Terbaru

6/recent/ticker-posts

PTK KELAS IV SD: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI DENGAN METODE KWL (KNOW, WANT, LEARNED) SEMESTER I KELAS IV SD

UPAYA PENINGKATAN  HASIL BELAJAR  IPS MELALUI PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI    DENGAN  METODE  KWL (KNOW, WANT, LEARNED) SEMESTER I KELAS IV SD


ABSTRAK

Upaya untuk mengatasi dan meningkatkan keberhasilan pembelajaran IPS dengan cara meningkatkan pemahaman konsep pada materi-materi IPS yaitu dengan menggunakan metode membaca KWL (Know, Want, Learned) dimana peserta didik aktif melakukan pekerjaan besar yang harus dilakukan. Peserta didik aktif melakukan otak atas pekerjaan yang harus dilakukan peserta didik untuk mengeluarkan gagasan, pemecahan masalah dan dapat menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung dan menarik hati dalam belajar.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah Apakah melalui metode membaca KWL (Know, Want, Learned) dapat meningkatkan pemahaman konsep tentang koperasi pada pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN Juron 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo?
Berdasarkan hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan menggunakan metode pembelajaran aktif melalui metode KWL (Know, Want, Learned) dalam pembelajaran IPS dengan materi koperasi pada siswa kelas IV SDN Juron I Nguter Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo diperoleh simpulan Keaktifan belajar siswa kela IV SDN Juron I Nguter Sukoharjo dalam mengikuti proses belajar mengajar pada mata pelajaran IPS dengan materi koperasi mengalami peningkatan, dimana diperoleh hasil prosentase pencapaian tingkat ketuntasan siswa dari siklus I sebesar 60%, siklus II meningkat sebesar 86,67%. Hasil tersebut menujukkan bahwa dengan penerapan metode pembelajaran aktif melalui metode KWL (Kwon, Want, Learned) dapat meningkatkan keaktifan siswa. Hasil belajar siswa kelas IV SDN I Juron Nguter mengalami peningkatan pada mata pelajaran IPS dengan materi koperasi. 



Kata Kunci : KWL (Know, Want, Learned), meningkatkan hasil belajar siswa


PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kegiatan pembelajaran di sekolah dasar merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan pada umumnya, yang bertujuan membawa peserta didik menuju pada keadaan yang lebih baik “Keberhasilan suatu proses pembelajaran dilihat dari ketercapaian peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Keberhasilan yang dimaksud dapat diamati dari dua sisi, yaitu dari tingkatan pemahaman dan penguasaan materi yang diberikan oleh guru” (Nana Sudjana, 2004: 23).
  Dengan demikian dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional., maka perlu meningkatkan hasil belajar di sekolah dengan cara meningkatkan pemahaman konsep pada materi ajar. Mata pelajaran IPS juga perlu mendapat perhatian yang serius. Pada kenyataannya bahwa hasil belajar IPS pada materi tertentu saat ini masih rendah. 
Hal tersebut kebanyakan dikarenakan lemahnya daya ingat dan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Peserta didik kurang tertarik, cenderung pasif dan bosan dengan cara guru menyampaikan materi selama proses pembelajaran berlangsung, peserta didik hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan dari guru dan sesekali menjawab jika guru bertanya, itupun hanya sebagian kecil saja. Jadi pemahaman konsep peserta didik rendah.
Salah satunya dengan metode membaca KWL (Know, Want, Learned). Metode  KWL memberikan kepada siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif siswa sebelum, saat dan sesudah membaca. Strategi ini membantu mereka memikirkan informasi baru yang diterimanya. Strategi ini juga bisa memperkuat kemampuan siswa mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik. Siswa juga bisa menilai hasil belajar mereka sendiri.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin mengadakan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV SDN Juron 1 Sukoharjo dengan judul “Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Koperasi Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Metode Membaca KWL (Know, Want, Learned) Siswa Kelas IV SDN Juron 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013”. 
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas timbul permasalahan yaitu:
1.    Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
2.    Siswa sulit memahami konsep koperasi yang diajarkan oleh guru
3.    Metode yang digunakan guru tidak bervariasi, sehingga siswa cepat merasa bosan
4.    Dengan rasa kebosanan atau kejenuhan siswa, siswa berkurang konsentrsi dalam pembelajaran sehingga pemahaman suatu konsep materi menjadi lemah atau berkurang
Perumusan Masalah
  Apakah melalui metode membaca KWL (Know, Want, Learned) dapat meningkatkan pemahaman konsep tentang koperasi pada pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN Juron 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo?
A.    Tujuan Penelitian
    Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep koperasi pada pembelajaran IPS melalui metode membaca KWL (Know, Want, Learned) pada siswa kelas IV SDN Juron 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013.
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat dalam memberikan sumbangan pada pembelajaran IPS dan sebagai salah satu cara dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan cara meningkatkan pemahaman konsep melalui metode membaca KWL (Know, Want, Learned)
Manfaat praktis
Bagi sekolah
    Dengan adanya pembelajaran yang baik dengan penggunaan metode yang efektif, maka dapat mewujudkan peserta didik yang cerdas, terampil, bersikap baik dan berprestasi sehingga mutu pendidikan sekolah dapat meningkat.
Bagi guru
Penelitian ini dapat memberikan masukan-masukan pada guru agar dapat menerapkan strategi pembelajaran selain ceramah yang lebih bervariasi sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran 
Bagi siswa
1)    Dapat menunjang proses belajar peserta didik, diantaranya peserta didik mudah memahami konsep materi yang diberikan serta meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik.
2)    Meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran
3)    Meningkatkan daya imajinasi siswa dalam pembelajaran
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kajian Teori
Hakekat Pembelajaran
Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:297) adalah “kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.
UU SPN No. 20 tahun 2003 menyatakan “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan”. Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. 
Pembelajaran IPS
    Pembelajaran menurut Resnik yang dikutip oleh Martorella  (1991), tidak dapat diartikan secara sederhana sebagai alih informasi pengetahuan dan keterampilan ke dalam benak peserta didik. 
    Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial serta berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia (Depdiknas,2004). http//definisi pengertian.blogspot.com/2010/09/pengertian-ips.html.
Pengajaran pengetahuan sosial di SD berfungsi mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan sejarah berfungsi untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan bangga terhadap perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini (Depdikbud, 1997 ).   http//definisi-pengertian.blogspot.com/2010/09/pengertian-pengajaranips.html
Membaca KWL (Know, Want, Learned)
Konsep Pembelajaran Membaca
Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar bahwa membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, rumit, yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Dengan perkataan lain, keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu :
1.    Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca.
2.    Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal.
3.    Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning. (Broghton (et al), 1978:90 dalam Tarigan (1979:11) Keterampilan A merupakan suatu kemampuan untuk mengenal bentuk-bentuk yang disesuaikan dengan mode yang berupa gambar, gambar diatas suatu lembaran, lengkungan-lengkungan, garis-garis, dan titik-titik dalam hubungan-hubungan berpola yang teratur rapi. Keterampilan B merupakan suatu kemampuan untuk menghubungkan tanda-tanda hitam diatas kertas -yaitu gambar-gambar berpola tersebut dengan bahasa . Hubungan-hubungan itu jelas sekali terlihat terjadi atara unsur-unsur dari pola-pola tersebut diatas kertas dan unsur-unsur bahasa yang formal. Keterampilan ketiga atau C yang mencakup keseluruhan keterampilan membaca, pada hakikatnya merupakan keterampilan intelektual; ini merupakan kemampuan atau abilitas untuk menghubungkan tanda-tanda hitam diatas kertas melalui unsur-unsur bahasa yang formal, yaitu kata-kata sebagai bunyi, dengan makna yang dilambangkan oleh kata-kata tersebut (Broghton (et al), 1978:90 dalam Tarigan (1979:12)). Pembelajaran membaca merupakan kemampuan pemahaman yang diajarkan secara seimbang dan terpadu. Seimbang dalam arti pembelajaran membaca disampaikan secara seimbang dengan keterampilan berbahasa lain. 
Membaca
     Secara singkat dapat dikatakan bahwa membaca adalah memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung didalam bahan tertulis (Finochiaro and Bonorno, 1973:119). Membaca adalah memahmi pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya (Lando, 1976:132).
Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses pembacaan sandi dan memahami pola bahasa untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis kepada pembaca dan memahami arti atau makna yang terkandung didalam bahasa tulis.
Tujuan Membaca
    Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita membaca. 
Metode Membaca
Metode SQ3R
    Banyak ahli di bidang pendidikan dan baca cepat mengajarkan metode membaca yang meliputi tahapan berikut :
1)    Survey,  2) Question, 3) Read,  4) Recite  5) Review
    Teknik ini dikenal dengan nama SQ3R. Ada pula teknik yang mirip dengan nama sedikit berbeda seperti PQRST (Preview – Question – Read – Summarize – Test) atau dalam buku The Evelyn Wood Seven-Day Speed Reading and Learning Program. Stanley D. Frank menjelaskan teknik yang disebut Pembacaan Berlapis (Layered Reading) dengan tahapan; Overview – Preview – Reading – Postview – Review).
Proses KWL
    Metode ini merupakan salah satu metode membaca yang bisa diterapkan instansi pendidikan baik Sekolah Dasar, Menengah, ataupun Kejuruan. Metode ini menuntut kemampuan dan pengetahuan siswa sebelum dan sesudah membaca. KWL adalah singkatan dari :
K (know) Apa yang telah diketahui (sebelum membaca).
W (want) Apa yang hendak diketahui (sebelum membaca).
L (learned) Apa yang telah diketahui (setelah membaca).
Teori tersebut ialah suatu teknik membaca kritis dimana pembaca mengingat dahulu apa yang telah diketahui atau menentukan apa yang ingin diketahui melakukan pembacaan (bahan yang telah dipilih) mengetahui apa yang telah diperoleh dari pembacaan yang baru dilakukan.
Metode Pembelajaran Membaca KWL
Metode membaca KWL (Know, Want, Learned)
    Metode KWL memberikan kepada siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif siswa sebelum, saat, dan sesudah membaca. Strategi ini membantu mereka memikirkan informasi baru yang diterimanya. Metode ini juga bisa memperkuat kemampuan siswa mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik. Siswa juga bisa menilai hasil belajar mereka sendiri (Rahim, 2007:41).
    Metode ini dikembangkan oleh Ogle (dalam Rahim, 2007:41) untuk membantu guru menghidupkan latar belakang pengetahuan dan minat siswa terhadap suatu topik. Strategi KWL melibatkan tiga langkah dasar yang menuntun siswa dalam memberikan suatu jalan tentang apa yang telah mereka ketahui, menentukan apa yang ingin mereka ketahui, dan mengingat kembali apa yang mereka pelajari dari membaca.
PENELITIAN YANG RELEVAN
    Penelitian tentang metode pembelajaran membaca KWL (Know, Want, Learned) pernah dilakukan oleh Maulani (2008) dalam laporan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Metode Membaca KWL Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Siswa Kelas III SDN Sukamaju Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang”. Dalam penelitian tersebut telah disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran KWL (Know, Want, Learned) dapat meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas III SDN Sukamaju Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang.
Penelitian tersebut diatas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa dan juga meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
KERANGKA BERPIKIR

GB. 1: Skema Kerangka Berpikir

HIPOTESIS TINDAKAN
    Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu : “Dengan penerapan Metode Pembelajaran Membaca KWL (Know, Want, Learned) dapat meningkatkan Pemahaman Konsep Koperasi dalam proses pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN 01 Juron 01 tahun Pelajaran 2012/2013.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah kelas IV SD Negeri Juron 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo
Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di kelas IV SD Negeri Juron 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo, dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2012/2013 selama 4 (empat) bulan yaitu sejak bulan Agustus sampai Nopember 2012
Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri Juron 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013.
Prosedur Penelitian
Menurut Arikunto (2006: 16-20) model penelitian tindakan kelas adalah secara garis besar terdapat empat tahapan yang harus dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Rincian tahapan-tahapan penelitian tersebut sebagai berikut :
Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Keadaan siswa atau perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran yang dinilai oleh guru.
2.    Situasi kelas saat pembelajaran yang dinilai oleh guru
3.    Dokumen atau arsip yang digunakan meliputi data jumlah siswa, daftar nilai IPS kelas
IV, silabus, RPP dan data lain yang menunjang pelaksanaan penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulakan data pada penelitian ini adalah: Observasi, Interview,  Catatan lapangan,Tes dan dokumentasi
D.    Indikator Keberhasilan
 Untuk dapat mengukur keberhasilan suatu tindakan diperlukan indikator pencapaian, yang menjadi indikator pencapaian dalam penelitian ini berdasarkan. Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS setelah diadakan postest yaitu 80 % siswa nilainya sesuai dengan KKM  ≥ 70
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Tabel 2. Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal
No    Uraian    Nilai Ulangan Harian
1
2
3
4    Nilai terendah
Nilai tertinggi
Nilai rata-rata
Rentang Nilai    40
70
 5,33
35
Tabel 3 Daftar Nilai Pra siklus
No.    Nama    Nilai    Keterangan
1.    Ikhsan Mujahid    50    Tidak Tuntas
2.    Nadia Putri Pramesti    70    Tuntas
3.    Tri Sutrisno    50    Tidak tuntas
4.    Galih Adi Prasetyo    70    Tuntas
5.    Muhamad Ridwan    50    Tidak tuntas
6.    Muhamad Ghifari     40    Tidak tuntas
7.    Rafael Berznep Apriyoga    40    Tidak tuntas
8.    Klarissa Putri    50    Tidak tuntas
9.    Irsyad Adi Brata    60    Tidak tuntas
10.    Yuniar Nur Shanti    40    Tidak tuntas
11.    Desnia Ayu     60    Tidak tuntas
12    Shinta Kamila    70    Tuntas
13    Putri Karenina    50    Tidak Tuntas
14    Reinita Kusuma Wardani    70    Tuntas
15    Zulaicha Sholihah    60    Tidak Tuntas
    Nilai rata-rata    55,33    Dibawah KKM
    Siswa yang mencapai KKM    26,67 %   
Sumber : Data hasil penelitian
1.    Nilai rata-rata  : 55,33
2.    Nilai KKM : 70
3.    Siswa yang mendapat nilai di atas KKM : 4 siswa
4.    Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM :
Deskripsi Pelaksanaan
Deskripsi Siklus I
    Pada pembelajaran pra siklus diketahu dari 15 siswa terdapat 11 siswa yang belum mencapai taraf kekuntasan atau kurang lebih 73,34% siswa belum tuntas. Sedangkan setelah diberikan tindakan pada siswa dengan menggunakan metode KWL nilai formatif siswa meningkat yakni dari 11 siswa yang belum mencapai taraf ketuntasan atau kurang lebih 73,34% siswa belum tuntas. Sedangkan setelah diberikan tindakan pada siswa dengan menggunakan metode membaca KWL nilai formatif siswa meningkat, yakni dari 11 siswa yang belum tuntas, telah berkurang menjadi 6 siswa atau 40% yang belum tuntas. Sebagaimana instrumen yang telah dibuat oleh peneliti, maka pengamatan dilakukan tidak hanya pada kegiatan siswa saja tetapi juga kegiatan guru selama proses belajar mengajar di kelas.
Refleksi 
  Refleksi ini berkaitan dengan kelemahan dan kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung yang dapat dideskripsikan. Oleh karena keadaan itulah maka guru perlu mengadakan pembelajaran siklus II dengan tujuan menyempurnakan berbagai kelemahan dalam pembelajaran siklus I agar terjadi peningkatan ketuntasan  atau  pemahaman siswa tentang konsep koperasi. 
Tabel 3. Daftar Nilai Siklus I 
No.    Nama    Nilai    Keterangan
1.    Ikhsan Mujahid    70    Tuntas
2.    Nadia Putri Pramesti    80    Tuntas
3.    Tri Sutrisno    60    Tidak tuntas
4.    Galih Adi Prasetyo    80    Tuntas
5.    Muhamad Ridwan    60    Tidak tuntas
6.    Muhamad Ghifari     50    Tidak tuntas
7.    Rafael Berznep Apriyoga    60    Tidak tuntas
8.    Klarissa Putri    60    Tidak tuntas
9.    Irsyad Adi Brata    70    tuntas
10.    Yuniar Nur Shanti    50    Tidak tuntas
11.    Desnia Ayu     70    Tuntas
12    Shinta Kamila    85    Tuntas
13    Putri Karenina    70    Tuntas
14    Reinita Kusuma Wardani    90    Tuntas
15    Zulaicha Sholihah    70    Tuntas
    Nilai rata-rata    63,67    Dibawah KKM
    Siswa yang mencapai KKM    60 %   
Sumber : Data hasil penelitian
1.    Nilai rata-rata  : 63,67
2.    Nilai KKM : 70
3.    Siswa yang mendapat nilai di atas KKM : 9 siswa
4.    Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM : 6 siswa
    Dari tabel pencapaian nilai siswa diatas menunjukkan bahwa nilai siswa pada pelajaran IPS kelas IV dengan perolehan nilai tertinggi adalah 90 sebanyak 1 orang, nilai 85 sebanyak 1 orang, nilai 80 sebanyak 2 orang, nilai 70 sebanyak 5 orang, nilai 60 sebanyak 4 orang dan nilai 50 sebanyak 2 orang. Dari hasil observasidan refleksi siklus I ternyata hasil belajar belum tuntas, maka dilaksanakanlah pembelajaran siklus II. 

  
Gambar 1. Grafik Perolehan Nilai Siklus I
Keterangan
 Hijau  : Nilai  50
Merah  : Nilai 60
Hijau   : Nilai  Lebih dari 70
Deskripsi Siklus II
Hasil refleksi dan observasi siklus I, dietahui belum maksimal penguasaan materi oleh siswa, yaitu dari 15 siswa pada siklus I terdapat 6 siswa atau 40 % yang belum mencapai ketuntasan, ini berarti baru 9 siswa atau 60% siswa yang telah mencapai tuntas. Berdasarkan keadaan itu maka dilakukanlah pembelajaran siklus II. Pada pembelajaran siklus II menerapkan langkah-langkah sebagai berikut:
Refleksi
    Pada tahap refleksi dilakukan pencatatan terhadap proses kemunculan permasalahan, hambatan dan alternatif penyelesaian masalah yang ada selama proses pembelajaran siklus II. Observasi pada proses pembelajaran siklus II, kegiatan guru serta siswa telah meningkat aktivitasnya, serta hasil belajar siswa telah mencapai ketuntasan sebagaimana indikator kinerja 80% yang ditargetkan. Pada pembelajaran siklus II data nilai siswa pembelajaran IPS tentang koperasi diketahui dari 15 siswa ada 13 siswa yang telah tuntas, atau 86,67% dari prosentase jumlah seluruh siswa. Jadi dari 15 siswa yang belum tuntas tinggal 2 siswa atau  13,33%. Jadi taraf ketuntasan siswa pada pembelajaran siklus II 86,67%, jika dilihat dari indikator pencapaian ketuntasan yakni 80% telah melampaui batas ketuntasan sebesar 80%. Jika dilihat besarnya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II adalah 26.67%.

Tabel IV
 Hasil Nilai Siklus II 
No.    Nama    Nilai    Keterangan
1.    Ikhsan Mujahid    80    Tuntas
2.    Nadia Putri Pramesti    100    Tuntas
3.    Tri Sutrisno    80    Tuntas
4.    Galih Adi Prasetyo    90    Tuntas
5.    Muhamad Ridwan    70    Tuntas
6.    Muhamad Ghifari     60    Tidak tuntas
7.    Rafael Berznep Apriyoga    70    Tuntas
8.    Klarissa Putri    80    Tuntas
9.    Irsyad Adi Brata    80    Tuntas
10.    Yuniar Nur Shanti    60    Tidak tuntas
11.    Desnia Ayu     80    Tuntas
12    Shinta Kamila    95    Tuntas
13    Putri Karenina    80    Tuntas
14    Reinita Kusuma Wardani    100    Tuntas
15    Zulaicha Sholihah    80    Tuntas
    Nilai rata-rata    80,33    Diatas KKM
    Siswa yang mencapai KKM    13,33 %   
Sumber : Data hasil penelitian
5.    Nilai rata-rata  : 80,33
6.    Nilai KKM : 70
7.    Siswa yang mendapat nilai di atas KKM : 13 siswa
8.    Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM : 2 siswa
    Dari tabel pencapaian nilai siswa diatas menunjukkan bahwa nilai siswa pada pelajaran IPS kelas IV dengan perolehan nilai tertinggi adalah 100 sebanyak 2 orang, nilai 95 sebanyak 1 orang, nilai 90 sebanyak 2 orang, nilai 80 sebanyak 7 orang, nilai 70 sebanyak 2 orang dan nilai 60 sebanyak 2 orang. Dari hasil observasi dan refleksi siklus II ternyata hasil belajar telah mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata kelas sebesar 80,33 dan ketuntasan secara klasikal sebesar 86,68% telah diatas indikator pencapaian 80%.

Gambar 2: Grafik Nilai Siklus 2
Keterangan
Hijau   :  Nilai  60
Merah  :  Nilai 70
Hiaju   :  Nilai  80
Ungu   :  Nilai  90
C.    Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian yang kami lakukan adalah bahwa pada pembelajaran dengan metode membaca KWL ini dilaksanakan 2 siklus. Pelaksanaan pembelajaran pada kedua siklus yang telah diuraikan didepan menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa yang dilihat dari indikator perolehan nilai evaluasi siswa setelah melalui proses pembelajaran dengan metode membaca KWL.
Selain dianalisis dari nilai evaluasi siswa juga dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa lebih meningkat, yang dapat diketahui dari lembar observasi kegiatan siswa. Dari hasil pembelajaran masing-masing siklus dapat diuraikan bahwa pembelajaran pra siklus  diketahui dari jumlah 15 siswa baru terdapat 4 siswa yang tuntas atau sekitar 26,67% dari prosentase jumlah seluruh anak atau masih ada 73,33% yang belum tuntas. Kondisi ini menunjukkan bahwa pembelajaran belum berhasil. Sedangkan ketidakberhasilan siswa mencapai taraf tuntas, dapat dianalisis beberapa fakta saat pembelajaran dengan menggunakan metode yang konvensional yakni ceramah, Tanya jawab dan pemberian tugas.
Dari data nilai siswa pembelajaran tentang konsep koperasi pada siklus I diketahui bahwa dari 15 siswa masih terdapat 6 siswa atau sebanyak 40% yang belum mencapai taraf ketuntasan. Jadi dari 15 siswa yang telah tuntas ada 9 siswa atau 60 % dari prosentase jumlah anak keseluruhan. Dilihat dari hasil nilai ketuntasan anak telah terjadi peningkatan ketuntasan siswa dari kondisi awal dibandingkan dengan pembelajaran siklus I. Kenaikan ketuntasan kurang lebih 33,33% dari pembelajaran kondisi awal atau pra siklus dengan hasil siklus I.
Pada siklus II telah mencapai target ketuntasan yakni dari 15 siswa tinggal 2 siswa yang belum mencapai ketuntasan atau 13,33% yang belum tuntas, jadi yang telah tuntas sebanyak 86,67%. Artinya 86,67% yang telah tuntas diatas indikator pencapaian 80 %. Peningkatan hasil belajar siswa dari pembelajaran pra siklus ke siklus I  33,33%, kemudian dari siklus I ke siklus II meningkat 26,67%.   
Tabel V
Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata Pelajaran IPS
    Sebelum Tindakan    Siklus I    Siklus II
Di atas KKM    4    26,67 %    9    60 %    13    86,67 %
Di bawah KKM    11    73,33 %    6    40 %    2    13,33 %
Pembahasan
Pra siklus
Dari jumlah 15 siswa baru terdapat 4 siswa yang tuntas atau sekitar 26,67% dari persentase jumlah seluruh siswa atau masih ada 11 siswa atau 73,33% yang belum tuntas.
Siklus I
Dari 15 siswa masih terdapat 6 siswa atau 40 % yang belum mencapai taraf tuntas dari KKM 70. Jadi dari 15 siswa yang telah tuntas ada 9 siswa atau 60 % dari prosentase jumlah anak keseluruhan. Dilihat dari hasil nilai ketuntasan anak tersebut telah terjadi peningkatan ketuntasan siswa dari kondisi awal.
Siklus II
Pada siklus II telah mencapai target ketuntasan yakni dari 15 siswa tinggal 2 siswa yang belum tuntas yaitu 13,33 % yang belum tuntas. Jadi yang telah tuntas 86,67 %.
Jadi siswa yang tuntas pada siklus II mencapai 86,67 %. Ketuntasan tersebut sudah mencapai indikator pencapaian yaitu 80 % bahkan melebihi 6,67 %. Sehingga dengan adanya teori-teori yang ada pada halaman depan, maka dapat ditemukan jawaban setelah diadakan penelitian. Bahwa teori-teori tersebut relevan dalam hal pembelajaran dengan metode membaca KWL (Know, Want, Learned) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Juron 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1.    Proses pembelajaran melalui metode membawa KWL (Know, Want, Learned) dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep koperasi
2.     Melalui penggunaan metode membaca KWL (Know, Want, Learned) meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan materi pokok koperasi.
3.    Hipotesis penelitian yang berbunyi “Dengan penerapan metode membaca KWL (Know, Want, Learned) dapat meningkatkan pemahaman konsep koperasi dalam proses pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Juron 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013” dapat terjawab.
Saran
Bagi sekolah
    Sekolah hendaknya lebih meningkatkan potensi yang ada guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu pembelajaran melalui pemenuhan sarana dan pra sarana serta peran serta guru, wali murid serta komite sekolah untuk memberikan kontrol dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
Bagi guru 
a.    Guru selalu inovatif mengikuti perkembangan pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman materi yang disampaikan kepada anak.
b.    Pembelajaran yang aktif harus difokuskan pada siswa agar siswa dapat lebih
    berkesempatan mengembangkan kemampuan berpikir








DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tidakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

_________________2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bumi aksara

Aqip Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. Yirama Widya

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2006, tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas

Koentjaraningrat. 2000. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Moleong. Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya

Nana Sudjana. 2004. Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Rahim. Farida, 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara

Sagala, Syaifudin. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Tarigan, Henry, Gun 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkas

Posting Komentar

0 Komentar