatas tentang hasil pengamatan aktivitas belajar
materi sholat wajib siklus I pada siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 semester I
tahun pelajaran 2012/2013, yang meliputi aspek 1) Membaca dan memahami
berbagai literature untuk mengetahui rukun shalat; 2) membaca dan menghafal syarat sah dan syarat wajib shalat; 3) membaca dan menghafal tentang hal-hal yang membatalkan
shalat; 4) praktek
sholat wajib, diperoleh skor rata-rata aktivitas kategori baik.
Hasil belajar siswa
pada siklus I dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.
Tabel 3
Nilai
Ulangan Harian Siklus I
No
|
Uraian
|
Nilai Ulangan Harian
|
1
|
Nilai
terendah
|
60
|
2
|
Nilai
tertinggi
|
100
|
3
|
Nilai
rerata
|
75,2
|
4
|
Rentang
nilai
|
40
|
Gambar 4
Grafik Nilai Ulangan Harian Siklus I
Gambar 5
Grafik Nilai Ketuntasan Belajar Siklus I
Berdasarkan
Tabel dan Gambar grafik diatas diketahui hasil nilai ulangan harian PAI materi
sholat wajib siklus I pada siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 tahun pelajaran 2012/2013 masih ada 3 siswa (13%)
yang dinyatakan belum tuntas, dengan nilai siswa terendah 60, nilai tertinggi
100 dan nilai rata kelas 75,2.
Deskripsi Siklus II
Hasil observasi tentang aktivitas
belajar siswa dalam pembelajaran PAI materi sholat wajib pada Siklus II dapat
dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.
Tabel 6
Nilai Aktivitas Belajar Siklus II
No
|
Aspek-aspek
|
Jumlah Skor
|
Rata-rata
|
Persentase
|
Kategori
|
1
|
Membaca dan
memahami berbagai literature untuk mengetahui rukun shalat
|
103
|
4,5
|
89,6
|
Amat baik
|
2
|
membaca dan
menghafal syarat sah dan syarat wajib shalat
|
102
|
4,4
|
88,7
|
Amat baik
|
3
|
membaca dan
menghafal tentang hal-hal yang membatalkan shalat
|
100
|
4,3
|
87,0
|
Amat baik
|
4
|
praktek
sholat wajib
|
99
|
4,3
|
86,1
|
Amat baik
|
Gambar 7
Grafik Aktivitas
Belajar Siklus II
Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik diatas diketahui hasil pengamatan aktivitas
belajar PAI materi sholat wajib siklus II pada siswa kelas IV SD Negeri Mertan
01 tahun pelajaran 2012/2013, yang meliputi aspek 1) Membaca dan memahami berbagai literature untuk mengetahui rukun shalat; 2) membaca dan menghafal syarat sah dan syarat wajib shalat; 3) membaca dan menghafal tentang hal-hal yang membatalkan
shalat; 4) praktek
sholat wajib, diperoleh skor rata-rata aktivitas dalam kategori amat baik.
Hasil belajar siswa
pada siklus II dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.
Tabel 5
Nilai
Ulangan Harian Siklus II
No
|
Uraian
|
Nilai Ulangan Harian
|
1
|
Nilai
terendah
|
70
|
2
|
Nilai
tertinggi
|
100
|
3
|
Nilai
rerata
|
85,0
|
4
|
Rentang
nilai
|
30
|
Gambar 8
Grafik Nilai Ulangan Harian Siklus II
Gambar 9
Grafik Nilai Ketuntasan Belajar Siklus II
Berdasarkan
Tabel dan Gambar grafik diatas diketahui hasil nilai ulangan harian PAI materi
sholat wajib siklus II pada siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01tahun pelajaran 2012/2013. Semua siswa yang
berjumlah 23 anak (100%) dinyatakan tuntas, dengan nilai siswa terendah 70,
nilai tertinggi 100 dan nilai rata kelas 85,0.
Pembahasan
Hasil pembahasan dalam penelitian ini
ada 3 hal, meliputi tindakan, aktivitas, dan kemampuan siswa dalam melakukan
sholat wajib.
Tabel 6
Tindakan
per Siklus
No
|
Kondisi
Awal
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
1
|
Belum menggunakan strategi modelling the way
|
Menggunakan strategi modelling the way tanpa
bimbingan guru
|
Menggunakan strategi modelling the way dengan
bimbingan guru
|
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada
kondisi awal, pelaksanaan pembelajaran melakukan sholat wajib pada siswa kelas IV SD Negeri Mertan
01semester I tahun pelajaran 2012/2013 belum menggunakan strategi
modelling the way. Pada siklus I menggunakan strategi modelling the way tanpa
bimbingan guru. Dilanjutkan siklus II menggunakan strategi modelling the way dengan
bimbingan guru. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengkombinasikan penggunaan
metode agar siswa lebih paham.
Tabel 7
Aktivitas
Belajar Siswa per Siklus
No
|
Kondisi
Awal
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
Refleksi
|
1
|
Siswa:
Aktivitas dan kemampuan melakukan sholat wajib siswa masih kurang.
|
Membaca rukun sholat:
Nilai rata-rata: 3,4
Persentase: 67,8%
Kategori:baik
Membaca syarat sholat:
Nilai rata-rata 3,7
Persentase: 73,9%
Kategori:baik
Membaca hal yang membatalkan sholat:
Nilai rata-rata 3,6
Persentase: 71,3%
Kategori:baik
Praktek sholat:
Nilai rata-rata: 3,4
Persentase; 67,8%
Kategori:baik
|
Membaca rukun sholat :
Nilai rata-rata: 4,5
Persentase: 89,6%
Kategori: amat baik
Membaca syarat sholat:
Nilai rata-rata 4,4
Persentase: 88,7%
Kategori: amat baik
Membaca hal yang membatalkan sholat :
Nilai rata-rata 4,3
Persentase: 87,0%
Kategori:amat baik
Praktek sholat:
Nilai rata-rata: 4,3
Persentase; 86,1%
Kategori:amat baik
|
Aktivitas belajar dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan: aspek membaca
rukun sholat (nilai rata-rata meningkat 1,1; persentase naik 21,8%; dari
kategori baik menjadi amat baik), aspek membaca syarat sholat (nilai
rata-rata naik 0,7; prosentase naik 14,8%; dari kategori baik menjadi amat
baik); aspek membaca hal yang membatalkan sholat (nilai rata-rata meningkat
0,7; persentase naik 15,7%; dari kategori baik menjadi amat baik), dan aspek praktek
sholat (nilai rata-rata naik 0,9; prosentase naik 18,3%; dari kategori baik
menjadi amat baik)
|
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari
kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan tentang aktivitas belajar. Aktivitas
belajar dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan: aspek membaca rukun
sholat (nilai rata-rata meningkat 1,1; persentase naik 21,8%; dari kategori
baik menjadi amat baik), aspek membaca syarat sholat (nilai rata-rata naik 0,7;
prosentase naik 14,8%; dari kategori baik menjadi amat baik); aspek membaca hal
yang membatalkan sholat (nilai rata-rata meningkat 0,7; persentase naik 15,7%;
dari kategori baik menjadi amat baik), dan aspek praktek sholat (nilai
rata-rata naik 0,9; prosentase naik 18,3%; dari kategori baik menjadi amat baik).
Tabel 8
Hasil Belajar Siswa per Siklus
No
|
Kondisi
Awal
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
Refleksi
|
1
|
Ulangan harian pada kondisi awal diperoleh nilai belum tuntas sebanyak 16
siswa (70%) dan yang tuntas sebanyak 7 siswa (30%). Nilai rata-rata kelas: 60,2
|
Ulangan harian pada
siklus I diperoleh nilai belum tuntas sebanyak 3 siswa (13%) dan yang tuntas
sebanyak 20 siswa (87%). Nilai rata-rata kelas: 75,2
|
Ulangan harian pada
siklus II diperoleh nilai belum tuntas sebanyak 0 siswa (0%) dan yang tuntas
sebanyak 23 siswa (100%) Nilai rata-rata kelas: 85,0
|
Hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan,
yaitu dari 7 siswa (30%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 23 siswa (100%).
Terjadi peningkatan sebanyak 16 siswa (70%) dan nilai rata-rata kelas dari
60,2 menjadi 85,0, meningkat sebesar 24,8.
|
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari
7 siswa (30%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 23 siswa (100%). Terjadi
peningkatan sebanyak 16 siswa (70%) dan nilai rata-rata kelas dari 60,2 menjadi
85,0, meningkat sebesar 24,8.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui strategi modelling the
way dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan melakukan sholat wajib pada siswa Kelas IV SD Negeri Mertan 01 Semester I
tahun pelajaran 2012/2013. Aktivitas belajar dari siklus I ke siklus II
terdapat peningkatan: aspek membaca rukun sholat (nilai rata-rata meningkat
1,1; persentase naik 21,8%; dari kategori baik menjadi amat baik), aspek membaca
syarat sholat (nilai rata-rata naik 0,7; prosentase naik 14,8%; dari kategori
baik menjadi amat baik); aspek membaca hal yang membatalkan sholat (nilai
rata-rata meningkat 0,7; persentase naik 15,7%; dari kategori baik menjadi amat
baik), dan aspek praktek sholat (nilai rata-rata naik 0,9; prosentase naik
18,3%; dari kategori baik menjadi amat baik). Hasil belajar siswa dari kondisi
awal ke siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari 7 siswa (30%) yang mendapat
nilai tuntas menjadi 23 siswa (100%). Terjadi peningkatan sebanyak 16 siswa (70%)
dan nilai rata-rata kelas dari 60,2 menjadi 85,0, meningkat sebesar 24,8.
Implikasi
Implikasi hasil penelitian ini adalah:
a) membantu siswa yang lambat dalam melakukan
sholat wajib dengan baik dan benar, b) memberikan
pengaruh yang positif baik dalam pendidikan dan sosial pada guru dan pada siswa, c) merupakan cara
praktis untuk membantu siswa dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya tentang
melakukan sholat wajib.
Saran
Saran bagi Guru: pergunakan
metode yang bervariasi dan sesuai dengan memperhatikan materi dan kondisi siswa dan gunakan alat
peraga yang mudah diterapkan kepada siswa, sederhana tetapi dapat meningkatkan aktivitas
siswa. Menginggatkan siswa
tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan. Mengajar dan mendidik
siswa secara professional. Saran bagi Kepala
Sekolah: Berikan
dorongan dan aktivitas kepada guru untuk selalu melakukan Penelitian Tindakan
Kelas. Lengkapi
sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Abdurahman.
1999. Pendidikan bagi Anak
berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Ali, M. 1995. Strategi Belajar Mengajar.
Bandung: Angkasa
Bawani, Imam. 1993. Tradisionalisme dalam
Pendidikan
Islam. Surabaya: Al Ikhlas.
Islam. Surabaya: Al Ikhlas.
DepDikBud. 1993. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka
Drajat,
Zakiah, 1992. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara
Hudoyo. 1990. Strategi Belajar Mengajar. Malang : IKIP Malang.
Kemdikbud, 2003. Agama Islam SD-MI. http://litbang.kemdikbud.go.id/content/01_%20AGAMA%20ISLAM%20SD-MI%281%29.pdf
Sardiman 2007. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Sriyono, dkk. 1992.Teknik Belajar Mengajar
Dalam CBSA. Jakarta:
Rineka Cipta
Sudjana,
Nana. 1989. Penelitian dan penilaian dalam Pendidikan. Bandung: C.V. Sinar Baru
Sudjana,
Nana. 1989. Dasar-dasar
Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido Offset.
Sumarni. 2007. Manajemen
Penelitian. Jakarta :
Rineka Cipta
Zuhaerini,
1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya : Usaha Nasional.
Biodata Penulis:
0 Komentar