Terbaru

6/recent/ticker-posts

PTK SD KElas IV: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA KELAS IV SD

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan kemampuan menulis Pantun melalui penerapan model pembelajaran Kontekstual bagi siswa kelas IV SD Negeri Wirun 01semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. 
Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan yaitu bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Mei 2014. Penelitian dilakukan pada waktu itu karena materi yang berhubungan dengan permasalahan menulis Pantun untuk siswa kelas IV masuk materi program semester II tahun pelajaran 2013/2014. Adapun yang menjadi subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Wirun 01 UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo dengan jumlah siswa 14 yang terdiri dari 9 laki-laki dan 5 perempuan.
Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Analisis data, data kualitatif hasil pengamatan proses pembelajaran dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dengan siklus II, sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif)  dari hasil belajar kemampuan menulis pantun siswa dianalisis menggunakan deskriptif komparatif  yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus I, dan nilai tes siklus II, kemudian direfleksi.
Hasil penelitian, melalui penerapan model pembelajaran Kontekstual  aktivitas dan kemampuan menulis pantun bagi siswa kelas IV SD Negeri Wirun 01 Semester II tahun pelajaran 2013/2014 meningkat. Dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan aktivitas siswa dalam proses menulis pantun dalam aspek yang diamati yaitu keaktifan dari kategori aktif menjadi sangat aktif, aspek rasa ingin tahu dari kategori  baik menjadi sangat baik, aspek ketelitian dari kategori cukup teliti menjadi teliti, aspek kerjasama dari kategori baik menjadi sangat baik dan kemampuan menulis pantun bagi siswa kelas IV SD Negeri Wirun 01 Semester II tahun pelajaran 2013/2014 meningkat. Dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 6 siswa (42,86%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 14 siswa (100%) meningkat 8 siswa (57,14%). Nilai rata-rata dari 67,64 menjadi 76,93 meningkat sebesar 9,29. 

Kata kunci :  Aktivitas dan Kemampuan Menulis Pantun. Model Pembelajaran Kontekstual.

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang merupakan salah satu aspek untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Menulis sebagai wujud kemahiran berbahasa mempunyai manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat menulis, siswa dituntut berpikir untuk menuangkan gagasan secara tertulis berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Namun dalam kenyataannya kemampuan menulis pantun merupakan masalah yang sulit bagi siswa Sekolah Dasar. Berdasarkan kenyataan aktivitas dan kemampuan menulis pantun bagi siswa kelas IV SD Negeri Wirun 01 Semester I tahun pelajaran 2013/2014 masih rendah. Dari 14 siswa yang mendapat nilai tuntas di atas KKM 70 hanya ada 6 (42,86%) siswa dan yang mendapat nilai di bawah KKM ada 8 (57,14%) siswa, dengan nilai rata-rata kelas 67,64. Sedangkan dilihat dari kemampuan dalam menulis pantun siswa juga masih rendah, dimana saat siswa menulis patun antara sampiran dan isi yang dikemukakan belum nyambung dengan apa yang akan dibicarakan,  siswa sulit dalam merangkai kata sampiran.
Rendahnya aktivitas dan kemampuan menulis pantun disebabkan karena kurangnya fasilitas pembelajaran yang mampu memotivasi siswa untuk merangsang agar siswa senang menulis misalnya siswa diajak membuat majalah dinding. Guru dalam pembelajaran menggunakan banyak menggunakan metode ceramah secara monoton dan memberi tugas, sehingga menimbulkan kejenuhan siswa. Akibatnya siswa tidak terampil menulis pantun karena belum maksimal dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun
Rumusan Masalah
Melalui  penelitian ini akan diungkapkan rumusan masalah sebagai berikut.
1.    Apakah melalui penerapan model pembelajaran Kontekstual aktivitas menulis pantun bagi siswa kelas IV SD Negeri Wirun 01 semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat meningkat?
2.    Apakah melalui penerapan model pembelajaran Kontekstual kemampuan menulis pantun bagi siswa kelas IV SD Negeri Wirun 01 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat meningkat?
3.    Apakah melalui penerapan model pembelajaran Kontekstual aktivitas dan kemampuan menulis pantun bagi siswa kelas IV SD Negeri Wirun 01 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat meningkat?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan khusus dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
1.    Untuk mengetahui peningkatan aktivitas menulis pantun melalui penerapan model pembelajaran Kontekstual  bagi siswa kelas IV SD Negeri Wirun 01 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.
2.    Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis pantun melalui penerapan model pembelajaran Kontekstual  bagi siswa kelas IV SD Negeri Wirun 01 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.
3.    Untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan kemampuan menulis pantun melalui penerapan model pembelajaran Kontekstual  bagi siswa kelas IV SD Negeri Wirun 01 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.
Manfaat Penelitian
1.    Manfaat bagi siswa. Penelitian ini dapat menumbuhkan aktivitas dan kemampuan menulis pantun, serta mengatasi kejenuhan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
2.    Manfaat bagi guru. Memperoleh teori baru tentang model pembelajaran Kontekstual dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru dalam memperbaiki proses pembelajaran.
3.    Manfaat bagi Sekolah. Penelitian ini memberikan masukan yang positif, yaitu dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sebagai alternatif tindakan pembelajaran.

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
Aktivitas Belajar Bahasa Indonesia
Hakikat Aktivitas Belajar
Kegiatan belajar mengajar seharusnya menjadi aktivitas yang bermakna untuk mengaktualisasikan seluruh potensi yang dimiliki anak. Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar. Menurut Hamalik (2006:175), mengatakan penggunaan aktivitas besar nilainya dalam pembelajaran, sebab dengan melakukan aktivitas pada proses pembelajaran, siswa dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa, siswa dapat bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri, siswa dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis, dapat mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, suasana belajar dalam kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran lebih menyenangkan.
Selanjutnya Sanjaya (2009:137), menjelaskan bahwa aktivitas siswa yang dimaksud  adalah aktivitas fisik, mental, termasuk emosional, dan intelektual Aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2001:93).
Dari beberapa uraian difinisi di atas, dapat dikemukakan bahwa  aktivitas belajar  pada intinya merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar, aktivitas penekanannya pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tercipta situasi belajar aktif dan menyenangkan.  
Hakikat Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang diajarkan di Sekolah Dasar, karena Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa Sekolah Dasar (Akhadiah dkk., 1991:1).
Khusus di Sekolah Dasar pembelajaran lebih mengutamakan khusus untuk pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia sederhana melali kegiatan membaca dan menulis atau mengarang (Depdiknas, 2010:195).
Aktivitas Belajar Bahasa Indonesia
Dengan adanya aktivitas belajar Bahasa Indonesia proses yang dialami oleh siswa akan menghasilkan perubahan-perubahan yang meliputi bidang pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap. Perubahan-perubahan inilah yang disebut sebagai hasil belajar (Hamalik, 1990:21).
Aktivitas belajar Bahasa Indonesia merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran menulis pantun. Aktivitas di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan tercipta situasi belajar aktif.   
Kemampuan Menulis Pantun
Hakikat Kemampuan
Kemampuan diartikan sebagai kesanggupan, kecakapan (Hasan, 2005:707). Kemampuan atau ability berarti hasil belajar mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat ditunjukkan, ditampilkan atau didemonstrasikan. Kemampuan dapat berarti pula sebagai kompetensi (Depdiknas, 2004:7).
Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat ditarik simpulan, bahwa kemampuan merupakan hasil proses pembelajaran mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap yang memungkinkan seseorang dapat melakukan aktivitas secara efektif sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Hakikat Menulis 
Menulis menurut Suriamiharja (1996:25) menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. Tarigan (2008:3),  menjelaskan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Hakikat menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca dan memakai bahasa tersebut (Paulus, 2003:2).
 Selanjutnya menurut Rustanto (2008:2), pengertian menulis adalah ekspresi gagasan secara tulis, proses yang kompleks, ilmu dan seni (unik dan menarik), dan merupakan salah satu untuk sukses dan dalam pendidikan dan profesi lain. Selain menggambarkan bahasa, lambang-lambang grafik dalam suatu tulisan juga mengabadikan aspek-aspek di luar bahasa, seperti perasaan, pendapat, dan gagasan seseorang (Harjono, 1988:85).
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat ditarik simpulan mengenai menulis. Menulis disimpulkan sebagai suatu kegiatan komunikasi atau penyampaian pikiran atau perasaan secara tidak langsung yaitu dengan cara membuat huruf atau angka yang bertujuan untuk dibaca oleh pembaca. Menulis dapat membentuk siswa memiliki sikap penganalisis yang andal pada saat membaca, baik itu tulisan sendiri maupun tulisan orang lain. Kemampuan menulis adalah kesanggupan atau kecakapan untuk menulis.
Hakikat Pantun
Menurut Waluyo (2008:9) mengatakan bahwa pantun dan syair menunjukkan ikatan yang kuat dalam hal struktur kebahasaan atau tipografik atau struktur fisiknya. Struktur tematik atau struktur makna dikemukakan menurut aturan jenis pantun atau syair. Ikatan yang memberikan nilai keindahan dalam struktur kebahasaan itu berupa: (1) jumlah suku kata setiap baris, (2) jumlah baris setiap bait, (3) jumlah bait setiap puisi, dan (4) aturan dalam hal rima dan ritma.
Pantun terdiri dari dua bagian, yakni sampiran dan isi. Sampiran merupakan dua baris pantun yang memiliki saran dan bunyi untuk menuju isi. Hubungan antara sampiran dengan isi hanyalah hubungan dalam hal saran dan bunyi itu. Dua baris pantun yang menjadi sampiran saling berhubungan. Hubungan antara sampiran dengan isi dalam sebuah pantun  banyak diselidiki oleh para ahli. Sampiran dengan isi tidak terdapat hubungan makna atau isi, hanya terdapat saran bunyi saja.
Seperti halnya dikatakan oleh Waluyo (2008:10) bahwa pantun adalah puisi asli Indonesia. Hampir di semua daerah di Indonesia terdapat tradisi berpantun. Pantun tepat untuk suasana tertentu, seperti halnya juga karya seni alinnya tepat untuk suasana tertentu pula. Dalam upacara perkawinan banyak digunakan pantun untuk sambutan, penggunaan pantun di sini menimbulkan suasana akrab.
Ciri-ciri pantun: (a) setiap bait terdiri dari empat baris, (b) setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, (c) baris pertama dan kedua sebagai sampiran, (d) baris ketiga dan keempat merupakan isi, (e) bersajak a-b-a-b, (f) berasal dari Melayu (Indonesia). Mengarang atau menulis merupakan kemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang tingkatannya paling tinggi (Nursito, 2000:5).
Dari uraian tersebut di atas dapat diambil simpulan bahwa menulis pantun merupakan usaha untuk menggambarkan perasaan, situasi atau wujud suatu objek yang pernah dilihat, didengar, dirasakan atau dialami seseorang dengan menggunakan kata-kata yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
Menulis Pantun
Pembelajaran pantun adalah suatu proses mengenal, memahami, menghayati, menikmati, menghargai dan menciptakan pantun yang dilakukan oleh siswa dengan difasilitasi oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar bisa terjadi di mana saja, maksudnya dapat di dalam maupun di luar kelas.
Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun tertulis. Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian yaitu: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris paertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya),  dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Pembelajaran menulis pantun pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik, (Mulyasa, 2003:100). Dalam pembelajaran menulis pantun dimulai dari (a) pendahuluan, (b) penentuan sikap praktis, (c) introduksi atau pengantar, (d) penyajian, (e) diskusi, (f) pengukuhan.
Teknik Penilaian Hasil Menulis Pantun
Menurut Sarwiji Suwandi (2009:7) penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah hasil dari suatu proses dan hasil suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan. Genesee dan Uphur (1997:14) mengemukakan bahwa penilaian bahasa dikelas pada dasarnya berkenaan dengan peningkatan mutu pembelajaran. Guru harus secara aktif dan berkesinambungan terlibat dalam kegiatan penilaian. Siswa pun dituntut menjadi partisipasi.

Berdasarkan apa yang harus dievaluasi dalam pembelajaran menulis pantun  tujuan pembelajaran menulis pantun dapat dibagi menjadi dua macam yaitu: (1) tujuan aspek aktivitas menulis pantun, dan (2) tujuan aspek kemampuan menulis pantun.
Pembelajaran Menulis Pantun Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual
Hakikat Model Pembelajaran
Menurut Permana (2001:37), menjelaskan bahwa model pengajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pengajaran, dan membimbing pengajaran di kelas atau yang lain. Model mengajar adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model  pembelajaran suatu rencana atau pola yang digunakan untuk merancang bahan-bahan metode pengajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran di kelas.
Model Pembelajaran Kontekstual
Menurut Suprijono ( 2009:79-80) mendifinisikan bahwa pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, yang mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Senada dengan pendapat di atas (Nurhadi, 2004:103) pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.
Tujuh komponen utama dalam penerapan pembelajaran kontekstual di kelas, yaitu: (a) konstruktivisme, (b) inkuiri, (c) bertanya dan mempertanyakan, (d) masyarakat belajar, (e) menggunakan model (modelling), (f) melakukan refleksi, (g) penilaian yang sebenarnya. (Mulyadi, 2012:35-36).

Pembelajaran Menulis Pantun Melalui Penerapan Model pembelajaran Kontekstual
Secara garis besar penerapan model pembelajaran kontekstual di dalam kelas dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Guru secara klasikal mengulas menjelaskan seperlunya tentang strategi pembelajaran yang harus dilaksanakan siswa, (b) menjelaskan ciri-ciri pantun dan kegunaannya secara klasikal, (c) memberi contoh pembacaan pantun anak yang baik, (d) pembacaan pantun anak secara bergantian di depan kelas, (e) memahami pantun anak dari isinya, (f) mendengarkan pembacaan pantun anak, (g) membentuk kelompok, satu kelas dijadikan empat kelompok. Selanjutnya menuju lokasi pembelajaran yang menarik untuk mendapatkan pengalaman langsung yang disesuaikan dengan situasi sosial dan kondisi lingkungan. Adapun lokasi yang dipilih adalah halaman sekolah, sawah, (h) berbalas pantun anak, (i) bertanya jawab tentang pembacaan pantun anak yang baik, (j) melengkapi pantun anak yang belum selesai, (k) membuat pantun anak sederhana dengan kalimat sendiri, yang temanya sesuai dengan lokasi atau lingkungan pembelajaran, (l) secara kelompok siswa berkompetisi menempelkan hasil penulisan pantun yang telah berhasil disusun, (m) kelompok yang selesai nterlebih dahulu boleh memberi peragaan yel-yel, (n) secara kelompok siswa bertanya jawab antar kelompok untuk mempresentasikan hasil karyanya, (o) kelompok yang mendapat skor paling tinggi diberi hadiah, (p) guru memberi umpan balik hasil pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dengan mengadakan evaluasi berupa tes, (q) guru menilai hasil evaluasi, (r) guru menekankan pada siswa untuk dapat membuat pantun anak secara individu serta mengadakan penilaian sebagai alat ukur tentang keberhasilan siswa dalam menulis pantun, (s) guru memberikan tindak lanjut.
Cara menerapkan model pembelajaran kontekstual dalam menulis pantun dilakukan dengan urutan langkah-langkah sebagai berikut: (a) mengamati objek yang akan ditulis, (b) mencatat unsur-unsur penting dari objek yang akan ditulis, (c) menyusun sampiran yang akan ditulis, (d) menulis sesuai sampiaran yang telah disusun, (e) mendiskusikan hasil tulisan dengan kelompoknya, (f) memperbaiki hasil tulisan berdasarkan hasil diskusi dan arahan guru.

Kerangka Berpikir
Berdasarkan pada landasan teori yang diuraikan di atas dapat dijelaskan kerangka berpikir dalam penelitian sebagai berikut.

















Skema Kerangka Berpikir
Hipotesis tindakan
Berdasarkan kajian dan kerangka berpikir di atas diajukan hipotesis tindakan
sebagai berikut.
1.    Melalui penerapan model pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan aktivitas menulis pantun bagi siswa kelas IV SD Negeri Wirun 01 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.
2.    Melalui penerapan model pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan kemampuan  menulis pantun bagi siswa kelas IV SD Negeri Wirun 01 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.
3.    Melalui penerapan model pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan  menulis pantun bagi siswa kelas IV SD Negeri Wirun 01 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.

METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Waktu dan Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan yaitu bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Mei 2014. Penelitian dilakukan pada waktu itu karena materi yang berhubungan dengan permasalahan menulis pantun  untuk siswa kelas IV masuk materi program semester II tahun pelajaran 2013/2014.
Yang menjadi subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Wirun 01 UPTD Pendidikan Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, dengan jumlah siswa 14 yang terdiri dari 9 laki-laki dan 5 perempuan.
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu data yang berasal dari subjek penelitian dan dari bukan subjek. Sumber data dari subjek penelitian merupakan sumber data primer yaitu tentang aktivitas dan hasil menulis pantun siswa. Data primer tentang aktivitas belajar berupa hasil pengamatan selama pelaksanaan tindakan yang meliputi tentang keaktifan, rasa ingin tahu, ketelitian, dan kerjasama, sedangkan data primer tentang hasil belajar berupa nilai  menulis pantun. Sumber data selain dari subjek penelitian merupakan sumber data sekunder yaitu data hasil pengamatan yang dilakukan dengan kolaborasi dengan teman sejawat.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik dokumentasi, teknik penugasan, dan teknik tes.
Alat Pengumpulan Data:
1.    Dokumen yang berupa daftar nilai/ laporan penilaian, pengolahan dan analisis hasil belajar siswa yang digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar kondisi awal siswa.
2.    Teknik Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar menulis pantun, suatu penilaian terhadap kemampuan menghasilkan tulisan pantun dalam waktu tertentu, dan digunakan untuk menilai hasil menulis pantun dilihat dari sampiran dengan kesesuaian isi pantun yang dikemukakan, organisasi isi, tata bahasa, gaya pilhan struktur dan kosa kata, ejaan dan tata tulis.
3.    Teknis nontes, digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran berupa pedoman pengamatan,  lembar pengamatan dan dokumen foto. Adapun lembar pengamatan yaitu untuk mengetahui aktivitas siswa dalam menulis pantun yang meliputi aspek keaktifan, rasa ingin tahu, ketelitian, dan kerjasama siswa.
Validitas Data dan Analisis Data
Untuk memperoleh data yang valid mengenai aktivitas dan kemampuan menulis pantun siswa kelas IV SD Negeri Wirun 01 semester II tahun pelajaran 2013/2014 yaitu:
1.    Proses pembelajaran siswa (pengamatan) divalidasi dengan melalui trianggulasi sumber yaitu data berasal dari siswa, guru, dan kolaborasi teman sejawat. Data kualitatif  hasil pengamatan menggunakan analisis deskriptif  kualitatif berdasarkan pengamatan dan refleksi dengan membandingkan proses siklus I dan siklus II.
2.    Hasil belajar yang berupa nilai tes yang divalidasi adalah instrumen tes yang berupa butir soal dengan Content Validity diperlukan kisi-kisi  soal. Data yang berupa angka (data kuantitatif menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil nilai  tes kemampuan menulis pantun kondisi awal, nilai tes siklus I, dan nilai tes siklus II kemudian direfleksi).
Prosedur Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan/observasi dan refleksi.




HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Hasil tes kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Nilai Ulangan Harian dan Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
No    Interval Nilai    Frekuensi    Prosentase    Keterangan
1
2
3
4
5
6    40 – 49
50 – 59
60 – 69
70 – 79
80 – 89
90 – 100    -
-
8
4
2
-    -
-
57,14%
28,57%
14,29%
-    -
-
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
-
Jumlah    14    100 %   

Berdasarkan dari tabel di atas tentang hasil nilai pembelajaran menulis pantun kondisi awal kelas IV SD Negeri Wirun 01 Semester II tahun pelajaran 2013/2014 ada 8 siswa atau 57,14% dinyatakan belum tuntas, dan 6 siswa atau 42,86% dinyatakan  tuntas, nilai yang masih di bawah KKM 70 yaitu terdiri dari  8 siswa memperoleh nilai antara 60-69 dan yang mendapat nilai di atas KKM terdiri dari 4 siswa memperoleh nilai antara 70-79, 2 siswa memperoleh nilai antara 80-89. Nilai rata-rata ulangan kondisi awal yaitu 67,64.  
Deskripsi Siklus I
Hasil pengamatan tentang aktivitas proses pembelajaran siswa dan aktivitas guru, aktivitas proses pembelajaran siswa dapat dilihat dalam tabel , yaitu sebagai berikut.
Perolehan Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus I
No    Aspek yang diamati    Jumlah Skor    Rata-rata    Kategori
1
2
3
4    Keaktifan
Rasa ingin tahu
Ketelitian
Kerjasama    38
37
32
37    2,71
2,64
2,29
2,64    Aktif
Baik
Cukup teliti
Baik




            Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel di    bawah ini.
Nilai Ulangan Harian Kemampuan Menulis Pantun  Siklus I
No    Interval Nilai    Frekuensi    Prosentase (%)    Keterangan
1
2
3
4
5
6    40-49
50-59
60-69
70-79
80-89
90-100    -
-
4
8
2
-    -
-
28,57%
57,14%
14,29%
-    -
-
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
-
    Jumlah    14    100%   

Berdasarkan dari tabel di atas tentang hasil nilai pembelajaran menulis pantun siklus I kelas IV SD Negeri Wirun 01 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 ada 4 siswa atau 28,57% dinyatakan belum tuntas dan ada 10 siswa atau 71,43% dinyatakan tuntas. Nilai yang masih di bawah KKM 70 yaitu terdiri dari 4 siswa memperoleh nilai antara 60-69, dan yang mendapat nilai di atas KKM ada 8 siswa memperoleh nilai antara 70-79, dan 2 siswa memperoleh nilai antara 80-89. Nilai rata-rata hasil menulis pantun siklus I yaitu 72,43.
Deskripsi Tindakan Siklus II
Hasil pengamatan tentang proses pembelajaran siswa, proses pembelajaran siswa dapat dilihat dalam tabel, yaitu sebagai berikut. 

Rekap hasil pengamatan proses pembelajaran siklus II
No    Aspek Yang Diamati    Jumlah Skor    Rata-rata    Keterangan
1    Keaktifan    51    3,64    Sangat Aktif
2    Rasa ingin tahu    50    3,57    Sangat Baik
 3    Ketelitian    46    3,29    Teliti
4    Kerjasama    50    3,57    Sangat Baik







           Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Nilai Ulangan Harian dan Ketuntasan Belajar Siklus II
No    Interval Nilai     Frekuensi     Prosentase (%)    Keterangan
1
2
3
4
5
6    40-49
50-59
60-69
70-79
80-89
90-100    -
-
-
8
6
-    -
-
-
57,14%
42,86%
-    -
-
-
Tuntas
Tuntas
-
    Jumlah     14    100%   
          
Berdasarkan tabel di atas hasil nilai dari ketuntasan belajar siswa siklus II dari 14 siswa tidak ada yang memperoleh nilai di bawah KKM 70,00 . Sedangkan siswa yang mendapat nilai tuntas di atas KKM sebanyak 14 siswa (100%) yang terdiri dari 8 siswa memperoleh nilai antara 70-79, 6 siswa memperoleh nilai antara 80-89. Nilai rata-rata tes siklus II adalah 76,93.
Pembahasan/ Diskusi
Dalam pembahasan ini ada 3 hal yang akan dibahas, yaitu meliputi tindakan, aktivitas proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa.

1.    Tindakan
No    Kondisi Awal    Siklus I    Siklus II
1.    Belum menerapkan model pembelajaran Kontekstual     Menerapkan model pembelajaran Kontekstual dengan bimbingan guru      Menerapkan model pembelajaran Kontekstual tanpa bimbingan guru

2.    Aktivitas Proses Pembelajaran
No    Kondisi Awal    Siklus I    Siklus II    Refleksi
1    Siswa
aktivitas siswa dalam proses menulis pantun kurang aktif, rasa ingin tahu kurang, belum teliti, dan kerjasama dengan teman kurang.
































Guru
Pembelajaran   terpusat pada guru belum, menggunakan fasilitas yang dapat merangsang siswa untuk menulis pantun dan belum dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan     Keaktifan
Jumlah skor: 38
Nilai rata-rata: 2,71
Kategori: Aktif








 Rasa ingin tahu
Jumlah skor: 37
Nilai rata-rata: 2,64
Kategori: Baik






Ketelitian
Jumlah skor: 32
Nilai rata-rata: 2,29
Kategori: Cukup teliti





Kerjasama
Jumlah skor: 37
Nilai rata-rata: 2,64
Kategori: Baik






Aktivitas kinerja guru
Jumlah skor: 43
Nilai rata-rata: 3,31
Prosentase: 66,15%
Kategori: Cukup      Keaktifan
Jumlah skor: 51
Nilai rata-rata: 3,64
Kategori: Sangat Aktif







Rasa ingin tahu
Jumlah skor: 50
Nilai rata-rata: 3,57
Kategori: Sangat Baik





Ketelitian
Jumlah skor: 46
Nilai rata-rata: 3,29
Kategori: Teliti





Kerjasama
Jumlah skor: 50
Nilai rata-rata: 3,57
Kategori:Sangat   Baik





Aktivitas kinerja guru
Jumlah skor: 59
Nilai rata-rata: 4,54
Prosentase: 90,77%
Kategori: sangat baik     Dari siklus I ke siklus II, aspek keaktifan terdapat peningkatan jumlah skor dari 38 menjadi 51 meningkat 13. Nilai rata-rata dari 2,71 menjadi 3,64 meningkat 0,93. Dari kategori aktif menjadi sangat aktif.



Aspek rasa ingin tahu terdapat peningkatan jumlah skor dari 37 menjadi 50 meningkat 13. Nilai rata-rata dari 2,64 menjadi 3,57 meningkat 0,93. Dari kategori baik menjadi sangat baik.

 Aspek ketelitian terdapat peningkatann jumlah skor dari 32 menjadi 46 meningkat 14. Nilai rata-rata dari 2,29 menjadi 3,29 meningkat 1,00. Dari kategori cukup teliti menjadi teliti. 

Aspek kerjasama terdapat peningkatan jumlah skor dari 37 menjadi 50 meningkat 13. Nilai rata-rata dari 2,64 menjadi 3,57 meningkat 0,93. Dari kategori baik menjadi sangat baik. 

Aktivitas kinerja guru siklus I dan siklus II terdapat peningkatan jumlah skor 43 menjadi 59 meningkat 16. Nilai rata-rata dari 3,31 menjadi 4,54 meningkat 1,23. Prosentase dari 66,15% menjadi 90,77% meningkat 24,62%. Dari kategori cukup menjadi sangat baik.

3.     Hasil Belajar Siswa
No.    Kondisi Awal    Siklus I    Siklus II    Refleksi Kondisi Awal ke Siklus II
1    Dari 14 siswa yang mendapat nilai : Tuntas 6 siswa (42,86%) dan yang belum tuntas 8 siswa (57,14%)
nilai rata-rata 67,64.    Dari 14 siswa yang mendapat nilai Tuntas 10 siswa (71,43%) dan yang belum tuntas 4 (28,57%)
Nilai rata-rata 72,43    Dari 14 siswa yang mendapat nilai : Tuntas 14 siswa (100%) dengan nilai rata-rata 76,93.     Dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 6 siswa (42,86%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 14 siswa (100%) meningkat 8 siswa (57,14%).  Nilai rata-rata dari 67,64 menjadi  76,93 meningkat sebesar 9,29.
Hasil Penelitian
Berdasarkan pembahasan /diskusi di atas hasil tindakan yang berupa proses pembelajaran dan hasil belajar dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.    Proses Pembelajaran Siswa
Dari Siklus I ke Siklus II terdapat peningkatan aktivitas siswa dalam proses menulis pantun dalam aspek yang diamati yaitu aspek keaktifan dari  kategori aktif  menjadi sangat aktif, aspek rasa ingin tahu dari kategori baik  menjadi sangat baik, dan aspek ketelitian dari kategori cukup teliti menjadi teliti, aspek kerjasama dari kategori baik menjadi sangat baik.
2.    Hasil belajar Siswa
Dari kondisi awal ke Siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 6 siswa (42,86%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 14 (100%) meningkat 8 siswa (57,14%). Nilai rata-rata dari 67,64 menjadi 76,93 meningkat sebesar 9,29.

PENUTUP
Simpulan
Menurut teoretik dan empirik hasil penelitian tindakan kelas melalui penerapan model pembelajaran Kontekstual dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.    Melalui penerapan model pembelajaran Kontekstual aktivitas menulis pantun bagi siswa kelas IV SD Negeri Wirun 01 Semester II tahun pelajaran 2013/2014 meningkat. Dari Siklus I ke Siklus II terdapat peningkatan aktivitas siswa dalam proses menulis pantun dalam aspek yang diamati yaitu aspek keaktifan dari kriteria aktif menjadi sangat aktif, aspek rasa ingin tahu dari kriteria baik menjadi sangat baik dan aspek ketelitian dari kriteria cukup teliti menjadi teliti, aspek kerjasama dari kriteria baik menjadi sangat baik.
2.    Melalui penerapan model pembelajaran Kontekstual kemampuan menulis pantun bagi siswa kelas IV SD Negeri Wirun 01 semester II tahun pelajaran 2013/2014 meningkat. Dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 6 siswa (42,86%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 14 siswa (100%) meningkat 8 siswa (57,17%). Nilai rata-rata dari 67,64 menjadi 76,93 meningkat sebesar 9,29.
3.    Melalui penerapan model pembelajaran Kontekstual aktivitas dan kemampuan menulis pantun bagi siswa kelas IV SD Negeri Wirun 01 semester II tahun pelajaran 2013/2014 meningkat dari kondisi awal ke kondisi akhir.
Implikasi
Berdasarkan kajian teori serta penerapan model pembelajaran Kontekstual untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
1.    Mendapat teori baru tentang berbagai model pembelajaran yang inovatif dan kreatif menuju proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, yaitu model pembelajaran Kontekstual yang menyenangkan dan dapat memupuk sikap kerjasama yang baik.
2.    Sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas selanjutnya dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran.
Saran
1.    Saran bagi siswa, agar siswa dapat mengikuti  proses pembelajaran lebih aktif, dapat bekerjasama, dengan suasana yang menyenangkan tanpa rasa takut.
2.    Saran bagi guru, memberikan bekal dan solusi pemecahan agar dapat menerapkan dan mengembangkan dalam memilih serta menerapkan model pembelajaran inovatif di kelas yang menjadi tanggungjawab professional guru.
3.    Saran bagi sekolah, memberikan berbagai alternatif tindakan pembelajaran dalam mengembangkan model pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.

DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1991. Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Depdiknas. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Indonesia SMP. Jakarta: Dirjendikdasmen.

________. 2010. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: BSNP.

Hamalik, Oemar. 1990. Metoda Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.

______________. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Harjono, Sartinah. 1988. Prinsip-Prinsip Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Depdikbud.

Hasan, Alwi. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Mujiyanto, Paulus. 2003. Pembelajaran Keterampilan Menulis di Sekolah Dasar. Semarang: Balai Penataran Guru.

Mulyadi. 2012. Pedagogi Khusus Model Pembelajaran Inovatif di Sekolah Dasar/MI. Surakarta: Badan Penerbit FKIP-UMS.

Nurhadi. 2008. Teknik Jitu Menjadi Pembaca Terampil. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nursito. 2000. Penuntun Mengarang. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Permana, Johar. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Maulana.

Rustanto. 2008. Menulis dan Model Pembelajaran. Semarang: Fakultas Bahasa dan Seni UNES.

Sanjaya, Wina.2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suriamiharja, Agus. 1996. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud.

Susilo. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Pubhliser.

Suwandi, Sarwiji. 2009. Model Assesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Panitiz Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.

Tarigan, Henry Guntur.2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tim Pena Guru. 2010. Remen Basa Jawi SD/MI Kelas VI. Jakarta: Erlangga.

Upshur dan Genesee. 1977. Classrom-Blased Evaluation in Second Language Education. Cambridge: University Press.




Posting Komentar

0 Komentar