Sumber : Jurnal Pendidikan Konvergensi Edisi Oktober 2012
Abstrak
Adapun
tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui kreativitas
dana keterampilan menulis karangan sederhana dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia melalui penerapan metode karya wisata bagi siswa kelas III SD Negeri
Bulakrejo 03 Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013.
Penelitian
dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan
Oktober 2012. Penelitian ini dilakukan pada waktu itu karena materi yang
berhubungan dengan permasalahan menulis karangan sederhana untuk siswa kelas
III masuk materi program semester I tahun pelajaran 2012/2013.
Prosedur
penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis Penelitian Tindakan Kelas yang
dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Analisis data kualitatif
model pembelajaran dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan
membandingkan siklus I dan siklus II, sedangkan data yang berupa angka
(kuantitatif) dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan deskriptif
komparatif yaitu membandingkan nilai hasil produk kondisi awal, nilai siklus I,
dan siklus II kemudian direfleksi.
Hasil
penelitian melalui metode karya wisata dapat meningkatkan kreativitas dan
keterampilan menulis karangan sederhana bagi siswa kelas III SD Negeri
Bulakrejo 03 Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 meningkat. Dari siklus I ke
siklus II terdapat peningkatan kreativitas siswa dari nilai rata-rata 71,50
menjadi 79,00 meningkat 7,50 dengan kriteria kreatif. Dan keterampilan
menulis karangan sederhana dalam pembelajaran Bahasa Indonesian siswa kelas III
SD Negeri Bulakrejo 03 Semester I tahun pelajaran 2012/2013 meningkat. Dari
kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan nilai produk dari nilai
tertinggi 80 menjadi 85 meningkat 5, nilai rata-rata 64,83 menjadi 79,
meningkat 14,17 dengan kriteria
kreatif, dari nilai tuntas 15 menjadi 30 meningkat 15 dan prosentase 50%
menjadi 100% menignkat 50%.
Kata Kunci : Kreativitas
dan Keterampilan Menulis Karangan Sederhana, Metode Karya Wisata
PENDAHULUAN
Latar
Belakang Masalah
Kemampuan
mengarang sederhana merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh
siswa kelas III. Namun kenyataannya mengarang merupakan masalah yang sangat
sulit dirasakan oleh siswa Sekolah Dasar. Berdasar kenyataan kreativitas dan
keterampilan mengarang sederhana siswa kelas III SD Negeri Bulakrejo 03 Semester I Tahun Pelajaran
2012/2013 masih rendah. Dari 30 siswa yang mendapat nilai tuntas di atas KKM 71
hanya ada 15 (50%) siswa dan yang mendapat nilai di bawah KKM ada 15 (50%)
siswa, dengan nilai rata-rata kelas 64,83. Sedangkan dilihat dari kreativitas
mengarang siswa juga masih rendah, dimana saat siswa membuat karangan sederhana
belum sistematis. Kalimat-kalimat yang disusun masih kacau, tidak pas, sering
terjadi pengulangan kata dan kalimat satu dengan kalimat lain tidak nyambung.
Rendahnya kemampuan mengarang sederhana
disebabkan guru masih berpandangan lama yaitu berpusat pada guru, guru lebih
banyak menerapkan metode ceramah dan tugas, penyajian pembelajaran masih monoton membuat suasana pelajaran menjadi
membosankan. Kreativitas dan keterampilan seharusnya dilatih dan dikembangkan
kepada siswa justru didominasi oleh guru sendiri sehingga kreativitas dan
keterampilan mengarang sederhana terabaikan.
Dari beberapa faktor di atas yaitu:
faktor metode yang monoton yang digunakan dalam pembelajaran merupakan faktor
yang dominan dalam menentukan keberhasilan pembelajaran menulis karangan
sederahana. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu segera dilakukan upaya
perbaikan tentang metode yang digunakan dalam pembelajaran menulis karangan
sederhana, yaitu dengan metode karya wisata. Menurut Suyoto (2011:11), metode
karya wisata / widya wisata dalam pembelajaran Bahasa Indonesia banyak digunakan
dalam aspek menulis dan berbicara. Tekhniknya guru menyuruh siswa secara
kelompok atau perorangan ke luar kelas untuk mengadakan suatu pengamatan. Waktu
ditentukan oleh guru. Siswa kembali ke dalam kelas. Siswa menulis karangan
sederhana. Guru menyuruh wakil kelompok untuk melaporkan / membacakan hasil
kerja kelompok. Kelompok yang lain menanggapinya.
Mengingat
keterbatasan yang ada pada penulis penelitian dibatasi dengan judul : Penerapan
Metode Karya Wisata untuk Meningkatkan Kreativitas dan Keterampilan Menulis
Karangan Sederhana dalam Pembelajarana Bahasa Indonesia Bagi Siswa Kelas III SD Negeri Bulakrejo 03 Semester I Tahun
Pelajaran 2012/2013.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah
melalui penerapan metode karya wisata kreativitas menulis karangan sederhana
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
Bagi Siswa kelas III SD Negeri Bulakrejo 03 Semester I Tahun Pelajaran
2012/2013 meningkat?
2. Apakah melaluin penerapan metode karya
wisata keterampilan menulis karangan sederhana dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia
Bagi Siswa kelas III SD
Negeri Bulakrejo 03 Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 meningkat?
Tujuan
Penelitian
1. Untuk
mengetahui kreativitas menulis karangan sederhana dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia Bagi Siswa
kelas III SD Negeri
Bulakrejo 03 Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan menerapkan metode
karya wisata.
2. Untuk mengetahui peningkatan
keterampilan menulis karangan sederhana dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Siswa kelas III SD Negeri Bulakrejo 03 Semester I
Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan menerapkan metode karya wisata.
Manfaat
Penelitian
1. Manfaat
bagi siswa, meningkatkan kreativitas dan keterampilan menulis karangan
sederhana dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Manfaat
bagi guru, memperoleh teori baru tentang metode yang inovatif dan kreatif.
3. Bagi
Sekolah, memberikan sumbangan yang berarti untuk menerapkan metode karya wisata
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan dapat meningkatkan profesional guru.
KAJIAN
TEORI, KERANGKA
BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN
1.
Pembelajaran
Menulis di Sekolah Dasar
a. Hakikat Menulis
Keterampilan
menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan utnuk
berkomunikasi dengan orang lain melalui tulisan. Keterampilan menulis merupakan
kegiatan produktif yang sebainya dimiliki oleh seseorang yang dimulai sejak
Sekolah Dasar.
Menulis
ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang
lain dapat membaca dan memahami bahasa tersebut (Paulus 2003:2). Menurut
,Rustono (2008:2) pengertian menulis adalah ekspresi gagasan secara tulis,
proses yang kompleks, ilmu dan seni (unik dan menarik) dan merupakan salah satu
untuk sukses dalam pendidikan dan profesi lain.
Pada
hakikatnya belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu pembelajaran
Bahasa Indonesia diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan sikap
berbahasa baik secara lisan maupun secara tertulis. Sedangkan pembelajaran
menulis secara khusus membimbing peserta didik agar mampu menggunakan gagasan,
pendapat, pengalaman, maupun pesan secara tertulis.
Hakikat
Menulis Karangan
Teori menulis
atau mengarang memang mudah dan gampang dihafal. Tetapi menulis atau mengarang
bukanlah sekedar teori melainkan keterampilan. Mengarang pada hakikatnya adalah
mengungkapkan atau menyampaikan gagasan dengan bahasa tulis (Suparno, 2008:3).
Gagasan dapat diungkapkan dengan kata, kalimat, paragrap dan keterampilan yang
utuh. Keterampilan menulis yang dimiliki seseorang tidak datang secara
otomatis, tetapi harus dipelajari dan diasah terus menerus melalui pelatihan secara
nyata dalam bentuk praktik
langsung menulis bukan teori. Tanpa dilibatkan langsung dalam kegiatan dan
latihan menulis, seseorang tidak akan pernah mampu menulis dengan baik. Dia
harus mencoba dulu berlatih dengan berulang kali dalam memilih topik,
menentukan pendukung, menyusun kerangka karangan, suka menulis dan menerapkan
ide-idenya secara runtut dan tuntas dalam rincian bahasa yang terpahami.
b.
Tahap-tahap
Penulisan Karangan
Aspek-aspek
pembelajaran menulis meliputi : (a) jenis tujuan dan permasalahan pembelajaran
menulis, (b) penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran
menulis, (c) perencanaan pembelajaran menulis, (d) metode pembelajaran menulis,
(e) menilai pembelajaran menulis.
Sesuai dengan
tahapan itu, tahap prapenulisan merupakan tahap kegiatan yang paling awal.
Tahap perancangan karangan meliputi : penentuan topik karangan, penentuan
tujuan penulisan karangan, dan penyusunan kerangka karangan.
Penentuan
Topik Karangan
Agar kegiatan menulis dapat
berlangusng secara efektif dan berhasil guna seperti yang diharapkan seorang
penulis hendaknya memiliki pengetahuan tentang teknik-teknik atau cara-cara
menulis dengan seksama sehingga diharapkan tulisan yang dituangkannya menjadi
baik dan berbobot. Berkaitan dengan itu White (dalam Rahma, 1997:3) berpendapat
bahwa seorang penulis yang baik harus dapat memilih dan menentukan isi pikiran
yang akan dituangkannya ke dalam tulisan yang berupa topik.
Topik
adalah suatu hal yang dibahas di dalam paragraf. Topik inilah yang sebelumnya
berperan sebagai faktor pemersatu pada terhadap keberadaan sejumlah kalimat
yang ada di dalam paragraf tersebut (Nuriadi, 2008:33) menjelaskan tentang
istilah topik karangan dapat diartikan sebagai hal pokok
yang dituliskan atau diungkapkan dalam karangan. Topik karangan berbeda dengan
tema karangan. Tema karangan adalah gagasan dasar yang mendasari sebuah karangan.
Dengan demikian, tema menjadi gagasan dengan tempat beradanya topik. Dalam
proses penulisan karangan, tema merupakan gagasan dasar yang menjadi tumpuan
topik karangan. Topik karangan menjadi hal pokok yang digunakan oleh pengarang
untuk menyampaikan tema.
Penentuan Tujuan Penulisan
Menurut Wahyudi
(2010:69) setiap tulisan memiliki tujuan, beberapa tujuan yang dikandung oleh
tulisan yaitu memberitahukan atau mengajar, meyakinkan atau mendesak, menghibur
atau membahagiakan, mengutarakan perasaan dan emosi yang berapi-api. Tulisan
bertujuan memberitahukan atau mengajar disebut wacana informative. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak
disebut wacana persuasif. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau
membahagiakan disebut wacana kesastraan, tulisan Literer. Sedangkan tulisan yang bertujuan untuk mengekekspresikan
perasaan dan emosi disebut wacana ekspresif.
Penyusunan Rencana Karangan
Penyusunan
rencana karangan adalah langkah-langkah
prapenulisan setelah penulisan topik. Kerangka
karangan (out line) adalah kerangka
tulisan yang menggambarkan bagian-bagian atau butir-butir isi karangan dalam
tatanan yang sistematis. Dalam kerangka karangan akan tampak butir-butir isi
karangan yang menggambarkan : (1) sub topik karangan, dari segi jumlah dan
jenisnya, (2) urutan sub topik isi karangan, dan (3) hubungan atau sub topik
dalam karangan. Dengan sifatnya yang sistematis, kerangka karangan
menggambarkan organisasi isi karangan (Suparno, 2008:38). Untuk siswa kelas tiga dalam mengarang masih bersifat
melengkapi dengan bimbingan guru.
c.
Model
Penilaian Hasil Karangan
Nurgiyantoro
(1995:303) menyebutkan model penilaian dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
(1) model penilaian tugas menulis mempergunakan skala, (2) model penilaian
tugas menulis dengan pembobotan masing-masing unsur, dn (3) model penilaian
tugas menulis model skala interval.
Dalam
aktivitas menulis tersebut, yang pertama menekankan unsur bahasa, sedangkan
yang kedua gagasan. Kedua unsur tersebut dalam tugas-tugas menulis yang
dilakukan di sekolah hendaknya diberi penekanan yang sama. Artinya, walaupun
tugas itu diberikan dalam rangka mengukur kemampuan berbahasa, penilaian yang
dilakukan sebaiknya mempertimbangkan ketepatan bahasa dalam kaitannya dengan
konteks dan isi. Jadi penilaian ditekankan pada kemampuan siswa
mengorganisasikan dan mengemukakan gagasan dalam bentuk bahasa secara tepat
(Nurgiyantoro, 2001:298).
d.
Jenis-jenis Tes Pembelajaran Menulis
Nurgiyantoro
(1995:302) mengungkapkan bahwa penilaian terhadap karangan bebas mempunyai
kelemahan pokok, yaitu rendahnya kadar objektivitas. Dalam hal ini unsur
subjektivitas penilai pasti berpengaruh. Sebuah karangan yang dinilai oleh dua
orang atau lebih biasanya tidak akan sama skornya. Bahkan, sebuah karangan
dinilai oleh hanya seorang penilaipun kondisinya berlainan. Ada kemungkinan
skor yang diberikan berbeda. Masalah yang perlu dipikirkan adalah bagaimana
cara memilih model penilaian yang memungkinkan penilai untuk memperkecil kadar
subjektivitas dirinya.
Lebih
lanjut, Zaini Machmoed (dalam Nurgiyantoro, 2001:303) menyatakan bahwa
penilaian yang bersifat holistic
memang diperlukan. Akan tetapi, agar gutu dapat menilai secara lebih objektif
dan dapat memperoleh informasi yang lebih merinci tentang keperluan siswa
tentang keperluan diagnostik-edukatif, penilaian sekaligus hendaknya
disertai dengan penilaian yang bersifat
analitis. Penilaian dengan pendekatan analitis
merinci karangan ke dalam aspek-aspek atau kategori-kategori tertentu. Memperinci
karangan ke dalam kategori-kategori tersebut antara karangan yang satu dengan
karangan yang lain dapat berbeda tergantung jenis karangan karangan itu
sendiri. Walaupun pengkategorian itu bervariasi hendaknya kategori tersebut
meliputi 5 pokok, yaitu (1) kualitas dan ruang lingkup isi, (2) organisasi dan
penyajian isi, (3) gaya
dan bentuk bahasa, (4) mekanik : tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian
tulisan, dan kebersihan, dan (5) respon afektif guru terhadap karya tulis.
Sugito
(2009:7.9) menyatakan beberapa tes yang sering digunakan dalam pembelajaran
menulis adalah: 1) tes tertulis, 2) tes menulis terpadu, 3) tes menulis bebas.
Metode
Karya Wisata
a.
Pengertian
Metode Karya Wisata
Dengan
karya wisata sebagai metode belajar dan mengajar anak didik di bawah bimbingan
Pembina mempunyai tempat wisata dengan maksud belajar. Berbeda halnya dengan
tamasya di mana manusia terutama pergi untuk mencari hiburan, dengan karya
wisata manusia diikat dengan tujuan dan tugas belajar (Surakhmad, 1994:115). Menurut
Suyoto (2001:11) dalam pembelajaran Bahasa Indonesia metode karya wisata /
widya menulis dan berbicara. Tekhniknya guru menyuruh siswa secara kelompok
atau individu untuk keluar kelas untuk mengadakan suatu pengamatan. Waktu
ditentukan oleh guru, siswa kembali ke dalam kelas, siswa membuat laporan, guru
menyuruh wakil kelompok untuk melaporkan hasil kerja, kelompok lain menanggapi.
b.
Kelebihan
dan Kekurangan Metode Karya Wisata
Metode karya wisata mempunyai beberapa
kelebihan yaitu: 1) anak didik dapat
mengamati kenyataan-kenyataan yang beraneka ragam dari dekat, 2) anak didik
dapat mengamati pengalaman-pengalaman baru dengan mencoba turut serta di dalam
suatu kegiatan, 3) anak didik dapat menjawab masalah-masalah atau
pertanyaan-petanyaan dengan melihat, mendengar, mencoba dan membuktikan secara
langsung, 4) anak didik dapat memperoleh informasi dengan jalan mengadakan wawancara atau mendengarkan ceramah
yang diberikan, 5) anak didik dapat mempelajari sesuatu secara integral dan
komprehensif.
Kekurangan metode karya wisata yaitu :
1) memperlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak, 2) memerlukan
perencanaan dengan persiapan yang matang, 3) dalam karya wisata sering unsur
rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan,
4) memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak
didik di lapangan, 5) biayanya cukup mahal, 6) memerlukan tanggung jawab dari
sekolah atas kelancaran karya wisata dan keselamatan anak didik, terutama karya
wisata jangka panjang dan jauh.
c.
Karya
Wisata yang Efektif
Surakhmad
(1994:116) untuk mengadakan karya wisata yang efektif, antara lain diperlukan :
1) perumusan tujuan-tujuan yang tegas, 2) rumusan rencana yang konkrit, 3)
penentuan tugas-tugas yang harus dilakukan sewaktu-waktu dan sesudah karya
wisata, 4) rencana penelitian
pengalaman-pengalaman dan hasil karya wisata, 5) rencana selanjutnya sebagai
kelanjutan pengalaman hasil karya wisata.
Kerangaka Berpikir
Kreativitas dan
keterampilan menulis karangan sederhana siswa kelas III SD Negeri Bulakrejo 03 Kecamatan Sukoharjo
yang menjadi subjek penelitian ini mempunyai kreativitas dan keterampilan
menulis karangan sederhana masih rendah. Rendahnya keterampilan menulis
karangan sederhana tampak pada
skor yang diperoleh rendah karena kesulitan menyusun kalimat dalam Bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Untuk meningkatkan kreativitas dan keterampilan
menulis karangan sederhana bagi
siswa kelas III SD Negeri Bulakrejo 03 Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo
penulis menerapkan metode karya wisata sebagai sarana untuk membantu siswa
dalam menulis karangan sederhana.
Metode karya
wisata dugunakan guru karena lebih praktis dan mudah digunakan. Dengan metode
karya wisata akan memberikan penjelasan yang lebih konkrit daripada hanya
diuraikan dengan kata-kata.
Berdasarkan pada
landasan teori yang diuraikan di atas dapat dijelaskan keranga berpikir dalam
penelitian sebagai berikut.
KONDISI AWAL
|
SISWA
Kreativitas
dalam keterampilan menulis masih rendah
|
GURU
Belum menerapkan metode karya wisata
|
TINDAKAN
|
KONDISI AKHIR
|
SIKLUS I
Menerapkan
karya wisata mengunjungi persawahan
|
Menerapkan
metode karya wisata
|
SIKLUS II
Menerapkan
metode karya wisata mengunjungi objek Patung Jamu Gendong
|
Diduga dengan menerapkan metode karya wisata
dapat meningkatkan kreativitas dan keterampilan menulis karangan sederhana
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Siswa kelas III SD Negeri Bulakrejo 3 Semester
I Tahun
Pelajaran 2012/2013
|
Gambar 1
Skema Kerangka Berpikir
Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan
kajian dan kerangka berpikir di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai
berikut:
1. Dengan
menerapkan metode karya wisata dapat meningkatkan kreativitas menulis karangan
sederhana dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
Bagi
Siswa kelas III SD
Negeri Bulakrejo 3 Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013
2. Dengan
menerapkan metode karya wisata dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan sederhana dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Siswa
kelas III SD Negeri Bulakrejo 03 Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013.
Metode Penelitian
Setting Penelitian
Waktu dan Subjek Penelitian
Penelitian
dilaksanakan seelama 3 bulan yaitu bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan
oktober 2012. Penelitian dilakukan pada waktu itu karena materi yang
berhubungan dengan permasalahan menulis karangan sederhana untuk siswa kelas
III SD Negeri Bulakrejo 03 Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013.
Yang menjadi
subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SD Negeri Bulakrejo
03 UPTD Pendidikan Kecamatan
Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo, dengan jumlah siswa 30 yang terdiri dari 17
siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan
Sumber
dan teknik Pengumpulan Data.
Sumber data dan
pada penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu data yang berasal dari subjek
penelitian dan dari bukan subjek. Sumber data dari subjek penelitian merupakan
sumber data primer yaitu kreativitas dan keterampilan menulis karangan
sederhana siswa data primer tentang kreativitas siswa berupa hasil pengamatan
selama pelaksanaan tindakan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
pelaporan. Sedangkan data primer tentang keterampilan menulis karangan
sederhana berupa nilai produk yang berupa hasil karangan. Sumber data selain
dari subjek penelitian merupakan sumber sekunder yaitu data hasil pengamatan
yang dilakukan dengan kolaborasi dengan teman sejawat.
Teknik penilaian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik nontes BNSP
(2007: 14). Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran
terutama mengenai karakteristik, sikap atau asal kepribadian. Sesuai dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yaitu menggunakan teknik penugasan
pengamatan/ observasi dan produk.
Alat
Pengumpulan Data
a. Penugasan
digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa yang berupa lembar
tugas instrument yang digunakan yaitu lembar tugas yang berisi tugas untuk
mengamati dan menjunjungi persawahan dan objek Patung Jamu
Gendong.
b. Pengamatan/
Observasi
Pengamatan
adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh pendidik dengan menggunakan indera secara
langsung. Observasi digunakan untuk mengamati siswa selama mengadakan karya
wisata yang meliputi tahapan persiapan, tahap pelaksanaan, dan tetap pelaporan
dengan menggunakan instrument lembar observasi.
c. Produk
Penilaian
produk adalah suatu penilaian terhadap keterampilan menghasilkan suatu produk
dalam waktu tertentu. Sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari
segi proses maupun hasil akhir (BNSP 2007: 20). Produk ini digunakan untuk
menulis karangan sederhana yaitu membuat catatan awal, membuat konsep karangan
sederhana, melakukan perbaikan dan menulis karangan sederhana, dengan
menggunakan instrument lembar penilaian produk.
Validitas
Data dan Analisis Data
Untuk memperoleh
data yang valid mengenai kreativitas dan keterampilan menulis karangan
sederhana dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SD Negeri
Bulakrejo 03 Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 yaitu:
1. Kreativitas
siswa dalam menulis karangan sederhana divalidasi dengan melalui trianggulasi
sumber yaitu data yang berasal dari siswa, guru, dan kolaborasi teman sejawat.
Data kualitatif hasil pengamatan menggunakan analisis deskriptif kualitatif
berdasarkan pengamatan dan refleksi dengan membandingkan kreativitas siklus I
dan siklus II.
2. Keterampilan
menulis karangan sederhana yang berupa hasil karangan (produk) yang divalidasi
adalah instrument tes yang berupa butir soal dengan content validity diperlukan kisi-kisi soal. Data yang berupa angka/
data kuantitatif menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan
nilai produk kondisi awal, nilai produk siklus I, dan nilai produk siklus III
kemudian direfleksi.
Data
kualitatif hasil pengamatan kreativitas siswa dalam menulis karangan sederhana
dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan membandingkan
siklus I dan siklus II. Sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif)
dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yaitu
membandingkan nilai produk kondisi awal, nilai produk setelah silklus I dan
nilai produk setelah siklus II. Kemudian direfleksi.
Prosedur
Tindakan
Penelitian
ini berupa penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dan pada
setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi/ pengamatan, dan refleksi.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi
Kondisi Awal
Nilai produk
kondisi awal dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel Nilai
Produk Kondisi Awal
No
|
Uraian
|
Keterangan
|
1
2
3
4
5
6
|
Nilai tertingi
Nilai terendah
Nilai rata-rata
Tuntas
Belum tuntas
Prosentase tuntas
|
80
60
64,83
15
15
50 %
|
Berdasarkan
tabel di atas diperoleh data nilai tertinggi 80, nilai terndah 60, nilai
rata-rata 64,83 jumlah siswa yang sudah tuntas nilainya adalah sebanyak 15
siswa sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas adalah sebanyak 15 siswa dengan
prosentase ketuntasan 50 %.
Deskripsi Siklus I
Hasil Pengamatan Siklus I
Tabel
Prosentase Kreativitas Siswa Siklus I
No
|
Interval
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
Keterangan
|
1
2
3
4
|
<
55
56-70
71-85
86-100
|
-
8
22
-
|
-
27 %
73 %
-
|
Kurang
kreatif
Cukup
kreatif
Kreatif
Amat
Kreatif
|
Jumlah
|
30
|
100 %
|
|
Berdasarkan
tabel di atas dapat diperoleh data frekuensi siswa yang mendapatkan nilai
antara 56-70 adalah 8 siswa dengan prosentase 27% dengan criteria cukup kreatif
dan frekuensi siswa dengan prosentase 73% dengan kriteria kreatif. Dengan nilai
rata-rata 71,50 dengan kriteria
kreatif.
Untuk
data kinerja guru selama pelaksanaan karya wisata ke persawahan pada siklus I
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel
Data Kinerja Guru Selama
Pelaksanaan
Karya Wisata Siklus I
No
|
Indikator/Aspek
yang diamati
|
Nilai
|
Kategori
|
1
2
3
4
5
|
Keterampilan menyusun
perencanaan
Keterampilan membimbing
kelompok
Keterampilan bertanya
Keterampilan membimbing diskusi
Keterampilan membimbing siswa
|
3
4
3
3
4
|
Kurang baik
Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
Baik
|
|
Jumlah skor
Nilai rata-rata
Prosentase
|
17
3,4
68%
|
|
Berdasarkan
tabel di atas jumlah skor 17, dengan rata-rata 3,4 dan prosentase 68%. Dilihat
dari indikator yang mendapat nilai 3 ada 3 dengan kategori kurang baik. Yang
mendapat nilai 4 ada 2 dengan kategori baik.
Tabel Nilai
Produk Siklus I
No
|
Uraian
|
Keterangan
|
1
2
3
4
5
6
|
Nilai tertingi
Nilai terendah
Nilai rata-rata
Tuntas
Belum tuntas
Prosentase tuntas
|
80
65
71,50
22
8
73 %
|
Berdasarkan
tabel di atas diperoleh data nilai tertinggi 80, nilai terendah 65, nilai
rata-rata 71,50. Jumlah siswa yang sudah tuntas nilainya adalah sebanyak 22
siswa sedangkan yang belum tuntas adalah sebanyak 8 siswa dengan prosentase ketuntasan 73 %.
Deskripsi Siklus II
Tabel
Prosentase Kreativitas Siswa Siklus II
No
|
Interval
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
Keterangan
|
1
2
3
4
|
<
55
56-70
71-85
86-100
|
-
5
21
4
|
-
17 %
70 %
13 %
|
Kurang
kreatif
Cukup
kreatif
Kreatif
Amat
Kreatif
|
Berdasarkan
tabel di atas dapat diperoleh data frekuensi siswa yang mendapatkan nilai antara 56-70 adalah 5
siswa dengan prosentase 17% dengan kriteria cukup kreatif, frekuensi siswa yang
mendapat nilai antara 71-85 adalah 21 siswa dengan prosentase 70% dengan
kriteria kreatif dan frekuensi siswa mendapat nilai antara 86-100 adalah 4
siswa dengan prosentase 13% dengan kriteria amat kreatif.
Tabel
Data Kinerja Guru Selama
Pelaksanaan
Karya Wisata Siklus II
No
|
Indikator/Aspek
yang diamati
|
Nilai
|
Kategori
|
1
2
3
4
5
|
Keterampilan menyusun
perencanaan
Keterampilan membimbing
kelompok
Keterampilan bertanya
Keterampilan membimbing diskusi
Keterampilan membimbing siswa
|
4
5
4
4
5
|
Baik
Amat Baik
Baik
Baik
Amat Baik
|
|
Jumlah skor
Nilai rata-rata
Prosentase
|
22
4,4
88
%
|
|
Berdasarkan
tabel di atas jumlah skor 22 dengan rata-rata 4,4 dan prosentase 88%. Di lihat
dari indikator yang mendapat nilai 4 ada 3 dengan kategori baik yang mendapat
nilai 5 ada 2 dengan kriteria amat baik.
Tabel Nilai
Produk Siklus II
No
|
Uraian
|
Keterangan
|
1
2
3
4
5
6
|
Nilai tertingi
Nilai terendah
Nilai rata-rata
Tuntas
Belum tuntas
Prosentase tuntas
|
85
75
79,0
30
0
100%
|
Pembahasan/
Diskusi
1. Tindakan
No
|
Kondisi Awal
|
Siklus I
|
Siklus II
|
1
|
Belum
menerapkan metode karya wisata
|
Menerapkan
metode karya wisata
|
Menerapkan
metode karya wisata
|
2. Kreativitas Siswa
No
|
Kondisi Awal
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Refleksi kondisi awal
ke kondisi akhir
|
1
|
Siswa:
Belum
kreatif
|
Siswa
:
Siswa
yang mendapatkan nilai antara 56-70 adalah 8 siswa dengan prosentase 27 %
dengan kriteria cukup kreatif dan frekuensi siswa yang mendapat nilai antara
71-85 adalah 22 siswa dengan prosentase 73% dengan kriteria kreatif. Dengan
nilai rata-rata 74,16 dengan kriteria kreatif.
|
Siswa:
Frekuensi
siswa yang mendapat nilai antara 56-70 adalah 5 siswa dengan prosentase 17 %
dengan kriteria cukup aktif, frekuensi siswa mendapat nilai antara. 71-85
adalah 21 siswa dengan prosentase 70 % dengan kriteria kreatif dan frekuensi
siswa yang mendapatkan nilai antara 86-100 adalah 4 siswa dengan kriteria
amat kreatif. Dengan nilai rata-rata 78,0 dengan kriteria kreatif.
|
Kreativitas siswa dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan dari nilai rata-rata 74,16
menjadi 78,00 meningkat 3,84 dengan kriteria kreatif
|
2
|
|
Aktivitas
kinerja guru :
Jumlah
skor 17
Nilai
rata-rata 3,4
Prosentase
68%
Kategori
kurang baik
|
Aktivitas
kinerja guru :
Jumlah
skor 22
Nilai
rata-rata 4,4
Prosentase
88%
Kategori
baik
|
Dari
5 indikator kinerja setelah dijumlah dan dirata-rata kinerja guru termasuk
kategori baik.
|
3. Hasil
Belajar Siswa
No
|
Kondisi Awal
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Refleksi Kondisi Awal ke Kondisi Akhir
|
1
|
Nilai tertinggi: 80
Nilai terendah: 60
Nilai rata-rata: 64,83
Tuntas: 15
Belum Tuntas: 15
Prosentase Tuntas:
50%
|
Nilai tertinggi: 80
Nilai terendah: 65
Nilai rata-rata: 71,50
Tuntas: 22
Belum Tuntas: 8
Prosentase Tuntas:
73%
|
Nilai tertinggi: 85
Nilai terendah: 75
Nilai rata-rata: 79,0
Tuntas: 30
Belum Tuntas: 0
Prosentase Tuntas:
100%
|
Peningkatan
dari nilai tertinggi 80 menjadi 85 meningkat 5, dan nilai rata-rata 71,50
menjadi 79,0 meningkat 7,50 dengan kriteria kreatif, dari nilai tuntas 15
menjadi 30 meningkat 15 dan prosentase 50% menjadi 100% meningkat 50%.
|
Hasil
Penelitian
Berdasarkan
pembahasan/diskusi di atas hasil penelitian yang berupa kreativitas dan nilai
produk siswa dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Kreativitas
Siswa
Dari
kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan tentang kreativitas. Dari
siklus I ke siklus II terdapat peningkatan kreativitas siswa dari nilai
rata-rata 74,16 menjadi 78,00 meningkat 3,84 dengan kriteria kreatif.
2. Hasil
Produk
Dari
kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan nilai produk, peningkatan
dari nilai tertinggi 80,0 menjadi 85,0 meningkat 5, nilai rata-rata 71,50
menjadi 79,0 meningkat 7,50 dengan kriteria kreatif, dari nilai tuntas 15
menjadi 30 meningkat 15 dan prosentase 50% menjadi 100% meningkat 50%.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Simpulan
Menurut
teoretik dan empirik hasil penelitian tindakan kelas menggunakan metode karya
wisata dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Kreativitas
siswa dalam menulis karangan sederhana pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Siswa kelas III SD
Negeri Bulakrejo 03 Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 meningkat. Dari siklus
I ke siklus II terdapat peningkatan kreativitas siswa nilai rata-rata 71,50
menjadi 79,00 meningkat 7,50 dengan kriteria kreatif.
2. Keterampilan
menulis karangan sederhana dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Siswa kelas III SD
Negeri Bulakrejo 03 Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 meningkat. Dari
kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan nilai produk dari nilai
tertinggi 80 menjadi 85 meningkat 5, nilai rata-rata 64,83 menjadi 79,00
meningkat 14,17 dengan kriteria kreatif, dari nilai tuntas 15 menjadi 30
meningkat 15 dan prosentase 50% menjadi 100% meningkat 50%.
Implikasi
Berdasarkan
kajian teori serta penggunaan metode karya wisata untuk memecahkan permasalahan
dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
1. Mendapat
teori baru tentang berbagai metode yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan.
2. Sebagai
dasar untuk melakukan penelitian tindakan kelas selanjutnya untuk memperbaiki
proses pembelajaran dan meningkatkan mutu kualitas pendidikan.
Saran
1. Saran
bagi siswa, agar dapat mengusai kompetensi dasar menulis karangan sederhana.
2. Saran
bagi guru, Menambah wawasan tentang metode pembelajaran yang inovatif dan
kreatif.
3. Saran
bagi sekolah, memberikan sumbangan yang berarti untuk menerapkan metode karya
wisata untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan dapat meningkatkan
professional guru.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman
Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta: BNSP.
Iim Rahma. 1997. Perencanaan dan Penulisan Alat Ukur Keterampilan Menulis Secara
Terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka Depdiknas.
Nurgiyantoro,
Burhan. 1995. Penilaian dalam Pengajaran
Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE
__________________.
2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa
dan Sastra. Yogyakarta. BPFE.
Nuriadi.
2008. Teknik Jitu Menjadi Pembaca
Terampil. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Paulus,
Mujiyanto. 2003. Pembelajaran Keterampilan Menulis di Sekolah Dasar. Semarang:
Balai Penataran Guru.
Rustono.
2008. Menulis dan Model Pembelajaran. Semarang:
Fakultas Bahasa Dan Seni UNES.
Sugito,
Edi. 2009. Penilaian Pembelajaran
Keterampilan Berbahasa di SD dalam Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.
Jakarta: Universitas Terbuka Depdikbud.
Suparno.
2008. Karangan dalam Keterampilan Dasar
Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka Depdiknas.
Surakhmad,
Winarno. 1994. Pengantar Interaksi
Mengajar Belajar. Bandung: Tarsito.
Suyoto,
Tri. 2001. Metodologi Pembelajaran Bahasa
Indonesia. Semarang: Balai Pustaka Guru.
Wahyudi,
Agus Budi. 2010. Pendalaman Materi Bidang
Studi Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Surakarta: FKIP UMS.
0 Komentar