Sumber: Jurnal Pendidikan Dwija Utama
PENINGKATAN
KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG
DENGAN PENDEKATAN
INTEGRATIF MELALUI TEKNIK DENGAR-CERITA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI
2 KEDUNGAMPEL KEC. CAWAS KAB. KLATEN
SEMESTER II TAHUN 2010/2011
Oleh Sugiyati
ABSTRAK
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis,
keterampilan menyimak dongeng kelas V
SD Negeri 2 Kedungampel Kecamatan Cawas Kab. Klaten semester II Tahun 2010/2011 masih rendah.
Rendahnya kemampuan siswa dalam menyimak dongeng disebabkan oleh (1) siswa
kurang memahami keterampilan menyimak, (2) manfaat yang didapat dari menyimak
dongeng dirasakan kurang oleh siswa, sehingga menyebabkan siswa kurang
antusias, (3) teknik pembelajaran menyimak dongeng kurang bervariasi, (4)
pendekatan pembelajaran yang digunakan guru belum tepat. Berdasarkan paparan di
atas, penelitian ini mengkaji dua masalah yaitu (1) bagaimanakah peningkatan
keterampilan menyimak dongeng dengan pendekatan integratif melalui teknik
dengar-cerita pada kelas V SD Negeri 2
Kedungampel Kecamatan Cawas Kab. Klaten semester II Tahun 2010/2011 setelah mengikuti pembelajaran dan (2)
bagaimanakah perubahan perilaku siswa setelah dilakukan pembelajaran
keterampilan menyimak dongeng dengan pendekatan integratif melalui teknik
dengar-cerita pada kelas V SD Negeri 2
Kedungampel Kecamatan Cawas Kab. Klaten semester II Tahun 2010/2011 setelah mengikuti pembelajaran.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu
tahap pratindakan dan tindakan. Tahap tindakan terdiri atas siklus I dan siklus
II. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
V SD Negeri 2 Kedungampel Kecamatan Cawas Kab. Klaten semester II Tahun 2010/2011 yang berjumlah 26
siswa dengan obyek penelitian keterampilan menyimak dongeng. Penelitian ini
menggunakan dua variabel, yaitu peningkatan keterampilan menyimak dongeng dan
pendekatan integratif melalui teknik dengar-cerita. Pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes berupa hasil
menceritakan isi dongeng. Untuk tes nontes berupa data perilaku siswa dari
hasil observasi, jurnal siswa, jurnal guru, wawancara, dan dokumentasi kepada
siswa. Teknik analisis data kualitatif menggunakan deskripsi kuantitatif. Kedua
teknik tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil tes siklus I dan siklus
II. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menyimak
dongeng dengan teknik dengar-cerita melalui pendekatan integratif. Nilai
rata-rata kelas pada tahap pratindakan sebesar 61 dan mengalami peningkatan
sebesar 6,1% menjadi sebesar 67,1. Selanjutnya pada siklus II nilai rata-rata kelas
meningkat menjadi 76,3. Setelah menggunakan pendekatan integratif melalui
teknik dengar cerita juga terjadi perubahan tingkah laku siswa. Siswa yang
sebelumnya merasa kurang antusias terhadap pembelajaran menyimak dongeng
menjadi antusias, senang, dan tertarik setelah mengikuti pembelajaran
keterampilan menyimak dongeng dengan pendekatan integratif melalui teknik
dengar-cerita.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis
menyarankan kepada teman guru hendaknya berperan aktif sebagai inovator dan fasilitator
dalam memilih teknik dan pendekatan yang paling tepat sehingga pembelajaran
yang dilakukan dapat menjadi pengalaman belajar yang positif bagi siswa. Selain
itu, pembelajaran dengan pendekatan integratif hendaknya dapat dijadikan
alternatif bagi guru bidang studi lain dalam mengajar. Bagi peneliti sefrofesi
disarankan agar melakukan penelitian serupa tetapi dengan teknik pembelajaran
yang berbeda.
Kata kunci: keterampilan menyimak, dongeng, teknik
dengar-cerita, pendekatan
integratif.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menyimak merupakan salah
satu faktor penting yang dipergunakan waktu proses belajar mengajar dalam
kelas. Hal itu dikarenakan siswa harus bisa menyimak penjelasan guru dengan
baik. Jika siswa tidak bisa menyimak dengan baik secara otomatis apa yang
disampaikan guru tidak berhasil. Jadi, keberhasilan siswa dalam pelajaran
ditentukan oleh baik buruknya siswa dalam hal menyimak. Berdasarkan hal-hal
tersebut maka menyimak perlu dikuasai dan ditingkatkan dengan baik. Pada
kenyataannya pembelajaran menyimak kurang diperhatikan dengan baik dan sering
kali diremehkan oleh siswa. Hal itu menyebabkan siswa kurang maksimal dalam
pembelajaran menyimak. Oleh sebab itu, guru harus bisa memilih cara agar dalam
pembelajaran berhasil.
Banyak siswa yang
mengalami kesulitan dalam penguasaaan keterampilan menyimak. Kenyataan ini
terlihat dalam proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas V SD Negeri 2 Kedungampel Kecamatan
Cawas Kab. Klaten semester II Tahun
2010/2011 , yang hanya
berorientasi pada teori dan pengetahuan saja sedangkan latihan kurang
diperhatikan khususnya keterampilan menyimak. Pada kenyataannya, keterampilan
menyimak khususnya menyimak dongeng siswa kelas V SD Negeri 2 Kedungampel Kecamatan Cawas Kab. Klaten semester II Tahun 2010/2011 masih rendah.
Berdasarkan pengamatan kesulitan dalam pembelajaran menyimak dongeng yang
ditemukan dalam objek penelitian adalah (1) siswa kurang memahami keterampilan
menyimak dongeng, (2) manfaat yang didapat dari menyimak dongeng dirasakan
kurang oleh siswa, sehingga menyebabkan siswa kurang antusias, (3) pendekatan
yang digunakan guru belum tepat, (4) teknik pembelajaran menyimak dongeng
kurang bervariasi. Hal tersebut menyebabkan keterampilan menyimak dongeng siswa
kelas V SD Negeri 2 Kedungampel
Kecamatan Cawas Kab. Klaten semester II
Tahun 2010/2011 rendah.
Cara yang digunakan untuk
keterampilan menyimak dongeng adalah diperlukannya pendekatan dan teknik yang
sesuai. Hal itu diharapkan keterampilan menyimak akan mengalami peningkatan.
Dengan meningkatnya hasil pada pembelajaran menyimak dongeng maka siswa akan
berhasil dalam proses pembelajaran di kelas. Pembelajaran dengan pendekatan
integratif dapat dijadikan sebagai strategi untuk meningkatkan keterampilan menyimak
dongeng siswa. Integratif merupakan konsep belajar yang menyatukan beberapa
aspek ke dalam satu proses. Integratif dibagi menjadi dua yaitu interbidang
studi dan antarbidang studi. Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam
satu bidang studi ini diintegrasikan. Misalnya menyimak diintegrasikan dengan
berbicara dan menulis. Sedangkan antarbidang studi merupakan pengintegrasian
bahan dari beberapa bidang studi. Misalnya, bahasa Indonesia dengan matematika
atau dengan bidang studi lainnya (Suyatno, 2004: 26).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi
dan pembatasan masalah di atas, penulis mendapatkan rumusan masalah sebagai
berikut:
1)
Bagaimanakah peningkatan keterampilan menyimak dongeng pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kedungampel Kecamatan
Cawas Kab. Klaten semester II Tahun
2010/2011 setelah dilakukan
pembelajaran keterampilan menyimak dongeng dengan pendekatan integratif melalui
teknik dengar-cerita?
2)
Bagaimanakah perubahan perilaku siswa pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kedungampel Kecamatan Cawas Kab. Klaten semester II Tahun 2010/2011 setelah dilakukan pembelajaran keterampilan
menyimak dongeng dengan pendekatan integratif melalui teknik dengar-cerita?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1)
Untuk mendiskripsikan peningkatan keterampilan menyimak dongeng pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kedungampel Kecamatan
Cawas Kab. Klaten semester II Tahun
2010/2011 setelah dilakukan pembelajaran keterampilan menyimak dongeng
dengan pendekatan integratif melalui teknik dengar-cerita.
2).
Untuk mendiskripsikan perubahan tingkah laku siswa kelas V SD Negeri 2 Kedungampel Kecamatan Cawas Kab. Klaten semester II Tahun 2010/2011 setelah dilakukan pembelajaran keterampilan
menyimak dongeng dengan pendekatan integratif melalui teknik dengar-cerita.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktis.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan penelitian pendidikan di Indonesia,
khususnya pada bidang penelitian tindakan kelas. Penelitian ini juga diharapkan
menambah khasanah pengetahuan dan pemahaman bagi pembaca tentang peningkatan
keterampilan mernyimak dongeng dengan pedekatan integratif melalui teknik
dengar-cerita. Selain itu, bermanfaat untuk memberikan masukan bagi teori
pembelajaran menyimak dan dipakai sebagai bahan penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan
dapat memberi manfaat bagi guru, yaitu (1) memberikan masukan pada guru tentang
keterampilan menyimak dongeng dengan
pendekatan integratif melalui teknik dengar-cerita,
(2) memperkaya khasanah pendekatan dan teknik dalam pembelajaran menyimak
dongeng, (3) memperbaiki pendekatan dan teknik untuk mengajar yang selama ini
digunakan. Penelitian ini juga dapat memberi manfaat bagi siswa, yaitu (1)
meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran menyimak dongeng, (2) dapat
membantu siswa dalam mengatasi kesulitan pembelajaran menyimak khususnya
menyimak dongeng, (3) memotivasi siswa untuk belajar, dan (4) melatih dan
membiasakan siswa untuk melakukan kegiatan menyimak secara intensif dan
efektif.
LANDASAN TEORETIS DAN
HIPOTESIS TINDAKAN
1.Pengertian Menyimak
Menurut Tarigan (1994:
28), menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi
yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
2.Tujuan Menyimak
Menurut Shrope; Logan [et
all] (dalam Tarigan 1994: 56-57), tujuan orang menyimak sesuatu itu beraneka
ragam antara lain (1) menyimak untuk belajar, (2)
menyimak untuk menikmati, (3) menyimak untuk
mengevaluasi, (4) menyimak untuk mengapresiasi, (5) menyimak untuk
mengkomunikasikan ide-ide, (6) menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, (7)
menyimak untuk memecahkan masalah, (8) menyimak untuk meyakinkan.
3. Tahap-tahap
Menyimak
Tahap-tahap menyimak
menurut Tarigan (1994: 58-59) ada lima, yaitu tahap mendengar, tahap memahami,
tahap menginterpretasi, tahap evaluasi, dan tahap menanggapi. Pertama, tahap
mendengar. Tahap ini kita hanya baru mendengar segala sesuatu yang diujarkan
oleh pembicara. Dengan demikian kita masih berada tahaptahap hearing.
Kedua, tahap memahami. Setelah kita mendengar ujaran sang pembicara maka perlu
untuk mengerti atau memahami dengan baik. Tahap ini merupakan tahap understanding.
Ketiga, tahap menginterpretasi. Penyimak yang baik, yang cermat dan teliti
belum merasa puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran oleh pembicara
sehingga ia ingin menafsirkan apa yang tersirat dalam ujaran permbicara
tersebut. Sehingga tahap ini disebut tahap interpreting. Keempat, tahap
mengevaluasi. Setelah penyimak bisa memahami serta dapat menafsirkan isi
pembicaraan maka mulailah penyimak menilai apa yang telah diujarkan oleh
pembicara, yaitu tentang keunggulan dan kelemahan. Dengan demikian sampailah
pada tahap evaluating. Kelima, tahap menanggapi. Tahap ini merupakan
tahap terakhir dalam kegiatan menyimak. Penyimak bisa menyambut, menyerap serta
menerima gagasan yang dikemukakan oleh pembicara. Tahap ini disebut tahap responding.
4.Teknik Dengar-Cerita
Teknik dengar-cerita
adalah salah satu teknik penyajian pembelajaran menyimak. Cara yang dilakukan
adalah guru memperdengarkan/membacakan rekaman dongeng, puisi, cerpen. Setelah
selesai diperdengarkan atau dibacakan kemudian beberapa siswa menceritakan
kembali secara singkat garis besarnya saja
tentang apa yang telah dilakukan (Sutari 1997: 133). Teknik
dengar-cerita diharapkan dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengemukakan apa yang telah disimak.
5.Pengertian Dongeng
Dongeng adalah cerita
tentang sesuatu hal yang tidak pernah terjadi dan juga tidak mungkin terjadi
(fantastis belaka). Cerita fantastis ini seringkali berhubungan dengan
kepercayaan kuno, keajaiban alam, atau kehidupan binatang, sering juga
mengandung kelucuan dan bersifat didaktis (Nursisto 2000: 43).
Dongeng menurut Zainuddin (1991: 101) adalah cerita
yang isinya mengungkapkan sesuatu yang sifatnya khayal. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1994: 241) disebutkan bahwa dongeng adalah cerita yang tidak
benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh).
Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
dongengadalah salah satu jenis karya sastra lama yang berbentuk prosa dan
merupakan sastra lisan serta cerita yang ada tidak benar-benar terjadi.
6. Pendekatan Integratif
Menurut Suyatno (2004:
26), integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses.
Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi. Interbidang
studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan. Misalnya,
menyimak diintegrasikan dengan berbicara dan menulis. Sedangkan, antarbidang
studi merupakan pengintegrasikan bahan dari beberapa bidang studi. Misalnya,
bahasa Indonesia dengan matematika atau dengan bidang studi lainya.
B. Kerangka Berpikir
Menyimak adalah suatu proses kegiatan yang
dimulai dari mendengarkan sampai dengan memahami untuk memperoleh informasi dan
pesan
yang terkandung dari ujaran secara lisan dari
pembicara. Proses pembelajaran keterampilan menyimak dongeng dalam kelas selalu
mengalami hambatan baik dari guru maupun siswa. Masalah yang ada pada siswa
meliputi kondisi fisik siswa yang malas mengikuti pembelajaran menyimak jika
jam terakhir pelajaran, siswa meremehkan pembelajaran menyimak, siswa merasa
bosan ketika ada pembelajaran menyimak, dan materi simakan yang ada kurang
menarik perhatian siswa. Masalah yang dialami guru ketika sedang pembelajaran
menyimak dongeng adalah guru belum menggunakan pendekatan yang tepat dan
bervariasi dalam pembelajaran menyimak. Guru juga belum menggunakan teknik
penyajian pembelajaran menyimak yang sesuai dan tepat.
Hasil pembelajaran
keterampilan menyimak dongeng siswa rata-ratamendapat nilai yang rendah. Hal
itu disebabkan oleh masalah-masalah di atas. Gar bisa mengatasi masalah yang
terjadi maka dalam pembelajaran menyimak dongeng guru harus menggunakan teknik
penyajian pembelajaran menyimak yang bervariatif serta sesuai dengan
pembelajaran menyimak dongeng yang dilakukan. Salah satu di antaranya adalah
dengan teknik dengar-cerita. Hal itu dikarenakan dengan teknik dengar-cerita
tersebut siswa selain mendengar apa yang telah didengarkan atau disimak, siswa
dapat menceritakan tentang apa yang telah disimak dengan bercerita. Hal itu
dilakukan agar pembelajaran menyimak tidak monoton dan lebih bervariasi. Oleh
karena itu, peneliti menggunakan pendekatan integratif dalam pembelajaran
menyimak yang akan dilakukan. Dengan demikian terciptalah pembelajaran menyimak
yang tidak membosankan bagi siswa. Pembelajaran keterampilan menyimak melalui
pendekatan integratif dengan teknik dengar-cerita yang dilakukan oleh peneliti
diharapkan semua masalah pembelajaran menyimak dalam kelas dapat teratasi. Guru
harus bisa menciptakan suasana pembelajaran menyimak yang menarik agar siswa
tidak meremehkan kegiatan pembelajaran itu. Biasanya siswa kurang bias menyimak
dengan seksama. Oleh karena itu, guru menyuruh siswa mencatat hal-hal yang
belum dipahami ketika pembelajaran menyimak terjadi. Agar siswa merasa tertarik
maka peneliti memberikan penjelasan tentang manfaat dan tujuan menyimak. Selain
itu, peneliti menyajikan faktor penentu keberhasilan menyimak dan cara
meningkatkan keterampilan menyimak serta pemilihan bahan yang sesuai. Semua hal
tersebut diharapkan akan meningkatkan keterampilan menyimak siswa. Masalah
menyimak di atas jika dilihat secara umum maka dapat diatasi dengan pendekatan
integratif dan teknik penyajian pembelajaran menyimak yaitu teknik dengar
cerita dalam pembelajaran menyimak, khususnya menyimak dongeng. Selain itu,
materi yang disampaikan pada siswa harus menarik dengan berbagai variasi agar
tujuan pembelajaran tercapai.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian ini
adalah adanya peningkatan keterampilan menyimak dongeng dan perubahan perilaku
pada siswa kelas V SD Negeri 2
Kedungampel Kecamatan Cawas Kab. Klaten semester II Tahun 2010/2011 setelah
dilakukan proses pembelajaran menyimak dongeng dengan pendekatan integratif dan
melalui teknik dengar-cerita.
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di
B. Subjek Penelitian
Subjek
penelitian adalah siswa kelas V
SD Negeri 2 Kedungampel Kecamatan Cawas Kab. Klaten semester II Tahun 2010/2011, dengan jumlah siswa 26 anak yang terdiri dari 14 siswa
perempuan dan 12 siswa laki-laki.
C. Bentuk dan Prosedur
Penelitian
Penelitian
ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research),
dengan melalui siklus dan pada setiap siklus melalui empat tahapan
perencanaan,pelaksanaan,observasi dan refleksi.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen pada penelitian
tindakan kelas ini, peneliti menggunakan instrument tes dan nontes. Instrumen
tes berisi soal yang harus dikerjakan oleh siswa pada akhir kegiatan menyimak
dongeng. Instrumen nontes berupa lembar observasi, lembar jurnal, lembar
wawancara, dan dokumentasi.
Tabel 1. Kategori Penilaian Menceritakan Isi Dongeng
No
|
Unsur Penilaian
|
Skor
|
Kriteria
|
Kategori
|
1
|
Kesesuaian isi
dongeng
|
16-20
11-15
6-10
0-5
|
Isi dongeng tepat
Isi dongeng cukup tepat
Isi dongeng kurang tepat
Tidak ada isi dongeng
|
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
|
2
|
Tokoh dan
perwatakan
|
16-20
11-15
6-10
0-5
|
Tokoh dan watak tepat
Tokoh dan watak cukup tepat
Tokoh dan watak kurang tepat
Tokoh dan watak tidak tepat
|
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
|
3
|
Latar
|
9-10
7-8
4-6
0-3
|
Latar tepat
Latar Cukup tepat
Latar kurang tepat
Latar tidak tepat
|
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
|
4
|
Mimik
|
9-10
7-8
4-6
0-3
|
Mimik sangat baik
Mimik cukup baik
Mimik kurang baik
Mimik tidak baik
|
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
|
5
|
Pilihan kata
|
9-10
7-8
4-6
0-3
|
Menggunakan kata yang sesuai
Menggunakan kata cukup sesuai
Menggunakn kata kurang sesuai
Menggunakan kata tidak sesuai
|
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
|
6
|
Menyusun kalimat
|
9-10
7-8
4-6
0-3
|
Perpaduan isi antar kalimat
jelas
Perpaduan isi antar kalimat
cukup jelas
Perpaduan isi antar kalimat
kurang jelas
Perpaduan isi antar kalimat
tidak jelas
|
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
|
E.Teknik Pengumpulan
Data
a.Non Tes
1. Teknik wawancara
2. Obsevasi atau pengamatan
3. Angket
b. Tes
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pratindakan
a. Hasil Tes Menceritakan Isi Dongeng Pratindakan
Di bawah ini adalah hasil
tes menceritakan isi dongeng pratindakan yang
berupa skor komulatif dan nilai komulatif. Berikut
adalah skor komulatif menyimak dongeng pratindakan
Tabel 2. Skor Komulatif Menyimak Dongeng Pratindakan
No
|
Kategori
|
Rentang Skor
|
Frekuensi
|
Bobot skor
|
%
|
Rata-rata
|
1
|
Sangat baik
|
68-80
|
0
|
0
|
0
|
1258:26
= 48,38
(kategori cukup)
|
2
|
Baik
|
56-67
|
10
|
642
|
38,46
|
|
3
|
Cukup
|
44-55
|
4
|
196
|
15,39
|
|
4
|
Kurang
|
0-43
|
12
|
420
|
46,15
|
|
Jumlah
|
26
|
1258
|
100
|
Skor komulatif menyimak
dongeng dapat dilihat tabel 7. Dari tabel tersebutmenunjukkan tidak ada siswa
yang mencapai skor dalam kategori sangat baik dengan rentang skor 68-80 tidak
dicapai oleh siswa, untuk kategori baik 56-67 dicapai oleh 5 siswa yang berarti
sebesar 38,46 %. Untuk kategori cukup dengan rentang skor 44-55 dicapai oleh 2
siswa yang berarti persentasinya sebesar 15,39 %. Sedangkan untuk kategori
kurang dengan rentang skor 0-43 dicapai oleh 6 siswa, berarti persentasinya
sebesar 46,15 %. Rata-rata skor komulatif yaitu 1258/26=48,38. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pada skor komulatif menyimak dongeng secara klasikal
berkategori cukup.
Berikut adalah nilai
komulatif menyimak dongeng pratindakan
Tabel 3.
Nilai Komulatif Menyimak Dongeng Pratindakan
No
|
Kategori
|
Rentang Skor
|
Frekuensi
|
Bobot skor
|
%
|
Rata-rata
|
1
|
Sangat baik
|
85-100
|
0
|
0
|
0
|
1576:26
= 60,61
(kategori cukup)
|
2
|
Baik
|
70-84
|
10
|
650
|
38,46
|
|
3
|
Cukup
|
55-69
|
4
|
244
|
15,39
|
|
4
|
Kurang
|
0-54
|
12
|
526
|
46,15
|
|
Jumlah
|
26
|
1576
|
100
|
2. Hasil Tes Menceritakan Isi Dongeng Siklus I
Berikut adalah hasil tes
menceritakan isi dongeng yaitu skor komulatif menyimak dongeng dan nilai
komulatif menyimak dongeng pada siklus I.
Tabel 4. Skor Komulatif
Menyimak Dongeng Siklus I
No
|
Kategori
|
Rentang Skor
|
Frekuensi
|
Bobot skor
|
%
|
Rata-rata
|
1
|
Sangat baik
|
68-80
|
2
|
142
|
7,69
|
1392:26
= 53,5
(kategori cukup)
|
2
|
Baik
|
56-67
|
10
|
634
|
38,46
|
|
3
|
Cukup
|
44-55
|
6
|
386
|
23,08
|
|
4
|
Kurang
|
0-43
|
8
|
230
|
30,77
|
|
Jumlah
|
26
|
1392
|
100
|
Skor komulatif menyimak
dongeng dapat dilihat tabel 15. Dari tabel tersebut menunjukkan siswa yang
mencapai skor dalam kategori sangat baik dengan rentang skor 68-80 dicapai oleh
1 atau sebesar 7,69 %, untuk kategori baik 56-67 dicapai oleh 5 siswa yang
berarti sebesar 38,46 %. Untuk kategori cukup dengan rentang skor 44- 55
dicapai oleh 3 siswa yang berarti persentasinya sebesar 23,08 %. Ada 4 siswa
atau 30,77 % yang mencapai untuk kategori kurang dengan rentang skor 0-43.
Rata-rata skor komulatif yaitu 1392/26=53,5. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pada skor komulatif menyimak dongeng secara klasikal berkategori cukup. Berikut
adalah nilai komulatif menyimak dongeng siklus I
Tabel 5. Nilai
Komulatif Menyimak Dongeng Siklus I
No
|
Kategori
|
Rentang Skor
|
Frekuensi
|
Bobot skor
|
%
|
Rata-rata
|
1
|
Sangat baik
|
85-100
|
2
|
178
|
7,6
|
1746:26
= 67,08
(kategori cukup)
|
2
|
Baik
|
70-84
|
10
|
694
|
38,46
|
|
3
|
Cukup
|
55-69
|
6
|
376
|
23,08
|
|
4
|
Kurang
|
0-54
|
8
|
484
|
30,77
|
|
Jumlah
|
26
|
1746
|
100
|
3. Hasil Nontes siklus I
Tabel. 6 Hasil
Observasi Siklus I
Keterangan
|
Ya
|
Tidak
|
||
Jmlh Siswa
|
Prosentase
|
Jmlh Siswa
|
Prosentase
|
|
1.Sikap Positif
|
|
|
|
|
a.Serius mengikuti pembelajaran menyimak
dongeng.
|
18
|
69,23
|
8
|
30,77
|
b.Menyimak dengan penuh perhatian
|
18
|
69,23
|
8
|
30,77
|
c.Keberanian menceritakan isi dongeng di
depan kelas
|
18
|
69,23
|
8
|
30,77
|
d.Mengikuti proses dengar cerita dengan
baik.
|
10
|
38,46
|
16
|
61,54
|
2. Sikap Negatif
|
|
|
|
|
a.Meremehkan kegiatan menyimak
|
4
|
15,38
|
22
|
84,62
|
b.Mengganggu teman pada saat menyimak
|
0
|
0
|
26
|
100
|
c.Berbicara sendiri pada saat menyimak
|
4
|
15,38
|
22
|
84,62
|
d.megeluh pada saat diberi tugas
|
6
|
23,08
|
20
|
76,92
|
i.Menyimak tidak serius
|
6
|
23,08
|
20
|
76,92
|
4. Hasil Tes Menceritakan Isi Dongeng Siklus II
Berikut adalah hasil tes
menceritakan isi dongeng yaitu skor komulatif menyimak dongeng dan nilai
komulatif menyimak dongeng pada siklus II. Berikut adalah skor komulatif
menyimak dongeng siklus II
Tabel 7. Skor Komulatif Menyimak Dongeng Siklus II
No
|
Kategori
|
Rentang Skor
|
Frekuensi
|
Bobot skor
|
%
|
Rata-rata
|
1
|
Sangat baik
|
68-80
|
8
|
598
|
30,77
|
1580:26
= 60,77
(kategori baik)
|
2
|
Baik
|
56-67
|
10
|
604
|
38,46
|
|
3
|
Cukup
|
44-55
|
8
|
378
|
30,77
|
|
4
|
Kurang
|
0-43
|
0
|
0
|
0
|
|
Jumlah
|
26
|
1580
|
100
|
Skor komulatif menyimak
dongeng dapat dilihat tabel 25. Dari tabel tersebut menunjukkan siswa yang
mencapai skor dalam kategori sangat baik dengan rentang skor 68-80 dicapai oleh
4 atau sebesar 30,77 %, untuk kategori baik dicapai oleh 5 siswa yang berarti
sebesar 38,46 % dengan rentang 56-67. Untuk kategori cukup dengan rentang skor
44-55 dicapai oleh 4 siswa yang berarti persentasinya sebesar 30,77 %. Untuk
kategori kurang dengan rentang skor 0-43. Rata-rata skor komulatif yaitu
1580/26=60,77. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada skor komulatif menyimak dongeng
secara klasikal berkategori baik.
Berikut adalah nilai
komulatif menyimak dongeng siklus II
Tabel 8. Nilai
Komulatif Menyimak Dongeng Siklus II
No
|
Kategori
|
Rentang Skor
|
Frekuensi
|
Bobot skor
|
%
|
Rata-rata
|
1
|
Sangat baik
|
85-100
|
8
|
748
|
30,77
|
1980:26
= 76,15
(kategori baik)
|
2
|
Baik
|
70-84
|
10
|
758
|
38,46
|
|
3
|
Cukup
|
55-69
|
8
|
474
|
30,77
|
|
4
|
Kurang
|
0-54
|
0
|
0
|
0
|
|
Jumlah
|
26
|
1980
|
100
|
5. Hasil Nontes Siklus II
Tabel. 9 Hasil
Observasi Siklus II
Keterangan
|
Ya
|
Tidak
|
||
Jmlh Siswa
|
Prosentase
|
Jmlh Siswa
|
Prosentase
|
|
1.Sikap Positif
|
|
|
|
|
a.Serius mengikuti pembelajaran menyimak
dongeng.
|
22
|
84,61
|
4
|
15,39
|
b.Menyimak dengan penuh perhatian
|
22
|
84,61
|
4
|
15,39
|
c.Keberanian menceritakan isi dongeng di
depan kelas
|
20
|
76,92
|
6
|
23,08
|
d.Mengikuti proses dengar cerita dengan
baik.
|
20
|
76,92
|
6
|
23,08
|
2. Sikap Negatif
|
|
|
|
|
a.Meremehkan kegiatan menyimak
|
4
|
15,39
|
22
|
84,61
|
b.Mengganggu teman pada saat menyimak
|
0
|
0
|
26
|
100
|
c.Berbicara sendiri pada saat menyimak
|
4
|
15,39
|
22
|
84,61
|
d.megeluh pada saat diberi tugas
|
4
|
15,39
|
22
|
84,61
|
i.Menyimak tidak serius
|
4
|
15,39
|
22
|
84,61
|
B. Pembahasan
1. Peningkatan Keterampilan Menyimak Dongeng
Berikut ini uraian
mengenai peningkatan keterampilan menyimak dongeng
dari proses pembelajaran menyimak dongeng dengan
teknik dengar-cerita melalui
pendekatan integratif pada pratindakan, siklus I, dan
siklus II.
Tabel 10. Hasil Tes Keterampilan Menyimak Dongeng
pada Pratindakan,
Siklus I, dan Siklus II
Aspek
|
Rata-rata
|
Peningkatan
|
||||
PT
|
SI
|
SII
|
PT-SI
|
SI-SII
|
PT-SII
|
|
1
|
60.61
|
67,08
|
76,15
|
6,47
|
9,07
|
15,54
|
2
|
10,46
|
10,6
|
12,92
|
0,14
|
2,32
|
2,46
|
3
|
9,38
|
10,7
|
12,92
|
1,32
|
2,22
|
3,54
|
4
|
8,5
|
8,53
|
8,6
|
0,03
|
0,07
|
0,1
|
5
|
6,77
|
8,8
|
9,08
|
2,03
|
0,28
|
2,31
|
6
|
6,7
|
7,1
|
8,69
|
0,4
|
1,59
|
1,9
|
7
|
6,5
|
7,7
|
8,5
|
1,2
|
0,8
|
2
|
8
|
48,31
|
53,43
|
60,71
|
5,12
|
7,28
|
12,4
|
NA
|
60,61
|
67,08
|
76,15
|
6,47
|
9,07
|
15,54
|
KETERANGAN
1=Indikator menjelaskan isi dongeng
2= Skor pada aspek kesesuaian isi dongeng
3= Skor pada aspek tokoh dan perwatakan
4= Skor pada aspek latar
5= Skor pada aspek mimik
6= Skor pada aspek pilihan kata
7= Skor pada aspek menyusun kalimat
8= skor komulatif pada aspek-aspek menyimak dongeng
NA= Nilai akhir (nilai
komulatif menyimak dongeng)
2. Perubahan Perilaku Siswa
Peningkatan keterampilan
menyimak dongeng diikuti pula dengan perubahan perilaku siswa dari pratindakan
sampai dengan tindakan siklus II. Pada pratindakan, sebagian besar siswa kurang
berminat dalam mengikuti pembelajaran menyimak dongeng. Mereka terlihat tidak
bersemangat dan tidak konsentrasi selama proses pembelajaran, bahkan ada
beberapa siswa yang mengeluh dalam mengerjakan tes pratindakan.
Berdasarkan hasil nontes
yaitu melalui observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto pada siklus I
maka dapat disimpulkan bahwa kesiapan siswa mengikuti pembelajaran menyimak
dongeng kurang maksimal dan belum begitu memuaskan meskipun siswa terlihat antusias
terhadap materi yang disampaikan guru. Dari hasil observasi siklus I masih
ditemukan beberapa tingkah laku yang negative dalam mengikuti pembelajaran.
Pada siklus I ini misalnya, berbicara sendiri saat menyimak, mengeluh saat
diberi tugas untuk melakukan teknik dengar-cerita, dan menyimak dengan tidak
serius.
Tabel. 11
Rekap Hasil Observasi Perilaku Positif Siklus I dan Siklus II
No
|
Aspek
observasi (Prilaku Positif)
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Peningkatan
( % )
|
||
SI
|
SII
|
SI
|
SII
|
|||
a.
|
Serius mengikuti pelajaran
menyimak dongeng
|
18
|
22
|
69,23
|
84,61
|
15,38
|
b.
|
Menyimak dengan penuh perhatian
|
18
|
22
|
69,23
|
84,61
|
15,38
|
c.
|
Keberanian menceritakan isi
dongeng di depan kelas
|
18
|
20
|
69,23
|
76,92
|
7,69
|
d.
|
Mengikuti proses dengar cerita
dengan baik
|
10
|
20
|
38,46
|
76,92
|
38,46
|
Rata-rata
|
61,54
|
80,76
|
19,23
|
Tabel. 12
Rekap Hasil Observasi Perilaku Negatif Siklus I dan Siklus II
No
|
Aspek
observasi (Prilaku Negatif)
|
Frekuensi
|
Presentase
|
Peningkatan
( % )
|
||
SI
|
SII
|
SI
|
SII
|
|||
a.
|
Meremehkan kegiatan menyimak
|
4
|
4
|
15,38
|
15,38
|
0
|
b.
|
Mengganggu teman pada saat
menyimak
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
c.
|
Berbicara sendiri pada saat
menyimak
|
4
|
4
|
15,38
|
15,38
|
0
|
d.
|
Mengeluh pada saat diberi tugas
untuk melakukan proses dengar cerita
|
6
|
4
|
23,08
|
15,38
|
-7,7
|
e.
|
Menyimak tidak serius
|
6
|
4
|
23,08
|
15,38
|
-7,7
|
Rata-rata
|
15,38
|
12,30
|
-3,08
|
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan, peneliti menyimpulkan sebagai berikut.
a.
Keterampilan menyimak dongeng pada siswa kelas
V SD Negeri 2 Kedungampel Kecamatan Cawas Kab. Klaten semester II Tahun 2010/2011 mengalami peningkatan, setelah mengikuti
pembelajaran menyimak dongeng dengan pendekatan integratif melalui teknik
dengar-cerita Hasil rata-rata tes menyimak dongeng pratindakan sebesar 60,61,
dan padasiklus I rata-rata nilainya menjadi 67,08 dan meningkat sebesar 6,47 %
dari pratindakan, kemudian pada siklus II diperoleh rata-rata sebesar 76,15
atau meningkat sebesar 9,07 % dari rata-rata siklus I. Perolehan hasil ini
menunjukkan bahwa pembelajaran menyimak dongeng dengan pendekatan integratif
melalui teknik dengar-cerita pada siswa kelas
V SD Negeri 2 Kedungampel Kecamatan Cawas Kab. Klaten semester II Tahun 2010/2011 dapat berhasil.
b.
Perilaku siswa kelas V SD Negeri 2
Kedungampel Kecamatan Cawas Kab. Klaten semester II Tahun 2010/2011 setelah mengikuti pembelajaran menyimak
dongeng dengan pendekatan integratif melalui teknik dengar-cerita mengalami
perubahan ke arah positif. Perubahan tersebut yaitu siswa kelihatan lebih
antusias dan senang saat pembelajaran menyimak dongeng dengan pendekatan
integratif melalui teknik dengar-cerita.
B. Saran
Berdasarkan simpulan hasil
penelitian tersebut, peneliti memberi saran
sebagai berikut.
a.
Para guru bahasa danastra Indonesia hendaknya berperan aktif sebagai innovator
dan fasilitator dalam memilih teknik dan pendekatan yang paling tepat sehingga
pembelajaran yang dilakukan dapat menjadi pengalaman belajar yang positif bagi
siswa. Selain itu, pembelajaran dengan pendekatan integratif hendaknya dapat
dijadikan alternatif bagi guru bidang studi lain dalam mengajar.
b.
Para peneliti di bidang pendidikan atau peneliti lain hendaknya dapat melakukan
penelitian yang serupa dengan teknik pembelajaran yang lain. Selain itu,
peneliti memberi saran, sebelum melakukan tindakan penelitian, peneliti
hendaknya sudah mengenal dahulu siswa yang akan dijadikan sebagai responden
penelitian sehingga siswa tidak merasa asing terhadap peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi,
Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Danandjaja,
James. 1991. Folkor Indonesia. Jakarta: PT.Temprint.
Darmawan.
2001. Peningkatan Keterampilan Menyimak dengan Menggunakan Media Audio pada
Siswa Kelas 2 Kaliwungu Kudus. Skripsi. UNNES.
Djiwandono,
S. 1996. Tes Bahasa dan Pengajaran. Bandung: ITB.
Madya
Suwarsih, dkk. 194. Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga
Penelitian IKIP.
Mulyasa.
2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan
Implementasinya. Bandung: PT Rosdakarya.
Munanto.
2000. Keefektifan Aspek Menyimak terhadap Pengajaran Kosa Kata pada SLTP 2
Semarang. Skripsi. UNNES.
Nurgiyantoro,
Burhan. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Dan Sastra.
Yogyakarta: PT BPFE.
Nurhadi.
2004. Kurikulum 2004. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.
Nursisto.
2000. Ikhtisar Kesusatraan Indonesia. Yogyakarta: Adicita.
Pangesti.
2005. Peningkatan Keterampilan Menyimak Dongeng Dengan Menggunakan Media
Audiovisual pada Siswa Kelas VII D SMP Negeri 30 Semarang. Skripsi. UNNES.
Parjinah.
2003. Keterampilan Menyimak dengan Menggunakan Wacana Clozepada SLTP Negeri
1 Sokaraja Kabupaten Banyumas Tahun Pendidikan 2002/2003. Skripsi. UNNES.
Riyadi.
2000. Kemampuan Siswa Menyimak yang Diajar dengan Teknik Dengar-
Tulis dan dengan Teknik
Dengar Murni. Skripsi. UNNES.
Sudjana,
Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Surana.
2004. Aku Cinta Bahasa Indonesia. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
Sutari,
dkk. 1997. Menyimak. Jakarta: Depdikbud.
Suyatno.
2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.
Tarigan,
Djago. 1991. Materi pokok Pendidikan Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud.
Tarigan,
Henry Guntur. 1993. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Zainuddin.
1991. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
--------------.
2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kelas II.
Jakarta: Depdiknas.
Biodata Penulis
Nama :
Sugiyati, S.Pd SD
Nip :
19610125 198201 2 007
Jabatan :
Guru
Unit kerja :
SDN 2 Kedungampel Kec. Cawas Kab. Klaten
0 Komentar