Terbaru

6/recent/ticker-posts

Pembelajaran Konstruktivistik

Teori belajar sibermatik seperti yang dikutip oleh Asri Budiningsih (2002;78-79) adalah sebagai berikut: "Belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar. Proses memang penting dalam teori Sibermatik, namun yang lebih penting adalah sistem informasi yang diproses itu yang akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses" tokoh Gagne dan Bruner. Asumsi lain dari teori sibermatik adalah bahwa tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk segala situasi dan cocok untuk semua siswa.
Menurut Teori Belajar Konstruktivistik yang ditulis oleh Von Galserfelld.
Teori belajar konstruktivistik seperti yang dikutip oleh Asri Budiningsih (2000;55-57) adalah sebagai berikut: "Proses belajar kognitif - konstruktivistik, proses belajar jika dipandang dari pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar diri siswa melainkan sebagai pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutakhiran struktur kognitifnya. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi proses daripada perolehan pengetahuan dari fakta-takta yang terlepas-lepas. Proses tersebut berupa “constructing and restructuring of' knowledge and Skills (schemata) within the individual in a complex network of increasing conceptual consistency”. Pemberian makna terhadap obyek dan pengalaman oleh individu tersebut tidak dilakukan sendiri-sendiri oleh siswa, melainkan oleh interaksi dalam jaringan sosial yang unik, yang terbentuk baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Pengolahan pembelajaran harus diutamakan pada pengoIahan siswa dan lingkungan belajarnya". Peranan siswa (si belajar) menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan proses pembentukan pengetahuan. Ia harus aktif melakukan kegiatan,aktif berpikir, menyusun konsep, menyesuaikan dan memberi makna tentang hal-hal yang dipelajari. Guru memang dapat menata lingkungan namun pada akhirnya yang paling menentukan terwujudnya gejala belajar tergantung niat belajar siswa sendiri.
Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam mengonstruksi pengetahuan yang baru. Meskipun kemampuan awal tersebut sangat sederhana atau tidak sesuai dengan pendapat guru, sebaiknya diterima sebagai dasar pembelajaran dan pembimbingan.
Peranan guru dalam belajar konstruktivistik adalah membantu agar proses pengkonstruksian belajar oleh siswa berjalan lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Guru dituntut untuk memahami jalan pikiran siswa atau cara pandang siswa dalam belajar.
Peranan kunci guru dalam interaksi pendidikan adalah pengendalian yang meliputi:
1)    Menumbuhkan kemandirian dengan menyediakan kesempatan.
2)    Untuk mengambil keputusan untuk bertindak.
3)    Menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan bertindak.
4)    Dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa.
5)    Menyediakan sistem dukungan yang memberikan kemudahan.
6)    Belajar agar siswa mempunyai peluang optimal untuk berlatih.

Posting Komentar

0 Komentar