PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN BACA TULIS AL QURAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING KELAS V SDN WERU 01 KECAMATAN WERU KABUPATEN SUKOHARJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh: Denorahayu Muliyono
ABSTRAKS
Deno Rahayu ; 2011. Peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran baca tulis al quran dengan pendekatan quantum teaching kelas V SDN Weru 01 kecamatan weru Kabupaten sukoharjo semester genap tahun ajaran 2010/2011
Model pembelajaran Quantum Teaching merupakan salah satu model pembelajatan dengan pendekatan proses belajar yang dapat mempertajam proses pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proeses yang menyenangkan dan bermanfaat. Menata panggung belajar, presentasi isi dan accelerated learning merupakan komponen Quantum Teaching.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Weru 01 kecamatan weru Kabupaten sukoharjo semester genap tahun ajaran 2010/2011 dengan pendekatan pembelajaran Quantum Teaching. Penelitian dilaksanakan dalam suatu siklus yang meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Metode pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi serta tes. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan pendekatan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Weru 01 kecamatan weru Kabupaten sukoharjo semester genap tahun ajaran 2010/2011 yang ditunjukkan dari hasil belajar siswa yang mencapai ketuntasan belajar klasikal 88,57 % di siklus II.
Kata kunci : Model Pembelajaran Quantum Teaching dengan Hasil Belajar
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sesuai dengan paradigma baru hendaklah strategi belajar mengajar mengacu pada konsep pembelajaran yang berubah dari pembelajaran berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. Agar pelaksanaan strategi dapat berjalan dengan baik guru harus selektif dalam memilih suatu kerangka konsep penerapannya yaitu model pembelajaran. Menurut Soekamto ( 1997:10 ), menyatakan bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yan dijadikan pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran.
Model pembelajaran dipengaruhi beberapa faktor antara lain : tujuan ,bahan, kemampuan guru, dan kondisi siswa. Sebagai pendidika guru harus menguasai model yang akan diterapkannya dan tidak terpaku pada satu model pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan guru harus membangun suasana interaksi pengajaran yang edukatif, menempatkan peserta didik pada keterlibatan aktif belajar dan mempertinggi perolehan hasil belajar.
Dalam pembelajaran baca tulis al quran sebagai pendidik, guru mengingingkan agar siswanya dapat memahami pengetahuan pembelajarannya, berfikir kritis dalam menanggapi persoalan dan menerapkan di lingkungan masyarakat sebagai wujud hasil belajar. Sayangnya,impian tersebut terkadang tidak terealisasikan. Hal itu disebabkan kesulitan guru dalam memilik model pembelajaran terkadang kurang tepat atau hanya menggunakan satu model pembelajaran dalam mengajar.
Berdasarkan hal tersebut, maka seorang guru harus mampu menerapkan suatu model pembelajaran sekaligus merencanakan pembelajaran, memberikan tehnik penyajian yang bisa memotivasi anak didiknya agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalaman untuk memecahkan masalah serta mampu berfikir kreatif dan percaya diri untuk mengungkapkan pendapatnya sendiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut,maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : “Apakah dengan pendekatan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran baca tulis alquran kelas V SDN Weru 01 kecamatan weru Kabupaten sukoharjo semester genap tahun ajaran 2010/2011 ”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran baca tulis alquran kelas V SDN Weru 01 kecamatan weru Kabupaten sukoharjo semester genap tahun ajaran 2010/2011 dengan pendekatan model pembelajaran Quantum Teaching.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dicapai dari hasil penelitian ini adalah :
1) Bagi guru, sebagai acuan dalam pengelolaan pembelajaran menuju terciptanya pembelajaran berkualitas dan sebagai sumbangan pembinaan tentang bagaimana cara menerapkan model pembelajaran dengan model Quantum Teaching pada mata pelajaran Matematika.
2) Bagi siswa, agar bisa belajar dengan baik dan bisa meningkatkan hasil belajar yang lebih baik.
3) Bagi sekolah atau lembaga pendidikan, sebagai sumbangan pemikiran tentan perbaikan pengajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan.
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyeleggaran jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala bentuk dan manifestasinya.
Nana Sudjana menyatakan (2005:28) bahwa “ Belajar adalah proses yang aktif dari siswa yakni berubahnya tingkah laku siswa melalui berbagai pengalaman yang diperolehnya”. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, serta aspek-aspek lain-lain yang ada dalam individu yang belajar.
2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian sejenis sudah perbah dilakukan oleh Bektiarso ( 2004 ) dengan judul “ Penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching pada sub pokok bahasan usaha siswa kelas 1 semester genap di SLTP 4 Jember Tahun ajaran 2002/2003”. Hasil penerapan tersebut menunjukkan efektiitas model pembelajaran Quantum Teachinig sangat tinggi atau sangat efektif, yaitu sebesar 82,771 % , ini berarti bahwa model Quantum Teaching dalam pembelajaran Pelajaran Baca Tulis Al Qur’an mempunyai dampak terhadap materi pelajaran sehingga secara langsung bis menumbuhkan sikap positif siswa untuk tertarik pada mata pelajaran Baca Tulis Al Qur’an.
3. Model pembelajaran Quantum Teaching
QuantumTeaching adalah pendekatan proses belajar yang dapat mempertajam proses pemahaman dan daya ingat,serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Model pembelajaran Quantum Teaching menekankan pada tehnik meningkatkan kemampuan diri dan prose penyadaran akan potensi yang dimiliki. Porter ( 2003:6 ) menyatakan bahwa asas utama Quantum Teaching adalah “ Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka “. Inilah asas utama alasan dasar di batik strategi, model, dan keyakinan Quantum Teaching.
Selain asas dan prinsip-prinsip Quantum Teaching mempunyai kerangla rancangan belajar yang dijadikan pedoman oleh seorang Quantum Teaching ( guru ) yang dikenal dengan TANDUR ( Porter, 2003:10 ). Dibawah ini adalah tinjauan mengeni TANDUR dan maknanya :
tumbuhan, tumbuhkan minat pada setiap siswa bahwa siswa mempelajari sesuatu yang bermanfaat;
alami, memberikan pengalaman baru atau hal baru yang nantinya siswa semangat untuk mempelajari;
namai, beri siswa cara atau tehnik supaya mereka tidak mengalami hambatan dalam belajar, sediakan kata kunci, strategi, ketrampilan belajar;
Demontrasi, berikan kesempatan supaya siswa bisa menunjukkan bahwa mereka tahu dan faham.
ulangi, agar siswa lebih faham ulangi materi yang telah diajarkan sampai siswa menegaskan pada dirinya;” aku tahu bahwa aku memang tahu “
rayakan, pengakuan untuk penyelesaian, partisipasim dan memperoleh ketrampilan dan ilmu pengetahuan.
4.Langkah-langkah pembelajaran Quantum Teaching
Langkah-langkah dalam model pembelajaran ini merupakan model Quantum Teaching ada tiga komponen yang nantinya oleh peneliti digunakan sebagai indikator penelitian, yaitu sebagai berikut :
Menata panggung belajar
presentasi isi
tehnik accelerated learning ( Pemercepatan belajar )
Berdasarkan hal ini perlu rancangn pengajaran untuk memudahkan proses penyampaian informasi yang harus dibuat oleh guru berdasarkan kerangka rancangan belajar Quantum Teaching yang disebut “ TANDUR “Menurut Soetomo ( 1993:37-38 ) , menyatakan bahwa struktur dala proses belajar mengajar dibagi tiga bagian, yaitu :
bagian pendahuluan
bagian inti ( pelaksanaan program )
bagian penutup
5. Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mujiono, ( 2000:200) menyatakan bahwa, evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar. Penelitian ini, hasil belajar digunakan sebagai patokan yang dipakai peneliti dalam melihat daya serap atau penguasaan belajar siswa setelah diadakan tiga kali pertemuan kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelaaran Quantum Teaching.
B. Kerangka Berpikir
Pelaksanaan model pembelajaran Quantum Teaching secara umum adalah pelaksanaan strategi pembelajaran dengan penerapan komponen yang terdiri atas menata panggung belajar, presentasi isi, dan pemberian tehnik-tehnik accelerated learning sebagai ketrampilan belajar siswa. Model pembelajaran ini berkaitan dengan penggubahan belajar yang meriah dengan segala nuansa yang mennyertakan interaksi, kreatifitas rasa percaya diri, senang, hiburan,kebugaran fisik dan emosi yang memaksimalkan momen belajar sekaligus membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang diajukan “diduga dengan pendekatan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar baca tulis alquran siswa kelas V SDN Weru 01 kecamatan weru Kabupaten sukoharjo semester genap tahun ajaran 2010/2011 .
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Pertimbangan yang mendasari penelitian memilih tempat penelitian di kelas V SDN Weru 01 kecamatan weru Kabupaten sukoharjo semester genap tahun ajaran 2010/2011 adalah model pembelajaran yang kurang tepat dan kesulitan guru dalam meningkatkan hasil belajar, Peneliti sudah mengetahui kondisi fisik tempat penelitian sehingga peneliti lebih mudah mencari data karena peneliti mengajar di kelas V. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan selama lima bulan yaitu sejak bulan januari sampai bulan mei 2011. Agenda kegiatan yang dilakukan Persiapan media dan desain pembelajaran; Pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan.
B. Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah peneliti dan berkolaborasi dengan guru kelas, sedangkan dalam pelaksanaanya dengan menetukan rancangan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Weru 01 yang berjumlah 35 siswa.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ( Classroom Action Research ) yang dilakukan dalam bentuk siklus yang berupa proses pengkajian berdaur terdiri atas 4 fase/tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan merefleksikan.
D. Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu tes, observasi, dan dokumentasi.
E. Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif yang memaparkan data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan tindakan yang mencakup proses pembelajaran dengan Quantun Teaching dan nilai hasil belajar siswa, selanjutnya dilakukan refleksi untuk mengkaji apa yang telah dihasilkan atau belum berhasil dituntaskan dalam tindakan yang telah dilakukan untuk mengkatagorikan tingkah laku siswa selama pelaksanaan tindakan,peneliti menggunakan lembar observasi.
F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian ini sesuai dengan standar yang digunakan sekolah yaitu dapat dinyatakan berhasil apabila :
daya serap perorangan, siswa disebut telah tuntas belajar bila skor > 65
daya serap klasikal,kelas disebut telah tuntas belajar jika bila di kelas tersebut terdapat > 80 % dari jumlah siswa yang telah mencapai nilan > 65 ( standaar sekolah ).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Uraian Penelitian Secara Umum
Media pembelajaran yang digunakan oleh guru hanya menggunakan media papan tulis, guru masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan media pembelajaran sehingga model pembelajarannya kurang variatif. Pembelajaran menjadi kurang variatif sehingga minat belajar, semangat belajar dan partisipasi aktif tidak terbangun,di samping itu suasana interaksi pembelajaran yang edukatif tidak semua siswa bisa mendapatkannya.
Berdasarkan hal tersebut, menunjukkan bahwa proses belajar mengajar di kelas V pada mata pelajaran baca tulis alquran cenderung kearah pola pembelajaran berpusat pada siswa pada hal semestinya berpusat pada siswa.
B. Hasil penelitian
1. Siklus I
Adapun langkah-langkah yang diambil oleh guru dengan di bantu oleh peneliti dalam menerapkan model pembelajaran Quantum Teahing pada pertemuan pertama mengacu pada konsep “ TANDUR “ adalah sebagai berikut ;
1) Guru memberikan informasi tentang penggunaan dan manfaat poster,icon dan afirmasi.
2) Guru dibantu observer memberikan cara bersikap dalam belajar dengan membimbing siswa menata panggung belajar yang meliputi pengaturan bangku, pola duduk, dan kerapian. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan tanggung jawab, interaksi sosial serta semangat untuk belajar;
3) Guru menyampaikan indikator belajar yang harus dikuasi oleh siswa dan memotivasi siswa memotivasi siswa ( berfikir positif dan sugesti positif ) untuk mencapai taraf “AMBAK “ ( Apa manfaat bagiku ) “ menandai bahwa siswa sedang mempelajari sesuatu yang bermanfaat ( Tandai );
4) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari oleh siswa untuk mencapai taraf pemahaman materi ( Alami );
5).guru membimbing siswa dalam mengerjakan lembar kerja siswa mulai dari memberikan ketrampilan belajar ( cara membaca soal , sistematika.) menulis jawaban dan memahami soal kemudian membimbing siswa dengan tehnik accelerated learning , yaitu mencari kata kunci pada soal ( Namai )
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat terutama mengenai kesulitan memahami materi, serta memberi kesempatan kepada semua siswa menyelesaikan permasalahan pada soal sampai tahu dan pahm di media papan tulis ( Demonstrasikan );
guru mengulangi materi yang diajarkan disesuaikan dengan kesulitan siswa sampai siswa menegaskan diri “ aku tahu bahwa aku memang tahu “ ( ulangi );
Penutup, guru memberi penguatan dan pengakuan atas partipasi siswa dalam pembelajaran dengan assosiasi positif ( Rayakan ).
Pelaksanaan pertemuan pertama mengacu pada konsep “ TANDUR “
a.Pertemuan I
Hasil yang diperoleh dari data tingkah laku siswa yang dilakukan pada tanggal 10 januari 2011 dapat dilihat pada analisis hasil observasi I, yaitu sebagai berikut : Tabel 4.1 Analisis hasil Observasi I ( pertemuan I ) siklus 1
No Komponen Prosentase
1. Partisipasi Aktif 21 x 100 % = 60 %
35
2. Kemampuan berfikir kreatif 20 x 100 % = 57,1 5
35
3. Ketrampilan belajar 17 x 100 % = 48, 6 %
35
4. Tanggung Jawab 23 x 100 % = 66 %
35
5. Interaksi sosial 23
35 x 100 % = 60 %
Hasil analisis observasi siswa I pada pertemuan pertama, menunjukkan partisipasi aktif, kemampuan berfikir kreatif, ketrampilan belajar, tanggung jawab dan interaksi sosial, rendah sekali dan kemampuan berfikir kreatif masih rendah, yaitu sebesar 48,6 % dan 57, 1 %.
b.Pertemuan II
Data indikator tingkah laku siswa yang diamati nampak dari analisis hasil observasi II yang dilakukan observer pada pertemuan kedua, yaitu 29 Januari 2011.
Hasil yang diperoleh dari data tingkah laku siswa yang dapat dilihat pada analisis hasil observasi II, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.2 Analisis hasil data tingkah laku siswa Pertemuan II siklus I
No Komponen Prosentase
1. Partisipasi Aktif 26 x 100 % = 74,3%
35
2. Kemampuan berfikir kreatif 24 x 100 % = 67 %
35
3. Ketrampilan belajar 22 x 100 % = 63 %
35
4. Tanggung Jawab 25 x 100 % = 71,4 %
35
5. Interaksi sosial 26
35 x 100 % = 74,3 %
Hasil analisis observasi siswa II pada pertemuan kedua, menunjukkan partisipasi aktif, kemampuan berfikir kreatif, ketrampilan belajar, tanggung jawab dan interaksi sosial belum optimal. Ketercapaian tingkah laku siswa secara klasikal masih rendah dibawah 74, 3 %. kemampuan berfikir kreatif masih rendah, yaitu sebesar 67 % dan 63 %. Kondisi ini disebabkan masih ada beberapa siswa yang belum bisa meninggalkan kebiasaan belajar gaya komando, siswa cenderung pasif.
c.Pertemuan III
Data indikator tingkah laku siswa yang diamati nampak dari analisis hasil observasi III yang dilakukan observer pada pertemuan ketiga, yaitu 7 Februari 2011. Tabel 4.3 Analisis hasil tingkah laku siswa pertemuan III Siklus 1
No Komponen Prosentase
1. Partisipasi Aktif 29 x 100 % = 83%
35
2. Kemampuan berfikir kreatif 26 x 100 % = 74,3 %
35
3. Ketrampilan belajar 27 x 100 % = 77 %
35
4. Tanggung Jawab 27 x 100 % = 77 %
35
5. Interaksi sosial 28
35 x 100 % = 82,3 %
Hasil analisis observasi siswa III pada pertemuan ketiga, menunjukkan siswa sudah tidak canggung lagi dalama menata panggung belajar dan penggunaan poster icon . Poster icon sangat membantu siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan. Interaksi sosial pertemuan ketiga mulai terlihat saat siswa menata panggung belajar, saling bertukar ide dalam menjawab soal dengan teman sebangku dan kemampuan berfikir kreatif baik dalam mengerjakan lembar kerja siswa dan tes menunjukkan peningkatan sebersar 77 % dan 74, 3 %.
Diagram 4.1 : Tingkat Prosentase Observasi I, II, dan III Pada Siklus I
d.Perkembangan tiap pertemuan
Tabel 4.4 Prosentase ketercapaian pembelajaran pertemuan 1,2, dan 3 pada silklus I dan peningkatannya.
Tingkat Ketercapaian
Observasi I Obserasi II Observasi III
Partisipasi 60 % 74,3 % 83 % 23 %
Kemampuana berfikir 57,1 % 67 % 74,3 % 17,2 %
Ketrampilan belajar 48,6 % 63 % 77 % 28,4 %
Tanggung jawab 66 % 71,4 % 77 % 11 %
Interaksi Sosial 66 % 74,3 % 82,3 % 16,3 %
2. Refleksi Siklus I
Hasil analisis tes pada siklus 1 yang dilakukan setelah pembelajaran dengan pendekatan model pembelajaran quantum Teaching, hasilnya siswa masih kurang memahami materi ,hal tersebut dapat dilihat pada hasil analisis tes, dari 35 siswa terdapat 6 siswa (4 siswa nilai 0 ) karena tidak masuk dianggap tidak tuntas ) yang belum tuntas belajarnya. Hal ini menunjukkan bahwa,pembelajaran dengan pendekatan model pembelajaran Quantum Teaching belum mencapai tujuan hasil belajar yang diharapkan, yaitu ketuntasan klasikal ≥ 80 %.Ketercapaian secara klasikal pada siklus I di bawah ketentuan yang berlaku, yaitu 77, 14 %.
Berdasarkan hasil observasi siswa dan hasil tes pada siklus I dapat disimpulkan, bahwa perlu adanya perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II.
3. Siklus II
a.Pertemuan 1
Hasilnya diperoleh dari data tingkah laku siswa, yang dapat dilihat pada analisis hasil pertemuan I yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.5 Analisis hasil pertemuan I siklus II
No Komponen Prosentase
1. Partisipasi Aktif 31 x 100 % = 89%
35
2. Kemampuan berfikir kreatif 28 x 100 % = 80 %
35
3. Ketrampilan belajar 30 x 100 % = 86 %
35
4. Tanggung Jawab 30 x 100 % = 86 %
35
5. Interaksi sosial 32
35 x 100 % = 91,4 %
Hasil analisis observasi siswa IV pada pertemuan pertama, menunjukkan partisipasi aktif,kemampuan kreatif, ketrampilan belajar, tanggung jawab dan interaksi sosial meningkatkan dibandingkan pada siklus I. Siswa mulai antusius dalam pembelajaran. Siswa tidak canggung lagi dalam menggunakan poster icon .Interaksi sosial mulai terbangun ditunjukkan dengan sikap saling berdiskusi dengan teman sebangkku, walaupun ada tiga siswa belum menunjukkan tanggung jawabnya. Siswa dalam memahami soal, kerapian dan sistematika penulisan jawaban (ketrampilan belajar ) dan kemampuan berfikir kreatif terjadi peningkatan, yaitu sebesar 86 % dan 80 % pertama, menunjukkan partisipasi aktif, kemampuan berfikir kreatif, ketrampilan belajar, tanggung jawab dan interaksi sosial mulai memuaskan.Ketercapaian tingkah laku siswa secara klasikal diatas 80 %.
b.Pertemuan 2
Data indikator tingkah laku siswa yang diamati nampak dari analisis hasil observasi V yang dilakukan observer pada pertemuan kedua, yaitu tanggal 18 Maret 2011 Hasilnya diperoleh dari data tingkah laku siswa yang dapat dilihat pada analisis hasil obserasi V, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.6 Analisis observasi V ( pertemuan II ) siklus II
No Komponen Prosentase
1. Partisipasi Aktif 32 x 100 % = 91,4 %
35
2. Kemampuan berfikir kreatif 31 x 100 % = 89 %
35
3. Ketrampilan belajar 31 x 100 % = 89 %
35
4. Tanggung Jawab 32 x 100 % = 91,4 %
35
5. Interaksi sosial 33
35 x 100 % = 94,3 %
Hasil analisis observasi siswa V pada pertemuan kedua, menunjukkan ketercapaian tingkah laku siswa secara klasikal sudah mencapai 89 % lebih. Dengan inetensitas, himbauan,bimbingan dari Quantum Teaching (guru ) dan latihan-latihan serta pemasangan contoh-contoh soal pada poster icon menunjang peningkatan belajar siwa.
c.Perkembangan hasil siklus II
Peningkatan prosentase hasil observasi yang meliputi partispasi aktif, kemampuan berfikir kreatif, ketrampilan belajar, tanggung jawab dan interaksi sosial pada analisis observasi I ( Pertemuan 1) dan V ( Pertemuan 2 ) dalam siklus II dapat dilihat pada Diagram 4.2 dan Tabel 4.7 sebagai berikut :
Berdasarkan Diagram 4.2 tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang pesat pada prosentase hasil observasi tingkah laku siswa dalam proses belajar mengajar, antara lain meliputi siswa tidak takut atau berani dalam mengemukakan pendapat dan mengerjakan soal di depan teman-temannya ( partisipasi aktif ), siswa terbiasa dalam mengerjakan soal bentuk cerita ( kemampuan berfikir kreatif ) dan mampu menjawab soal dengan sistimatika yang baik, rapi dan membac dengan cermat soal tersebut ( ketrampilan belajar ), semangat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru semakin meningkat ( tanggung jawab )dan saling berdiskusi dengan teman sebangku ( interaksi sosial ) pada analisis observasi IV dan V di siklus II.
Tabel 4.7 Prosentase tingkat ketercapaian pembelajaran
pertemuan 1 dan 2 siklus II
Tingkat Ketercapaian Peningkatan
Observasi I Obserasi II
Partisipasi 89 % 91,4 % 2,4 %
Kemampuana berfikir 80 % 89 % 9 %
Ketrampilan belajar 86 % 89 % 3 %
Tanggung jawab 86 % 91,4 % 5,4 %
Interaksi Sosial 91,4 % 94,3 % 2,9 %
Sumber : Hasil lembar observasi IV siklus II yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.7 tingkat ketercapaiann dalam observasi siswa IV dan V, dapat disimpulkan bahwa yang mengalami peningkatan dan menunjukkan tingkah laku yang positif yang paling tinggi dalam penerapan model pembelajaran quantum teaching pada siklus II adalah terdapat pada kemampuan berfikir kreatif siswa yang mengalami peningkatan tertinggi, yaitu 9 % dari indikator yang lain.
d.Refleksi siklus II
Pada hasil analisis tes pada siklus II, diketahui sudah sebagian besar siswa telah memahami konsep yang ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar secara klasikal lebih dari 80 % yaitu mencapai 88, 57 %. Hasil tes pada siklus II menunjukkan pada 4 siswa yang memperoleh nilai ≤ 65 dan sebanyak 31 siswa atau sebesar 88,57 % yang memperoleh nilai ≥ 65 %.
C. Pembahasan
Berdasarkan penjelasan hasil observasi siswa pada siklus I dan II mengenai aspek tingkah laku siswa dalam belajar ( partisipasi aktif,kemampuan berfikir kreatif,ketrampilan belajar, tanggung jawab dan interaksi sosial ) tersebut menunjukkan adanya peningkatan semua aspek setelah digunakan model pembelajaran QuantumTeaching . Peningkatan tersebut untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagra, 4.3 berikut :
Diagram 4.3: Tingkat Prosentase Observasi Siswa Siklus I dan II
Diagram 4.3 tersebut; menunjukan peningkatan tingkah laku siswa yang positif pada siklus I dan II meliputi ;partisipasi aktif dari 74,3 % menjadi 914 %;kemampuan berfikir kreatif dari 71,4 % menjadi 91,4 %;interaksi sosial dari 74,3 % menjadi 94,3 %.Hasil tersebut membuktikan bahwa pendekatan model pembelajaran Quantun Teaching dapat meningkatkan tingkah laku siswa yang positif dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil tes pada siklus I terdapat 8 siswa yang tidak tuntas belajar atau sebesar 77,14 % yang memperoleh nilai ≥ 65.Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan model pembelajaran Quantum Teahing belum mencapai tujuan hasil belajar yang diharapkan, yaitu ketuntasan klasikal ≥ 80 %. Ketercapaian secara klasikal di bawah ketentuan yang berlaku, yaitu 77,14 %.
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa dengan pendekatan Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Baca Tulis Al Qur’an kelas V Semester genap tahun ajaran 2010/2011 di SDN Weru 01, Weru,Sukoharjo meningkat. Hasil belajar sudah memenuhi standart keberhasilan, yaitu 80 % meningkat. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat perkembangannya mulai dari sebelum tindakan dan setelah tindakan. Sebelum tindakan hasil belajar siswa baik secara individu maupun klasikal masih dibawah standart ketuntasan yaitu 68, 57 %, pada siklus I, dari 35 siswa terdapat 8 siswa yang belum tuntas belajarnya atau sebesar 77,14 % yang memperoleh nilai 65 sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 31 siswa atau sebesar 31 siswa atau 88, 57 %. Berdasarkan pernyataan tersebut membuktikan bahwa sebagian besar siswa kelas V sudah memahami materi dan perdekatan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Baca Tulis Al Qur’an kelas V Semester genap tahun ajaran 2010/2011 di SD N Weru 01, Weru, Sukoharjo.
Hasil analisis dan observasi siswa menunjukkan prosentase ketercapaian tingkah laku yang positif terhadap pembelajaran ekonomi dengan pendekatan model pembelajaran Quantum Teaching terus meningkat sampai 94,3 % ketercapaian siswa pada siklus I sebesar 14 % dan kemampuan berfikir kreatif siswa ditunjukkan dalam menjawab soal latihan maupun tes.
B. SARAN
1. Bagi guru sebaiknya menggunakan pengajaran dengan Quantum Teaching dalam berbagai pelajaran sebagai alternatif pembelajaran di kelas dan mensosialisasikan kepada guru lain.
2. Bagi Sekolah sebagai bahan masukan yang berguna dan juga sebagai umpan balik bagi kebijaksanaan yang akan diambil dalam rangka peningkatan kegiatan belajar mengajar dimasa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, G. 2001. Quantum Quotient. Bandung : Nuansa Cendekia
Arikunto, S. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta,Penerbit Bumi Aksara.
Bektiarso, S. 1995. Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Fisska. Jember : Saintifika FKIP Universitas Jember.
De Porter, dkk. 2003. Quantum Teaching. Alih Bahas : Rahmani Astuti, Bandung Penerbit Kaifa.
Depdikbud. 1994. Pokok-pokok Pembelajaran Pendidikan Baca Tulis Al Qur’an . Jakarta.
Djamarah, Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Gie, L. 1994. Cara belajar yang efisein. Alih bahasa : Handoko,Yogyakarta Penerbit Liberty.
Hadjar, I. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grifindo Persada.
Mujiono, Dimyati. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Rahmawati. 2003. Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Teachiing Pada Mata Pelajaran Matematika .Jember : Universitas Jember.
0 Komentar