sumber: http://angdidi.blogspot.com/2011/03/contoh-lengkap-tap-pkp-tugas-akhir.html
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah ataupun di dalam kelas berupaya untuk mencapai prestasi belajar siswa atau mencapai tujuan belajar. Karena adanya tujuan yang hendak dicapai, maka proses dalam mencapai tujuan itu harus dilakukan. Tujuan pembelajaran atau prestasi belajar yang dicapai oleh siswa paling tidak terdpaat tiga tujuan yakni kognitif, afektif dan psikomotorik sebagaimana yang diurakatn oleh E. Mulyasa (2001: 110) bahwa “ Tujuan belajar yang hendak dicapai terdiri dari tiga macam yaitu kognitif, efekrif dan psikomotorik.” Gambar dari komprenehsif dari tiga unsur tersebut, yaitu:
1. Domain Kognitif (Cognitif Domain)
Domain ini menyangkut prilaku berpikir dan mengetahui cara memecahkan masalah. Domain ini terdiri dari:
a. Pengetahuan (Knowlegde) yaitu kemampuan mengungkapkan materi yang telah dipelajari.
b. Pemahaman (Comprehention) yaitu kemampuan memahami arti suatu bahan yang telah dipelajari.
c. Penerapan (Aplication) yakni menggunakan bahan yang telah dipelajari situasi nyata dalam kehidupan.
d. Analisis (Analysis) yaitu menguraikan bahan yang telah dipelajari ke dalam bagian-bagian sehingga susunannya dapat dimengerti.
e. Sintesis (Synthesis) yaitu kemampuan untuk menghinpun bagian-bagian ke dalam suatu kesatuan/keseluruhan yang utuh.
f. Evaluasi (Evalution) yakni kemampuan menggunakan pengetahuan untuk mengathui nilai terhadap sesuatu berdasarkan criteria tertentu.
2. Domain Afektif (Affective Domain)
Domain ini berkaitan dengan prilaku, nilai-nilai, interes, apresiasi seta penyesuaian perasaan social. Domain ini terdiri dari:
a. Menerima (Receiving) yakni kemampuan dan kesediaan untuk mempertahankan sesuatu.
b. Menanggapi (Responding) yaitu kemampuan untuk aktif dalam kegiatan.
c. Menghargai (Valuening) yaitu menghargai dan menerima nilai, benda dan gejala perbuatan tertentu.
d. Mengatur (Organization) yaitu memadukan berbagai nilai yang berbeda berdasarkan suatu sistem nilai tertentu, seperti menyadari keselarasan antara hak dan kewajiban.
e. Mengkarakteristikan (Characterization by a value Complex) yaitu memeliki system nilai yang mampu mengendalikan perbuatan dan penyelarasan prilakunya sesuai system niali tersebut.
3. Domain Psikomotor ( Psychomotor Domain)
Domain psikomotor adalah kemampuan yang berkaitan dengan kegiatan otot dan kegiatan fisik. Domain ini terdiri dari:
a. Persepsi (Percption) yaitu kemampuan menggunakan indera suatu kegiatan, misalnya kerusakan mesin dengan suaranya.
b. Kesiapan (Set) yaitu kemampuan untuk melakukan suatu kegiatan atau tindakan, baik bersifat fisik, mental maupun emosional.
c. Mekanisme (Mechanisme) yaitu kemampuan untuk memberikan respon dari apa yang telah dipelajari dengan gerakan yang mahir.
d. Respon terbimbing (Guide Response) yaitu kemampuan untuk melaksanakan perbuatan yang ditujukan oleh orang lain, baik meniru atau mencoba.
e. Kemahiran (Complex Overt Response) yakni kemampuan untuk menampilkan gerakan motorik dengan ketarmpialn penuh (mahir, cepat dan tepat).
f. Adaptasi (Adaptation) yakni kemampuan untuk memodifikasi/ menyesuaikan gerakannya sesuai dengan situasi tertentu.
g. Organisasi (Organization) yaitu kemampuan untuk menciptakan pola gerakan baru untuk mengembangkan keterampilan tertentu, misalnya gerakan tari.
Dengan kata lain ketiga tujuan tersebut dapat diartikan seabgai berikut: Pertama, tujuan afektif yakni tujuan meningkatkan kemampuan hati atau mengolah perasaan dalam jiwa. Kedua, tujuan kognitif yakni tujuan meningkatkan kemampuan akal atau daya pikir. Ketiga, tujuan psikomotorik yakni tujuan meningkatkan kemampuan praktis atau kemampuan fisik. Tercapainya tujuan belajar menjadikan seseorang memiliki kompetensi dari hasil belajar.
Walaupun tujuan pembelajaran telah dihariskan dan dijelaskan kepada anak didik terkadang tidak tercapai tujuan belajar itu. Seperti halnya yang terjadi di SDN Jatitengah III Kabupaten Majalengka, khususnya pada mata pelajaran IPA di kelas VI dengan satndar kompetensi energi listrik bagi IPA Indonesia pada Dalam hal ini guru berkewajiban untuk memperbaiki pembelajaranya itu, sehingga prosenya semakin meningkat dan prestasi siswa semakin meronjak naik dari nilai sebelumnya.
Upaya yang dilakuan dalam perbaikan ini dapat melalui Penelitian Tindakan Kelas, dimana proses Penelitian Tindakan Kelas mencari penyebab dan mencarikan jalan solusi dalma perbaikan pembelajaran.
Gambar diatas, sekiranya dapat dijadikan sebuah judul Penelitian Tindakan Kelas yakni “ Meningkatkan Pemahman Siswa tentang Energi Listrik melalui metode latihan di kelas VI SDN Jatitengah III Kab. Majalengka.”
B. Rumusan Masalah
Penelitian Tindakan Kelas ini dirumuskan menjadi satu rumusan masalah yakni untuk pelajaran IPA yakni:
a. Untuk Mata pelajaran IPA
Bagaimana upaya meningktakan pemahman siswa tentang energi listrik melalui metode latihan pada pelajaran IPA?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan perbaikan Penelitian Tindakan Kelas yaitu:.
a. Untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang energi listrik melalaui metode latihan serta mengetahui hasil perbaikan dari Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan pada pelajaran IPA.
D. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian Tindakan Kelas memberikan manfaat yang berarti bagi penulis, siswa, guru dan sekolah. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
1) Bagi siswa, PTK ini diharapkan dapat :
a) Meningkatkan makna pembelajaran yang berarti.
b) Meningkatkan sikap dan jiwa untuk berprestasi.
c) Meningkatkan minat dan motivasi belajar.
d) Meningkatkan hasil belajar.
2) Bagi guru, PTK ini diharapkan dapat :
a) Memotivasi guru untuk melakukan penelitian dari masalah yang muncul dari proses pembelajaran.
b) Meningkatkan keterampilan menggunakan variasi dalam metode pembelajaran.
c) Bahan dalam menentukan bentuk tindakan dalam proses pembelajaran guna peningkatan minat dan hasil belajar siswa.
d) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
e) Melatih guru untuk memahami cara-cara melakuan penelitian Tindakan kelas supaya dapat menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam kelas serta dapat memperbaiki pembelajaran ke arah yang lebih bermakna dan bernilai.
f) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
g) Menentukan tindak lanjut hasil belajar yang akan bermakna bagi siswa.
h) Meningkatkan kerja sama yang baik antara siswa, guru dan dengan instruktur maupun dengan pihak terkait.
3) Bagi Lembaga, hasil PTK ini diharapkan dapat :
a) Memotivasi guru untuk melakukan PTK guna meningkatkan kompetensi profesionalismenya bagi peningkatan kualitas proses pembelajaran dan prestasi belajar siswa.
b) Memberikan dasar pijakan dalam menentukan kebijakan-kebiajakn yang mendukung pemberdayaan siswa dan peningkatan kulitas pendidikan dan pembelajaran.
c) Memberikan landasan dan menentukan kebijakan yang akan diambil dalam meningkatkan mutu pendidikan lembaga.
d) Memberikan gambaran tentang cara penyusunan, perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi yang tepat dalam pembelajaran.
e) Memberikan masukan bagi lembaga tentang hasil pembelajaran yang dicapai siswa sehingga menjadi dasar untuk peningkatan mutu pendidikan di lembaga tersebut.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Pembelajaran
1) Pengertian Metode Pembelajaran
Kedudukan metode mengajar sebagai alat komunikasi ektrinsik dalam kegiatan belajar mengajar yang berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan minat belajar siswa.
Metode mengajar menurut Surachmad (1980:75) bahwa: “Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat mencapai tujuan, makin baik metode itu makin baik pula dalam mencapai tujuan. Untuk menetapkan suatu metode harus disesuaikan dengan beberapa faktor, faktor utama yang menentukan adalah tujuan yang ingin dicapai”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode bukan tujuan, tetapi metode adalah alat untuk mencapai tujuan. Dalam menyampaikan struktur-struktur dan konsep-konsep kepada siswa perlu ada suatu metode penyampaian agar mereka ikut berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.
2) Jenis-jenis Metode
Metode mengajar memeliki peranan penting untuk menciptakan proses belajar mengajar. Adapun jenis metode mengajar, sebagai berikut:
· Metode ceramah (Lecturing method).
· Metode meniru dan mengingat (imitation and memotiter).
· Metode Dikte .
· Metode Melatih (Drill).
· Metode tanya jawab (questioning and question answer period).
· Metode katekesmus (catekhetical method); metode tanya jawab dengan jawaba tersedia.
· Metode Sokrates (Socrates method; pertanyaan beruntun dan logis)
· Metode Diskusi.
· Metode Prileksi (Prelerctiaon method); mengananalisi dan menambil kesimpulan.
· Metode Demontrasi dan ekperimen.
· Metode Pemberian tugas dan resitasi.
· Metode Herbat ( menghubungkan tanggapan).
· Metode problem solving.
· Metode Proyek.
· Metode Unit ( The Unit plan) ; guru dan siswa mentukan materi yang akan dipelajari.
· Metode Kerja Kelompok.
· Metode sosiodrama dan Peran.
· Metode Perkunjungan studi.
· Metode panel.
· Metode sismposium.
· Metode musyawarah.
· Metode seminar.
· Metode forum
· Metode mengajar beregu.
· Metode mangajar Berprograma (Karo-karo, 1975:12)
Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam membuat perencanaan pengajaran. “ Rencana pengajaran merupakan rumusan perkiraan tentag apa yang akan dilakukn oleh guru maupun siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu”. (Ali, 1989:73).
Perencanaan sistem pembelajaran terhadap apa yang hendak dicapai dalam suatu proses pembelajaran serta bagaimana upaya mencapainya. Rmusan tentang apa yang hendak dicapai merupakan rumusan tujuan, sedangkan upaya untuk mencapai tujuan merupakan perencanaan seluruh komponen sistem mengacu kepada tujuan. Oleh karena itu perencanaan sistem pembelajaran mencakup perencanaan terhadap:
· Tujuan yang hendak dicapai.
· Bahan pelajaran yang sejharusnya dipelajari siswa agar dapat mencpai tujuan.
· Metode belajara dan mengajar yang dIPA ndang efektif untuk mengantarkan siswa mencapai tujuan.
· Alat-alat pelajaran yang sesuai untuk membantu proses pemcapaian tujuan.
· Evaluasi yang dilaksanakan untuk menilai keberhaislan upaya pencpaina tujuan. (Ali,1989:74).
B. Metode Latihan
Metode atau yang sering kita sebut cara untuk merncapai tujuan. Wahyu (1997) berpendapat bahwa “metode adfalah daya upaya siasat atau usahausaha khusus yang digunakan untuk mencapai tujuan langsung”.
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia disebutkan “ Cara yang sistematis dalam mengrjakan sesutau”. Jadi dapat disimpulkans ecara sederhana bahwa metode itu adalah cara sistematis yang telah dirumuskan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.”
Metode latihan adalah kegiatan belajar mengajar secara teratur dan berulang-ualng dengan maksud membatu untuk menguasai keterampilan, kemahiran dan ketangkasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994) menyatakan bahwa Metode adalah “pelajaran untuk membiasakan atau memperoleh sesuatu kecapakan yang terjadi dalam suasana proses belajar mengajar yang telah dirancang sebelumnya.”
Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan., begitu pula dengan Metode latihan ini.
- Kelebihan Metode Latihan
a. Pembentukan kebiasaan yang dilakan dengan menggunakan metode ini akan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan mengajar.
b. Pemantapan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak kosentrasi dalam pelaksanaannya.
c. Pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit menjadi lebih otomatis.
d. Pusat pembelajaran terpusat pada siswa sedangkan guru hanya mengawasi dan emmbimbing.
- Kelemahan Metode Latihan
a. Membuat siswa jenuh karena materia pembelajaran akan diulang-ulang baik dalma soal atau lainnya.
b. Membuat siswa kurang berkreativitas karena yang dibahas dalam pembelajaran hanya itu-itu saja.
Adapun pelaksanaan metode latihan itu dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Guru memberikan penjelasan tentang hasil yang ingin dicapai dari peleksanaan altihan. Penjelasan ini dengan contoh-contoh.
- Guru memberikan altihan pendahuluan sebagai persiapan untuk melaksanakan latihan yang sesungguhnya.
- Siswa melaksanakan latihans ecara berulang-ulang, guru mengadakan bimbingan, petunjuk dan pengawasan sepenuhnya.
- Guru memberikan komentas atas peleksanaan latihan.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian
Perbaikan pembelajaran diadakan di SDN Jatitengah III Kabupaten Majalengka mulai tanggal 24 Februari, 3 Maret 2009 mata pelajaran IPA adapun pelaksanaannya, dalam setiap pertemuan adalah:
a. Mata Pelajaran IPA
Þ Tanggal 24 Februari 2009 perbaikan siklus I
Þ Tanggal 03 Maret 2009 perbaikan siklus II
B. Deskripsi Persiklus
a. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran, yang bertindak sebagai pengamat Samsudin, S.Pd Guru Kelas VI SDN Jatitengah III sebagai teman sejawat yang tugasnya melaksanakan pertemuan pendahuluan antara penelitian dan pengamat yang membahas tugas pengamat, instrumen dalam observasi serta proses Penelitian Tindakan Kelas sampai selesai.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam perbaikan IPA adalah sebagai berikut:
Siklus ke I :
a. Menyusun skenario pembelajaran atau rencana perbaikan pembelajaran (terlampir)
b. Menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung saran perbaikan pembelajaran.
c. Mempersiapkan lembar observasi.
d. Melaksanakan perbaikan pembelajaran I, sebagai berikut:
Ö Siswa dikondisikan dalam situasi belajar.
Ö Melaksanakan apersepsi sebagai kegiatan awal.
Ö Menyampaikan tujuan dari kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Ö Menyampaikan materi pembelajaran dengan metode latihan.
Ö Secara bersamaan siswa dalam kelompok masing-masing mengerjakan latihan.
Ö Siswa dengan bimbingan guru materi pelajaran.
Ö Guru memberikan tindak lanjut dengan pekerjaan rumah.
e. Mengadakan evaluasi akhir pelajaran sebagai umpan balik dengan cara memberikan soal tes.
Siklus II :
Siklus kedua dilakukan sebagai pertimbangan dari siklus pertama mengingat hasil yang ditunjukan oleh siswa belum optimal, walaupun telah menunjukan adanya peningkatan (bisa dilihat dalam pengolahan data).
Langkah-langkah yang ditempuh dalam perbaikan pembelajaran IPA siklus ke II sebagai berikut:
e. Menyusun Pembelajaran siklus II (terlampir).
f. Menyiapkan media pembelajaran yang mendukung pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
g. Mempersiapkan lembar observasi (terlampir).
h. Melaksanakan perbaikan pembelajaran sebagai berikut:
Ö Memberikan apersepsi sebagai kegiatan awal.
Ö Menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
Ö Guru memberikan latihan tentang nergi listrik dalam bentuk latihan praktis yakni merakit alat listrik sederhana.
Ö Guru memberikan latihan dalam buku kerja siswa.
i. Mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan melalui soal tes (terlampir).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pengolahan Data
1) IPA dengan standar kompetensi energi listrik .
Observasi yang dilakukan untuk konsep ini, ternyata banyak yang menjawab benar tanpa ragu dengan menggunakan metode pembelajaran latihan.
Siswa yang ragu menjawab tersebut dikarenakan mereka menduga-duga dalam menjawab pertanyaan dari guru. Hasil tes dapat dilihat dalam tabel.
2. Deskripsi Temuan dan Refleksi
1) Refleksi pada perbaikan pembelajaran IPA.
Siklus I
Perbaikan pelajaran IPA telah meningkat dilihat dari siwa yang mendapatkan nilai:
1) Nilai 70 ada - siswa
2) Nilai 80 ada 12 siswa
3) Nilai 90 ada 3-siswa
4) Nilai 100 ada - siswa
Tapi walaupun demikian masih ada siswa yang belum menguasai materi dilihat dari jumlah siswa, yakni:
1) Nilai 60 ada 16 orang
2) Nilai 50 ada 3 orang
3) Nilai 40 ada - orang
Siklus II
Untuk mengukur kemapuan siswa, pada akhir pembelajaran dilakukan pos test dan terdapat peningkatann dilihat dari jumlah siswa yang mendapat nilai baik yakni:
1) Nilai 70 ada 13 siswa
2) Nilai 80 ada 7 siswa
3) Nilai 90 ada 5 siswa
4) Nilai 100 ada 2 siswa
Ternyata dari kedua siklus itu mendapatkan nilai yang baik, masih terdapat nilai 60. ini menunjukan bahwa pelaksanaan perbaikan berhasil dengan baik karena meningkat.
1). Nilai 60 ada 4 orang
2). Nilai 50 ada - orang
3). Nilai 40 ada - orang
Tabel 1
Daftar Nilai IPA
No | Nama Siswa | Nilai | Jumlah | Rata-Rata | Kategori | |
Siklus I | Siklus II | |||||
1 | Tuti Noviyanti | 60 | 70 | 130 | 65 | S |
2 | Abdul Wahid Hasim | 50 | 60 | 110 | 55 | R |
3 | Azis Daiman | 60 | 80 | 140 | 70 | T |
4 | Alif Gina Fitriyah | 80 | 80 | 160 | 80 | ST |
5 | Anjasmara | 80 | 80 | 160 | 80 | ST |
6 | Anto Ruamanto | 60 | 70 | 130 | 65 | S |
7 | Arif Rachman N. | 80 | 80 | 160 | 80 | T |
8 | Awa | 60 | 70 | 130 | 65 | S |
9 | Ecih Puspitasari | 80 | 90 | 170 | 85 | ST |
10 | Eki Arif Munandar | 60 | 70 | 130 | 65 | S |
11 | Elia | 60 | 70 | 130 | 65 | S |
12 | Engkar | 80 | 100 | 180 | 90 | ST |
13 | Fahru Adi Rahman | 80 | 90 | 170 | 85 | ST |
14 | Iip Sugiana | 60 | 70 | 130 | 65 | S |
15 | Lukman | 80 | 80 | 160 | 80 | ST |
16 | Mahmud Saenun | 60 | 70 | 130 | 65 | S |
17 | Muhamad Sahirin | 60 | 70 | 130 | 65 | S |
18 | Mutijah | 50 | 60 | 110 | 55 | S |
19 | Nursalim | 80 | 90 | 170 | 85 | ST |
20 | Oanah Fitriyah | 80 | 90 | 170 | 85 | ST |
21 | Pipit Andriyani | 80 | 100 | 180 | 90 | ST |
22 | Pipit Samipri | 80 | 80 | 160 | 80 | ST |
23 | Siti Badriyah | 60 | 70 | 130 | 65 | S |
24 | Sri Rahayu | 60 | 70 | 130 | 65 | S |
25 | Tedi ruswandi | 50 | 60 | 110 | 55 | S |
26 | Tia Cahyati | 60 | 70 | 130 | 65 | S |
27 | Tira Maulida Sani | 60 | 70 | 130 | 65 | S |
28 | Tita Ma’riwatun N. | 60 | 80 | 140 | 70 | T |
29 | Uamr Agus Munawar | 60 | 70 | 130 | 65 | S |
30 | Uus Jupriatna | 60 | 70 | 130 | 65 | S |
31 | Wawan ma’mun M. | 80 | 90 | 170 | 85 | ST |
Jumlah | 2070 | 2370 | | | | |
Rata-Rata | 66,77 | 76,45 | | | | |
Kategori | T | T | | | |
Tabel 2
Hasil Siswa yang menguasai Materi melalui Tes
Selama Dua Siklus Mata pelajaran IPA
No | Nilai | Pelaksanaan | |
I | II | ||
1 | 100 | - | 2 |
2 | 90 | - | 5 |
3 | 80 | 12 | 7 |
4 | 70 | - | 13 |
5 | 60 | 16 | 4 |
6 | 50 | 3 | - |
Jumlah Siswa | 31 | 31 | |
Yang Hadir | 31 | 31 |
1. Grafik Persentase rata-rata Siswa dalam penguasaan
Materi Pelajaran IPA
3. H al-hal Yang Unik
0 Komentar